Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PEMANFAATAN BIJI AREN (Arenga Pinata Meer) SEBAGAI BIOKUAGULAN DALAM MENURUNKAN PARAMETER LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT Awaliah Rahmat; A. Suryanto; Nurjannah Nurjannah; Ruslan Kalla
JURNAL ILTEK Vol 16, No 2 (2021): ILTEK : Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.015 KB) | DOI: 10.47398/iltek.v16i2.649

Abstract

Salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan disebabkan oleh proses kegiatan rumah sakit yang menghasilkan limbah yang dibuang tanpa pengolahan yang benar salah satunya adalah limbah cair. Limbah cair rumah sakit adalah semua limbah cair yang berasal dari proses satuan kerja seluruh lingkungan rumah sakit yang mengandung bahan kimia berbahaya sehigga perlu dilakukan pengolahan sebelum dibuang kebadang lingkungan.salah satu pengolahan limbah rumah sakit yaitu dengan memanfatkan koagulan dari bahan alam yang bertujuan untuk menurunkan parameter kimia pada limbah cair rumah sakit. Pada penelitian ini mengunakan metode koagulasi-Flokulasi dengan memanfaatkan biji aren sebagai Biokoagulan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh massa koagulan Biji Aren dalam menurunkan parameter TSS dan Pb air limbah rumah sakit dengan penambahan variasi massa koagulan yakni 03%,0.4%,0.5%,0.6% dan 0.7%. Dari Filtrat hasil koagulasi-Flokulasi yang kemudian dianalisis berdasarkan Peraturan Mentri Lingkungan hidup dan Kehutanan RI Nomor P.68 Tahun 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, diketahui bahwa kemampuan Biji Aren cukup baik sebagai Biokuagulan untuk menurunkan konsentrasi TSS pada penambahan konsentrasi koagulan optimun 0.3 % dan menurunkan konsentrasi Pb pada penambahan konsentrasi koagulan optimun 0.6%
ZEOLIT DAN SILIKA SEKAM PADI SEBAGAI ADSORBEN UNTUK ION LOGAM PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SMELTER NIKEL Zainal Abidin; Ruslan Kalla; Syamsuddin Yani
JURNAL ILTEK Vol 15, No 2 (2020): ILTEK : Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.045 KB) | DOI: 10.47398/iltek.v15i2.522

Abstract

Adsorben merupakan zat padat yang dapat menyerap komponen tertentu dari suatu fase fluida. Kebanyakan adsorben yang digunakan dalam proses adsorpsi adalah alumina, karbon aktif, silika gel, dan zeolit. Tujuan penelitian ini mengetahui kondisi optimum (pH dan Waktu kontak) adsorben silika sekam padi dan zeolit untuk mengadsorpsi limbah cair dalam penyerapan logam berat pada industri smelter nikel. Penelitian dilakukan dengan metode adsorpsi (batch), penelitian ini diawali dengan preparasi dan aktivasi zeolit menggunakan larutan HCL 0.15 N dengan rasio 1 g zeolit / 10 ml larutan HCl selama 3 jam sambil diaduk, zeolit dikeringkan di dalam oven pada suhu 105oC selama 3 jam, analisa sampel dengan FAAS. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa waktu kontak optimum yang dibutuhkan kedua adsorben yaitu 30 dan 60 menit pada pH asam (5), dimana pada adsorben silika sekam padi dapat menyerap timbal (Pb) sebesar 85,4 %, dan krom heksavalen (Cr) sebesar 82,6 % dan adsorben Zeolit dapat menyerap timbal (Pb)  sebesar 49.6 % - 85,4 %, dan Krom heksavalen (Cr) sebesar 73.9 % - 82,6 % yang terkandung dalam limbah cair smelter nikel.Apaka
PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN CARA AEROB Nidya Tanti; Nurjannah Nurjannah; Ruslan Kalla
JURNAL ILTEK Vol 14, No 2 (2019): ILTEK : Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.507 KB) | DOI: 10.47398/iltek.v14i2.415

