Gregorius Sandjaja Sentosa
Universitas Tarumanagara

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

KORELASI HASIL PENGUJIAN NILAI CBR DAN NILAI DCP PADA TINGKAT PLASTICITY INDEX TERTENTU Alfian Pramaditya Ershano; Gregorius Sandjaja Sentosa
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 2, Mei 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i2.16786

Abstract

English:Many factors affect the bearing strength of the subgrade so this test is carried out using various methods depending on conditions and needs in the field. One way to determine the bearing capacity of the subgrade is by knowing the value of the California Bearing Ratio. Dynamic Cone Penetrometer is a test tool used in road pavement projects that require fast results for a relatively large number of test points. In this paper, the author will analyze the accuracy of the Dynamic Cone Penetrometer when it is correlated with testing using the standard California Bearing Ratio test method when used in determining the bearing capacity of the subgrade for building projects according to different Plasticity Index values. The analysis carried out in this study includes the comparison of some data for comparison and the measurement value after which it is plotted into a graph to determine the range of values. The final result of testing the two of plasticity index measuring instruments at a level of 5 to 30 percent, the CBR value is in the range of 4 to 24 percent and the DCP is in the basic range of 2 to 20 mm/hit. Bahasa:Banyak faktor yang mempengaruhi kuat dukung tanah dasar sehingga pengujian ini dilakukan menggunakan metode yang bervariasi juga tergantung kondisi dan kebutuhan di lapangan. Salah satu cara menentukan besar daya dukung tanah dasar yaitu dengen mengetahui besar nilai California Bearing Ratio. Dynamic Cone Penetrometer merupakan salah satu alat uji yang digunakan pada proyek perkerasan jalan yang membutuhkan hasil yang cepat untuk jumlah titik uji yang yang relatif banyak. Dalam tulisan ini penulis akan menganalisis keakuratan alat Dynamic Cone Penetrometer apabila dikorelasikan dengan pengujian menggunakan metode standar pengujian California Bearing Ratio lapangan ketika digunakan dalam menentukan besar daya dukung tanah dasar kebutuhan proyek bangunan menurut nilai Plasticity Index berbeda. Analisis yang dilakukan dlam penelitian ini antara lain membandingkan sejumlah data untuk menjadi komparasi dan nilai ukur setelah itu di plot kedalam grafik untuk mengetahui rentng nilainya. Hasil akhir dari pengujian kedua alat ukur tanah dasar pada tingkat plasticity index 5 sampai 30 persen maka nilai CBR berada pada rentang 4 sampai  24 persen dan DCP berada pada rentang 2 sampai 20 mm/pukulan.
ANALISIS DESAIN SOIL NAILING MENGGUNAKAN LOAD & RESISTANCE FACTORED DESIGN DIBANDINGKAN DENGAN ALLOWABLE STRESS DESIGN Gianicco Irawan; Gregorius Sandjaja Sentosa
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 1, Februari 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i1.16847

Abstract

ABSTRACTSoil nailing, which is one of the slope reinforcement methods that has many advantages such as ease of construction, low cost, and short time, currently still lacks efficiency. These weaknesses are found in the theories and design methods currently used, such as the current soil nailing design method which only considers uncertainty in a factor based on field experience and/or engineering judgment. Until now, the design method in geotechnical construction still uses the Allowable Stress Design (ASD) approach. Design analysis using ASD tends to be less efficient and more efficient than the Load and Resistance Factored Design (LRFD) method being tested in this paper. Thus, LRFD can be an alternative to cover the shortcomings of the previous approach and provide a positive trend for land use to safety ratios as well as costs. With the same dimensions and specifications, the value approach with LRFD is able to produce an efficient one for use in the design. This can be seen when the parameter is degraded by more than 30%, where when using ASD the slope is declared unsafe (SF ≤ 1,50), while the slope is declared safe when using LRFD (Capacity to Demand Ratio ≥ 1,0). ABSTRAKSoil nailing yang merupakan salah satu metode perkuatan lereng yang memiliki banyak keuntungan seperti kemudahan teknik konstruksi, rendahnya biaya, kemudian juga singkatnya waktu, pada saat ini masih memiliki kekurangan dalam efisiensi. Kelemahan tersebut ditemukan dalam teori perhitungan dan metode desain yang sekarang ini digunakan, seperti cara desain soil nailing yang sekarang ini hanya mempertimbangkan ketidakpastian hanya dalam suatu faktor yang didasarkan oleh pengalaman lapangan dan atau penilaian rekayasa. Sampai saat ini, metode perancangan atau desain dalam konstruksi geoteknik masih menggunakan pendekatan Allowable Stress Design (ASD). Analisis desain menggunakan ASD ini cenderung kurang efisien dan lebih konservatif jika dibandingkan dengan metode Load and Resistance Factored Design (LRFD) yang sedang diuji dalam tulisan ini. Dengan demikian, LRFD dapat menjadi salah satu alternatif untuk menutupi kekurangan dari pendekatan sebelumnya dan memberikan tren yang positif bagi penggunaan soil nailing terhadap rasio keamanan dan juga biaya. Dengan dimensi dan spesifikasi yang sama, pendekatan dengan LRFD mampu menghasilkan nilai yang efisien untuk digunakan dalam desain. Hal ini terlihat pada saat parameter terdegradasi lebih dari 30%, dimana pada saat menggunakan ASD lereng dinyatakan tidak aman (SF ≤ 1,50), sementara lereng dinyatakan aman pada saat menggunakan LRFD (Capcity to Demand Ratio ≥ 1,0).
ANALISIS PENGARUH PARAMETER DEWATERING TERHADAP PENURUNAN MUKA AIR TANAH DAN TEGANGAN PADA TANAH Denissa Permatasari; Gregorius Sandjaja Sentosa
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 1, Februari 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i1.3029

