Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

TERMINAL ANGKUTAN DARAT TIPE B DI MINAHASA TENGGARA, Simplicity In Architecture Aldwin F. Lompoliuw; Raymond Ch. Tarore; Esli D. Takumansang
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v11i1.43263

Abstract

Abstrak Kabupaten Minahasa Tenggara yang masih tergolong muda, karena belum lama dimekarkan. Sehingga sarana prasarana diMinahasa Tenggara belum semuanya bisa tersedia Pesatnya pertumbuhan pembangunan masyarakat di kawasan tersebut juga berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan di Minahasa tenggara.Selain peningkatan jumlah wisatawan, angkutan umum juga mulai meningkat terutama angkutan darat, dan dampak peningkatan jumlah tersebut telah menimbulkan kemacetan di pusat Minahsa tenggara. transportasi memainkan peran yang sangat penting dalam strategi pembangunan dan memiliki hubungan yang erat dan saling bergantung dengan laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Mengingat pentingnya transportasi, maka perencanaan dan pengembangannya perlu disusun, perlu dibangun atau ditata terminal di tempat-tempat tertentu untuk memungkinkan lalu lintas dan transportasi jalan Untuk mengelola dan mengatur untuk kepentingan umum. Maka karena itu penulis merencanakan untuk membuat desain Terminal angkutan darat tipe B di Minahasa Tenggara dengan menerapkan tema simplicity in architecture agar transportasi umum bisa memuat dan menurutkan penumpang ataupun barang di terminal dengan aman, selain itu juga bisa memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat dan pengunjung yang menggunakan transportasi umum.Kata Kunci: Minasaha Tenggara, Terminal angkutan darat tipe B, simplicity in architecture
LUMINTANG BEACH RESORT HOTEL DI MINAHASA TENGGARA, Biophilic Design Anastasya S.C. Ompi; Raymond Ch. Tarore; Steven Lintong
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v11i1.43265

Abstract

Abstrak Pantai Limintang merupakan salah satu tempat wisata untuk wisata alam di minahasa tenggara. Pengembangan dan pemanfaatan potensi yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara sendiri belum optimal. Hal ini tercermin dari minimnya pilihan akomodasi berupa akomodasi bagi  wisatawan. Jumlah akomodasi yang tersedia tidak sesuai dengan jumlah wisatawan. Berdasarkan fakta tersebut, kita dapat melihat bahwa Pantai Lumintang memiliki peluang untuk pengembangan industri pariwisata, terutama dalam penyediaan akomodasi. Tapak yang direncanakan berada pada zona pemanfaatan pariwisata yang ditetapkan sebagai destinasi wisata semi alami, dan memiliki standar lingkungan yang mendukung  pengembangan pariwisata dan rekreasi alam. Lokasi yang dipilih adalah pemandangan yang menarik, aksesibilitas yang sangat baik, peralatan dan infrastruktur berbasis kebutuhan, dan lokasi yang kurang terlihat. Hotel resor berharap dapat meningkatkan kreativitas dan kejelasan, meningkatkan kesejahteraan, mempercepat penyembuhan dan merevitalisasi potensi pariwisata Kabupaten Minahasa Tenggara dengan konsep desain biofilik.Kata Kunci: Beach Resort Hotel, Biophilic Design
HOTEL & RESORT DI KAWASAN DANAU TONDANO: Implementasi Form Follow Function Jivisc Mamengko; Pierre H. Gosal; Raymond Ch. Tarore
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 11 No. 1 (2022): DASENG Volume 11, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terinspirasi dari Mjøstårnet sebuah bangunan 18 lantai berstruktur kayu yang terletak di pinggiran danau Mjøsa Norwegia yang sampai sekarang ini pemegang rekor sebagai bangunan berstruktur kayu tertinggi di dunia. Maka untuk judul tugas akhir saya, saya tergerak untuk mendesain satu bangunan tinggi yang materialnya didominasi oleh material-material organik yang ramah lingkungan. Dari dulu nenek moyang Suku Minahasa membangun tempat tinggalnya menggunakan material kayu dan dedaunan kering yang didirikan di atas batu, dan telah terbukti ketahanannya sampai sekarang ini. Meskipun Sulawesi Utara mempunyai banyak sekali gunung berapi aktif yang tercatat sangat sering Meletus akan tetapi rumah-rumah tradisional yang kebanyakan berusia di atas 100 tahun tersebut masih sering kita jumpai .hal tersebut sudah cukup membuktikan kualitas dari material yang digunakan. Kayu merupakan salah satu material bangunan yang amat populer dikarenakan fleksibilitas, ketahanan ,dan tampilannya yang estetik. Kayu sudah lama dipakai sebagai bahan konstruksi utama untuk bangunan meski kemudian tergeser oleh beton dan baja sehingga kayu lebih banyak dimanfaatkan untuk bahan lantai/panel interior. Tapi teknologi perkayuan masa kini memungkinkan adanya bangunan tinggi yang sepenuhnya terbuat dari bahan kayu. Terlebih lagi material kayu merupakan material terbaharui dan ramah lingkungan. Kata Kunci: Hotel, Resort, form follow function
STRATEGI REVITALISASI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH DI KELURAHAN CALACA KOTA MANADO Sarina Togubu; Fella Warouw; Raymond Ch. Tarore
Sabua : Jurnal Lingkungan Binaan dan Arsitektur Vol. 6 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/sabua.v6i2.5278

