Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

USULAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL (STUDI KASUS : LABORATORIUM TEKNIK PRODUKSI JURUSAN TEKNIK MESIN) Utomo, Anisa Meilanda; Wahyuning, Caecilia Sri; Febrianti, Asterina
REKA INTEGRA Vol 4, No 2 (2016): Edisi Keempatbelas
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.502 KB)

Abstract

Laboratorium Teknik Produksi Jurusan Teknik Mesin ITENAS belum menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga masih terdapat kecelakaan kerja saat praktikum, tidak terdapat pencatatan jenis, jumlah, dan tanggal kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah usulan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Laboratorium Teknik Produksi Jurusan Teknik Mesin ITENAS dan meningkatkan K3 di Laboratorium Teknik Produksi ITENAS guna mencegah kecelakaan kerja pada saat pelaksanaan praktikum maupun tugas akhir yang dilakukan di laboratorium. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) dilakukan dengan menetapkan kebijkaan K3 (visi, misi, tinjauan awal kondisi K3, dan analisis) dan perancanaan K3 (analisis risiko, tujuan dan sasaran). Kata kunci: Analisis kebijakan K3, analisis perencanaan K3, manajemen K3Laboratorium Teknik Produksi.   ABSTRACT Production Engineering Laboratory Department of Mechanical Engineering ITENAS has not applied safety management system and occupational health. So, there is still work accident when practical moment, there is no accurate or appropriate data about types, numbers and dates of the accidents. The aim of this research is for giving the idea for safety management system and occupational health at the laboratory of Production Engineering Department Of Mechanical Engineering ITENAS work and increase safety and health on Production Engineering Laboratory Department of Mechanical Engineering ITENAS to prevent work accident which is doing in the laboratory. Safety management system and occupational health was done by setting regulation safety and occupational health (vision, mission, analysis and observe first condition of safety and occupational health) and planning safety and occupational health (risk, analysis and objectives). Keywords: policy analysis K3, plan analysis K3, safety management system and occupational health in the Production Engineering Laboratory K3
EVALUASI BEBAN KERJA MENTAL DAN KUALITAS TIDUR OPERATOR CALL CENTER MENGGUNAKAN METODE HEART RATE VARIABILITY DAN SLEEP QUALITY INDEX MARIZKI, IVIA; Wahyuning, Caecilia Sri; Desrianty, Arie
REKA INTEGRA Vol 2, No 2 (2014): Edisi Keenam
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.151 KB)

Abstract

Persaingan yang ketat antara perusahaan jaringan telekomunikasi, menyebabkan adanya tuntutan performansi kerja yang maksimal. Salah satu bagian yang penting pada dalam perusahaan jaringan telekomunikasi adalah call center, yang bekerja selama 24 jam dengan sistem shift. Call center  merupakan pekerjaan yang berpengaruhi terhadap beban kerja mental pekerja. Beban kerja mental timbul akibat pekerjaan dan perubahan jadwal kegiatan seperti perubahan shift kerja, yang dapat mengganggu kualitas tidur pekerja. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas tidur secara  subjektif menggunakan sleep quality index dan mengukur beban mental kerja secara objektif menggunakan Heart Rate Variability. Hasil yang didapat seluruh pekerja call center memiliki score PSQI > 5 artinya kualitas tidur pekerja call center tidak baik dan tingkat beban kerja mental berdasarkan nilai parameter HRV mengidentifikasi bahwa beban kerja mental operator call center rata-rata meningkat ketika perubahan shift kerja. Kata kunci: Shift Kerja, Heart Rate Variability, Sleep Qualitry Index   Abstract   Intense competition among telecommunication network company, led to demands for a maximum job performance. One important part of the telecommunications network company is a call center, who worked for 24 hours with shifts system. Call center is a job that uses mental effort, with consequences for the mental workload of workers. Mental workload come from work activities and schedule changes such as changes in work shifts, which can disrupt sleep quality of workers. To measured sleep quality using subjective methods of sleep quality index and mental work load were seen using objective methods of Heart Rate Variability. The results obtained throughout the call center workers have a goal PSQI score > 5 means the sleep quality of call center workers not good and the level of mental workload based on the value of HRV parameters that identify the mental workload of the operator call center increases when the shift changes. Keyword: work shift, Heart Rate Variability, Sleep Qualitry Index
Evaluasi Pengaruh Kemampuan Kognitif Terhadap Kecepatan Reaksi Pekerja Shift dan Non Shift ERAWAN, REDY; Wahyuning, Caecilia Sri; Desrianty, Arie
REKA INTEGRA Vol 2, No 1 (2014): Edisi Kelima
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (250.364 KB)