Abstract

Dewatering sangat dipengaruhi oleh parameter dewatering, yaitu dalam penelitian ini adalah koefisien permeabilitas dan storage coefficient. Penelitian ini menggunakan data dari studi kasus suatu proyek di Jl. Sudirman, Jakarta Pusat untuk menganalisis parameter-parameter tersebut. Untuk analisis akurasi rumus empiris yang digunakan sebagai sumber alternatif koefisien permeabilitas selain dari tes lapangan dan laboratorium, dilakukan pemodelan dengan program GeoStudio SEEP/W. Dari hasil pemodelan SEEP/W ditemukan bahwa muka air tanah pada model dengan nilai koefisien permeabilitas dari rumus Gustafson, yang menggunakan ukuran butir tanah, paling mendekati muka air tanah dari data lapangan. Untuk analisis storage coefficient ditemukan bahwa tiap 1% storage coefficient menghasilkan volume air sebesar 8.7104 m3. Penurunan muka air tanah juga menimbulkan perubahan tegangan tanah pada struktur penahan tanah yang digunakan di proyek tersebut, yaitu D-wall. Penelitian ini juga menganalisis efek perubahan tegangan tanah tersebut sebagai perbedaan lendutan yang terjadi pada D-wall. Ditemukan bahwa penurunan beda muka air tanah di kedua sisi D-wall sebesar 3m mengurangi lendutan di tengah bentang terpanjang D-wall sebesar 2.2mm.
KARAKTER NILAI INDEKS KOMPRESI SEKUNDER UNTUK TANAH DENGAN KANDUNGAN LANAU LEBIH DARI 50% Ricky Bunawan; Gregorius Sandjaja Sentosa
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 4, November 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i4.6165

Abstract

Konsolidasi satu dimensi biasa terdiri dari 2 bagian utama yaitu, konsolidasi primer dan konsolidasi sekunder. Konsolidasi sekunder merupakan penurunan rata-rata yang terjadi setelah akhir dari penurunan primer. Konsolidasi sekunder biasanya terjadi dalam jangka waktu yang panjang, dan untuk pembangunan konstruksi dengan biaya yang mahal dan strategis seperti bandara, jalan tol, dan pelabuhan, perlu dilakukan prediksi kemungkinan terjadinya konsolidasi sekunder. Untuk menentukan kemungkinan terjadinya konsolidasi sekunder maka dibutuhkan Index Kompresi Konsolidasi Sekunder (Cα). Penelitian ini menganalisis nilai Cα dari 4 daerah yang berbeda, dan membandingkan komposisi lanau dan lempung yang terkandung di dalam tanah dengan nilai hasil Cα yang didapat. Hasil analisis dari penelitian ini untuk mendapatkan angka Cα yang akan kelak dijadikan sebagai faktor keamanan untuk konsolidasi sekunder di daerah tersebut.
STUDI PERBANDINGAN MENGENAI PERHITUNGAN BESARAN REGANGAN DI LAPISAN SUBGRADE AKIBAT BEBAN RODA KENDARAAN UNTUK JALAN RAYA KELAS I Leonardo Lijuwardi; Gregorius Sandjaja Sentosa
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8298

