Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pengetahuan dan sikap pasien tentang home care di ruang obsgyn RSUD dan RSAL Manokwari Yayuk Nuryanti
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 11 No 1 (2019): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v11i1.668

Abstract

Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta dibutuhkan saat ini yaitu pelayanan home care. Home care merupakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif dengan tujuan untuk meningkatkan, mempertahankan dan memaksimalkan tingkat kemandirian pasien. Secara singkat Visi Prodi D III Keperawatan Manokwari adalah menghasilkan tenaga vokasional keperawatan dalam pelayanan home care. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengetahuan dan sikap pasien di ruang obsgyn tentang home care berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dan status kesehatan. Desain penelitian diskriptif, tehnik pengambilan sampel dengan acidental sampling, sejumlah 63 orang. Data diambil dengan kuesioner, selanjutnya dianalisis dengan rumus persentase. Hasil yang didapat pengetahuan berdasarkan umur sebagian besar (46%) dengan kategori cukup pada umur tidak berisiko. Berdasarkan pendidikan sebagian besar (492%) dengan kategori cukup pada pendidikan menengah. Berdasarkan pekerjaan sebagian besar (31,6%) dengan kategori cukup pada ibu rumah tangga. Berdasarkan status kesehatan sebagian besar (47,6%) dengan kategori cukup pada kasus obstetri. Sikap berdasarkan umur sebagian besar (55,5%) bersikap positif pada umur tidak berisiko. Berdasarkan pendidikan sebagian besar (31,8%) positif pada pendidikan menengah. Berdasar pekerjaan sebagian besar (23,8%) positif pada ibu rumah tangga. Dan berdasarkan status kesehatan sebagian besar (44,4%) positif pada kasus obstetri. Saran agar rumah sakit menerapkan layanan home care, dan masyarakat memanfaatkan home care sesuai kebutuhan dan kemampuannya. Kata kunci : home care, pengetahuan, sikap
STUDI KASUS :EFEKTIVITAS PERAWATAN KATETER PADA PASIEN POST SC DALAM UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI DI RUANG NIFAS RSUD MANOKWARI PAPUA BARAT Yayuk Nuryanti; Ivonne Junita Fabanjo
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 12 No 1 (2020): Maret
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v12i1.683

Abstract

Latar Belakang : Sectio Caesarea (SC) adalah tindakan untuk melahirkan bayi melalui pembedahan abdomen dan dinding uterus. Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anastesi yang akan menyebabkan pasien mengalami penurunan saraf simpatis dan menyebabkan kondisi menurun sehingga dapat menimbulkan masalah perubahan eliminasi urin. Oleh karena itu selama prosedur pembedahan pasien dilakukan katerisasi urin.Tujuan Penelitian: Untuk mengambarkan penerapan prosedur perawatan kateter pada pasien post SC dalam upaya pencegahan infeksi di ruang Nifas RSUD Manokwari. Metode Penelitian: Desain deskriptif dengan teknik pengambilan data yang digunakan dalam bentuk studi kasus, data diambil dengan format pengkajian keperawatan pada ibu nifas. Subjek studi kasus 2 pasien post SC hari pertama. Hasil Penelitian: setelah dilakukan penerapan perawatan kateter pada kedua pasien dengan diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif; prosedur pemasangan kateter selama 3x24 jam masalah resiko infeksi tidak terjadi. Kesimpulan: penerapan perawatan kateter pada pasien post SC dalam upaya pencegahan infeksi di ruang Nifas RSUD Manokwari efektif mencegah terjadi infeksi. Saran: Bagi perawat perlu mengaplikasikan tentang perawatan kateter pada pasien post SC dalam upaya pencegahan infeksi. Bagi penulis dapat meningkatkan pengetahuannya dalam melaksanakan penerapan perawatan kateter dalam upaya pencegahan infeksi pada pasien post SC
Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di Puskesmas Amban Yayuk Nuryanti; Ivonne Junita Fabanjo; Yuni Subhi Isnaeni; Bahra Anwar; Febti Dwi Jayanti
JURNAL ILMIAH OBSGIN : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan & Kandungan P-ISSN : 1979-3340 e-ISSN : 2685-7987 Vol 10 No 2 (2018): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/job.v10i2.687