Abstract

Pelayanan keamanan dan pelayanan peminjaman buku bergantung pada kinerja satpam dan petugas perpustakaan. Satpam merupakan pekerja shift dan petugas perpustakaan merupakan pekerja non-shift. Penelitian ini membahas tentang pengaruh kemampuan kognitif berdasarkan Cognitive Failure Questionnaire (CFQ) terhadap kecepatan reaksi berdasarkan tes Reaction Time. Kemampuan kognitif diukur menggunakan kuesioner CFQ. Tes Reaction Time diukur menggunakan software kecepatan reaksi yaitu “DirecRT” dengan stimulus visual (T5) serta stimulus audio dan visual (T6). Data kuesioner CFQ dan tes kecepatan reaksi diolah menggunakan uji statistika seperti uji linieritas dan uji korelasi. Berdasarkan hasil uji linieritas menunjukkan kegagalan kognitif mempengaruhi kecepatan reaksi seseorang dalam mengambil keputusan. Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Kecepatan Reaksi   ABSTRACT Security service and borrowing book service base on work of security guard and library staff. Security guards are shift workers and library staffs are non-shift workers. This research discusses about the influence of cognitive ability based on Cognitive Failure Questionnaire (CFQ) to there action speed of shift workers and non-shift workers seen by the Reaction Time test. The cognitive ability was measured by using CFQ. The Reaction Time test was measured by using reaction speed software that "DirecRT" with a visual stimulus (T5) as well as audio and visual stimulus (T6). Data of CFQ and reaction speed test analysed by using statistic test such as linearity test and correlation test. According to linearity test result show that cognitive failure influence reaction speed someone on making decision. Keywords: Cognitive Ability, Reaction Speed
ANALISIS TINGKAT STRES DAN KANTUK MASINIS DAERAH OPERASIONAL II BANDUNG Putro, Pamor Nugraha Dwi; Wahyuning, Caecilia Sri; Yuniar, Yuniar
REKA INTEGRA Vol 3, No 1 (2015): Edisi Kesembilan
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.96 KB)

Abstract

Dalam melakukan pekerjaan sebagai masinis, rasa stres dapat dirasakan masinis  baik yang masih pemula dan berpengalaman sekalipun, tetapi tidak semua penyebab stres pada semua masinis sama. Rasa kantuk dan stres diduga menjadi penyebab utama masinis mengalami human error.Makalah ini membahas hubungan tingkat stress dan kantuk untuk masinis daerah operasional II bandung dari berbagai tahapan (Junior, menengah, senior). Pengerjaan dilakukan dengan melakukan observasi untuk setiap masinis mulai dari sebelum, saat, hingga akhir dinasan dengan kesamaan jalur, jam kerja, dan kondisi lingkungan kerja. pengukuran tingkat stress dilakukan secara subjektif dan objektif. Pengukuran secara subjektif menggunakan alat cocoro meter dan objektif menggunakan NIOSH General Job Stress Questionnaire. Sedangkan tingkat kantuk dilihat secara subjektif dengan menggunakan karolisnka Sleepines Scale(KSS)  dan Epworth Sleepines Scale (ESS). Hasil yang didapat adalah hubungan tingkat stress dan kantuk dan pemicu stress untuk setiap tahapan masinis memiliki perbedaan yang signifikan.   Kata kunci: Stres, Kantuk, NIOSH, karolisnka Sleepines Scale(KSS), Epworth Sleepines Scale (ESS). ABSTRACT In doing the work as a machinist, a sense of stress can be felt good machinist who are beginners and experienced, but not all of the causes of stress at all the same machinist. Drowsiness and stress is thought to be the main cause of human error machinist experience.This paper discusses the relationship of the level of stress and sleepiness for machinist operational area II duo of various stages (junior, intermediate, senior). The work done by observation for each machinist from before, while, until the end of the work with similarity of path, working hours, and working conditions. stress level measurement is done subjectively and objectively. Subjective measurements using the tool cocoro meters and objectively using NIOSH General Job Stress Questionnaire. While the degree of subjective sleepiness seen using karolisnka Sleepines Scale (KSS) and Epworth Sleepines Scale (ESS). The result is a relationship between the level of stress and sleepiness and stressors for each stage machinist has a significant difference. Keywords: Stress, Sleepiness, NIOSH, karolisnka Sleepines Scale (KSS), Epworth Sleepines Scale (ESS)
Strategi Minimisasi Potensi Bahaya Berdasarkan Metode Hazard and Operability (HAZOP) di PT. Agronesia Yuniar, Yuniar; Wahyuning, Caecilia Sri; Zen, Helda R
REKA INTEGRA Vol 1, No 1 (2013): Edisi Pertama
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.952 KB)

