Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA MEDIS IGD UMUM SEBELUM DAN SELAMA PANDEMI COVID-19 DI RSUD BAHTERAMAS PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2021 Putri Fatmawati; Lisnawaty Lisnawaty; Agnes Mersatika Hartoyo
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 3, No 2 (2022): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v3i2.38044

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Beban kerja adalah hal yang berkaitan dengan kondisi fisik dan psikis atau mental seorang pegawai. Keadaan pandemi Covid-19 mempengaruhi beban kerja tenaga medis yang berjaga di instalasi gawat darurat rumah sakit Bahtramas. Dapat dilihat dari beban mental, beban fisik, kebutuhan waktu, beban kinerja, beban usaha dan beban emosi.Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan beban kerja tenaga medis IGD umum sebelum dan selama terjadi pandemi COVID-19 di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara.Metode : Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimenHasil : Menunjukkan ada perbedaan variabel yang diteliti sebelum dan selama pandemi dengan taraf kepercayaan 95% (0,05) nilai sig (p-value) adalah 0,000 untuk variabel beban mental, beban fisik, kebutuhan waktu, beban usaha dan beban emosi. Sedangkan beban kinerja menunjukkan nilai sig (p-value) 0,025 dengan taraf kepercayaan 95% (0,05).Kesimpulan : Ada perbedaan variabel beban kerja (beban mental, beban fisik, kebutuhan waktu, beban kinerja, beban usaha dan beban emosi) tenaga medis IGD umum sebelum dan selama pandemi COVID-19 di RSUD Bahteramas, sehingga agar beban kerja tidak berlebih diperlukan perhatian terhadap hal-hal yang dapat menpengaruhi seperti tugas fiisk maupun mental. AbstractBackground : Workload is a matter related to the physical and psychological or mental condition of an employee. The state of the Covid-19 pandemic has affected the workload of medical personnel on guard at the Bahtramas hospital emergency. It can be seen from mental burden, physical burden, time requirement, performance load, operating expenses and emotional burden.Objectives : To determine the difference in the workload of general ER medical personnel before and during the COVID-19 pandemic at the Bahteramas Hospital, Southeast Sulawesi ProvinceMethods : The study used an experimental research design.Results : Showed that there were differences in the variables studied before and during the pandemic, with a confidence level of 95% (0.05) sig value (p-value) was 0.000 for the variables of mental burden, physical burden, time requirement, business burden and emotional burden. While the performance load shows a sig value (p-value) of 0.025 with a 95% confidence level (0.05.Conclusion : That there are differences in the workload variables (mental load, physical burden, time requirements, performance load, business burden and emotional burden) for general ER medical personnel before and during the COVID-19 pandemic at Bahteramas Hospital, so that the workload is not excessive, it is necessary attention to things that can affect such as physical and mental tasks.
FAKTOR YANG BERHUBUNGN DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DALAM UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA PADA REMAJA SISWI SMP N 2 PARIGI TAHUN 2023 Lisna Wati; Farit Rezal; Lisnawaty Lisnawaty
Jurnal Wawasan Promosi Kesehatan Vol 4, No 2 (2023): Jurnal Wawasan Promosi Kesehatan
Publisher : FKM Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jwins.v4i2.43218

