Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Implikasi Penegakkan Tatat Tertib Siswa Terhadap Perilaku Disiplin di Kelas XI IPS SMA Swasta Tampo Irfan; Muh. Yusuf; Wa Ode Hijrah
Mores: Jurnal Pendidikan, Moral dan Kewarganegaraan Vol. 1 No. 1 (2023): Edisi April 2023
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/mores.v1i1.6

Abstract

Tujuan penelitian ini: 1) mendeskripsikan implikasi penegakkan tata tertib sekolah terhadap perilaku disiplin siswa kelas XI IPS SMA Swasta Tampo. 2) mendeskripsikan upaya sekolah dalam menegakkan perilaku tata tertib disiplin siswa kelas XI IPS SMA Swasta Tampo. Metode penelitian yang digunakan yaitu wawancara dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, guru dan siswa SMA Swasta Tampo. Hasil penelitian ini menemukan bahwa implikasi penegakkan tata tertib sekolah terhadap perilaku disiplin siswa kelas XI IPS SMA Swasta Tampo sudah termuat dengan jelas dan baik di dalam tata tertib siswa. konsekuensi dari setiap pelanggaran yang dilakukan oleh siswa sudah diterapkan sesuai aturan tersebut. Dan upaya sekolah dalam menegakkan perilaku disiplin siswa kelas XI IPS SMA Swasta Tampo sudah ditegakkan dengan baik. Bagi siswa yang melakukan pelanggaran, maka pihak sekolah memberikan teguran, nasehat atau pembinaan serta hukuman fisik sebagai bentuk efek jerah atas pelanggaran yang dilakukan di Sekolah.
Implementasi Kegiatan Pengelolaan Kelas dalam Pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Mowewe Friska Ekalivia; Hamuni; Wa Ode Hijrah
Mores: Jurnal Pendidikan, Moral dan Kewarganegaraan Vol. 1 No. 2 (2023): Edisi September 2023
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/mores.v1i2.7

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hambatan guru dalam mengimplementasikan kegiatan pengelolaan kelas dalam pembelajaran PPKn di SMP Negeri 1 Mowewe. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu menggambarkan dan menjelaskan tentang implementasi kegiatan pengelolaan kelas pada pembelajaran PPKn dengan menggunakan pedoman wawancara. Responden penelitian ini  adalah  guru  PPKn  dan 6 orang siswa, sedangkan informan penelitian ini Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Mowewe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum implementasi kegiatan pengelolaan kelas dalam pembelajaran PPKn sudah dilakukan melalui beberapa komponen, yakni: guru mengkondisikan kelas sebelum memulai pelajaran, guru memberi materi dan memeriksa pekerjaan siswa, dan guru memberi pekerjaan rumah. Hambatan dalam implementasi kegiatan pengelolaan kelas dalam pembelajaran PPKn, yaitu: hambatan yang bersumber dari kesadaran siswa sendiri. Upaya guru mengatasi hambatan dalam implementasi kegiatan pengelolaan kelas dalam pembelajaran PPKn, yaitu: kesabaran, sanksi, mengelompokan siswa, dan memberi perhatian lebih.
Upaya Pemerintah Desa dalam Mengembalikan Semangat Gotong Royong di Kalangan Masyarakat Suku Bajo di Desa Terapung Kecamatan Mawasangka Putri Indah; Karsadi; Wa Ode Hijrah
Mores: Jurnal Pendidikan, Moral dan Kewarganegaraan Vol. 2 No. 1 (2024): Edisi April 2024
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/mores.v2i1.15

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya pemerintah desa dalam mengembalikan semangat gotong royong masyarakat suku bajo di Desa Terapung Kecamatan Mawasangka. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penelitian menggunakan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan mengambil enam orang yaitu Kepala Desa Terapung, dan 5 orang masyarakat Desa Terapung. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerintah desa Terapung sudah melakukan upaya mengembalikan semangat gotong royong masyarakat suku bajo di Desa Terapung, hal ini dapat dilihat dari upaya yang dilakukan pemerintah desa yaitu dengan Memberikan edukasi dan contoh gotong royong yang baik kepada masyarakat, Terbuka dan menerima semua aspirasi masyarakat, mengadakan kegiatan warga setiap tahun, Memanfaatkan dan bekerjasama dengan  organisasi desa, Memberikan apresiasi kepada warganya, Memberikan motivasi arahan secara rutin kepada warga, Merangkul semua elemen masyarakat.
Penanaman Nilai-Nilai Karakter Siswa dalam Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Cahya Tama Rafiqi; Karsadi; Wa Ode Hijrah; Rahman
Mores: Jurnal Pendidikan, Moral dan Kewarganegaraan Vol. 2 No. 2 (2024): Edisi September 2024
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/mores.v2i2.24