Abstract

ABSTRACTMulti-layer systems theory is one of the concepts used in finding out the amount of strain and stress that occurs in the road pavement system due to vehicle loads. The purpose and goal of this study is to analyze the amount of strain that occurs on the pavement systems in Indonesia, especially in the subgrade position. The type of multi-layer system theory used to calculate the amount of strain includes the theory of one layer systems, two-layer systems and three-layer systems with data analyzed in the form of pavement thickness and type of pavement material.Based on this study, the value of strain obtained by the theory of one-layer system in some of the road data reviewed are 533.8658 microstrains, 361.3456 microstrains, 1577.987601 microstrains, 618,012 microstrains and 140.3075 microstrains. For research with two-layers systems, the results obtained are 1116.2920 microstrains, 544.322 microstrains, 1448.0839 microstrains, 734.1844 microstrains and 738.7226 microstrains. For research with three-layers system, results obtained are 72.20275278; 70.80346908; 192.9638366; 123.1150377dan 391.8845636 microstrains. The results with the calculation of one-layer system are very large because the modulus values of the subgrade layers are not reviewed and only pavement thickness is reviewed. As for calculations with the theory of two-layer systems, the results obtained are far greater than one-layer systems, due to the limitations of the graph to find the value of the ratio between thickness and large contact area. Calculation with the theory of three-layers system is a strain calculation which has a much smaller value compared to the theory of one-layer system and two- layer system. This is because this theory divides the calculated pavement layers into three layers, which is in accordance with the flexible pavement system which divides the pavement layers into three layers, so this calculation is the most ideal calculation because it approaches its original condition.ABSTRAKTeori sistem lapis banyak merupakan salah satu konsep yang digunakan dalam mencari tahu besaran regangan dan tegangan yang terjadi pada sistem perkerasan jalan raya akibat beban kendaraan. Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis mengenai besaran regangan yang terjadi pada jalan raya di Indonesia pada lapisan tanah dasar khususnya di posisi permukaan tanah dasar. Adapun jenis teori sistem lapis banyak yang digunakan untuk menghitung besaran regangan tersebut antara lain teori one-layer systems, two-layers systems dan three-layers systems dengan data yang dianalisis berupa tebal perkerasan dan jenis material perkerasan jalan.Berdasarkan penelitian ini, adapun nilai dari regangan yang diperoleh dengan teori one-layer system di beberapa data jalan yang ditinjau, antara lain 533.8658 mikrostrain, 361.3456 mikrostrain, 1577.987601 mikrostrain, 618.012 mikrostrain dan 140.3075 mikrostrain. Untuk penelitian dengan two-layers system diperoleh hasil yaitu 1116.2920 mikrostrain, 544.322 mikrostrain, 1448.0839 mikrostrain, 734.1844 mikrostrain dan 738.7226 mikrostrain. Untuk penelitian dengan three-layers system diperoleh hasil antara lain 72.20275278; 70.80346908; 192.9638366; 123.1150377 dan 391.8845636 mikrostrain. Hasil dengan perhitungan one-layer system sangat besar dikarenakan nilai modulus lapisan dari subgrade tidak ditinjau dan hanya meninjau tebal perkerasan. Adapun untuk perhitungan dengan teori two-layers system, hasil yang diperoleh jauh lebih besar daripada one-layer system, yang disebabkan keterbatasan dari grafik untuk mencari nilai perbandingan antara ketebalan dan luas kontak yang besar. Perhitungan dengan teori three-layers system merupakan perhitungan regangan yang memiliki nilai jauh lebih kecil dibandingkan dengan teori one-layer system dan two-layer systems. Hal ini dikarenakan teori ini membagi lapisan perkerasan yang dihitung menjadi tiga buah lapisan, yang sesuai dengan sistem perkerasan lentur yang membagi lapisan perkerasan menjadi tiga buah lapisan, sehingga perhitungan ini merupakan perhitungan yang paling ideal karena mendekati kondisi aslinya.
METODE VACUUM CONSOLIDATION DENGAN PRELOADING UNTUK MEMPERCEPAT KONSOLIDASI TANAH PADA PERUMAHAN DI TANGERANG Jason Sastilaya; Gregorius Sandjaja Sentosa
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 4, Nomor 1, Februari 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.10526