Abstract

ANALISIS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG KAWASAN AGROPOLITAN DI LANGOWAN Rivaldo M. Talumewo; Pingkan P. Egam; Raymond Ch. Tarore
SPASIAL Vol. 11 No. 1 (2023): Volume 11 no.1 2023
Publisher : SPASIAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Langowan termasuk dalam Pengembangan kawasan agropolitan Pakakaan (Kec. Tompaso, Kawangkoan, Kakas dan Langowan). Ketersediaan infrastruktur dalam hal ini infrastruktur pendukung pertanian yang optimal maka dapat memicu perkembagan Kawasan Agropolitan. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kondisi eksisting infrastruktur pendukung kawasan agropolitan di langowan, menganalisis usulan pengembangan infrastruktur pendukung kawasan agropolitan di langowan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan metode evaluasi dengan metode analisis actual versus planned performance comparisons untuk merumuskan usulan pengembangan. Hasil penelitian infrastruktur pendukung dalam penyediaannya berdasarkan evaluasi dengan standar ialah jalan usaha tani belum memenuhi standar,jalan penghubung antar desa telah memenuhi standar, gudang penyimpanan belum memenuhi standar, bak penampungan air belum memenuhi standar, kios pupuk belum memenuhi standar, penggilingan padi belum memenuhi standar, dan Balai Penyuluhan Pertanian telah memenuhi standar. Terdapat 7 usulan pengembangan Infrastruktur pendukung. Kata Kunci : Agropolitan,Infrastruktur,Evaluasi,Pengembangan
LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS II A DI TONDANO, KAB. MINAHASA. Arsitektur Perilaku Lardnejho Janalgi; Pingkan P. Egam; Raymond Ch. Tarore
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 6 No. 2 (2017): DASENG Volume 6, Nomor 2, November 2017
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v6i2.17622

