Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Dampak Besarnya Pendapatan Pengguna Jalan yang Hilang Akibat Kemacetan (Studi Kasus: Kecamatan Manggala, Kota Makassar) Andi Muh Ashad Sadiq
JURNAL ILTEK Vol 16, No 2 (2021): ILTEK : Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.438 KB) | DOI: 10.47398/iltek.v16i2.631

Abstract

Jumlah kendaraan bermotor di Kecamatan Manggala semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Pertambahan jumlah kendaraan menyebabkan kemacetan.  Kemacetan  dilihat  dari  dampak  sosial  membuat  stress,  kesal,  lelah hingga waktu  yang terbuang, sehingga kemacetan  membuat  pengguna  kendaraan  bermotor  harus  mengeluarkan  biaya yang lebih banyak. Berdasarkan hasil penelitian, kemacetan mengakibatkan pengguna jalan merasakan stress, waktu terbuang, mengurangi jam belajar atau jam kerja, pemborosan  bensin,  dan  hilangnya  pendapatan.  Pengeluaran  pembelian  BBM dalam  kondisi  lalu  lintas  normal  untuk  pengguna  mobil  adalah  sebesar  Rp13.933,25, sedangkan motor Rp 5.082,87. Namun apabila mereka terjebak kemacetan  maka  biaya  tersebut  meningkat  menjadi  sebesar  Rp  19.171,12  dan motor Rp 7.172,65. Kerugian yang ditanggung adalah sebesar Rp 5.237,87 per mobil  dan  Rp  2.089,78  per  motor.  Selanjutnya,  perhitungan  pendapatan  yang hilang akibat kemacetan untuk pengendara mobil adalah sebesar Rp 21.252,87, pengguna sepeda motor Rp 9.445,41, sedangkan  pengguna angkutan umum Rp 7.651,62 setiap harinya. Total pendapatan yang hilang dari pengguna jalan adalah Rp  38.313,90.  Total  hilangnya  pendapatan  akibat  kemacetan  di Kecamatan Manggala Kota Makassar adalah Rp 5.212.567.718,00 per hari. Variabel yang mempengaruhi besarnya pendapatan pengguna jalan yang hilang secara signifikan adalah variabel, pendapatan, pendidikan umur, jenis pekerjaan, jarak, durasi kemacetan, serta kategori pengguna jalan.
Analisis Keberhasilan Proyek Terhadap Pengaruh Project Manager pada Pembangunan Guest House di Kota Parepare Andi Muhammad Ashad Sadiq; Rizki Ayu Saraswati
Jurnal Teknik Sipil MACCA Vol 7 No 3 (2022): Jurnal Teknik Sipil MACCA Oktober 2022
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.857 KB) | DOI: 10.33096/jtsm.v7i3.584

Abstract

Kesuksesan proyek atau berhasilnya suatu proyek adalah satu hal yang diharapkan bisa tercapai, memperhitungkan semua persyaratan proyek dan memiliki sumber daya yang cukup agar semua kebutuhan tercukupi. Setiap proyek mempunyai tujuan untuk dicapai dan menggunakan tujuan tersebut sebagai acuan untuk mengukur kinerja, maka dibutuhkan seorang project manager yang handal dalam memimpin proyek. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan kompetensi seorang manajer proyek atas dasar beberapa aspek, diantaranya pengetahuan, keterampilan dan sikap terhadap keberhasilan proyek. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data yang dilakukan dengan survei dan menggunakan kuesioner. Responden dari penelitian ini adalah individu yang memiliki pengalaman di bidang konstruksi bangunan dan bertindak sebagai manajer proyek. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa variabel tersebut terbentuk dalam 11 faktor, hasil pengujian korelasi Pearso menunjukkan bahwa hanya ada 6 faktor yang terkait dengan keberhasilan proyek antara lain: Manajemen Komunikasi dan Lingkup, Manajemen Sumber Daya Manusia yang merupakan bagian dari pengetahuan; Kepemimpinan dan manajemen proyek, profesionalisme dan masalah manajemen sebagai bagian dari keterampilan; dan sikap tentang prioritas, dan tanggung jawab. Dari enam faktor tersebut menjadi variabel bebas dari analisis regresi linier berganda.
ANALISIS DAMPAK BESARNYA PENDAPATAN PENGGUNA JALAN YANG HILANG AKIBAT KEMACETAN (STUDI KASUS KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR) Andi Muhammad Ashad Sadiq
ILTEK : Jurnal Teknologi Vol. 16 No. 02 (2021): ILTEK : Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47398/iltek.v16i02.51

