Ratri Virianita
Departemen Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Adaptive capacity of coastal community to food insecurity due to climate change-a case of village in West Java K. Panjaitan, Nurmala; Adriana, Galuh; Virianita, Ratri; Karlita, Nanda; Intan Cahyani, Renita
Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan Vol. 4 No. 3 (2016): Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Publisher : Departement of Communication and Community Development Sciences, Faculty of Human Ecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.209 KB) | DOI: 10.22500/sodality.v4i3.14736

Abstract

ABSTRACTClimate change provokes various problems on coastal community’s life such as reduction in the quantity and quality of the catch, sea-water flood, storms, tidal waves, and drought. Many impacts of climate change will not lead to the vulnerability of coastal communities when a community has sufficient adaptive capacity. The purpose of this study was to analyze the adaptive capacity of coastal communities to food insecurity as the impacts of climate change. Mix method approach such as survey, in-depth interviews, focus group discussions and observation was applied to collect the data. The unit analysis was community level (n = 100 poor fishery households, beneficiaries of government’s poor rice program). The adaptive capacity of communities to food insecurity is relatively low due to low institutional memory, unable to conduct innovative learning and especially the lack of connectedness with others outside the community. There is no Collective action to cope with food insecurity due to poverty, community’s culture and lack of local leadership.Keywords: Climate change, adaptive capacity, coastal community, food insecurityABSTRAKPerubahan iklim menimbulkan banyak masalah pada kehidupan komunitas pesisir seperti penurunan kualitas dan kuantitas tangkapan, rob, badai, gelombang pasang dan kekeringan. Berbagai dampak perubahan iklim tidak akan menyebabkan kerentanan komunitas pesisir bila komunitas itu mempunya kapasitas adaptasi yang memadai. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa kapasitas adaptasi komunitas nelayan untuk melihat kesiapan komunitas dalam menghadapi kerawanan pangan akibat perubahan iklim. Pendekatan survei, wawancara mendalam, focus group discussion, dan observasi digunaan untuk mengumpulkan data. Unit analisa adalah pada tingkat masyarakat dengan sumber data 100 rumahtangga nelayan miskin yang merupakan penerima program raskin. Kapasitas adaptasi masyarakat terhadap kerawanan pangan tergolong rendah karena rendahnya institutional memory, tidak mampu melakukan innovative learning dan kurangnya connectedness terutama dengan pihak lain di luar komunitas. Aksi kolektif dari komunitas untuk mengatasi kerawanan pangan tidak ada yang disebabkan oleh kemiskinan,budaya komunitas dan kurang berfungsinya kepemimpinan lokal.Kata kunci: Perubahan iklim, kapasitas adaptasi, pantai komunitas, kerawanan pangan
Relasi Sosial dan Resiliensi Rumah Tangga Petani Terdampak Bencana Tanah Longsor (Kasus Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Ayanda, Nikita; Virianita, Ratri
Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM] Vol. 8 No. 03 (2024): Desember
Publisher : Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jskpm.v8i03.1309

Abstract

Bencana tanah longsor di pedesaan berdampak pada aspek mata pencaharian rumah tangga petani. Rumah tangga petani yang tidak berdaya akibat terdampak bencana perlu membangun relasi sosial dan sifat resiliensi untuk bertahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara relasi sosial dengan resiliensi rumah tangga petani terdampak bencana tanah longsor di Kampung Nyungcung, Desa Malasari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner selain itu juga didukung data kualitatif melalui wawancara mendalam dan observasi. Responden terdiri dari 65 rumah tangga petani Nyungcung yang diambil menggunakan teknik pengambilan sampel jenuh. Hasil analisis menggunakan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan nyata, searah, dan signifikan antara relasi sosial dengan resiliensi rumah tangga petani terdampak bencana tanah longsor, kekuatan hubungan tersebut pun tergolong sedang.
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pokdarwis dalam Pengembangan: Kasus Ekowisata Air Terjun Curup Kereta Lestari, Amilia; Muljono, Pudji; P. Lubis, Djuara; Virianita, Ratri
Jurnal Sosiologi Andalas Vol. 11 No. 1 (2025)
Publisher : Department of Sociology, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jsa.11.1.79-94.2025

Abstract

This study aims to analyze the role of the Tourism Awareness Group (Pokdarwis) in empowering the community through the development of ecotourism at Curup Kereta Waterfall. A qualitative approach was used, employing data collection techniques such as in-depth interviews, observations, and documentation. Pokdarwis plays a vital role in enhancing community capacity through tourism management, environmental conservation, and visitor services. The findings reveal that community involvement in Pokdarwis contributes to local economic growth by providing tourism services and local products. However, this empowerment faces challenges such as suboptimal coordination with the Tourism Office and limited infrastructure to support accessibility and visitor comfort. Furthermore, community participation in decision-making remains confined to implementation aspects. To ensure the sustainability of ecotourism, greater equitable community involvement and improved coordination between Pokdarwis, the government, and other stakeholders are required. These findings highlight the critical role of Pokdarwis as an empowerment agent, bridging the community with sustainable ecotourism opportunities and fostering inclusive and continuous prosperity.