Abstract

Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan anak didik pemasyarakatan di Indonesia. Sebelum dikenal istilah lapas di Indonesia, tempat tersebut disebut dengan istilah penjara. Fungsi dari Lembaga Pemasyarakatan saat ini tidak lagi sekedar tempat menghukum narapidana tapi lebih dari itu Lembaga Pemasyarakatan merupakan tempat untuk membina dan membimbing Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Di Kabupaten Minahasa sudah terdapat Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B. Namun melihat perkembangan yang terjadi beberapa tahun terakhir ini, angka kriminalitas terus mengalami kenaikan. Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Tondano saat ini sudah mengalami overkapsitas dan sudah tidak sanggup lagi menampung jumlah narapidana yang terus meningkat. Oleh karena itu diperlukan pembangunan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A di Tondano. Perancangan Lembaga Pemasyarakatan ini menggunakan tema Arsitektur Perilaku. Konsep arsitektur perilaku ini bertujuan untuk mengahadirkan lapas yang dapat mewadahi dan memfasilitasi program pembinaan sehingga fungsi pembinaan dapat tercapai melalui desain dengan mengedepankan aspek privacy, personal space, teritorialitas, dan crowding and density. Dengan demikian dapat menunjang keberhasilan dari fungsi objek rancangan ini untuk membina, mendidik dan membimbing narapidana (memanusiakan manusia).  Kata kunci : Lembaga Pemasyarakatan, Kriminalitas, Arsitektur perilaku
PASAR SENI TRADISIONAL DI TANA TORAJA. Etno Modern dalam Arsitektur Andi K. Sura; Raymond Ch. Tarore; Rachmat Prijadi
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20671

Abstract

Tana Toraja merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi salah satu daerah tujuan Wisata. Budaya yang dimiliki Tana Toraja merupakan aset penting dalam pengembangan pariwisata, dimana pariwisata sebagai pelestari kebudayaan, dapat berperan aktif melestarikan dan memperkenalkan kebudayaan. Pembangunan industri pariwisata, khususnya berkaitan dengan perkembangan infrastruktur dan kehadiran wisatawan menimbulkan perubahan beberapa bidang di daerah bersangkutan. Pariwisata dapat menjadi sumber utama pendapatan masyarakat maupun pemerintah daerah, atau penggerak kegiatan dan menarik pengembang sektor lain.Perancangan Pasar Seni Tradisional di Tana Toraja ini menggunakan pendekatan tema perancangan “Konsep ‘Etno-Modern dalam Arsitektur”. Konsep utama perancangan ini adalah mentransformasikan kebudayaan mengikuti masa kini sehingga bentuk fisik bangunan selain modern juga memiliki kesan etnis. Dengan itu pesan kebudayaan dapat lebih dipahami dan menyatu sebab disampaikan dengan budaya masyarakat Toraja sekaligus menyimbolkan keterbukaan masyarakat Toraja kepada setiap para wisatawan dari segala penjuru daerah yang datang berkunjung ke Toraja Kata kunci      : Etno-Modern, Transformasi, Pasar Seni, Budaya Toraja
GALERI SENI DI MANADO. Folding Architecture Patricia H. N. Taliawo; Raymond Ch. Tarore; Leidy M. Rompas
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20697

Abstract

Manado adalah kota dimana seni semakin diapresiasi seiring berkembangnya waktu. Tetapi wadah untuk menyelenggarakan kegiatan seni masih sangatlah kurang sehingga kegiatan seni yang dilakukan selalu ditempat-tempat terbuka seperti pertokoan yang bukan untuk khusus penyelenggaraan seni dilakukan, padahal seni perlu diapresiasi dengan cara yang menarik dan penuh seni.Folding Architecture merupakan suatu proses dalam desain arsitektur yang menghasilkan bentukan dengan cara bereksperimen dengan lipatan. Penerapannya ke dalam proses perancangan arsitektur adalah dengan menggunakan karakter kertas dan mengubahnya/mentransformasikannya melalui proses lipat, potong, ditekuk dan lain-lain sehingga menghasilkan bentukan arsitektur yang diinginkan.Dengan pendekatan Folding Architecture atau arsitektur folding ini, Galeri Seni di Manado ini perancangan dan penerapannya pada bentuk bangunan dilandasi dengan seni dan keindahan serta fungsi yang lebih kompleks, sehingga para pekerja seni dapat merealisasikan setiap potensi diri mereka dalam wadah yang bukan hanya menjadi tempat pameran seni yang sudah jadi tetapi tempat dimana proses pembuatan seni dapat berlangsung sekaligus menjadi tempat dimana para pelaku seni dapat belajar dengan pendidik yang membantu mereka mengembangkan potensi seni.(Kata Kunci : Art Gallery, Galeri Seni , Folding Architecture)
REDESAIN TERMINAL PENUMPANG TANGKOKO DI KOTA BITUNG. Arsitektur Eco Futuristic Fahri E. Randang; Surijadi Supardjo; Raymond Ch. Tarore
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 1 (2018): DASENG Volume 7, Noomor 1, Mei 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i1.20699