Abstract

Latar Belakang: Menurut informasi yang diperoleh dari Global Burden of Disease Pada tahun 2018, terdapat sekitar 2.088.849 (5,03%) kasus kanker payudara di seluruh dunia.Selain itu, diperkirakan terjadi sekitar 626.679 (1,41%) kematian pada perempuan akibat kanker payudara.pada tahun 2020. Kurangnya pengetahuan tentang kanker payudara pada remaja merupakan faktor utama dalam meningkatnya angka kejadian kanker payudaraTujuan: Untuk memahami kaitan antara pengetahuan, sikap, sumber informasi, dan interaksi dengan teman sebaya dalam mendorong praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dalam upaya awal dalam mendeteksi kanker payudara pada siswi SMP Negeri 2 Parigi Kabupaten Muna tahun 2023. Metode: Studi ini dilakukan dengan Melakukan penerapan pendekatan studi cross sectional dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, guna mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan metode simple random sampling yang berbasis pada teknik probability sampling. Penelitian ini melibatkan 139 individu dalam populasi yang diteliti, sedangkan Penelitian ini menggunakan sebanyak 73 orang sebagai sampelnya Hasil: Penelitian ini mengungkapkan adanya hubungan yang penting antara pengetahuan, sikap, dan perilaku SADARI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku SADARI (ρ Value = 0,000,
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAROBO KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2022 Wa Ode Gita Asiyah; Sartiah Yusran; Lisnawaty Lisnawaty
Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia Vol 4, No 2 (2023): Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Program Studi Gizi FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jgki.v4i2.43104

Abstract

Abstrak Anak yang kekurangan gizi, sering terinfeksi, dan tidak diberikan stimulus psikologis yang cukup akan mengalami stunting (suatu masalah tumbuh kembang). Stunting adalah kekurangan gizi jangka panjang, biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak mencukupi kebutuhan gizi. Infeksi, diet tambahan/pendamping yang buruk, keperawatan, dan variabel keluarga dan rumah tangga. Pada tahun 2022, Puskesmas Marobo akan melakukan penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor risiko stunting pada bayi usia 6 hingga 24 bulan. Analisis terukur adalah apa jenis penyelidikan ini adalah studi analitik. Analitik observasional yaitu penelitian dengan desain cross sectional study dengan menggunakan uji univariat dan uji bivariat. Semua bayi di wilayah operasi Pusat Kesehatan Marobo antara usia 6 dan 24 bulan menjadi demografi penelitian, dan 78 tanggapan menjadi sampel. strategi non-probability sampling dikombinasikan dengan teknik accidental sampling. Uji statistik Chi-Square menunjukkan adanya hubungan antara frekuensi stunting pada bayi usia 6 sampai 24 bulan dengan prevalensi penyakit virus atau infeksi (p=0,004), MP-ASI (p=0,002), dan pendapatan atau kekayaan keluarga (p=0,009). Sebanyak 78 partisipan disurvei prevalensi stunting pada anak usia 6-24 bulan di wilayah pelayanan Puskesmas Marobo Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2022. Berdasarkan temuan tersebut, saya menyimpulkan bahwa penyakit menular, pola pemberian MP-ASI, dan pendapatan keluarga semuanya berperan dalam prevalensi stunting pada kelompok usia ini. Kata kunci: Stunting, Penyakit infeksi, pola pemberian MP-ASI, pendapatan keluarga Abstract Children who are malnourished, frequently infected, and not given enough psychological stimulus will experience stunting (a developmental problem). Stunting is long-term malnutrition, usually caused by the consumption of food that does not meet nutritional needs. Infection, bad diet, nursing, and family and household variables. In 2022, the Marobo Health Center will conduct this research to identify risk factors for stunting in infants aged 6 to 24 months. A measured analysis is what makes this type of inquiry an analytical study. Observational analytic, namely research with a cross-sectional study design using univariate tests and bivariate tests. All infants in the operating area of the Marobo Health Center between the ages of 6 and 24 months became the study demographic, and 78 responses were sampled. non-probability sampling strategy combined with accidental sampling technique The Chi-Square statistical test showed a relationship between the frequency of stunting in infants aged 6 to 24 months and the prevalence of viral or infectious diseases (p = 0.004), MP-ASI (p = 0.002), and family income or wealth (p = 0.009). A total of 78 participants were surveyed in 2022 about the prevalence of stunting in children aged 6–24 months in the service area of the Marobo Health Center, Muna District, Southeast Sulawesi Province. Based on these findings, I conclude that infectious diseases, patterns of complementary feeding, and family income all play a role in the prevalence of stunting in this age group. Keyword : stunting,infectious diseases, patterns of giving MP-ASI, family incom.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 12-59 BULAN DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BENU-BENUA KOTA KENDARI TAHUN Esri Wahyuni Arif; Lisnawaty Lisnawaty; Harleli Harleli
Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia Vol 4, No 1 (2023): Jurnal Gizi dan Kesehatan Indonesia
Publisher : Program Studi Gizi FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jgki.v4i1.43093