Abstract

PT AGRONESIA divisi industri teknik karet (Inkaba), dalam kegiatan produksinya menggunakan mesin yang kompleks yang dapat menimbulkan potensi bahaya bagi operator. Kemungkinan terjadinya potensi bahaya di Inkaba cukup besar,  oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan strategi untuk meminimasi terjadinya potensi bahaya di Inkaba. Penelitian dilakukan pada stasiun kerja kritis yaitu stasiun kerja dengan jumlah biaya kecelakaan terbesar yaitu stasiun kerja callender. Identifikasi potensi bahaya dengan menggunakan metode Hazard and Operability (HAZOP) dilakukan berdasarkan proses yang terjadi di Inkaba. Titik kajian ditentukan berdasarkan hal-hal yang menunjang proses di mesin callender. Titik kajian adalah kran saluran uap, roll mesin, werstan, kran saluran air, kran oli pelumas, dan motor penggerak mesin.  Setelah proses identifikasi, dilakukan penilaian risiko pada masing-masing titik kajian dengan menggunakan teknik Risk Index. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui terdapat risiko rendah, tinggi, dan ekstrim. Pada risiko yang masuk kategori tinggi dan ektrim dilakukan analisis dengan menggunakan fault tree analysis (FTA), sehingga dapat didiketahui basic event dan dilanjutkan dengan penentuan rekomendasi. Rekomendasi berdasarkan potensi bahaya yang mungkin terjadi dan dikelompokkan kedalam 3 kelompok rekomendasi, yaitu rekomendasi mengenai instruksi kerja, rekomendasi mengenai maintenance, dan rekomendasi mengenai design system.   Kata kunci: potensi bahaya, Hazard and Operability, stasiun kerja kritis, titik kajian, Risk Index, fault tree analysis, basic event, instruksi kerja.
Usulan Peningkatan Kualitas Pelayanan Rawat Inap Menggunakan Metoda Service Quality (Servqual) RUSNADI, INDRA; Arijanto, Sugih; Wahyuning, Caecilia Sri
REKA INTEGRA Vol 2, No 2 (2014): Edisi Keenam
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.67 KB)

Abstract

Rumah sakit x ingin meningkatkan daya saingnya dalam meningkatkan kualitas layanan karena selama ini masih terdapat keluhan-keluhan dari pelanggannya, sehingga dibutuhkan pengukuran untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan untuk layanan rawat inap. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan usulan peningkatan kualitas layanan kepada rumah sakit. Metoda yang digunakan dalam melakukan pengukuran tingkat kepuasan pelanggan yaitu metoda service quality yang diperkenalkan oleh Parasuraman. Nilai rata-rata SERVQUAL gap 5 untuk semua layanan rawat inap pada rumah sakit x adalah -0,238 yang berarti layanan yang diberikan kurang bisa memuaskan pasien, permasalahan utama yang terjadi adalah pada gap 2, Sehingga manajemen rumah sakit membutuhkan perbaikan pada penyusunan standar.   Kata kunci: Kepuasan Pelanggan, SERVQUAL, Analisis Gap, Usulan Peningkatan ABSTRACT The X hospital wants to increase its competitive in improving the quality of service because there are still have a complaints from customers, so that the measurements needed to determine the level of customer satisfaction for opname services. The purpose of this study is to provide suggestions to improve the quality of hospital services. The method used in measuring the level of customer satisfaction is service quality method that whose introduced by Parasuraman. The average value of SERVQUAL gap 5 for all opname services in the hospital x is -0.238 which means services rendered less able to satisfy patients, the main problem that occurs is at gap 2, So the management of hospital is need to fixed in standart performance. ­­­­Keywords: Customer satisfaction, SERVQUAL, Gap Analysis, Proposed Improvement
Perbaikan Lingkungan Kerja Pada Bagian Permesinan Dengan Kriteria Beban Fisiologis Kerja Helianty, Yanti; Ario, Muhammad Guntur D; Wahyuning, Caecilia Sri
REKA INTEGRA Vol 1, No 2 (2013): Edisi Kedua
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.833 KB)

