Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : SPASIAL

TIPOLOGI KEPEMILIKAN RTH DI PERKOTAAN TOBELO Konofo, Ristanti; Kumurur, Veronika; Warouw, Fella
SPASIAL Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang Terbuka Hijau (Green Openspaces) adalah kawasan atau areal permukaan tanah yang didominasi oleh tumbuhan yang dibina untuk fungsi perlindungan habitat  tertentu, dan atau sarana lingkungan/kota, dan atau pengamanan jaringan prasarana, dan atau budidaya  pertanian. Perkotaan Tobelo yang terletak di Kabupaten Halmahera Utara. Kondisi RTH di Perkotaan Tobelo tidak tersebar merata pada beberapa desa. Kota merupakan kecamatan yang memiliki banyak penduduk karena terletak di kawasan pusat kota, dengan fungsi perkantoran, jasa, dan perdagangan dan kawasan pemukiman yang padat penduduk. Proporsi ruang terbuka hijau di Perkotaan Tobelo saan ini masih belum memenuhi standar kebijakan tata ruang 30% dari total luas wilayah atau UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Yang menjadi permasalahan pada penelitian ini adalah bagi sebagian masyarakat yaitu sulit membedakan antara RTH privat dan publik yang ada di perkotaan Tobelo Dikarenakan perkotaan Tobelo Memiliki RTH yang memiliki lahan-lahan kebun dengan status kepemilikan lahan RTH yang sulit dibedakan mana RTH privat dengan publik. Tujuan Penelitian ini untuk menghitung luas RTH perkotaan Tobelo berdasarkan tipologi kepemilikan dan aktivitas apa saja yang ada pada masing-masing RTH Publik RTH Privat. Metode Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yaitu peneliti melakukan observasi lapangan, mengambil dokumentasi dan mengamati aktivitas di taman kota untuk mendeskripsikan keadaan wilayah studi, berdasarkan perhitungan luas RTH luas  serta berdasarkan Tipologi Kepemilikan di perkotaan  Tobelo.   Kata  Kunci  : RTH, Tipologi, Kepemilikan, Perkotaan Tobelo.
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PINELENG Dien, Raymond Apolinaris; Warouw, Fella; Karongkong, Hendriek H.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Besarnya perubahan lahan ke permukiman mengindikasikan perkembangan permukiman di wilayah Pinggiran Kota. Pertambahan penduduk yang tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan menyebabkan banyak penduduk yang akan memanfaatkan lahan untuk permukiman yang tidak sesuai dengan karakteristik lahan permukiman. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu arahan pengembangan penggunaan lahan permukiman, dalam pengembangan lahan permukiman yang baru dan tepat. Penelitian ini bertujuan untuk Mengevaluasi kesesuaian lahan kawasan permukiman dan Menganalisis kesesuaian lahan untuk pengembangan permukiman di Kecamatan Pineleng. Metode analisis yang digunakan adalah dengan cara deskriptif dan superimpose (overlay) data-data fisik dasar yang berkaitan dengan kesesuaian lahan untuk permukiman, kemudian dioverlay lagi dengan kawasan lindung dan arahan rencana pola ruang kawasan budidaya sehingga dapat menetapkan arahan pengembangan penggunaan lahan permukiman berdasarkan karakteristik lahan yang sesuai untuk di kembangkan. Hasil studi, berdasarkan penjumlahan parameter kesesuaian lahan didapatkan tiga fungsi lahan yaitu lahan yang sesuai untuk permukiman, lahan sesuai bersyarat untuk permukiman dan tidak sesuai untuk permukiman. Berdasarkan (overlay) kesesuaian  lahan, kawasan lindung dan arahan rencana kawasan budidaya pengembangan penggunaan lahan permukiman di Kecamatan Pineleng dapat diarahkan pada bagian wilayah Warembungan, Pineleng Satu karena memiliki daya dukung lahan yang sesuai.Kata Kunci : Permukiman, Lahan, Kesesuaian Lahan, Pengembangan Lahan
ANALISIS KETERSEDIAAN LAHAN PERMUKIMAN DI KOTA KOTAMOBAGU Umamit, Praditia Supanji; Warouw, Fella; Takumansang, Esli D.
