Dian Veronika Sakti Kaaloeti
Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto SH Tembalang Semarang 50275

Published : 30 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

Pengaruh psikoedukasi mindfulness singkat pada kemampuan regulasi emosi mahasiswa Achaddiana Islamiyah; Mei Sismawati; Dian Veronika Sakti Kaaloeti
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 8 No. 1 (2020): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.083 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v8i1.9444

Abstract

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian psikoedukasi singkat mengenai mindfulness terhadap kemampuan regulasi emosi pada mahasiswa baru Universitas Diponegoro. Transisi menuju kehidupan perkuliahan adalah masa yang penuh tekanan. Sehingga diperlukan keterampilan psikologis untuk beradaptasi dengan baik. Salah satunya adalah regulasi emosi. Sebanyak 5 partisipan termasuk 2 laki-laki dan 3 perempuan mahasiswa baru dari beberapa fakultas di lingkungan Universitas Diponegoro direkrut dan diberikan edukasi mengenai mindfulness selama 1 minggu. Penelitian ini  menggunakan desain satu kelompok pretest dan posttest, dengan menggunakan dua skala untuk mengukur perubahan dalam regulasi emosi dan kesadaran. Uji wilcoxon signed rank  dan statistik deskriptif digunakan untuk mengevaluasi efek perlakuan yang diberikan. Analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan di antara kemampuan regulasi emoi (p=0,0025) dan kesadaran (p=0,680). Tetapi perbandingan rata-rata menunjukkan adanya sedikit peningkatan. Implikasi dari temuan ini akan didiskusikan.Kata kunci: adaptasi, mahasiswa baru, mindfulness, regulasi emosi Abstract. The aim of this study is to investigate the effect of brief mindfulness psychological education to emotional regulation skill of first-year student of Diponegoro University. Transition to university life is a stressful period. Therefore, in order to successfully adapt, there are some psychological skills that need to be developed. One of them is emotional regulation. This study is a quasi-experiment with one group pretest-posttest design. Five participant included 2 male and 3 female of first-year student from varieties of faculty at Diponegoro University were recruited and given the psychological education of mindfulness in one week span. Two scale were used to measure the changes in emotional regulation and mindful-state. Wilcoxon signed rank test and statistic descriptive were used to evaluate the effect. The statistical analysis revealed that there were no significant difference in both emotional regulation skills (p=0,225) and mindful-state (p=0,680). But, mean comparison suggested that there were slightly increase. The implication of this finding are discussed. Keyword: adaptation, emotional regulation, first-year university student, mindfulness
Gambaran Depresi Warga Binaan Pemasyarakatan X Dian Veronika Sakti Kaloeti; Amalia Rahmandani; Salma Salma; Yohanis F. La Kahija; Hastaning Sakti
JURNAL PSIKOLOGI Vol 13, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v13i2.4156

Abstract

Penjara rentan memunculkan masalah-masalah kesehatan mental termasuk depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemenjaraan terhadap kondisi depresi pada Warga Binaan Pemasyarakatan X di Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 27 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menjadi partisipan penelitian. Partisipan mengisi Beck Depression Inventory II (BDI-II) yang mengukur tingkat depresi yang dialami oleh individu. Hasil menunjukkan partisipan dalam penelitian ini memiliki kondisi depresi ringan (M=15.59, SD =8.26). Lebih lanjut, ada perbedaan tingkat depresi dilihat dari lama hukuman (t = 6.44, p< 0.05) dimana WBP dengan vonis di atas 5 tahun cenderung mengalami depresi lebih tinggi (M= 18, SD= 11.85) dibandingkan dengan WBP dengan vonis di bawah 5 tahun (M= 14.39, SD= 5.79). Program pembinaan seperti kegiatan kerohanian, kondisi lingkungan Lapas yang termasuk kondusif dalam menumbuhkan perasaan nyaman WBP, serta status subjek yang sudah dijatuhi putusan hukuman oleh pengadilan merupakan penyebab kondisi depresi ringan. Program rehabilitasi psikologis yang terintegrasi dalam program rehabillitasi di Lapas didiskusikan lebih lanjut.
Effectiveness of Psychosocial-Based Resilience Intervention on Reducing Negative Emotional States among Schizophrenia Caregivers Valentino Marcel Tahamata; Dian Veronika Sakti Kaloeti
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 9 No 1 March 2020
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jehcp.v9i1.12804

