Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analytical Hierarchy Process (AHP) Supplier Selection Analysis on MSME Banana Chocolate Ajo Sikumbang in Pekanbaru City Dian Puspita Novrianti; Kiki Roidelindho
INTERNATIONAL JOURNAL OF ECONOMICS, BUSINESS AND APPLICATIONS Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31258/ijeba.7.1.107-119

Abstract

This study aims to select the best supplier by using AHP (Analitycal Hierarchy Process). The research method used is descriptive quantitative with criteria consisting of quantity, quality, cost, and delivery. The object of this research is UMKM in the food sector, known as Pisang Chocolate Ajo Sikumbang, which is located in the Panam area of Pekanbaru City. The data analysis for this research was conducted by comparing three suppliers of bananas, namely suppliers in Panam Market, Kualu Market, and Arengka Market. From the results of data analysis, it was found that the criteria for the quantity of bananas from suppliers became the most important factor for the Ajo Sikumbang Chocolate Banana business, with a value of 0.373, or 37%. Meanwhile, for alternative considerations, the performance of the three suppliers was obtained and the highest score was achieved by suppliers in the Panam Market with a value of 7,534.
STUDI PEDAHULUAN RESPONS ADAPTASI PASCAPENGANGKUTAN Esomus metallicus (AHL 1923), SPESIES IKAN ASING DI INDONESIA DAN DISKUSI AWAL POTENSI PEMANFAATANNYA Edo Ahmad Solahuddin; Tia Noer Fadillah; Dinda Trie Suci; Nabila Putri; Fanny Yulianti Fatimah; Exel Muhamad Rizki; Muh. Herjayanto; Mas Bayu Syamsunarno; Ginanjar Pratama; Fathimah Zahro; Intan Nurani Drana Wasistha; Bhatara Ayi Meata; Afifah Nurazizatul Hasanah; Lukman Anugrah Agung; Kiki Roidelindho; Aris Munandar
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Media Akuakultur Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (978.771 KB) | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i2.357

Abstract

Esomus metallicus merupakan spesies ikan yang secara alami tidak tersebar di Indonesia (non-native). Pada beberapa kasus, jenis ikan non-native telah mengancam ekosistem alami di perairan umum. Melalui ekspedisi ilmiah, dilakukan pengamatan yang bertujuan untuk mengkaji respons awal adaptasi pascapengangkutan, yaitu sintasan dan tingkah laku ikan E. metallicus liar di dalam wadah terkontrol. Selain itu, juga dilakukan analisis terhadap potensi pemanfaatan untuk bidang akuakultur, pengolahan hasil perikanan, dan strategi edukasi kepada masyarakat tentang ikan E. metallicus. Ekspedisi dilakukan selama dua hari di bagian barat Pulau Jawa. Ikan diangkut menggunakan sistem tertutup selama 6 jam. Pemeliharaan ikan pascapengangkutan dilakukan selama 14 hari. Hasil penelitian menunjukkan sintasan ikan E. metalicus selama pengangkutan yaitu 96,72%. Ikan E. metalicus dapat beradaptasi dengan baik di dalam wadah pemeliharaan terkontrol yang terlihat dari sintasan akhir pengamatan 90,96%, tingkah laku berenang yang aktif secara berkelompok dan telah memakan pakan buatan. Potensi sebagai ikan hias dapat dilihat pada warna sisik metalik, ukuran tubuh yang kecil, dan tingkah laku berenang berkelompok dapat menjadi ikan untuk akuaskap. Selain itu, potensi pemanfaatan ikan ini yaitu sebagai pakan hidup untuk ikan predator, tepung ikan, ikan uji di laboratorium, dan bahan makanan. Kajian lebih lanjut hal tersebut sebagai solusi pengendalian ikan non-native perlu dilakukan. Analisis risiko menunjukkan bahwa E. metallicus termasuk ke dalam spesies risiko sedang. Strategi edukasi terhadap masyarakat perlu dilakukan karena masyarakat menganggap ikan E. metallicus adalah “benteur” atau “paray”, yang merupakan nama lokal untuk ikan dari genus Rasbora asli Indonesia karena kemiripan morfologi.
ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK USAHA TANI BERAS PADA KECAMATAN WALANTAKA KOTA SERANG kiki Roidelindho; Dian Puspita Novrianti; Samsu Hilal; Nezly Nurlia Putri
JURNAL REKAYASA SISTEM INDUSTRI Vol 8 No 1 (2022): (November 2022)
Publisher : Universitas Putera Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33884/jrsi.v8i1.6515