Abstract

latar Belakang : salah satu penyebab kematian ibu ialah faktor resiko dalam kehamilan. Kategori kehamilan 4T masih menjadi penyebab utama disamping riwayat kesehatan ibu. Guna menurunkan AKI dibutuhkan dari masyarakat untuk memahami lebih dalam dampak merugikan dari kehamilan yang beresiko sehingga dapat dilakukan skrining awal. Tujuan Penulisan : Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil Tenatang Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas Amban. Metedologi Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan menggunakan rancangan Cross Sectional . Hasil Penelitian : Dari 42 responden sebanyak 34 (81%) responden berpengetahuan baik. Adapun sikap responden terhadap kehamilan resiko tinggi yang memiliki sikap mendukung sejumlah 32 (76%) responden. Dari hasil uji statistik Chi Square Test dalam tabel Fisher Exact Test dengan bantuan SPSS didapatkan P Value : 0,012 dimana nilai P Value lebih kecil dari nilai a : 0,05 (0,012 < 0,05) dengan demikian menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu hamil terhadap kehamilan resiko tinggi. Kesimpulan : Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan ibu hamil rata-rata dalam kategori baik, dan sikap ibu hamil rata-rata dalam kategori mendukung, serta terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi. Saran : Diharapkan responden dapat mengetahui dan melakukan pencegahan terhadap kehamilan resiko tinggi dan bidan dapat melakukan skrining awal.
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG BIMBINGAN ANTISIPASI (ANTICIPATORY GUIDANCE) PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA KODIM 1703 MANOKWARI Yayuk Nuryanti; Ivonne Junita Fabanjo
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 10 No 1 (2018): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v10i1.674

Abstract

Petunjuk antisipasi dapat diartikan sebagai petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal (Nursalam, 2005). Berdasarkan data Kementrian Kesehatan tahun 2015, angka kematian anak setiap tahun lebih dari 1,4 juta di dunia yang meninggal karena berbagai penyakit. Sedangkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukan bahwa di Indonesia angka kematian anak balita 26,29 dari 1.000 kelahiran (Profil Kesehatan Indonesia, 2016). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang bimbingan antisipasi (anticipatory guidance) pada anak usia prasekolah di TK Kartika Kodim 1703 Manokwari. Desain yang digunakan adalah deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki anak usia prasekolah di TK Kartika Kodim 1307 Manokwari sebanyak 56 orang. Sampel yang digunakan berjumlah berjumlah 34 orang yang memenuhi kriteria eksklusi dan kriteria inklusi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukan bahwa yang memiliki pengetahuan baik paling banyak pada umur ≤32 tahun yaitu 12 orang (35,3%), diikuti umur 33-40 tahun berjumlah 10 orang (29,4%), dan pada umur ≥41 tahun berjumlah 3 orang (8,8%). Sedangkan berdasarkan pendidikan, responden dengan pengetahuan baik lebih banyak pada tingkat pendidikan PT yaitu 12 orang (35,3%), SMA berjumlah 11 orang (32,3%), dan SMP berjumlah 2 orang (5,9%). Saran bagi orang tua yaitu mencari informasi di pelayanan kesehatan maupun di media informasi mengenai petunjuk-petunjuk antisipasi sehingga anak terhindar dari bahaya atau kecelakaan baik di dalam maupun di luar rumah dan jadikan pengalaman sebagai pembelajaran dalam meningkatkan pengetahuan.
KARAKTERISTIK KONSEP DIRI PASIEN HIV/ AIDS DI RSUD MANOKWARI PAPUA BARAT Yayuk Nuryanti; Ruth Haried Faidiban
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 11 No 1 (2019): SEPTEMBER
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v11i1.675