Abstract

Schizophrenia caregivers are chronically exposed to a high level of negative emotional states such as depression, anxiety, and stress. Many studies have explored the problem among caregivers, but there remains to be limited evidence in the use of psychotherapeutic intervention to reduce schizophrenia caregivers’ psychological adversities. This study aims to evaluate the effectiveness of psychosocial-based resilience intervention in reducing the negative emotional states of schizophrenia caregivers. The one group pre-post quasi-experimental design was conducted to five participants. Following the six sessions of training and two-weeks of follow-up, participants showed a significant reduction of negative emotional states (p= .007), measured using the Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21). Furthermore, dimensions of negative emotional states were also significantly reduced i.e., depression (p= .008), anxiety (p= .015), and stress (p= .016). These results provide evidence that a psychosocial-based resilience program can effectively reduce the negative emotional states of schizophrenia caregivers.Keywords: Resilience, Depression, Anxiety, Stress, Family Caregiver, Psychosis
Validation of Indonesian Version of Offence-Related Feelings of Guilt and Shame: A Rasch Model Analysis Salma Salma; Dian Veronika Sakti Kaloeti; Yohanis Franz La Kahija
JP3I (Jurnal Pengukuran Psikologi dan Pendidikan Indonesia) Vol 11, No 1 (2022): JP3I
Publisher : Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/jp3i.v11i1.19923

Abstract

This study aims to conduct an adaptation and validation of the Offence-Related Feelings of Shame and Guilt Scale (ORSGS) in the Indonesian language. ORGS was translated into the Indonesian language using a forward translation method by a bilingual psychology expert. Five hundred ten male prisoners from three correctional institutions in Indonesia were recruited and completed the Indonesian version of ORSGS in paper-and-pencil. A Rasch model approach was applied to evaluate the psychometric properties and validity of the adapted scale. The results showed that the Indonesian version of ORSGS had moderate Cronbach’s Alpha reliability (α= .65) and excellent item reliability (.99). Item logit ranged from -1.08 to .72 with a separation value of 8.79, showing that items were grouped into 12 groups. The unidimensionality was found as acceptable/ moderate by 30.4% total variance explained from Principal Component Analysis but still needs further confirmatory analysis. Item 1 and 2 were found to be misfit and need to be evaluated. According to the Rasch model result, it can be concluded that the Indonesian version of ORSGS was valid (10 out of 12 items were fit) and reliable (Item reliability: .99) to be used in the prisoner population. However, further investigation about its multidimensionality and criterion validity still needs to be conducted
Subjective well-being dan kecemasan menghadapi kematian pada lansia Dian Veronika Sakti Kaloeti; Sri Hartati
Jurnal Ecopsy Vol 4, No 3 (2017): JURNAL ECOPSY
Publisher : Psychology Study Program, Faculty of Medicine, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.419 KB) | DOI: 10.20527/ecopsy.v4i3.4293