Abstract

In industry, especially the agricultural industry, in producing products that will be sold to consumers, one of the important aspects of conducting agricultural business, especially rice cultivation, must pay attention to the basic price. Determination of the cost of goods is intended to minimize losses that can occur. To obtain the basic price of rice farming, calculations are made of crop production, costs of fertilizers and medicines, tax expenses, capital interest, equipment depreciation, labor costs, transportation costs. In this study the method used was purposive sampling with the consideration that the largest rice producing area was in the Walantaka sub-district. The data was taken from farmers in 3 sub-districts, namely Nyapah, Tegal Sari and Lebakwangi sub-districts. The results of the study showed that the costs incurred for rice farming were Rp. 6,223,500 (Nyapah), Rp. 5,993,500 (Tegal Sari), Rp. 5,930,000 (Lebak Wangi). The basic price of rice farming results was obtained at Lebakwangi Rp. 6,760.00, Tegal sari Rp. 6,117.00 and Nyapah Rp. 5,331.00 based on explicit and implicit cost calculations. For the basic price based on explicit costs, the price obtained is Rp. 4,576 (Nyapah), Tegal Sari is Rp. 5,257, Lebakwangi is Rp. 5,813 . Keywords: Rice farming, production costs, basic prices
POTENSI SENYAWA AKTIF TANAMAN REMPAH TERHADAP KEMASAN EDIBLE FILM ANTIMIKROBA Nezly Nurlia Putri; Nurul Annazhifah; Ainun Nafisah; Kiki Roidelindho
Jurnal Teknologi Pangan dan Kesehatan (The Journal of Food Technology and Health) Vol 5, No 1 (2023): Mei
Publisher : Universitas Sahid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36441/jtepakes.v5i1.1670