SPASIAL Vol 5, No 2 (2018)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota – Kotamobagu adalah kota yang tergolong kecil dan memiliki empat kecamatan, serta  33 desa/kelurahan dari empat kecamatan. Kotamobagu mempunyai luas wilayah 6.811 Ha, dengan luas permukiman sebesar 1.434,82 Ha,sebagian lahan yang belum terbangun. Bagaimanakah kondisi kawasan permukiman, serta ketersediaan lahan permukiman di Kota-Kotamobagu. Tujuan penelitian menganalisis ketersediaan lahan permukiman di Kota-Kotamobagu. Penelitian ini mengunakan metode kualitatif dengan tenik analisis spasial  overlay. Analisis spasial ini dilakukan untuk melihat kondisi eksisting permukiman Kota – Kotamobagu, serta ketersediaan lahan permukiman berdasarkan kemampuan lahan yang melalui satuan kemampuan lahan (SKL).  Hasil penelitian ini menunjukan ketersediaan lahan permukiman yang paling banyak adalah Kec. Kotamobagu Selatan 2602,3 Ha, Kec. Kotamobagu Timur 1116,45 Ha, Kec. Kotamobagu Utara 888,67 Ha, dan yang terakhir 768,79 Ha. Total keseluruhan kemampuan lahan untuk permukiman sebersar 5376,21 Ha.Kata Kunci: Permukiman, Ketersediaan, Kemampuan Lahan, Kota-Kotamobagu 
ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBANGUNAN HUNIAN PEDESAAN DENGAN KEARIFAN LOKAL “MAPALUS” DI KABUPATEN MINAHASA TENGGARA (Studi Kasus : Kecamatan Tombatu, Desa Liwutung, dan Desa Molompar) Pidode, Priska Tamara; Warouw, Fella; Lakat, Ricky S M
SPASIAL Vol 7, No 3 (2020)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mapalus Rumah telah ada sejak lama dan hingga sekarang masyarakat sangat menghormati dan terikat secara tradisional dengan kearifan local ini. Mapalus Rumah menjadi faktor pendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat khususnya di Kecamatan Tombatu, Desa Liwutung, dan Desa Molompar. Praktek Mapalus Rumah memberikan kontribusi positif dalam pengadaan rumah bagi masyarakat di perdesaan. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan factor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembangunan hunian mapalus dan non mapalus, mengetahui factor yang dominan dalam menentukan efektivitas pembanguna hunian mapalus dan non mapalus, dan mengetahui pola persebaran hunian akibat pembangunan hunian mapalus. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, untuk menguji efektivitas pembangunan hunian mapalus dan non mapalus menggunakan metode distribusi frekuensi analisis Uji T  dengan bantuan software SPSS, dan analisis Spasial dengan bantuan ArcGIS dalam pemetaan pola persebaran hunian. Dari Hasil analisis Uji T dengan bantuan software SPSS menunjukkan bahwa  membangun secara mapalus lebih efektiv daripada membangun secara non mapalus di Kecamatan Tombatu.Dari hasil analisis perbedaan fakto-faktor yang mempengaruhi, factor waktu yang paling mempengaruhi pembangunan hunian mapalus sedangkan untuk pembangunan hunian non mapalus adalah factor keuangan. efektivitas dari pembangunan hunian mapalus berdampak pada pola sebaran secara spasial pada sebaran daripada bangunan hunian dimana terjadi penurunan density pada kepadatan bangunan dan pada kepadatan penduduk. menjadi pertimbangan untuk pemrintah dalam pembangunan hunian Karena hal ini memberikan kontribusi positif dalam pengadaan rumah bagi masyarakat pedesaan. Dalam kenyataan yang menggunakan dana apbn yang begitu besar dengan program subsidi tidak dapat dijangkau oleh masyrakat, sementara ada sesuatu yang dilakukan masyarakat dalam pembangunan dengan kearifan lokal mapalus yang berjalan tanpa ada dana alokasi apbn. masyarakat untuk terus mengembangkan dan mempertahankan pembangunan hunian mapalus untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat Kata Kunci : Efektivitas, Hunian Mapalus, Uji T, Kabupaten Minahasa Tenggara 