Abstract

ABSTRAKKecemasan hadir dalam kehidupan manusia dalam berbagai jenis dan tingkatan, serta level perkembangan terutama pada masa lanjut usia (lansia). Salah satunya adalah kecemasan menghadapi kematian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan subjective well-being dan kecemasan menghadapi kematian pada lansia. Sebanyak 40 lansia dengan rentang usia 60-74 tahun, berdomisili di Semarang terlibat dalam penelitian ini. Hasil analisis regresi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara subjective well-being dengan kecemasan menghadapi kematian pada lansia, semakin tinggi subjective well-being yang dimiliki oleh lansia maka semakin rendah kecemasannya akan kematian. Lebih lanjut, subjective well-being mampu memprediksi 10.4% kecemasan terhadap kematian. Hasil tabulasi silang menunjukkan bahwa lansia dengan subjective well-being rendah memiliki kecemasan kematian yang tinggi, dan demikian sebaliknya. Hal menarik yang kemudian muncul dari penelitian ini adalah lansia dengan subjective well-being tinggi dapat saja memiliki kecemasan kematian yang tinggi. Lansia yang menerima keterbatasan kondisi dirinya serta memiliki penilaian positif terhadap kehidupannya, akan memandang kematian sebagai bagian dan proses yang wajar dalam kehidupan serta menunjukkan kecemasan yang lebih rendah dibandingkan dengan lansia yang tidak menerima keterbatasan yang dimilikinya. Kata kunci: subjective well-being, kecemasan menghadapi kematian, lansia ABSTRACTThe presence of anxiety in human life is shows in various types, levels, as well as developmental stage levels especially in the elderly. One of form anxiety is death anxiety. The purpose of this study was to investigate the relationship between subjective well-being and death anxiety among elderly people. Forty elderly with aged between 60–74 years and resided in Semarang were involved in this study. Regression analyses indicated there was significant relationship between subjective well-being and death anxiety among elderly people, where the high of elderly’s subjective well-being then the low of death anxiety level. Further, subjective well-being could predicted 10.4% of the death anxiety. Cross tabulation showed elders with low subjective well-being had high death anxiety, and vice versa. The interesting thing emerged from this study was elders with high subjective well-being could have high death anxiety. Elders who have been able to accept their limitations also have positive evaluation regarding their lives, will perceived death as a normal process and part of life. Also showed the lower level of death anxiety compare than their counterparts.Keywords: subjective well-being, death anxiety, elderly
Because the sky is the limit: Interpretive phenomenological analysis of millennial elementary school teachers using digital technology in the classroom Dian Veronika Sakti Kaloeti; Rouli Manalu
Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran Vol 11, No 1 (2021)
Publisher : Universitas PGRI Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/pe.v11i1.7843

Abstract

The population of millennials who work as elementary school teachers is currently increasing because it replaces the previous generation who will retire. This generation grows surrounded by technology and educates technology savvy too. This study aims to explore the experience of millennial teacher related to the use of technology in learning in primary schools. Two research questions were proposed, namely: 1) How did millennial teacher experience their role as teacher for elementary school students? ; 2) What is the experience of millennial teacher when using technology in learning for students in elementary schools. This study uses a qualitative method with the Interpretative Phenomenological Analysis (IPA) approach. Semi-structured interviews with open-ended questions were conducted on 6 elementary school teacher. The analysis showed four emergent themes, namely: (1) Interpersonal experience; (2) Technology as a learning tool; (3) Barriers to integrating technology in learning; (4) Strategy to overcome obstacles. Collaborative, and collegial relationships will help the subject to make an active contribution at work. Familiarity with technology helps millennial teachers in innovating learning and interacting with students.
HUBUNGAN ANTARA INTERNET ESCAPISM DAN KECENDERUNGAN KECANDUAN INTERNET DENGAN RESILIENSI ONLINE SEBAGAI MODERATOR PADA REMAJA DI SMA N 4 KOTA BEKASI Sabastian Yustiano Sukindro; Dian Veronika Sakti Kaloeti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 11, Nomor 2, Tahun 2022 (April 2022)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/empati.2022.34435

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji hubungan antara internet escapism dengan kecenderungan kecanduan internet serta menguji apakah resiliensi online dapat berperan sebagai moderator. Penelitian ini melibatkan 219 remaja dari SMA N 4 Kota Bekasi kelas X, XI, dan XII sebagai partisipan penelitian. Metode pengumpulan data menggunakan Skala Kecenderungan Kecanduan Internet (27 butir,  = 0,896), Skala Internet Escapism (9 butir,  = 0,835), dan Skala Resiliensi Online (12 butir,  = 0,707). Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi moderasi. Hasil uji menunjukkan bahwa internet escapism memiliki hubungan positif dengan kecenderungan kecanduan internet (rxy = 0,525) dan dapat menjadi prediktor yang signifikan, b = 1,240, t(217) = 9,077, p < 0,05; F(1, 217) = 82,391, p < 0,05. Internet escapism dapat menjelaskan variasi kecenderungan kecanduan internet sebanyak 27,5%. Resiliensi online tidak dapat menjadi moderator pada hubungan antara internet escapism dan kecenderungan kecanduan internet (p = 0,843, p > 0,05), namun berperan signifikan secara independen sebagai faktor promotif dalam model compensatory, b = -0,693, t(216) = -5,233, p < 0,05. Model compensatory adalah model di mana faktor promotif berperan negatif dan signifikan secara independen terhadap luaran negatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah internet escapism memiliki hubungan dengan kecenderungan kecanduan internet dan resiliensi online tidak signifikan berperan sebagai moderator.  
Penerapan Adab Penggunaan Media Sosial Siswa Sekolah Dasar: Komparasi Sekolah Islam dan Sekolah Umum Ayu Kurnia; Dian Veronika Sakti Kaloeti
Jurnal Psikologi Islam dan Budaya Vol 2, No 2 (2019): JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya
Publisher : Faculty of Psychology, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpib.v2i2.5051