Abstract

Pengukuran aktivitas kerja pada dasarnya merupakan pengukuran besarnya tenaga yang diperlukan oleh seorang pekerja untuk melaksanakan pekerjaannya. Salah satu kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia adalah dengan pendekatan beban fisiologi. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi beban fisiologi pekerja dalam bekerja, salah satunya adalah lingkungan kerja. Kondisi lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja. Lingkungan kerja yang baik dapat mengurangi pengeluaran energi selama bekerja. Dalam penelitian ini akan dilakukan perbaikan sistem lingkungan kerja sehingga dapat meminimasi beban fisiologis pekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pengukuran beban fisiologi dari kegiatan kerja manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Dari hasil analisis terhadap rancangan lingkungan kerja yang baru, beban fisiologis yang ditimbulkan lebih ringan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dengan denyut jantung yang lebih rendah dari sebelumnya. Kata Kunci : Kondisi lingkungan, kriteria fisiologis, perancangan, denyut jantung ABSTRACT Measurement of activity work basically is  measurement the level of energy needed by a worker at work. Once of the criteria of the work measurement is a physiological burden approach. Most of the factors can caused physiological burden, one of them is work environment. Condition of work environment is represent one of the factor influencing the level of expenditure of energy during working. Good work environment can decrease expenditure of energy during working.This study  envolved in designing a work enviromental system which is capable to minimize physiological burden that finnaly can improved the productivity. Physiology criterion of human being working activity is usually determined pursuant to speed of exhalation and heartbeat. Through analisys to the new work environment, the heartbeat is more light than before. Here seen that new environmental is better than existing condition now because can give low physiological impact than previous condition Keyword : Condition of environment, physiological criterion, scheme, heartbeat
ANALISIS TINGKAT STRES DAN TINGKAT KELELAHAN MASINIS BERDASARKAN HEART RATE VARIABILITY Guspriyadi, Diki; Wahyuning, Caecilia Sri; Yuniar, Yuniar
REKA INTEGRA Vol 2, No 2 (2014): Edisi Keenam
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553 KB)

Abstract

Keselamatan dan keamanan kereta api tergantung dari kondisi kereta dan kinerja masinis. Perubahan pola kerja ini dapat mempengaruhi pola hidup, tingkat kelelahan, dan stres. Masinis melakukan pekerjaan pada pagi hari, siang hari, dan malam hari sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Penelitian ini membahas tentang analisis tingkat stress dan tingkat kelelahan masinis berdasarkan Heart Rate Variability (HRV). Pengukuran Heart Rate (HR) dan Heart Rate Variability (HRV) menggunakan software POLAR RS800, sedangkan parameter HRV menggunakan software KUBIOS HRV. Terdapat dua metode yang digunakan untuk menganalisis tingkat stres dan tingkat kelelahan masinis, yaitu time domain analysis dan frequency domain analysis berdasarkan rute/lintasan. Rute/lintasan yang dilakukan ketika penelitian yaitu rute/lintasan Bandung-Gambir, Bandung-Banjar, dan Bandung-Cirebon. Hasil dari pengolahan data menunjukkan bahwa, rute/lintasan Bandung-Cirebon merupakan rute yang memiliki nilai rata-rata HR dan HRV masinis paling tinggi yang disebabkan oleh rintangan dari rute/lintasan dan dari faktor lingkungan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa masinis mengalami kelelahan dan stress kerja yang berat. Kata Kunci: Heart Rate, Heart Rate Variability, Time Domain Analysis, Frequency Domain Analysis.   ABSTRACT Safety and security of railway trains depending on the condition and performance of the driver. Changes in work patterns may affect lifestyle, level of fatigue, and stress. The drivers are doing work in the morning, afternoon, and evening according to a set schedule. This study discusses the analysis of the level of stress and fatigue level of the drivers based on Heart Rate Variability ( HRV ). Measurement of Heart Rate ( HR ) and Heart Rate Variability (HRV) using the software POLAR Rs800, while the HRV parameters are using the software of KUBIOS HRV. There are two methods used to analyze the levels of stress and fatigue level of the driver, the time domain analysis and frequency domain analysis based on route/track. Route/track when research is conducted route/track  Bandung-Gambir, Bandung-Banjar, and Bandung-Cirebon. The results of data processing show that, Bandung-Cirebon path is the route that has the average value of HR and HRV highest drivers caused by obstruction of the route/track and from environmental factors. This indicates that driver fatigue and stress suffered heavy work. Keyword: Heart Rate, Heart Rate Variability, Time Domain Analysis, Frequency Domain Analysis.
RANCANGAN SISTEM INFORMASI INVESTIGASI KECELAKAAN PADA KNKT (KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI) Ramadhona, Ramadhona; Rispianda, Rispianda; Wahyuning, Caecilia Sri
REKA INTEGRA Vol 2, No 3 (2014): Edisi Ketujuh
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.23 KB)