Abstract

Kendaraan bermotor di Kecamatan Manggala meningkat seiring bertambahnya penduduk. pertambahan kendaraan menyebabkan kemacetan dan membuat pengguna kendaraan bermotor mengeluarkan biaya yang lebih banyak. Tujuan penelitian adalah menganalisis dampak besarnya pendapatan pengguna jalan yang hilang akibat kemacetan di Kecamatan Manggala Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode CVM dengan pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian, kemacetan mengakibatkan pengguna jalan merasakan stress, waktu terbuang, mengurangi jam belajar atau jam kerja, pemborosan bensin, dan hilangnya pendapatan. Kerugian yang ditanggung adalah sebesar Rp 5.237,87 per mobil dan Rp 2.089,78 per motor. Selanjutnya, perhitungan pendapatan yang hilang akibat kemacetan untuk pengendara mobil adalah sebesar Rp 21.252,87, pengguna sepeda motor Rp 9.445,41, sedangkan pengguna angkutan umum Rp 7.651,62 setiap harinya. Pendapatan yang hilang dari pengguna jalan adalah Rp 38.313,90. Total hilangnya pendapatan akibat kemacetan di Kecamatan Manggala Kota Makassar adalah Rp 5.212.567.718,00 per hari. Bisa disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi besarnya pendapatan pengguna jalan yang hilang secara signifikan adalah pendapatan, pendidikan, umur, jenis pekerjaan, jarak, durasi kemacetan, serta kategori pengguna jalan.
Perencanaan Pengembangan Saluran Irigasi Terbuka Untuk Meningkatkan Hasil Panen Masyarakat di Desa Malulu, Sulawesi Tengah Ilham Idrus; Andi Muh Ashad Sadiq; Muhammad Aksal
Ash-Shahabah : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Volume 1 Issue 1, Juni 2022
Publisher : LPPM Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59638/ashabdimas.v1i1.420

Abstract

Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan pengangguran di desa menyebabkan belum maksimalnya potensi lahan pertanian disebabkan karena potensi pengembangan sumber daya air yang belum maksimal. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat menyebabkan lambatnya perkembangan produksi hasil pertaniannya. Desa Malulu terletak di Kecamatan Dondo, Kabupaten Toli-Toli, Propinsi Sulawesi Tengah merupakan desa yang dalam tahap pengembangan, dimana sasaran pengembangan di desa tersebut adalah pada sektor pertanian dan perkebunan, dimana kedua sektor tersebut merupakan sektor yang menjadi aktivitas keseharian penduduk setempat. Aktivitas keseharian masyarakat setempat selain bertani dan berkebun yakni mengolah lahan pekarangan yang ditanami dengan tanaman jangka pendek berupa sayur-sayuran dan kacang-kacangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selain mengharapkan bantuan jatah hidup pemerintah dan telah berusaha mengolah tanaman perkebunan dan pertanian dengan produksi yang sangat terbatas. Hingga saat ini Desa Malulu belum memperlihatkan kondisi ideal sebagai penghasil tanaman pangan dan perkebunan, padahal kondisi wilayah dan topografinya sangat mendukung pengembangan komoditas tersebut. Kondisi aktual inilah yang melatarbelakangi pemilihan objek penelitian pengabdian masyarakat untuk mengkaji, menganalisis dan merumuskan model saluran irigasi yang tepat untuk membantu mengairi 8721 ha lahan-lahan perkebunan dan pertanian masyarakat desa Malulu dan sekitarnya agar dapat meningkatkan produksi hasil pertanian dan perkebunannya menjadi swasembada pangan dan menjadikan lumbung pangan di kawasan tengah pulau Sulawesi.
Perencanaan Pembangunan Gapura di Desa Wisata Kayuloe Timur Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan Andi Muh. Ashad Sadiq Aad; Zainal Arifin Halim; Suci Fatmawati Marzuki
Ash-Shahabah : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 1 (2023): Volume 2 Issue 1, Juni 2023
Publisher : LPPM Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59638/ashabdimas.v2i1.566

Abstract

Abstract: Desa Kayuloe Timur terletak di Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan. Lokasi pembangunan gapura tersebut terletak di pintu masuk desa Kayuloe Timur. Diharapkan dengan dibangunnya gapura tersebut akan menambah daya tarik dan memperindah suasana desa. Tempat wisata di daerah ini adalah kincir angin yang di bangun oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero). Sehingga banyak para warga baik dalam ataupun luar desa yang berfoto di tempat tersebut dengan berlatarkan keindahan kincir angin. Maka dari Pemerintah Desa Kayuloe Timur menginginkan pembangunan gapura tersebut agar lebih menarik dan memperindah suasana tempat wisata tersebut sejalan dengan perkembangan desain bangunan saat ini. Oleh karena itu, sebelum melakukan pekerjaan perencanaan struktur, terlebih dahulu dilakukan pertemuan dengan pemerintah desa Kayuloe dan survey lingkungan desa untuk mengetahui gambaran awal bangunan yang direncanakan. Bangunan gapura desa Kayuloe Timur ini direncanakan mempunyai tinggi 4 meter dengan Lebar 9,4 meter. Kegiatan masyarakat ini dapat dilanjutkan dengan memberikan dukungan teknis untuk pembangunan pintu gerbang di masa mendatang.   Kata Kunci: Desa Kayuloe Timur, Gapura, Pariwisata   Abstract: East Kayuloe Village is situated in the Turatea District of South Sulawesi Province's Jeneponto Regency. At the entrance to East Kayuloe Village is where the gate's building site stands. The erection of the gate is intended to improve the village's appearance and atmosphere. PT. State electricity company's windmills are the area's current top tourist attractions (Persero). In order to capture the beauty of the windmill in the background of their photos, many residents from both inside and outside the village gather there. As a result, the East Kayuloe Village Government desires that the gate's construction enhance the aesthetics of the surrounding tourist attractions and match the development of the nearby structures. Therefore, a meeting with the Kayuloe Village Government and a survey of the village environment were conducted before beginning the structural design work to ascertain the initial impression of the projected building. East Kayuloe village's archway building is anticipated to be 4 meters tall and 9.4 meters wide. Giving technical support later on when the gate is being built will carry on this act of community service.