Abstract

This study aims to explore the implementation of Islamic values (adab) in using social media, also the differences between two different school cultures (Islamic school and public school). This qualitative research used case study method with focus group discussion on 20 teachers (5 teachers in every schools) and 10 primary students who actively used social media (5 Islamic school students and 5 public school students). This study identified two main Islamic values in social media behavior. First, the values of respecting others and speaking politely. Second, the rule to forbid students bring cell phones. Further, Islamic school parents and teachers more responsive to the students’ social media interaction rather than parents and teachers in public school. The schools seem to have strong regulation about social media use. However, the role of the parents on their children will determine the basic foundation of their ethics on social media use.  
HUBUNGAN ANTARA NEGATIVE EMOTIONAL STATE DENGAN RESILIENSI PADA WARGA BINAAN NARKOTIKA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KEDUNGPANE SEMARANG Tsara Firdaus; Dian Veronika Sakti Kaloeti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 8, Nomor 4, Tahun 2019 (Oktober 2019)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (482.853 KB) | DOI: 10.14710/empati.2019.26534

Abstract

Kasus narkotika merupakan kasus terbesar di Indonesia, baik pengguna atau pengedar maupun bandar. Efek penggunaan narkotika dan tinggal di lapas menuntut warga binaan narkotika untuk memiliki kemampuan bertahan dan bangkit kembali setelah mengalami keterpurukan yang disebut sebagai resiliensi. Kemampuan ini dapat digunakan sebagai upaya pencegahan memburuknya kondisi psikologis warga binaan narkotika berupa negative emotional state (depresi, kecemasan, stres). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara negative emotional state dengan resiliensi pada warga binaan narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Kedungpane, Semarang. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 880 warga binaan, sebanyak 211 warga binaan diambil untuk sampel penelitian dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri dari dua skala yaitu DASS 21 (21 aitem dengan α = 0,916) dan Skala Resiliensi (34 aitem dengan α = 0,889). Hasil penelitian dengan analisis korelasional Spearman’s rho menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara negative emotional state dengan resiliensi dengan rxy = -0,308 dan p = 0,000 (p<0,01), artinya semakin rendah negative emotional state pada warga binaan narkotika maka resiliensi semakin tinggi, begitu pula sebaliknya.Temuan unik yang didapat yaitu negative emotional state pada warga binaan narkotika Lapas Kedungpane, Semarang berada pada taraf normal dimana penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan kondisi lapas yang cukup menekan psikologis.Program mapenaling dan detoksifikasi membantu negative emotional state pada warga binaan narkotika berada pada taraf normal.
HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS DENGAN KECENDERUNGAN PEMBELIAN IMPULSIF PADA MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Disa Sakinah Putri; Dian Veronika Sakti Kaloeti
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 8, Nomor 3, Tahun 2019 (Agustus 2019)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.647 KB) | DOI: 10.14710/empati.2019.26497

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesejahteraan psikologis dengan kecenderungan pembelian impulsif pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Subjek pada penelitian ini berjumlah 301 partisipan yang merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro dengan teknik sampling convenience sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah skala kesejahteraan psikologis (36 aitem α = 0,935) dan skala kecenderungan pembelian impulsif (27 aitem α = 0,906). Berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diketahui terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kesejahteraan psikologis dengan kecenderungan pembelian impulsif pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (rxy= -0,194; p = 0,001). Semakin tinggi tingkat kesejahteraan psikologis maka semakin rendah kecenderungan pembelian impulsif. Kesejahteraan psikologis memberikan sumbangan efektif sebesar 3,8% terhadap kecenderungan pembelian impulsif dan sisanya sebesar 96,2% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini