Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

PEMAAFAN DAN PROKRASTINASI AKADEMIK MAHASISWA Rahmandani, Amalia
Jurnal Psikologi Vol 16, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.899 KB) | DOI: 10.14710/jpu.16.1.64-76

Abstract

Procrastination has an impact on academic achievement, as well as mental health. Although forgiveness is included as an attribute of positive psychology, the evidence about the relationship between forgiveness and procrastination impress contradiction. This study aims to examine the relationship between forgiveness and academic procrastination in college students. There were 127 undergraduate students from The Department of Nutritional Sciences, Faculty of Medicine, University of Diponegoro, Indonesia, who was selected as research subjects using the stratified random sampling technique. Data were collected using The Forgiveness Psychological Scale (32 items, α = .888) and The Academic Procrastination Scale (41 items, α = .916). The results showed a negative and significant correlation (rxy = -.358, p = .000). The effective contribution is 12.8%. Further results showed negative correlations between forgiveness of self, others, and situations with academic procrastination. The differences in the amount of the contribution of forgiveness between different objects discussed further. 
STRATEGI PENANGGULANGAN (COPING) PADA IBU YANG MENGALAMI POSTPARTUM BLUES DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Rahmandani, Amalia; Karyono, Karyono; Dewi, Endah Kumala
Jurnal Psikologi Vol 5, No 1 (2009): Juni 2009
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (726.194 KB) | DOI: 10.14710/jpu.5.1.

Abstract

Postpartum blues muncul ketika seorang ibu tidak berhasil menyesuaikan diri terhadap perubahan pola kehidupan akibat kehamilan dan proses kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan. Penelitian ini penting karena postpartum blues, yang dikenal sebagai bentuk depresi tingkat ringan, dapat berkembang menjadi depresi postpartum bila tidak tertangani dengan baik. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologis. Tiga subjek yang mengalami postpartum blues diperoleh dari RSUD Kota Semarang. Metode pengumpulan data yang dilakukan tidak hanya wawancara mendalam dan pengamatan, tetapi juga rekaman medis dan hasil pengisian The Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadinya postpartum blues melibatkan faktor-faktor biopsikososial sebelum dan setelah bersalin. Penilaian kognitif sangat berperan sepanjang perjalanan postpartum blues untuk mengenali sumber-sumber yang dimiliki. Terdapat dua strategi yang digunakan oleh subjek. Strategi yang berfokus pada emosi dan yang berfokus pada masalah digunakan secara bergantian atau bersamaan sehingga subjek terhindar dari krisis lebih lanjut. Keberhasilan penanggulangan terhadap postpartum blues dipengaruhi pula oleh faktor biopsikososial pelindung. Faktor biopsikososial akan membedakan pemaknaan pengalaman postpartum blues dan penggunaan strategi penanggulangan antara subjek yang satu dengan yang lain.   Kata Kunci: postpartum blues, strategi penanggulangan (coping).
Pemaafan Dan Aspek Kognitif Dari Stres Pada Mahasiswi Jurusan Kebidanan Tingkat Dua Rahmandani, Amalia
Jurnal Psikologi Vol 14, No 2 (2015): Oktober 2015
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.777 KB) | DOI: 10.14710/jpu.14.2.118-128

Abstract

Forgiveness is considered as emotion-focused coping, whereas cognition is one aspect that is affected when someone is in a stressful situation. This study aims to examine the relationship between forgiveness with the cognitive aspect of stress. The subjects were 77 second degree students of midwifery. Data were collected using the Forgiveness Psychological Scale (43 item, α = .924) and Cognitive Aspect of Stress Scale (22 item, α = .886). The results showed a significant positive relationship between forgiveness with the cognitive aspect of stress (rxy = .504; p <.001). The higher the level of forgiveness, the better of cognitive activities in stressful situation, and conversely. Forgiveness contributed 25.4% to the prediction of cognitive aspect of stress
PENGALAMAN PADA ATLET KARATE YANG PERNAH MENGALAMI CEDERA BERAT (STUDI INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS) Herfinanda, Retno; Rahmandani, Amalia
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 8, Nomor 2, Tahun 2019 (April 2019)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.515 KB) | DOI: 10.14710/empati.2019.24396

Abstract

Olahraga memberikan manfaat berupa menguatkan dan menyehatkan tubuh. Meski demikian, olahraga juga dapat memberikan dampak buruk bagi fisik dan psikis individu yang melakukannya, yaitu dengan terjadinya cedera, khususnya bagi atlet. Olahraga kontak tubuh dinyatakan lebih berisiko untuk terjadi cedera, dan salah satu cabang olahraga kontak tubuh yang juga potensial terjadi cedera ialah olahraga bela diri karate. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengalaman pada atlet karate yang pernah mengalami cedera berat. Subjek penelitian diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria yaitu atlet karate yang pernah mengalami cedera berat (karena karate), mengalami cedera saat remaja dengan rentang usia 10-22 tahun, telah pulih dari cedera yang dialami, dan bersedia menjadi partisipan penelitian. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif fenomenologis dengan pendekatan Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Pengambilan data dilakukan menggunakan wawancara semi terstruktur dan observasi. Hasil penelitian memperoleh empat tema induk, yakni (1) tema terkait penilaian terhadap cedera berat; (2) tema terkait dampak cedera berat; (3) tema terkait pemulihan cedera berat; dan (4) tema terkait peran sosial. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai pengalaman atlet karate yang mengalami cedera berat, serta memperkaya referensi pada bidang psikologi olahraga dan psikologi kesehatan.
PENGALAMAN PENGASUHAN SINGLE MOTHER YANG MEMILIKI ANAK DISABILITAS INTELEKTUAL (STUDI INTERPRETATIVE PHENOMENOLOGICAL ANALYSIS) Ramadhani, Aulia Fauza; Rahmandani, Amalia
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 8, Nomor 1, Tahun 2019 (Januari 2019)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.373 KB) | DOI: 10.14710/empati.2019.23589

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pengalaman pengasuhan single mother yang memiliki anak disabilitas intelektual. Subjek penelitian diperoleh menggunakan teknik purposive sampling dengan karakteristik, yakni single mother yang bercerai dan memiliki anak kandung dengan disabilitas intelektual. Metode yang digunakan adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA), dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan adanya tiga tema induk yaitu (1) tema yang terkait dengan penyesuaian diri, (2) tema yang terkait dengan pengasuhan dan, (3) tema yang terkait dengan keberadaan anak. Faktor terkait penyesuaian diri single mother dengan anak disabilitas intelektual yaitu adanya dukungan dari keluarga atau lingkungan, keterlibatan mantan suami dalam pengasuhan, keadaan yang dapat memicu konflik, serta cara masing-masing subjek menanggulangi tekanan yang dialami. Tema pengasuhan anak menjelaskan bagaimana perasaan yang muncul selama proses pengasuhan, serta peran ketiga subjek dalam upaya merawat dan mendidik anak. Penelitian ini juga mendapatkan gambaran penilaian single mother terhadap anak disabilitas intelektual yang turut mempengaruhi pengasuhan, yaitu adanya penilaian positif berupa rasa bangga, maupun penilaian negatif karena malu pada kondisi anak. Meskipun demikian, ketiga subjek memiliki harapan yang hampir sama yaitu menginginkan anak dapat hidup mandiri dan menjalani kehidupan seperti orang normal lainnya di kemudian hari.
PENGALAMAN MENJADI SINGLE MOTHER PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI RESOSIALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Safira, Anisa Nur; Rahmandani, Amalia
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 4, Tahun 2018 (Oktober 2018)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.434 KB) | DOI: 10.14710/empati.2018.23483