Abstract

Abstrak Status gizi merupakan salah satu indikator kesehatan, dimana status gizi yang normal dapat dicapai dengan menyeimbangkan dari asupan gizi dengan kebutuhan individu. Beberapa wilayah Indonesia masih berusaha mencapai status gizi normal dimana salah satunya Sulawesi Tenggara memiliki persentase kasus gizi kurang pada Balita mencapai 5,89%. Kendari adalah salah satu Kabupaten/Kota yang memiliki persentase gizi kurang yang cukup tinggi sebanyak 907 kasus, pada tahun 2021 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Benu-Benua ditemukan kasus gizi kurang sebanyak 58 kasus. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status gizi Balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Benu-Benua kota Kendari tahun 2022. Metode dalam penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik pengambilan sampel simple random sampling yang berjumlah 133 Balita, serta menggunakan analisis statistik uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pendapatan orang tua (p= 0,019), asupan energi (p= 0,012) dan asupan protein (p= 0,034) dengan status gizi Balita usia 12-59 bulan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Benu-Benua kota Kendari tahun 2022 dimana nilai p value (p0,05). Kata kunci: Status Gizi Balita, Pengetahuan Ibu, Pendapatan Orang Tua, Asupan Energi, Asupan Protein. Abstract A normal nutritional status can be attained by matching nutritional intake with personal needs. Nutritional status is a health indicator. Southeast Sulawesi is one of the regions of Indonesia that is still working to achieve normal nutritional status; there, the incidence of malnutrition among children under the age of five is at 5.89%. With 907 cases, Kendari is one of the regions/cities with a relatively high percentage of malnutrition, The UPTD Benu-Benua Health Center’s operational area has 58 malnutrition cases in 2021. This study's methodology is a quantitative one that combines observational analysis with a cross-sectional approach and sampling. 133 toddlers were included in a basic random sample, and the Chi-Square test was used for statistical analysis. The findings revealed a connection between parental income (p=0.019), calorie consumption (p=0.012), and protein intake (p=0.034) and the nutritional condition of toddlers between the ages of 12 and 59 months in the working area of the Benu-Benua Health Center UPTD Kendari city in 2022. Due to the value (p> 0.05), there is no correlation between a mother's knowledge and the nutritional state of children aged 12-59 months in the Benu-Benua Health Center UPTD Kendari city in 2022 (p = 0.725). Keywords: Toddler Nutritional Status, Mother's Knowledge, Parents' Income, Energy Intake, Protein Intake.
GAMBARAN PENGELOLAAN VAKSIN CORONAVIRUS DISEASE 19 (COVID-19) DI PUSKESMAS ABELI KOTA KENDARI TAHUN 2023 Asrid wimena Rimbuata; Lisnawaty Lisnawaty; Syawal Kqamiluddin Saptaputra
Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan Universitas Halu Oleo Vol 3, No 4 (2023): JAKK (Jurnal Administrasi Kebijakan Kesehatan)
Publisher : Departemen AKK FKM UHO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jakk.v3i4.45630