Abstract

The expansion of housing in big cities cannot be denied given the rapid population growth in Indonesia. One of the areas that is currently expanding housing is Kosambi City, Tangerang. Soil conditions in Kosambi City are soft soil with high moisture content and soil plasticity, low permeability and soil bearing capacity, and high pore water pressure. This soft soil condition makes the consolidation decline take a very long time. To overcome the problem of the length of time for this consolidation settlement, it is necessary to improve the land. Soil improvement is being carried out, namely the method of vaccum consolidation with preloading. The combination of these methods is carried out by installing a vertical drainage system in the form of prefabricated fabricated drain (PVD) in soft soil, then the initial load is given in the form of preloading on the soil. The calculation results show that the amount of consolidation reduction that occurs when clay soil is loaded with a stockpile of 1.2 m high, a water surcharge of 1.3 m and a vaccum load is 0.3929 m and 0.6968 m for 85 years. The combined method of preloading and PVD is proven to be able to accelerate the time of consolidation, where Preloading and PVD are installed in a triangle pattern between 0.80 m to a depth of 12 m, capable of achieving a consolidation degree of 90% within 8 weeksPerluasan perumahan di kota besar tentu tidak dapat dipungkiri mengingat pesatnya pertumbuhan penduduk di Indonesia. Salah satu daerah yang sedang dilakukan perluasan perumahan yaitu Kosambi City, Tangerang. Kondisi tanah di Kosambi City merupakan tanah lunak dengan kadar air dan plastisitas tanah yang tinggi, permeabilitas dan daya dukung tanah yang rendah, serta tingginya tekanan air pori. Kondisi tanah lunak ini membuat penurunan konsolidasi membutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk mengatasi masalah lamanya waktu penurunan konsolidasi ini, perlu dilakukan perbaikan tanah. Perbaikan tanah yang dilakukan yaitu metode vaccum consolidation dengan preloading. Kombinasi pada metode ini dilakukan dengan cara memasang sistem drainase vertikal berupa prefabricated fabricated drain (PVD) di dalam tanah lunak, kemudian diberikan beban awal yaitu berupa timbunan (preloading) pada tanah tersebut. Hasil perhitungan menunjukkan besar penurunan konsolidasi yang terjadi jika tanah lempung dibebani dengan timbunan setinggi 1,2 m, water surcharge setinggi 1,3 m dan beban vaccum  adalah 0,3929 m dan 0,6968 m selama 85 tahun. Metode kombinasi preloading dan PVD terbukti mampu mempercepat waktu konsolidasi, dimana Preloading dan PVD dipasang dengan pola segitiga berjarak 0,80 m hingga kedalaman 12 m, mampu mencapai derajat konsolidasi 90% dalam waktu 8 minggu. 
PEMODELAN PUMPING TEST SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN DEWATERING PADA PROYEK DI SUDIRMAN Aldo Lorenza; Gregorius Sandjaja Sentosa; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 2, Mei 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i2.4305

Abstract

Pesatnya laju pembangunan dan mahalnya harga lahan mendorong pembangunan secara vertikal baik ke atas ataupun ke bawah. Pembangunan secara vertikal ke bawah atau pembangunan basement memerlukan tahap konstruksi galian dalam yang sering ditemui masalah seperti muka air tanah yang berada lebih tinggi dari galian tersebut sehingga dapat mengakibatkan pekerjaan dalam galian serta kestabilan dari galian tersebut menjadi terganggu. Untuk menjaga supaya muka air tanah berada dibawah galian yang direncanakan, maka digunakan suatu metode drainase dengan pemompaan yang disebut sistem dewatering. Pada salah satu proyek di Sudirman, Jakarta, dilakukan pembangunan basement sedalam 7 lantai dengan kedalaman galian 29 meter yang akan melaksanakan pekerjaan dewatering. Dalam merencanakan dewatering diperlukan beberapa hidrogeologi parameter yang dapat ditentukan dengan berbagai macam metode. Metode yang akan digunakan pada proyek ini adalah pumping test. Berdasarkan hasil pumping test di lapangan, pola penurunan muka air tanahnya akan dimodelkan dengan menggunakan program berbasis metode elemen hingga (2D) dan metode beda hingga (3D) untuk memperoleh parameter dalam merencanakan dewatering dengan program berbasis metode beda hingga (3D). Berdasarkan hasil pemodelan pumping test, didapatkan nilai koefisien permeabilitas yang menjadi penentu faktor penurunan muka air tanah. Nilai koefisien permeabilitas tersebut akan menjadi dasar dalam perhitungan dewatering sehingga diperoleh pompa yang dibutuhkan pada proyek tersebut sebanyak 4 buah pompa dengan kapasitas masing-masing pompa sebesar 352 m3/hari.
ANALISIS PERBANDINGAN DAYA DUKUNG AKSIAL , EFISIENSI & BIAYA FONDASI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR STUDI KASUS RUSUNAWA DAAN MOGOT Stefanus Andy Kurniawan; Gregorius Sandjaja Sentosa
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 4, Nomor 2, Mei 2021
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v0i0.10536

