Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Penggunaan KB Suntik 3 Bulan dengan Kejadian Menopause Agi Yulia Ria Dini; Meli Deviana; Wiwin Nurhayati
Jurnal SMART Kebidanan Vol 9, No 1 (2022): JUNI 2022
Publisher : Universitas Karya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34310/sjkb.v9i1.580

Abstract

ABSTRAKWanita memasuki masa menopause dengan usia yang berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti: menarche, psikis, jumlah anak, usia melahirkan, pemakaian kontrasepsi, merokok dan sosial ekonomi. Kejadian menopause ini sangat berpengaruh pada kesehatan wanita. Gangguan kesehatan yang merupakan risiko dari kejadian menopause dini diantaranta osteoporosis dan masalah jantung. Sebaliknya, keterlambatan wanita dalam mengalami menopause dapat dicurigai adanya tumor ovarium sebagai organ penghasil esterogen. Tujuan peneliti adalah mengetahui hubungan penggunaan KB suntik 3 bulan dengan kejadian menopause di Desa Cisaat  Kec. Waled, Kab. Cirebon. Studi yang digunakan adalah deskriptif korelasi dan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi dan didapatkan sampel berjumlah 30 orang. Hasil penelitian Berdasarkan uji statistik pearson chi square nilai signifikansi P Value = 0,000 maka didapatkan Pvalue < α menggambarkan adanya hubungan penggunaan KB suntik 3 bulan dengan kejadian menopause, hal ini dapat disebabkan  karena ibu yang memiliki riwayat pemakaian kontrasepsi hormonal, kandungan hormon estrogen dan progesteron yang ada pada kontrasepsi hormonal berdampak pada perubahan hormonal pada ovarium, karena tubuh terus menerus diberikan maka merangsang hipofisis tidak memproduksi kedua hormon tersebut sehingga hormon estrogen dan progesteron tidak diproduksi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perlu adanya upaya dari bidan desa dalam memilih metode yang digunakan dalam memberikan pendidikan kesehatan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Kata kunci: kontrasepsi suntik; menopause; KB ABSTRACTWomen enter menopause at different ages depending on factors such as: menarche, psychology, number of children, age at birth, use of contraception, smoking and socioeconomic status. The incidence of menopause is very influential on women's health. Health problems that are a risk for early menopause include osteoporosis and heart problems, On the contrary, a woman's delay in experiencing menopause can be suspected of having an ovarian tumor as an estrogen-producing organ. The aim of the researcher was to determine the relationship between the use of 3-month contraceptive injection and the incidence of menopause in Cisaat Village, Waled, Cirebon Regency. The study used descriptive correlation and the sampling technique used purposive sampling with inclusion and exclusion criteria and obtained a sample of 30 people. The results of the study Based on the Pearson chi square statistical test, the significance value of P Value = 0.000, it was obtained that P value <α illustrates the relationship between the use of 3-month injectable contraceptives and the incidence of menopause, this can be caused by mothers who have a history of using hormonal contraception, the content of the hormones estrogen and progesterone in hormonal contraception has an impact on hormonal changes in the ovaries, because If the body is continuously given it stimulates the pituitary not to produce these two hormones so that the hormones estrogen and progesterone are not produced. Based on the results of the research conducted, it is necessary to make efforts from the village midwife in choosing the method used in providing health education so that the expected goals can be achieved. Keywords: contraceptive injection; menopause; family planning 
PEMBERIAN STIMULASI TIC TAC SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI TUMBUH KEMBANG BAYI Agi Yulia Ria Dini; Meli Deviana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan (JIRAH) Vol 1, No 2 (2022)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.963 KB)