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengalaman menjadi single mother pada Pekerja Seks Komersial (PSK) di Resosialisasi Sunan Kuning. Fokus penelitian ini adalah pemaknaan seorang wanita yang berprofesi sebagai PSK terhadap pengalamannya menjadi ibu tunggal. Metode yang digunakan adalah Interpretative Phenomenological Analysis (IPA). Subjek penelitian terdiri dari tiga orang yang diperoleh menggunakan teknik purposive sampling, dengan kriteria inklusi yaitu wanita usia dewasa awal, bercerai, masih bekerja sebagai PSK, memiliki anak (berusia maksimal tujuh tahun). Subjek telah memahami penjelasan penelitian dan menyatakan kesediaan untuk terlibat dalam penelitian dengan menyetujui informed consent. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan dokumentasi audio. Penelitian ini menghasilkan empat tema induk, yaitu tema yang terkait dengan perceraian, tema yang terkait dengan profesi PSK, tema yang terkait dengan pengasuhan, dan tema yang terkait dengan kehadiran anak. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ketiga subjek memutuskan bekerja sebagai PSK setelah perceraian karena menjadi tulang punggung keluarganya. Keterbatasan dalam hal jarak maupun waktu tidak membuat mereka mengabaikan peran sebagai ibu. Mereka berupaya untuk tetap terlibat dalam pengasuhan anaknya. Peran mereka sebagai seorang ibu memunculkan pandangan dan perasaan mengenai kehadiran anak, sehingga berimplikasi pada nilai anak yang berbeda bagi ketiga subjek.
“HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA BOARDING SCHOOL PONDOK PESANTREN MUJJADDADIYAH KOTA MADIUN” Purwito, Alfian Wahyu Abdi; Rahmandani, Amalia
Jurnal EMPATI Jurnal Empati: Volume 7, Nomor 2, Tahun 2018 (April 2018)
Publisher : Faculty of Psychology, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.914 KB) | DOI: 10.14710/empati.2018.21704

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian sosial siswa boarding school Pondok Pesantren Mujjaddadiyah Kota Madiun. Sebanyak 40 siswa Pondok Pesantren Mujjaddadiyah Kota Madiun diambil sebagai sampel uji coba skala dan 100 siswa sebagai subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik sampel cluster random sampling. Pengumpulan data kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial dengan skala kecerdasan emosional (30 aitem, α = 0,903) dan skala penyesuaian sosial (21 aitem, α = 0,855). Teknik analisa data yang dipakai adalah teknik analisis regresi sederhana denganmenggunakan software pengolahan data SPSSWindows Release 20.00.Dari hasil analisa data diperoleh koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,545 dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05) yang berarti ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian sosial siswa Pondok Pesantren Mujjaddadiyah Kota Madiun. Hal ini bermakna bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional yang dimiliki siswa maka semakin tinggi pula penyesuaian sosial dan sebaliknya. Kecerdasan emosional member sumbangan efektif sebesar 29,7% terhadap penyesuaian sosial.Kata kunci: Kecerdasan emosional, Penyesuaian social, Siswa boarding school
Awas pada Badan untuk Menurunkan Gejala Somatis di Tengah Pandemi COVID-19 Rahmandani, Amalia; La Kahija, Yohanis Franz
Jurnal Psikologi Teori dan Terapan Vol 11, No 3 (2021): EDISI KHUSUS: Dimensi Psikologis Pandemi COVID-19
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.062 KB) | DOI: 10.26740/jptt.v11n3.p217-231