Abstract

Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, limbah agroindustri, kotoran hewan, dan kotoran manusia yang memiliki kandungan lebih dari satu unsur hara. Tujuan dari penelitian yaitu bagaimana pengaruh komposisi dari campuran limbah organik (air ikan, air kelapa, kulit pisang) terhadap pembuatan pupuk cair yang sesuai SNI. Metode yang digunakan adalah experimen, dimana limbah ikan dan kulit pisang dipreparasi dengan cara ditimbang, ditambahkan air kemudian dihancurkan. Perbandingan sampel dengan air yaitu 1 : 5. Selanjutnya divariasikan penambahan limbah ikan, kulit pisang, dan air kelapa dicampurkan dengan komposisi yang sama dan ditambahkan activator (EM-4) dengan volume 100 ml, lalu didiamkan selama 2 minggu dengan cara aerob dan setiap hari dilakukan pengukuran  pH dan temperatur. Setelah itu dilakukan pengujian C, N, P, dan K. Hasil dari penelitian yaitu Nilai kandungan C-Organik pada sampel A yaitu 5.04, pada sampel B yaitu 2.31, pada sampel C yaitu 2.31, pada sampel D yaitu 2.32 dan pada sampel E yaitu 2.40, dan nilai kandungan nitrogen pada sampel A yaitu 3.00, pada sampel B yaitu 2.422, pada sampel C yaitu 2.27, pada sampel D yaitu dan pada sampel E 2.66, serta nilai kandungan phosor pada sampel A yaitu 4.54 ,pada sampel B yaitu 2.49, pada sampel C yaitu 2.63, pada sampel D yaitu 2.39 dan pada sampel E yaitu 2.80. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlakuan pada B, C, D dan E belum memenuhi standar, sedangkan perlakuan A dengan komposisi limbah ikan, kulit pisang, air kelapa dan EM-4 merupakan hasil terbaik karena diperoleh C-Organik yaitu 5,04 ; Nitrogen 2,95 ; Phospor 4,54 dan Kalium yaitu 5,04 ini sudah memenuhi standar Pertanian Nomor 70 Permenten SR.140/10/2011.
Pengaruh Suhu dan Waktu Peleburan Alkali pada Pembuatan Asam Oksalat dari Batang Eceng Gondok (Eichornia Crassipes) Astri Wiyani GM; Ruslan Kalla; Andi Suryanto
Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains Vol. 1 No. 10 (2022): Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains
Publisher : Program Pascasarjana UMi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asam oksalat disebut juga sebagai senyawa dikarboksilat yang atom–atom C nya mampu mengikat lebih dari satu gugus hidroksil yang dapat disintesis dari limbah yang mengandung selulosa yang tinggi. Pada penelitian ini digunakan limbah batang eceng gondok sebagai bahan yang di sintesis menjadi asam oksalat dengan menggunakan metode peleburan alkali dengan memvariasikan suhu peleburan (80oCdan 140oC) dan waktu peleburan (60, 70, 80, 90) menit dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu peleburan optimum pada pembentukan asam oksalat. Pada penelitian ini menggunakan 10 gram serbuk halus batang eceng gondok dan 150 ml pelarut alkali (NaOH) yang memperoleh kondisi optimum pada konsentrasi 4,5 N dengan waktu peleburan 70 menit dan suhu 80oC dengan berat atau yield asam oksalat sebesar 0,6665 gr (6,65%). Karakteristik asam oksalat yang dihasilkan memiliki titik leleh sebesar 102,3oC dan asam oksalat standar memiliki titik leleh sebesar 101,7oC.
Pemanfaatan Kulit Ari Biji Kakao dan Tempurung Kelapa dalam Pembuatan Briket sebagai Bahan Bakar Alternatif Hajrah Kadir; Setyawati Yani; Ruslan Kalla
Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains Vol. 1 No. 12 (2022): Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains
Publisher : Program Pascasarjana UMi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan kulit ari kakao terhadap kualitas briker tempurung kelapa. Bahan baku dipirolisis menggunakan variabel suhu dan waktu yang tetap. Arang yang dihasilkan diayak dengan ukuran 60 mesh. Briket yang dibuat dengan memvariasikan komposis arang kulit ari kakao dan dan tempurung kelapa dengan perbandingan berat yaitu (0:100, 10:90, 30:70, dan 50:50%) dengan penambahan 5% perekat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah Kulit ari kakao dapat dapat mempengaruhi kualitas briket yang dihasilkan. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dengan variasi perbandingan berat yang digunakan (0:100 , 10:90, 30:70, dan 50:50%) didapatkan nilai 16.15, 11.158, 9.435, dan 8.715% untuk kadar air briket, 10.717, 11.3545, 8.675, dan 6.612% untuk kadar abu briket, 52.4715, 47.7005, 35.516, dan 38.1975% untuk kadar zat terbang, 5798.356, 5096.885, 4649.279, dan 4253.67 kalori/gram untuk nilai kalori briket. Adapun lama waktu pembakaran dari tiap-tiap variasi yaitu 01:55:23, 02:39:24, 01:55:22, dan 02:38:46 detik.