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Data capaian vaksinasi COVID-19 di puskesmas Abeli sangat rendah dimana menjadi yang terendah dari seluruh puskesmas yang berada di Kota kendari. Dimana pada tahun 2022 terhitung jumlah capaian Dosis 1 hanya sebesar 12.195 (54,36%), Dosis 2 sebesar 7.252 (32,33%) dan Dosis 3 atau Booster sebesar 289 (1,29%). Kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh tidak terlaksana dengan baik pengelolaan vaksin yang terdiri atas perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan vaksin, pengendalian vaksin rusak atau kedaluwarsa, dan pencatatan pelaporan vaksinasi. Tujuan: Untuk mengetahui bagaimana gambaran pengelolaan vaksin COVID-19 di Puskesmas Abeli Kota Kendari. Metode: Metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan telaah dokumen yang melibatkan informan yaitu kepala puskesmas, Programer Imunisasi, dan staf Programer Imunisasi. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran pengelolaan vaksin covid-19 di puskesmas abeli terdiri atas beberapa tahapan yaitu Perencanaan untuk menjamin ketersediaan vaksin covid-19 dengan melakukan perhitungan jumlah sasaran dan jumlah kebutuhan logistic. proses pengadaan vaksin covid-19 dimulai dari menghitung jumlah sasaran lalu mengajukan surat permintaan vaksin kepada Dinas Kesehatan Kota. Penyimpanan vaksin belum sesuai dengan kondisi dan sifatnya dan keadaan gudang penyimpanan vaksin di Puskesmas Abeli belum sesuai dengan aturan tata ruang penyimpanan dari Kementrian Kesehatan RI, selain itu belum memiliki kamar dingin dan kamar beku. Pengendalian untuk penanganan vaksin rusak atau kedaluwarsa di Puskesmas Abeli dilakukan dengan memisahkan vaksin yang telah rusak atau kadaluwarsa dengan vaksin yang masih dalam kondisi baik, lalu membuat berita acara untuk mengajukan pengembalian ke Dinas Kesehatan Kota. Alur pencacatan dan pelaporan di Puskesmas Abeli sudah sesuai pedoman Kementrian Kesehatan RI , pencatatan dilakukan secara online melalui aplikasi khusus yaitu SMILE. Kesimpulan: Gambaran pengelolaan vaksin covid-19 di Puskesmas Abeli terdiri atas Proses Perencanaan kebutuhan vaksin COVID-19 di Puskesmas Abeli diawali dengan menghitung jumlah sasaran yang akan dilayani dan jumlah kebutuhan logistic, Pengadaan vaksin COVID-19 dengan membuat surat permintaan kepada Dinas Kesehatan Kota Kendari, Penyimpanan vaksin COVID-19 di Puskesmas Abeli sudah sesuai dengan standar prosedur yang ada, Namun masih kurangnya sarana peralatan cold chain untuk vaksin dengan kondisi dan sifat nya yang berbeda-beda, Pengendalian penanganan vaksin rusak atau kadaluwarsa dilakukan dengan memisahkan vaksin yang telah rusak atau kadaluwarsa dengan vaksin yang masih dalam kondisi baik, lalu membuat berita acara untuk mengajukan pengembalian ke Dinas Kesehatan Kota, dan Alur Pencatatan dan Pelaporan sudah mengikuti prosedur yang ada, dimana pencatatan dilakukan secara online setiap hari melalui aplikasi SMILE dan pencatatan offline menggunakan kartu stok akan di kirim ke Dinas Kesehatan Kota setiap akhir bulan. Sehingga perlu lebih memperhatikan proses perencanaan perhitungan kebutuhan logistik dan menerapkan system FEFO dalam proses penyimpanan vaksin serta rutin melakukan pencatatan dan pelaporan sarana peralatan vaksinasi. Abstract Background: Data on the achievement of the COVID-19 vaccination at the Abeli Health Center is very low, which is the lowest of all the Health Centers in Kendari City. Where in 2022 the number of achievements for Dose 1 is only 12,195 (54.36%), Dose 2 is 7,252 (32.33%) and Dose 3 or Booster is 289 (1.29%). This condition was probably caused by the failure to properly manage vaccines, which consisted of planning needs, procurement, storage of vaccines, control of damaged or expired vaccines, and recording of vaccination reports. Objectives: To find out how the management of the COVID-19 vaccine at the Abeli Health Center in Kendari City is described. Methods: Qualitative method using a descriptive approach with data collection techniques of interviews, observation, and document review involving informants, namely the head of the puskesmas, immunization programmers, and immunization programmer staff. Results: The results of the study show that the description of the management of the covid-19 vaccine at the Abeli Health Center consists of several stages, namely planning to ensure the availability of the covid-19 vaccine by calculating the number of targets and the amount of logistical needs. the process of procuring the covid-19 vaccine starts with calculating the target number and then submitting a vaccine request letter to the City Health Office. Vaccine storage is not in accordance with the conditions and characteristics and the condition of the vaccine storage warehouse at the Abeli Health Center is not in accordance with the storage layout regulations from the Indonesian Ministry of Health, besides that it does not have cold rooms and frozen rooms. Control for handling damaged or expired vaccines at the Abeli Health Center is carried out by separating vaccines that have been damaged or expired from vaccines that are still in good condition, then make an official report to submit a return request to the City Health Office. The flow of recording and reporting at the Abeli Health Center complies with the guidelines of the Indonesian Ministry of Health, recording is done online through a special application, namely SMILE. Conclusion: An overview of the management of the covid-19 vaccine at the Abeli Health Center consists of the process of planning the need for a COVID-19 vaccine at the Abeli Health Center starting with calculating the number of targets to be served and the number of logistical needs, Procurement of the COVID-19 vaccine by making a request letter to the Kendari City Health Office, Storage the COVID-19 vaccine at the Abeli Health Center is in accordance with existing standard procedures, but there is still a lack of cold chain equipment for vaccines with different conditions and characteristics. Control of handling damaged or expired vaccines is carried out by separating damaged or expired vaccines from vaccines that are still in good condition, then make an official report to submit a return to the City Health Office, and the Recording and Reporting Flow follows the existing procedure, where the recording is done online every day via the SMILE application and offline recording using a stock card will be sent to City Health Office at the end of each month. So it is necessary to pay more attention to the planning process for calculating logistical needs and implementing the FEFO system in the vaccine storage process and routinely recording and reporting vaccination equipment facilities.
Penyuluhan dan Uji Kandungan Iodium Pada Garam Tingkat Rumah Tangga di Wilayah Pesisir Abeli Kota Kendari Irma Yunawati; Lisnawaty Lisnawaty; Siti Rabbani Karimuna; Jafriati Jafriati; Paridah Paridah
SENADA : Semangat Nasional Dalam Mengabdi Vol. 1 No. 3 (2021): SENADA: Semangat Nasional Dalam Mengabdi
Publisher : Politeknik Bina Madani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56881/senada.v1i3.72