Abstract

Human Immunodeficiency Virus(HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan dapat berkelanjutan menimbulkan AIDS. Sedangkan AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan gejala menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan HIV.Pada kondisi psikologis pasien HIV (ODHA) memiliki persepsi yang negatif tentang dirinya yang akan mempengaruhi perkembangan konsep dirinya. ODHA cenderung menunjukkan bentuk-bentuk reaksi sikap dan tingkah laku yang negatif. Hal ini disebabkan ketidakmampuan ODHA menerima kenyataan dengan kondisi yang dialami.Konsep diri atau (Self-Concept) merupakan bagian dari masalah kebutuhan psikososial yang merupakan kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi, konsep diri terbentuk sebagai suatu hal yang dipelajari sebagai hasil pengalaman seseorang terhadap dirinya dari pengaruh lingkungan sekitarnya.Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran konsep diri pada pasien HIV/AIDS. Desain penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dimana hanya melihat gambaran karakteristik ODHA dan konsep dirinya. Populasi penelitian adalah pasien dengan penyakit HIV/AIDS yang dirawat di Ruang Melati RSUD Manokwari. Sampel dalam penelitian ini ini berjumlah 30 responden, diambil dengan teknik non random sampling. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisa Data di lakukan secara univariat dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi untuk mendapatkan karakteristik responden dan mendapatkan gambaran konsep diri pada responden. Hasil penelitian menunjukkan responden HIV/AIDS yang terbanyak berjenis kelamin perempuan, umur 21-45 tahun, pendidikan SMP dan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Konsep diri positif sebanyak 4 orang (13%) , responden dengan konsep diri negatif sebanyak 26 orang (87%). Perlu adanya peningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang komprehensifsehingga tidak hanya berfokus pada asuhan keperawatan yang bersifat fisiologis saja namun secara psikologis, juga dibutuhkan pasien. Dengan demikian ODHA akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik, dengan meningkatnya konsep diri mereka.
STUDI KASUS: PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN NEONATUS DI RUANG NEONATUS RSUD MANOKWARI Yayuk Nuryanti; Oktoviandi Sawasemariay
NURSING UPDATE : Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan P-ISSN : 2085-5931 e-ISSN : 2623-2871 Vol 11 No 2 (2020): MARET
Publisher : NHM PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36089/nu.v11i2.685

Abstract

Latar Belakang : Masa neonataus merupakan masa sejak bayi lahir sampai 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 28 hari sesudah lahir. Nutrisi merupakan proses pemasukan serta pengolahan makanan bagi tubuh yang digunakan untuk energi. Dibandingkan dengan orang dewasa, kebutuhan gizi pada bayi memang lebih kecil. Namun, jika diukur berdasarkan persentase berat badan, kebutuhan bayi akan zat gizi ternyata hampir dua kali lipat dari orang dewasa. Tujuan : penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pemenuhan kebutuhan nutrisi pada neonatus. Metode penelitian deskriptif, dengan populasi seluruh pasien neonatus di ruang neonatus, sampel yang diambil 2 pasien neonatus hari pertama. Tindakan yang dilakukan memenuhi kebutuhan nutrisi selama 3 hari. Hasil : hasil pengkajian didapatkan data yang mendukung diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan refleks isap kurang baik. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, kebutuhan nutrisi terpenuhi, masalah teratasi, dan pasien boleh pulang. Kesimpulan : masalah kebutuhan nutrisi pada neonatus dapat teratasi dengan melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa, menyusun rencana tindakan, dan mengevaluasi tindakan yang telah diberikan, Saran : Diharapkan perawat tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi bayi sesuai berat badan, dan memberikan informasi kepada ibu bayi tentang cara pemenuhan kebutuhan nutrisi bayi