Abstract

Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) untuk mengetahui penanaman nilai-nilai karakter siswa dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 1 Batuga, (2) untuk mengetahui hambatan dalam penanaman nilai-nilai karakter siswa pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 1 Batauga, dan (3) untuk mengetahui solusi dalam mengatasi hambatan penanaman nilai-nilai karakter siswa pada pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 1 Batauga. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu terdiri atas responden  sebanyak 4 orang guru pembina pramuka di SMP Negeri 1 Batauga. Sedangkan Informan dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah SMP Negeri 1 Batauga dan siswa yang berjumlah 7 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai karakter yang telah ditanamkan kepada siswa dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 1 Batauga, yaitu nilai karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, cinta tanah air, komunikatif, peduli lingkungan, tanggungjawab dan gotong royong. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu penanaman nilai-nilai karakter siswa dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SMP Negeri 1 Batauga telah dilaksankan namun belum maksimal karena masih terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaanya.
Pelaksanaan Penilaian Pendidikan Pancasila Berdasarkan Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 5 Kendari Desinta, Desinta Fitriani; Wa Ode Hijrah; Syahbudin
Mores: Jurnal Pendidikan, Moral dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 1 (2025): Edisi April 2025
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/mores.v3i1.36

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan pelaksanaan penilaian mata pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas VII SMP Negeri 5 Kendari berdasarkan Kurikulum Merdeka; 2) mejelaskan hambatan apa saja yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan penilaian mata pelajaran Pendidikan Pancasila; dan 3) menjelaskan upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan pelaksanaan penilaian mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Jenis penelitian ini adalah bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Responden penelitian ini berjumlah 2 orang guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila, dan informan penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, pengawas mata pelajaran Pendidikan Pancasila, dan komunitas guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi dan wawancara, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Milles & Huberman, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) pelaksanaan penilaian Pendidikan Pancasila berdasarkan Kurikulum Merdeka di SMP Negeri 5 Kendari dilaksanakan dalam beberapa bentuk, yaitu: assesmen formatif, assesmen sumatif, dan assesmen diagnostik dan diagnostik non-kognitif; 2) Hambatan yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan penilaian pendidikan Pancasila, yaitu: guru belum bisa membedakan penilaian formatif (sikap spiritual, dan sikap sosial, guru belum tekun dalam mendokumenkan hasil assesmen sumatif, guru belum terbiasa melakukan dan kurangnya pemahaman guru mengenai assesmen diagnostik, guru belum dapat membedakan tehnik penilaian baik penilaian sikap, pengetahuan, keterampilan, dan kesulitan melaksanakan assesemen non-kognitif; dan 3) upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengatasi hambatan pelaksanaan penilaian mata pelajaran pendidikan Pancasila kurikulum merdeka, yaitu: belajar memahami melalui PMM, pembelajaran melalui pengawas sekolah, pendampingan melalui pengawas sekolah, dan kegiatan pengembangan kemampuan guru.
Peran Kepala Desa Sebagai Mediator dalam Penyelesaian Sengketa Tanah Waris Secara Non Litigasi di Desa Kapota Utara Suhaila; Wa Ode Hijrah; Muhammad Idrus
Mores: Jurnal Pendidikan, Moral dan Kewarganegaraan Vol. 3 No. 2 (2025): Edisi September 2025
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36709/mores.v3i2.44

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepala desa sebagai mediator dalam penyelesaian sengketa tanah waris secara non litigasi di Desa Kapota Utara. Penelitian ini dilakukan di Desa Kapota Utara Kecamatan Wangi-Wangi Selatan Kabupaten Wakatobi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek dari penelitian ini 5 orang yang terdiri dari 1 orang kepala desa sebagai responden dan  4 orang informan yang meliputi 2 orang masyarakat yang bersengketa serta 2 orang saksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan dokumentasi dan teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kepala desa sebagai mediator dalam penyelesaian sengketa tanah waris di Desa Kapota Utara adalah kepala desa melakukan tahap pramediasi dan tahap mediasi. Pada tahap pramediasi  yaitu kepala desa menerima laporan sengketa tanah waris, peninjauan lokasi tanah waris, pemanggilan para pihak dan saksi. Adapun tahap mediasi yaitu kepala desa membuka mediasi, memastikan semua pihak sepakat untuk dimediasi, kepala desa menyampaikan peraturan mediasi dan menyampaikan putusan akhir mediasi.