Analisis Kualitas Batubara Kecamatan Kalumpang Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat Darmawaty D; Sri Widodo; Ruslan Kalla
Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains Vol. 1 No. 12 (2022): Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains
Publisher : Program Pascasarjana UMi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu parameter utama yang menentukan suatu kegiatan pengolahan dan pemanfaatan bahan galian batubara adalah kualitas batubara. Di Daerah penelitian terdapat singkapan batubara yang perlu dilakukan analisis proksimat, sulfur dan nilai kalor untuk menentukan kualitas batubara menurut Classification of in Seam Coal (UN-ECE 1998) dan Polish Geological Institute (PGI). Sampling dilakukan pada Lapisan batubara menggunakan metode channel sampling. Hasil analisis proksimat pada sampel batubara Kalumpang 01 memperlihatkan nilai rata-rata untuk kandungan air sebesar 2,13 %, kandungan abu 4,20 %, kandungan zat terbang 38,20 %, dan karbon tetap 55,47 % dalam basis air dried basis (adb). Hasil analisis kandungan sulfur dan nilai kalori pada sampel batubara Kalumpang 01 memperlihatkan nilai masing-masing sebesar 2,36 % dan 6.123 kkal/gram dalam basis air dried basis (adb). Selanjutnya hasil analisis proksimat pada sampel batubara Kalumpang 02 memperlihatkan nilai kandungan air sebesar 0,16 %, kandungan abu 68,68 %, kandungan zat terbang 13,84 % dan fixed carbon 17,32 % dalam basis air dried basis (adb). Hasil analisis kandungan sulfur dan nilai kalor pada sampel batubara Kalumpang 2 adalah masing-masing 3,04 % dan 1,916 kkal/gram dalam basis air dried basis (adb).
Konversi Gliserol (Hasil Samping Proses Biodiesel) menjadi Akrolein dengan Metode Gelombang Ultrasonik Isran Asnawi; Ruslan Kalla; Rismawati Rasyid
Majalah Teknik Industri Vol 29 No 2 (2021): Majalah Teknik Industri Desember 2021
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (UPPM) Politeknik ATI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses biodiesel menghasilkan limbah berupa crude gliserol. Crude gliserol tersebut merupakan peluang untuk dikembangkan menjadi produk gliserol komersil melalui proses pemurnian. Gliserol ini kemudian dapat dikonversi menjadi produk lain yang bernilai tambah, salah satunya adalah akrolein. Mengingat tingginya permintaan akrolein di Indonesia, maka pada penelitian ini bertujuan untuk mengonversi gliserol menjadi akrolein menggunakan metode gelombang ultrasonik dari bahan baku limbah biodiesel. Limbah biodiesel yaitu crude gliserol terlebih dahulu dimurnikan dengan metode pengasaman, adsorpsi, dan penguapan. Hasil pemurnian kemudian dilanjutkan pada proses konversi menjadi produk akrolein dan dilakukan analisa konversi gliserol dan analisa yield akrolein. Pemurnian tersebut menghasilkan gliserol dengan kadar 86,15%. Gliserol tersebut kemudian dikonversi menjadi akrolein menggunakan gelombang ultrasonik dengan parameter proses adalah massa gliserol-air 1:8, katalis H2SO4 1%, waktu proses 20-40 menit, dan suhu 30-60 oC. Hasil parameter proses terbaik diperoleh pada kondisi suhu 60 oC dan waktu sonikasi 40 menit dengan perolehan nilai konversi sebesar 50,69% dan yield akrolein sebesar 11,3%.
PENGAMBILAN MINYAK TERPENTIN DARI GETAH PINUS DENGAN METODE MICROWAFE ASSISTED HYDRO-DISTILATION (MAHD) Sitti Humaerah; Ummu Kalsum; Ruslan Kalla
Journal of Scientech Research and Development Vol 5 No 1 (2023): JSRD, June 2023
Publisher : Ikatan Dosen Menulis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56670/jsrd.v5i1.170