Abstract

Kemasan edible film merupakan pengemasan yang tepat untuk mempertahankan kualitas bahan pangan dan memperpanjang umur simpan produk. Edible film berbentuk lapisan tipis yang terbuat dari bahan biopolimer yang aman untuk dikonsumsi serta dapat diurai oleh mikroba.  Penambahan senyawa aktif tanaman rempah berupa antimikroba mampu menghambat pertumbuhan mikroba patogen dan memperbaiki sifat fisik edible film. Penulisan ini dlakukan berdasarkan hasil penelitian terkait senyawa aktif tanaman rempah dan potensinya terhadap kemasan edible film antimikroba, serta tantangan pengembangannya. Metode yang digunakan berupa kajian literatur dengan pendekatan kualitatif. Sumber kajian literatur dikumpulkan melalui unduhan dari database utama yaitu google scholar, research gate, dan science direct dengan rentang tahun terbit jurnal dari 2006 sampai 2022 yang sumber isinya dapat dipertanggungjawabkan dan relevan dengan penelitian atau kajian yang dilakukan. Proses penyeleksian menghasilkan 11 pustaka sesuai kriteria yang memuat edible film antimikroba. Senyawa penyusun edible film berupa senyawa makromolekul alami seperti polisakarida, protein, atau lipid sedangkan senyawa aktif tanaman rempah sebagai zat antimikroba seperti, kunyit putih, lengkuas, daun beluntas, pinang, kayu manis, jahe merah dan bawang putih. zat antimikroba ini mampu menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan S.aureus. Potensinya terhadap edible film antimikroba terbukti mampu menghasilkan karakteristik edible film yang dihasilkan sesuai dengan JIS (1975) dan mampu mencegah kerusakan bahan pangan dimana terdapat zona hambat terhadap bakteri serta memperpanjnag umur simpan bahan pangan. Pemanfaatan edible film secara komersial belum banyak dikembangkan, meskipun jumlah produk olahan minimal meningkat di pasar modern. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengaplikasian edible film antimikroba adalah penambahan zat antimikroba, plastisizer dan bahan tambahan lainnya yang kurang tepat berdampak pada karakteristik edible film yang dihasilkan. Selain itu, Setiap bahan pangan memiliki sifat yang berbeda-beda sehingga membutuhkan informasi yang lebih banyak dalam pengaplikasiannya.
Analisis Korelasi Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat Cherry (Solanum lycopersicum var. cerasiforme) secara Hidroponik Sistem Wick Zhalffah Zhahirah; R F Yenny; Kiki Roidelindho; Yayu Romdhonah
Gunung Djati Conference Series Vol. 33 (2023): Seminar Nasional Pertanian 2023
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa kini lahan pertanian produktif semakin berkurang, sehingga untuk membudidayakan tomat cherry membutuhkan teknologi alternatif, seperti budidaya dengan hidroponik. Sistem yang umumnya digunakan dalam hidroponik adalah sistem wick yang memanfaatkan sumbu sebagai penghantar nutrisi. Umumnya, nutrisi yang digunakan adalah larutan AB mix. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar pertumbuhan dan hasil tomat cherry secara hidroponik sistem wick. Penelitian ini dilakukan di screenhouse Badan Penerapan Standardisasi Instrumen Pertanian Banten, Kabupaten Serang. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAK) dengan 2 faktor, dimana faktor pertama adalah jenis sumbu adalah kosentrasi nutrisi yang terdiri dari S1=kain flanel, S2=benang wol, S3=sumbu kompor, S4=tali kapas, sedangkan faktor kedua terdiri dari K1=1,900ppm, K2=2,300ppm, K3=2,700ppm, K4=3,100ppm, K5=3,500ppm. Masing-masing kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali, sehingga terdapat 60 satuan percobaan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara bobot buah dengan jumlah buah yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,73. Sedangkan korelasi antara bobot buah dengan tinggi tanaman, serta antara panjang daun dengan lebar daun menunjukkan koefisien korelasi sebesar 0,01 yang menandakan korelasi yang lemah antara kedua variabel tersebut.
The effect of coffee grounds compost and planting media on the growth and yield of kailan plants (Brassica oleracea L.) Antoseno Priyo Hutomo; Sri Ritawati; Kiki Roidelindho; Putra Utama
Gema Wiralodra Vol. 15 No. 1 (2024): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gw.v15i1.672

Abstract

The research aimed to determine the effect of composting from coffee waste and planting media composition on the growth and yield of the kailan plant (Brassica oleracea L.). This research was conducted from June until September 2023 in Pagenjahan Village, Kronjo District, Tangerang Banten. The method used a Randomized Completely Block Design (RCBD) as factorial with two factors and analyzed using SPSS. The first factor was the Compost from Coffee Waste (K) which consisted of four levels namely; 0 g Coffee Waste (K1), 10 g Coffee Waste (K2), 20 g Coffee Waste (K3), and 30 g Coffee Waste (K3). The second factor was the Planting Media Composition (M) which consisted of three levels namely; Topsoil Planting Media (M1), Topsoil Planting Media + Rice Husk Charcoal 1:1 (M2), Topsoil Planting Media + Cocopeat 1:1 (M3). The results showed that compost from coffee waste with 20 g dose (K2) had the best effect on the number of leaves at 14 DAP (Days After Planting), leaf area, total fresh weight, fresh weight consumption, and dry weight parameters. Planting media composition with Topsoil Planting Media + Cocopeat 1:1 (M3) had the best effect on the leaf area parameter. There was an interaction between compost from coffee waste and planting media composition on plant height at 14 DAP and 28 DAP. Nasution (2014), coffee waste influences the growth and yield of long bean plants (Vigna sinensis L.) and the best concentration is 20 grams.