p-Index From 2020 - 2025
0.562
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Agrotek Tropika
Sugiatno Sugiatno
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RESPON PERTUMBUHAN SETEK BATANG HIJAU Indigofera sp. TERHADAP APLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH Ardian Ardian; Ima Kurnia; Erwin Yuliadi; Sugiatno Sugiatno; Kukuh Setiawan; M. Syamsoel Hadi; Fitri Yelli
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 4 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, NOVEMBER 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i4.6448

Abstract

Indigofera sp. merupakan salah satu tanaman leguminosa yang berpotensi sebagai bahan pakan ternak, karena memiliki kandungan protein yang tinggi dan serat kasar yang relatif rendah.  Perbanyakan tanaman menggunakan biji sulit dilakukan karena struktur bijinya keras dan memiliki masa dormansi. Perbanyakan Indigofera sp secara vegetatif dengan teknik setek batang hijau dengan zat pengatur tumbuh komersil yang dapat mudah diterapkan kepada masyarakat petani merupakan tujuan penelitian ini.    Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 ulangan.  Perlakuan disusun secara faktorial dengan faktor pertamanya adalah jumlah mata tunas: stek dengan 1, 2 dan 3 mata tunas. Faktor keduanya adalah perlakuan zat pengatur tumbuh (ZPT): tanpa zat pengatur tumbuh (R-0), Rootone-F (R-F), dan Root-Up (R-U).  Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah mata tunas yang terbaik adalah setek 3 mata tunas karena menghasilkan persentase hidup setek 100% dengan nilai tertinggi untuk peubah jumlah daun, jumlah anak daun, panjang tunas, jumlah akar, bobot segar tunas, dan bobot kering tunas  yang lebih besar dibandingkan setek 2 dan 1 mata tunas.  Penambahan Root-Up menghasilkan jumlah akar terbanyak dibandingkan dengan penambahan Rootone-F dan tanpa zpt.  Tidak terdapat interaksi antara jumlah mata tunas dengan perlakuan zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan setek Indigofera sp.
EFIKASI HERBISIDA AMONIUM GLUFOSINAT UNTUK PENGENDALIAN GULMA PADA TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGHASILKAN Hidayat Pujisiswanto; Herry Susanto; Sugiatno Sugiatno; Rizki Ardian Saputra
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i2.5965

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas herbisida amonium glufosinat dalam mengendalikan gulma diperkebunan kelapa sawit menghasilkan, dan mengetahui perubahan komposisi gulma akibat aplikasi herbisida amonium glufosinat. Penelitian dilaksanakan di lahan kelapa sawit milik petani di Desa Pancasila, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Gulma Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Gedong Meneng, Bandar Lampung mulai bulan Januari sampai dengan April 2020. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 ulangan dan 6 perlakuan yaitu taraf dosis amonium glufosinat (300, 400, 500, dan 600 g ha-1), penyiangan mekanis, dan tanpa pengendalian (kontrol). Homogenitas ragam data diuji dengan uji Barlett, uji additivitas data diuji dengan menggunakan uji Tukey, jika asumsi terpenuhi data dianalisis ragam dan perbedaan nilai tengah perlakuan diuji dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Herbisida amonium glufosinat 300 – 600 g ha-1 efektif dalam mengendalikan gulma total, gulma golongan rumput, gulma daun lebar dan gulma dominan (Axonopus compressus, dan Praxelis clematidea) sampai 12 MSA, sedangkan gulma dominan Asystasyia gangetica pada dosis 300 g ha-1 hanya mampu mengendalikan sampai 8 MSA. Herbisida amonium glufosinat 300 – 600 g ha-1 mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi gulma dominan Asystasia gangetica dan Praxelis clematidea menjadi Synedrella nodilfora dan Commelina diffusa pada 4 dan 8 MSA serta Asystasia gangetica menjadi Commelina diffusa pada 12 MSA.
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN CaCO3 SEBAGAI BAHAN PELURUH PULP BENIH TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM YANG BERBEDA Sugiatno Sugiatno; Maria Viva Rini; Rusdi Evizal; Decha Bagus Saputra
Jurnal Agrotek Tropika Vol 10, No 2 (2022): JURNAL AGROTEK TROPIKA VOL 10, MEI 2022
Publisher : Departement of Agrotechnology, Agriculture Faculty, Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jat.v10i2.5966

Abstract

Benih kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu benih tanaman yang memiliki lapisan pulp. Pulp perlu dihilangkan agar tidak mengundang mikroorganisme ataupun serangga yang dapat mengakibatkan benih rusak dan sulit untuk berkecambah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh konsentrasi CaCO3 dan komposisi media tanam terbaik, serta interaksi keduanya terhadap pertumbuhan bibit kakao. Penelitian ini dilaksanakan di rumah plastik Desa Labuhan Dalam, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Gedong Meneng, Bandar Lampung pada bulan September-Desember 2020. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna secara faktorial (5x3). Faktor pertama adalah konsentrasi larutan CaCO3 yang terdiri atas 0 g/l, 25 g/l, 50 g/l, 75 g/l, dan 100 g/l. Faktor kedua adalah komposisi media pembibitan yang terdiri atas campuran pasir + pupuk kandang, arang sekam + pupuk kandang, dan pasir + arang sekam + pupuk kandang. Data penelitian dianalisis ragam kemudian dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman larutan CaCO3 berpengaruh nyata terhadap peubah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot segar tajuk, dan indeks kualitas bibit segar dengan hasil tertinggi pada konsentrasi larutan CaCO3 75 g/l. Komposisi media tanam berpengaruh nyata pada semua peubah pertumbuhan bibit kakao dengan hasil tertinggi yaitu pada komposisi media tanam pasir, arang sekam, dan pupuk kandang. Tidak terjadi interaksi antara kombinasi media tanam dan konsentrasi larutan CaCO3 terhadap pertumbuhan dan kualitas bibit kakao.