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERADAAN PERMUKIMAN DI KAWASAN RAWAN LETUSAN GUNUNG BERAPI SOPUTAN Pelupessy, Mariolissa E; Tondobala, Linda; Warouw, Fella
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Kuyanga, Desa Silian Satu berada di Kecamatan Tombatu Utara dan Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara dan Desa Kotamenara di Kecamatan Amurang Timur merupakan desa yang dekat dengan Gunung Saputan, ketiga desa masuk radius 10 Km dari kawah gunung Api Soputan. Bila terjadi letusan berpotensi terlanda hujan abu dan dapat terkena lontaran batu (pijar) yang meyebabkan kerugian material maupun korban jiwa. Namun masyarakat tetap bermukim di daerah tersebut dalam beberapa faktor. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan faktor yang mempengaruhi keberadaaan permukiman di kawasan rawan bencana (KRB) I Gunung Api Soputan. Penelitian menggunakan analisis spasial dan analisis deskriptif statistik yaitu menggunakan tabel frekuensi. Hasil penelitian karakteristik permukiman ketiga desa yaitu, Desa Kuyanga, Silian Satu dan Kotamenara mempunyai pola permukiman terpusat dengan jenis bangunan yang berbeda, Desa Kuyanga 60 persen masyarakat menghuni bangunan semi permanen diikuti Desa Kotamenara sebesar 53 persen dan Desa Silian Satu sebesar 47 persen. Hasil analisis faktor yang mempengaruhi keberadaan permukiman ketiga desa juga berbeda, Desa Kuyanga faktor yang mempengaruhi adalah faktor akses ke tempat kerja, status kepemilikan rumah, dan dampak erupsi. Desa Silian satu dengan faktor hasil pendapatan kerja, pendidikan terakhir dan mempunyai kerabat sedangkan  Desa Kotamenara hanya faktor erupis saja yang mempengaruhi.Kata kunci:.Karakteristik Permukiman, Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Api, Faktor Keberadaaan Permukiman
ANALISIS SPASIAL TERHADAP NILAI LAHAN Di KECAMATAN AMURANG Setiawan, Muh Rahmat Agung; -, Sangkertadi; Warouw, Fella
SPASIAL Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan isebagai ilokasi ipembangunan isudah ipasti imemiliki inilai idan iharga. iNilai ilahan isecara itidak ilangsung imengungkapkan ikepada isemua ikhalayak iumum itentang ikualitas ilahan itersebut imengenai ipengembangannya. iKualitas iyang idimaksud iberupa ipotensi ilahan iketika idibangun imemberikan imanfaat iyang idiharapkan. iJadi inilai ilahan isangat iberkaitan idengan iobjek iyang iberpotensi ibesar ijika idibangun idiatas ilahan itersebut. iNilai ilahan imempunyai ipengertian iyang iberbeda idengan iharga ilahan. iHal iini idapat idijelaskan ibahwa iharga ilahan idikatakan iada ijika inilai ilahan iberproses idi idalamnya. iSehingga iharga ilahan imerupakan itolok iukur idari inilai ilahan, idimana inilai ilahan iadalah iperwujudan iterhadap ikemampuan ilahan isehubungan idengan ipenggunaan ilahan idan ipemanfaatan. iPenelitian iini idilakukan idi iKecamatan iAmurang iuntuk imengetahui inilai ilahan iyang idilakukan isecara ispasial. iTujuan ipenelitian iini iyaitu i(1) imemetakan inilai ilahan idi iKecamatan iAmurang, i(2) imenganalisis ifaktor ipenentu inilai ilahan iyang imempengaruhi inilai ilahan. iMetode iyang idi igunakan iadalah imetode ianalisis ideskriptif ikuantitatif idan ioverlay, idimana iuntuk imendapatkan idata inilai ilahan iperlu imelakukan ipenggabungan ipada iberbagai ipeta idasar iyaitu ipenggunaan ilahan, iaksesbilitas ipositif, iaksesbilitas inegatif, idan ikelengkapan iutilitas. iHasil idari ipenelitian iini imenunjukan ibahwa i(1) inilai ilahan idi iKecamatan iAmurang iberkisar iantara iRp. i261.000/m2 isampai idengan iRp. i1.963.000/m2 i, i(2) ifaktor ipenentu inilai ilahan iberupa ipenggunaan ilahan, iaksesbilitas ipositif, iaksesbilitas inegatif, idan ikelengkapan ifasilitas iumum itidak iselalu imempengaruhi itinggi irendahnya inilai isuatu ilahan.Kata iKunci: iLahan, inilai ilahan, iKecamatan iAmurang, inilai, ipemetaan