Abstract

Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. Ada berbagai macam tipe terminal yaitu A, B, dan C. Masing-masing mempunyai fungsi yang sama yaitu pelayanan transportasi, namun berbeda cakupan untuk tujuan. Masing-masing kategori terminal tersebut mempunyai standar tersendiri tentang tata cara perencanaan, perancangan dan pengelolaan terminal yang telah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: 31 Tahun 1995 Tentang Terminal Transportasi Jalan, yang harus dijadikan pedoman dasar dalam perencanaan, perancangan, dan pengelolaan terminal, khususnya di Indonesia.Terminal Tangkoko adalah satu-satunya terminal tipe A yang ada di kota Bitung. Terminal ini memiliki banyak kekurangan yang tidak sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Menteri Perhubungan RI, baik dari segi perancangan maupun pengelolaannya, sehingga harus segera diperbaiki agar dapat melayani/memfasilitasi aktivitas moda transportasi di kota Bitung dengan baik dan lancar.Proses Redesain Terminal Penumpang Tangkoko di kota Bitung ini menggunakan acuan standar dari SPM (Standar Pelayanan Minimum) Terminal Angkutan Umum Tahun 2012, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : 31 Tahun 1995 Tentang terminal Transportasi Jalan dan menggunakan tema arsitektur Eco-Futuristic. Sumber data referensi dan tema ini diharapkan dapat memperbaiki segala kekurangan yang ada pada Terminal Tangkoko ini, sehingga akan didapat sebuah perancangan terminal baru yang dapat memfasilitasi/melayani semua golongan masyarakat dalam melakukan aktifitas moda transportasi dengan baik dan lancar.Kata Kunci :Kota Bitung, Terminal Penumpang, Tangkoko, Eco-Futuristic, Redesain
SIRKUIT BALAP MOTOR DI MANADO. Arsitektur Organik Rexy P. Pasomba; Claudia S. Punuh; Raymond Ch. Tarore
Jurnal Arsitektur DASENG Vol. 7 No. 2 (2018): DASENG Volume 7, Nomor 2, November 2018
Publisher : PS S1 Arsitektur. Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35793/daseng.v7i2.20842

Abstract

Kota Manado yang merupakan ibukota provinsi Sulawesi Utara merupakan kota yang perkembangannya sangat menjanjikan, terbukti banyak pembangunan dan pengembangan kawasan yang dilakukan dikota ini, sebagai kota yang sedang berkembang, tentunya harus diimbangi dengan menghadirkan fasilitas-fasilitas untuk Masyarakat sebagai pelengkap ataupun sebagai sarana bagi masyarakatnya untuk bisa mengembangkan potensi diri serta berkreasi dan sebagai fasilitas-fasilitas yang di banggakan.             Dalam bidang olahraga, hkususnya olahraga otomotif tentunya juga harus ditingkatkan kualitas dan mutu dari sarana dan prasarana dari olahraga itu sendiri, salah satunya adalah sirkuit balap beraspal atau “on road” yang harus ada untuk menjadi sarana yang dapat mengembangkan potensi di bidang otomotif masyarakat di kota Manado. Meningkatnya kebutuhan masyarakat kota akan fasilitas olahraga otomotif yang baik dan aman serta dapat menyelenggarakan event skala Asia harus disesuaikan dengan standar-standar yang ada yang ditetapkan oleh federasi internasional. Dengan mengangkat tema ”Arsitektur Organik”, pendekatan terhadap alam diharapkan kawasan ini menjadi icon di kota Manado yang memiliki daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara dan dapat mengangkat pertumbuhan ekonomi dari segi pariwisata di kota Manado.Kata kunci : Kota Manado, sirkuit balap motor.