Abstract

Gangguan Akibat Kekurangan Iodium merupakan salah satu masalah gizi yang dihadapi Indonesia. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium mengancam kualitas sumber daya manusia karena mempunyai potensi menurunkan tingkat kecerdasan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium, salah satunya adalah fortifikasi garam yaitu garam beriodium. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak dihadapi kendala seperti rendahnya mutu dan belum memadainya jumlah masyarakat yang mengonsumsi garam beriodium antara lain disebabkan karena distribusi garam beriodium yang belum merata, belum seluruh garam yang beredar di masyarakat mengandung cukup iodium, perbedaan harga garam beriodium yang cenderung lebih mahal, dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi garam beriodium dan cara mengonsumsi yang benar. Tujuan pengabdian masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat agar mengonsumsi garam beriodium yang bermanfaat bagi kesehatan melalui penyuluhan dan uji kandungan iodium pada garam tingkat rumah tangga di wilayah pesisir Abeli Kota Kendari. Pengabdian ini menggunakan metode ceramah, praktik, dan diskusi. Kegiatan yang dilaksanakan yaitu penyuluhan kesehatan tentang garam beriodium, uji kandungan iodium pada garam tingkat rumah tangga serta tanya-jawab tentang garam beriodium. Tidak ada perbedaan pengetahuan masyarakat sasaran sebelum dan sesudah penyuluhan dan uji kandungan iodium pada garam tingkat rumah tangga di wilayah pesisir Abeli, Kota Kendari (p-value = 0,661), dan masyarakat wilayah pesisir Abeli umumnya mengonsumsi garam merk Dp (28-30 ppm), Gm (28-30 ppm) dan Jn (20-27 ppm)