Abstract

The success of children in achieving optimal growth and development is a determinant of the success of a nation in the future. Delay in growth and development of children can be caused by various factors including a history of low-birth-weight birth, nutritional status and stimulation. Cognitive, motor, language, social, emotional, and behavioral delays will interfere with the child's ability to learn, communicate, and interact with others which can have an impact on the quality of the child in the future. Developmental stimulation needs to be given especially by parents to children to improve aspects of child development according to their age. Tic tac stimulation is a massage therapy method with a light touch on the baby in the form of light caressing from the top of the head to the feet. The purpose of this activity is to provide knowledge and skills of mothers in providing stimulation as an optimization of child growth and development. The activity was carried out on September 3, 2022 at the Flamboyan Posyandu, Dumeling Village, Wanasari District, Brebes Regency. The instruments used are dolls as props, baby oil, cameras, and SDIDTK assessment sheets. The activity went well, at the end of the session the parents were able to provide tic tac stimulation independently to the child. The role of health workers in this case is expected to be able to provide information support about the stage of development in children and stimulation that parents can do independently at home.Keywords: Tic Tac Stimulation, Child developmentAbstrakKeberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal merupakan penentu keberhasilan suatu bangsa di masa yang akan datang. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya riwayat kelahiran BBLR, status gizi dan stimulasi. Keterlambatan kognitif, motorik, bahasa, sosial, emosional dan perilaku perilaku akan mengganggu kemampuan anak untuk belajar, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain yang dapat berdampak pada kualitas anak di masa depan.  Stimulasi perkembangan perlu diberikan terutama oleh orang tua kepada anak untuk meningkatkan aspek perkembangan anak sesuai usianya. Stimulasi tic tac merupakan metode terapi pijat dengan sentuhan ringan pada bayi yang berupa belaian ringan didaerah puncak kepala sampai dengan kaki.  Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan stimulasi sebagai optimalasi tumbuh kembang anak. Kegiatan dilakukan pada 3 September 2022 di Posyandu Flamboyan Desa Dumeling Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes. Instrumen yang digunakan adalah boneka sebagai alat peraga, baby oil, kamera, serta lembar penilaian SDIDTK. Kegiatan berjalan baik, di akhir sesi orangtua mampu memberikan stimulasi tic tac secara mandiri ke anak. Peran tenaga Kesehatan dalam hal ini, diharapkan dapat memberikan dukungan informasi tentang tahap perkembangan pada anak dan stimulasi yang dapat dilakukan orang tua secara mandiri di rumah.Kata Kunci: Stimulasi Tic Tac; Perkembangan Anak
Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) Kerja Sama Puskesmas Kecamatan Sawah Besar dan Prodi Kebidanan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta Dina Sulviana Damayanti; Astrid Kizy Primadani; Dita Rahmaika Arumsari; Meli Deviana; Hirfaturrahmi Hirfaturrahmi; Revinel Revinel; Heri Rosyati; Nuryaningsih Nuryaningsih; Aning Subiyatin; Yuni Istiananingsih; Eva Nur Oktavia
Bubungan Tinggi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/btjpm.v5i1.6928

Abstract

: BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional) dilakukan untuk memberikan imunisasi tambahan Campak/Measles-Rubela pada balita dan melengkapi dosis Imunisasi DPT-HB-Hib dan Polio yang sudah terlewat. Di Indonesia terdapat sekitar delapan ratus ribu anak beresiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti campak, rubella, polio, difteri, dan tetanus. Pemerintah Indonesia berupaya memulihkan cakupan yang hilang akibat gangguan kegiatan imunisasi selama pandemic COVID-19. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung kesuksesan kegiatan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dengan tercapainya cakupan imunisasi pada anak dan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, pada tanggal 12 Agustus 2022 kami dosen kebidanan bekerjasama dengan Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat melaksanakan pemberian imunisasi  pada anak usia 9 bulan - 59 bulan di Posyandu dan tempat layanan vaksin yang telah ditetapkan oleh Puskesmas Kecamatan Sawah Besar Jakarta Pusat. Selain pemberian imunisasi, sosialisasi, dan pemberian edukasi tentang Kesehatan anak juga dilakukan oleh para dosen kebidanan agar dapat meningkatkan cakupan imunisasi di daerah Jakarta Pusat. Hasil  dari  kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar, anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap sampai usia 9 bulan diberikan imunisasi untuk mengejar ketinggalannya, dan yang sudah lengkap imunisasi wajibnya sampai usia 9 bulan diberikan tambahan imunisasi campak/measles-rubela. Kegiatan ini sebagai upaya dari pemerintah dalam percepatan pencapaian eliminasi Campak dan Rubela melalui kegiatan pemberian  imunisasi  tambahan secara bertahap.BIAN (National Childhood Immunization Month) is held to provide additional Measles/Measles-Rubella immunization to toddlers and complete the missed DPT-HB-Hib and Polio immunization doses. In Indonesia, around eight hundred thousand children are at greater risk of contracting vaccine-preventable diseases such as measles, rubella, polio, diphtheria, and tetanus. The Indonesian government is working to restore coverage lost due to the disruption of immunization activities during the COVID-19 pandemic. This activity aims to support the success of the National Child Immunization Month (BIAN) by achieving immunization coverage in children and as a form of community service; on August 12 2022, we midwifery lecturers collaborate with the Sawah Besar District Health Center in Central Jakarta to carry out immunizations for children aged 9 months - 59 months at the Posyandu and the location of the vaccine service that the Sawah Besar District Health Center has determined Central Jakarta. In addition to immunizations, outreach and education about child health are also carried out by midwifery lecturers to increase immunization coverage in the Central Jakarta area. The results of this activity went well and smoothly; children who had not received complete immunization by the age of 9 months were given immunizations to catch up, and those who had completed their mandatory immunizations until the age of 9 months were given additional immunization against measles/measles-rubella. This activity is part of the government's efforts to accelerate the achievement of measles and rubella elimination by providing additional immunizations in stages.