Abstract

The World Health Organization declared Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) as a pandemic disease. The psychological impacts of the pandemic can increase the risk of somatic symptoms among individuals. As a signal of alertness and adaptive action, prolonged somatic symptoms can affect overall psycho-physiological functions. When the symptoms continue with a decrease in individual immunity, COVID-19 infection can become riskier. This study aims to examine the effect of using body awareness to reduce somatic symptoms through a short intervention in people in the middle of COVID-19 pandemic. Intervention was conducted online in accordance with the directives of the Indonesian government concerning social restrictions. This study used one group pretest-posttest design. Data were collected using Somatic Symptom Scale (SSS-8) which was adapted into Indonesian. There were 34 subjects fully participated in this intervention based on convenience sampling through online publication (voluntary participation). Using the paired sample t-test, the results show that body awareness provides significant benefits in decreasing somatic symptoms.Keywords: Body awareness, COVID-19 pandemic, somatic symptoms Abstrak: World Health Organization menyatakan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai penyakit pandemik. Dampak psikologis dari pandemi dapat meningkatkan risiko munculnya gejala somatis yang dirasakan oleh individu. Gejala somatis sebagai sinyal untuk waspada dan adaptif dapat berkepanjangan dan memengaruhi fungsi psikofisiologis secara menyeluruh. Gejala somatis yang berkepanjangan dan disertai penurunan imunitas individu dapat meningkatkan risiko terinfeksi COVID-19. Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh intervensi singkat “awas pada badan” terhadap penurunan gejala somatis pada masyarakat di tengah pandemi COVID-19. Intervensi dilakukan secara daring sesuai arahan pemerintah terkait pembatasan sosial. Penelitian menggunakan one group pretest-posttest design dengan menggunakan Somatic Symptom Scale (SSS-8) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia sebagai instrument pengumpul data. Terdapat 34 partisipan yang direkrut berdasarkan convenience sampling melalui publikasi online dan mengikuti intervensi secara penuh (partisipasi sukarela). Hasil analisis menggunakan paired sample t-test menunjukkan bahwa latihan “awas pada badan” memberikan manfaat signifikan bagi penurunan gejala somatik.
Self-Compassion dan Negative Emotional States Pada Mahasiswa Kedokteran Umum: Hubungan dan Prevalensi Anindhita Parasdyapawitra Amaranggani; Thalia Tresnaning Prana; Ni Made Cintya Dwiyanti Arsari; Agung Maulana Surbakti; Amalia Rahmandani
Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi Vol. 6 No. 2 (2021): Journal An-Nafs: Kajian Penelitian Psikologi
Publisher : Islamic Psychology Department, Dakwah Faculty of Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33367/psi.v6i2.1623

Abstract

Negative emotional states, such as depression, anxiety, and stress, can arise and impact the individual's adaptive function. Self-compassion includes treating oneself with wisdom and understanding when faced with suffering, which helps improve self-regulation in dealing with emotional problems. This study aims to see the relationship between self-compassion and negative emotional states in Diponegoro University medical students, involving 118 participants of second-year students using the convenience sampling technique. Measurements in the study were carried out using the self-compassion scale (22 items, α = 0.925) and the DASS-21 Indonesian version (21 items, α = 0.892). Spearman's rho showed a significant negative relationship between self-compassion and negative emotional states (rxy = -0.630, p = 0.000). Self-compassion was also found to have a significant negative relationship with depression (rxy = -0.643, p = 0.000), anxiety (rxy = -0.440, p = 0.000), and stress (rxy = -0.516, p = 0.000). These results indicate that the higher self-compassion of the participants, the lower the negative emotional states, and vice versa. Self-compassion predicts negative emotional states in participants ranging from depression, stress, and anxiety sequentially. The further identified prevalence of negative emotional states in participants in this study. A program to enhance self-compassion is needed to reduce negative emotional states.
Gambaran Depresi Warga Binaan Pemasyarakatan X Dian Veronika Sakti Kaloeti; Amalia Rahmandani; Salma Salma; Yohanis F. La Kahija; Hastaning Sakti
JURNAL PSIKOLOGI Vol 13, No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v13i2.4156

Abstract

Penjara rentan memunculkan masalah-masalah kesehatan mental termasuk depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemenjaraan terhadap kondisi depresi pada Warga Binaan Pemasyarakatan X di Semarang, Jawa Tengah. Sebanyak 27 orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) menjadi partisipan penelitian. Partisipan mengisi Beck Depression Inventory II (BDI-II) yang mengukur tingkat depresi yang dialami oleh individu. Hasil menunjukkan partisipan dalam penelitian ini memiliki kondisi depresi ringan (M=15.59, SD =8.26). Lebih lanjut, ada perbedaan tingkat depresi dilihat dari lama hukuman (t = 6.44, p< 0.05) dimana WBP dengan vonis di atas 5 tahun cenderung mengalami depresi lebih tinggi (M= 18, SD= 11.85) dibandingkan dengan WBP dengan vonis di bawah 5 tahun (M= 14.39, SD= 5.79). Program pembinaan seperti kegiatan kerohanian, kondisi lingkungan Lapas yang termasuk kondusif dalam menumbuhkan perasaan nyaman WBP, serta status subjek yang sudah dijatuhi putusan hukuman oleh pengadilan merupakan penyebab kondisi depresi ringan. Program rehabilitasi psikologis yang terintegrasi dalam program rehabillitasi di Lapas didiskusikan lebih lanjut.