Abstract

Turpentine oil is the result of distillation of pine tree sap. The main content of turpentine oil is α-pinene which can be used for the synthesis of organic compounds such as paint and carbolic acid. This study aims to study the process of extracting turpentine oil using the Microwave Hydro-Distillation method. In this research studied the effect of time, power and volume of raw materials in the Microwave Hydro-Distillation process. The variables observed in this study were time (30, 40, 50, 60 and 70 minutes), power (150, 300 and 600 Watt) and raw material volume (150 ml). The quality of turpentine oil such as color, specific gravity, and refractive index were tested according to SNI 7633-2011, while the α-pinene content was analyzed using GC-MS. This study produced the highest yield of 28.22% in the extraction of raw materials of 150 mL using 300 and 600 Watts of power for 70 minutes with 85.01% α-pinene, 5.4% 3-carene and 2.27% β-pinene. Turpentine oil has a characteristic clear color from aquadest solvent with a refractive index of 1.465 and a specific gravity of 0.858 g/cm3, while from hexane solvent with a refractive index of 1.471 and a specific gravity of 0.863 g/cm3. The results of the study concluded that microwave energy has great potential to be used as an energy source for the process of extracting turpentine oil from pine resin because it can produce turpentine oil in a short time.
PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK KAYU SECANG PADA PEMBUATAN SABUN ANTIBAKTERI TRANSPARAN Ruslan Kalla; Eka Putriani; Ilsa Safitri Derwan; Lastri Wiyani
ILTEK : Jurnal Teknologi Vol. 18 No. 02 (2023): ILTEK : Jurnal Teknologi
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Islam Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47398/iltek.v18i02.127

Abstract

Sabun antiseptik yang ada di pasaran selama ini menggunakan zat aktif sintetik untuk membunuh bakteri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kayu secang terhadap daya hambat auerus pada sabun transparan dan mengetahui mutu sabun tranparan dari ekstrak kayu secang sesuai standar nasional indonesia (SNI 06-3532-2016). Proses pembuatan sabun menggunakan metode panas dengan waterbath sebagai medianya. Minyak kelapa murni (VCO) dipanaskan dengan waterbath. Masukkan asam stearat, lalu aduk hingga homogen. Kemudian masukkan larutan NaOH 30%. Setelah itu masukkan etanol 96%, gliserin, sirup gula (gula pasir+akuades yang dicairkan terlebih dahulu), coco-DEA terlebih, NaCl, dan fragrance oil kemudian aduk hingga tercampur sempurna. Turunkan suhunya hingga mencapai ±50°C kemudian masukkan ekstrak kayu secang kemudian tuangkan ke dalam cetakan silikon dan diamkan selama 24 jam. Setelah 24 jam, sabun dilakukan proses curing selama ±3 minggu. Pada penelitian ini kemampuan sabun dari ekstrak kayu secang untuk menghambat bakteri Staphylococcus aureus pada sabun transparan diperoleh diameter zona hambat tertinggi pada variasi penambahan 2% ekstrak kayu secang yaitu 13,3 mm. Kadar air tertinggi pada F4 yakni penambahan 2% ekstrak kayu secang dengan nilai 3,8% dan kadar air terendah pada F1 yakni tanpa penambahan ekstrak kayu secang dengan nilai 2,63%