Abstract

Penelitian ini merupakan perancangan sistem informasi investigasi kecelakaan pada KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi). Investigasi kecelakaan dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan yang sama dikemudian hari. KNKT sebagai pihak investigator membutuhkan waktu 6 (enam) bulan dalam proses pembuatan laporan investigasi, dikarenakan tidak mengetahui akar penyebab terjadinya kecelakaan. Rancangan sistem infomasi investigasi dapat membantu dalam proses identifikasi kecelakaan. Tahap-tahap yang dilakukan dalam perancangan ini yaitu memodelkan perancangan dengan menggunakan unified modeling language (UML), dan merancang antar muka sistem informasi investigasi kecelakaan. Sistem informasi ini membantu tim investigator dalam menyusun laporan investigasi dan menganalisis penyebab terjadinya kecelakaan.   Kata kunci: Investigasi Kecelakaan, sistem informasi, komite nasional keselamatan transportasi.   ABSTRACT This study is an investigation of the accident information system design on the NTSC (National Transportation Safety Committee). Accident investigation was conducted to determine the cause of the mishap in the future. NTSC as the investigator requires a period of 6 (six) months in the reporting process of investigation, due to not knowing the root cause of the accident. The design of information systems can assist in the investigation of the accident identification process. The steps performed in this design is the design model by using Unified Modeling Language (UML), and designing information system interface accident investigation. The information system helps a team of investigators in the investigation and prepare a report analyzing the causes of the accident. Keywords: Accident investigation, information system, National Transportation Safety Committee.
Analisis Pengaruh Lingkungan Fisik Kabin Masinis Terhadap Kelelahan Masinis Berdasarkan Heart Rate Variability Barokah, Lukman Muhammad; Wahyuning, Caecilia Sri; Desrianty, Arie
REKA INTEGRA Vol 2, No 1 (2014): Edisi Kelima
Publisher : REKA INTEGRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.06 KB)

Abstract

Kecelakaan pada kereta api sebagian besar diakibatkan faktor kelalaian manusia. Faktor kelalaian manusia dapat terjadi karena faktor lain seperti kondisi lingkungan kerja. Penelitian ini mengkaji besarnya pengaruh lingkungan fisik kabin masinis yang dapat berkontribusi terhadap terjadinya kelelahan pada masinis daerah operasi II Bandung yang  dapat menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan.Penelitian dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi pada variabel heart rate variability (HRV) masinis. Hasil pengolahan data menunjukan bahwa kelelahan yang terjadi pada masinis dipengaruhi oleh lingkungan fisik kabin.   Kata kunci: Heart Rate Variability, Lingkungan Fisik, Kabin Masinis, Kelelahan   ABSTRACT Accidents on the railways are predominantly due to human error factors. Human error can occur due to other factors such as working conditions. This research examines the influence of the physical environment of the cab driver that can contribute to the fatigue of locomotive driver in Daerah Operasi II Bandung that can be a factor contributing to the accident. The research was examine at changes in the variable heart rate variability (HRV) oflocomotive driver. The results show that the fatigue that occurs in the driver cabin was influenced by the physical environment. Keywords: Heart Rate Variability, The Physical Environment, The Locomotive Driver,Fatigue