Yane Henderina Keluanan
Sekolah Tinggi Teologi Injili Arastamar (SETIA) Jakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

MISI MULTIKULTURAL YESUS KEPADA PEREMPUAN KANAAN BERDASARKAN MATIUS 15:21-28 Adi Putra; Yane Henderina Keluanan
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 3 No 2 (2021)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v3i2.221

Abstract

This research is about Jesus' multicultural mission to Canaanite women based on Matthew 15:21-28. This study examines the nature and principles of the task carried out by Jesus to the Canaanite women. Interestingly, the church often considers Jesus' mission exclusively for the Jews. However, this case shows that the mission was opened to non-Jewish nations. By using qualitative research methods, this study obtained several conclusions. First, based on the description of the interpretation of Matthew 15:21-28 and taking into account the context and background of the Canaanite woman, it is clear that Jesus' ministry or mission to Canaanite women is clear is a multicultural mission. Second, Jesus' ministry to Canaanite women (Matt. 15:21-28) qualifies as a multicultural mission because it has fulfilled all theologies that are part of multicultural theology, such as relational, social, operational, moral, and transformational theology. Third, Jesus' ministry to the Canaanite woman (Matt. 15:21-28) fulfills every aspect of the Christocentric dimension in the construction of multicultural theology.
TANGGUNG JAWAB MENJALANKAN PROTOKOL KESEHATAN DI TENGAH PANDEMI COVID-19 DITINJAU DARI PERSPEKTIF ETIKA KRISTEN Tony Salurante; Riste Silaen; Yane Keluanan; Yosia Belo
VISIO DEI: JURNAL TEOLOGI KRISTEN Vol 3 No 1 (2021)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI STAR'S LUB LUWUK BANGGAI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35909/visiodei.v3i1.198

Abstract

This article describes the various views of Christian ethicists about the concept of responsibility. The paper attempts to better understand the meaning of responsibility for Christians during the pandemic covid 19, particularly in carrying out health protocols. It is said that responsibility is relevant to human ethics, moral life, and actions revealed through His love. When the notion of responsibility is only associated with a mere duty ethic, it will be trapped in consequentialism. Responsibility in Christian ethics is the manifestation of good deeds based on the grace of faith. This is the essence of the Christian life. Responsibility in Christianity reflects loving God and neighbor, not just the right or wrong attitude, because this action does not affect the promise of salvation. From the theological perspective, responsibility is considered retrospective responsibility for past actions and the consequences before God.
KAJIAN TEOLOGIS TERHADAP SALIB KRISTUS Adi Putra; Filmon Berek; Yane Henderina Keluanan; Sri Dwi Harti; Gunar Sahari; Charisal B. S. Manu; Nurliani Siregar
BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3 No 2 (2022)
Publisher : SEKOLAH TINGGI TEOLOGI INJILI SETIA SIAU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46558/bonafide.v3i2.119

Abstract

Tulisan ini merupakan sebuah penelitian tentang salib Kristus. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab setiap sikap skeptik dan cemoohan dari internal dan eksternal gereja terhadap salib Kristus. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, khususnya kajian literatur. Adapun hasil penelitiannya ditemukan bahwa setiap tuduhan dan anggapan miring terhadap salib terbantahkan melalui penelitian ini. Karena melalui penelitian ditemukan bahwa salib adalah bukti bahwa Allah setia kepada setiap janji-Nya, salib tidak dapat berdiri sendiri dan akan menjadi penting apabila dikaitkan dengan oknum atau pribadi Yesus yang tersalib untuk menggantikan manusia berdosa. Kemudian terakhir, salib merupakan identitas setiap pengikut Kristus khususnya dalam hal penderitaan.
Konstribusi Persepsi Siswa Keluarga Harmonis dan Guru Sebagai Konselor Terhadap Perkembangan Moral Gundari Ginting; Yane Henderina Keluanan; Veny Yuliati Ly Natto; Isa Martina Kemit
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 5 No. 2 (2023): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v5i2.14482

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui besarnya konstribusi persepsi keluarga yang harmonis dan Guru sebagai konselor terhadap perkembangan moral siswa di kelas VII SMP Negeri 1 Pancur Batu. Peneliti menetapkan sampel penelitian sebanyak 30 orang. Angket digunakan sebagai Instrumen penelitian untuk menjaring data penelitian pada variabel Keluarga Harmonis (X1), Guru sebagai Konselor (X2) dan Perkembangan Moral Siswa (Y). Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan rumus statistik parametrik karena hasil perhitungan memenuhi hasil normalitas, kelinearan dan keberartian. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat konstribusi Keluarga Harmonis terhadap Perkembangan Moral siswa pada jenjang nihil ry1= 0,551. Terdapat Konstribusi Guru sebagai Konselor terhadap Perkembangan Moral siswa pada jenjang nihil ry2=0,539 dan terdapat konstribusi secara bersama-sama anatara Keluarga Harmonis dan Guru sebagai Konselor terhadap Perkembangan Moral Siswa dengan koefisien ganda R2= 0,426. Jika anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan menerima seluruh keadaan dan keberadaan dirinya yang meliputi aspek fisik, mental dan sosial, maka dari itu sangat mempengaruhi perkembangan moral seorang siswa. Keluarga yang harmonis adalah keluarga yang rukun berbahagia, tertib, disiplin, saling menghormati dan memiliki etos kerja yang baik. Dari keluarga harmonis memberi pengaruh pada perkembangan Moral Siswa.
Dampak Kejatuhan Manusia terhadap Kerusakan Ekologi Menurut Kejadian 3 Adi Putra; Yane Henderina Keluanan
HUPERETES: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 3, No 2 (2022): Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalimantan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46817/huperetes.v3i2.98

Abstract

This study examines ecological damage based on the text and passages of Genesis 3. This topic is discussed and investigated because global warming has always been an interesting topic to be discussed in academic circles in recent years. Because the world is experiencing climate change due to global warming. In addition, in Genesis 3 it is read and information is obtained that as a result of sin, nature (environment) is damaged. So that through this research it is hoped that it can be a reference for studies on ecology. This study uses qualitative research methods by studying and observing in-depth in order to obtain valid data and information to produce a new theory of ecology, especially regarding its damage. And in this study, it is concluded that ecological damage is inseparable from sin and the fall of humans into sin. Because sin has made humans act to destroy nature and not carry out their duties and responsibilities to protect, manage and conquer this earth.Penelitian ini mengkaji tentang kerusakan ekologi berdasarkan teks dan perikop Kejadian 3. Topik ini dibahas dan diteliti karena pemanasan global menjadi topik yang selalu menarik didiskusikan dalam ruang akademik beberapa tahun terakhir. Oleh karena dunia sedang mengalami perubahan iklim karena adanya pemanasan global. Selain itu, dalam Kejadian 3 dibaca dan diperoleh informasi bahwa akibat dari dosa, alam (lingkungan) menjadi rusak. Sehingga melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk kajian tentang ekologi. Kajian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengkaji dan mengobservasi secara mendalam guna memperoleh data dan informasi yang valid untuk menghasilkan sebuah teori baru tentang ekologi khususnya tentang kerusakannya. Dan pada penelitian ini disimpulkan bahwa kerusakan ekologi tidak terlepas dari dosa dan kejatuhan manusia dalam dosa. Oleh karena dosa telah membuat manusia bertindak merusak alam dan tidak melakukan tugas serta tanggung jawabnya untuk menjaga, mengelola serta menaklukkan bumi ini.