Abstract

AbstrakPada lokasi ini sendiri fondasi dalam sudah direncanakan dengan menggunakan tiang bor dengan diameter ɸ100 cm serta kedalaman 40 m memakan biaya sebesar Rp. 10.658.080.000,00 (dengan PPN 10%). Lalu pada studi ini ditujukkan untuk melakukan alternatif menggunakan tiang pancang untuk melihat mana yang lebih efisien dari kedua fondasi tersebut, dan didapatkan alternatif dengan diameter tiang pancang ɸ 50 cm dengan Panjang 36 m membutuhkan biaya sebesar Rp.5.945.005.364,00 (dengan PPN 10%) dengan perbandingan efisiensi biaya sebesar 44,22%.AbstractThe location itself was already planed  with bored pile ɸ100 cm with 40 m depth and it cost Rp.10.658.080,00 (with tax 10%). The purpose of this research to make an alternative with Driven Pile to see who more efficient from these two foundation, and got an alternative to use driven pile with  ɸ 50 cm dimension with  36 m depth that just need cost Rp.5.945.005.364,00 (with tax 10%) with 44,2% cost efficiency
PREDIKSI PENURUNAN GEDUNG DAN DAYA DUKUNG MENGGUNAKAN HASIL UJI PLATE BEARING DI LABUAN BAJO, NTT Reyner Kwandy; Gregorius Sandjaja Sentosa
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 2, Mei 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i2.4296

Abstract

Penurunan dapat terjadi secara seketika pada saat pembebanan terjadi dalam jangka waktu yang pendek. Dalam merancang bangunan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu kegagalan pondasi yang harus dihindari dengan margin keselamatan yang memadai (daya dukung) dan penurunan yang dapat ditoleransi. Dilakukan back analysis pada tes beban menggunakan program untuk mengetahui perilaku tanah terhadap tes beban yang telah dilakukan dengan skala penuh. Untuk memeriksa plate bearing test maka, parameter tanah yang digunakan adalah berdasarkan tes in situ dan laboratorium sehingga diperoleh kurva yang dibandingkan dengan kurva dari plate bearing test dan dilihat apakah sudah mirip. Selain itu dilakukan juga analisis pada pondasi-pondasi dengan menggunakan program  yang menampilkan penurunan maksimun di resor Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
ANALISIS MOMEN NOMINAL ULTIMIT TIANG BOR UNTUK DIGUNAKAN PADA PERHITUNGAN METODE BROMS Reynard Julio Widjaja; Gregorius Sandjaja Sentosa
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 2, Mei 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i2.7040

Abstract

Foundation is the lowest part of construction that is important to bear the burden of the building above it. In this analysis, used the calculation of circle cross section analysis to get the nominal moment that can be hold to bore piled that have a diameter 30 cm to 100 cm, other than that used the different of concrete quality, concrete quality that used in this analysis is 22.5 MPa, 25 MPa, and 30 MPa. The amount of reinforcement used is also different, such as 4 reinforcement, 6 reinforcement and 8 reinforcement. The reduction factor that used is the conservative number which is 0.65. After obtained the value of ultimate moment, used the Broms chart to get the value of Hu and H. From the calculation, the result between 50 kNm to 2244 kNm. Based on the comparison with Pile Foundation from brochure, ultimate moment of the Pile Foundation is stronger than the ultimate moment of the bored pile eith 340 kNm for pile foundation dan 206 kNm for bored pile.AbstrakFondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi yang penting untuk memikul beban bangunan di atasnya. Dalam analisis ini digunakan perhitungan analisis penampang lingkaran yang berguna untuk mencari momen nominal yang dapat ditahan oleh tiang bor yang memiliki diameter 30 cm sampai 100 cm, selain itu digunakan juga mutu beton yang berbeda, mutu beton yang dipakai dalam analisis ini adalah mutu beton fc’ 22.5 MPa, fc’ 25 MPa, dan fc’ 30 MPa. Jumlah tulangan yang dipakai pun juga berbeda yaitu 4 tulangan, 6 tulangan dan 8 tulangan. Untuk faktor reduksi kekuatan sendiri angka yang diambil adalah angka yang konservatif yaitu 0.65 agar lebih aman. Dari hasil perhitungan, momen ultimit diperoleh antara 50 kNm sampai 2244 kNm. Setelah didapat nilai momen ultimit, momen dimasukkan ke dalam grafik Broms agar mendapatkan nilai Hu dan Hijin. Berdasarkan hasil perbandingan dengan tiang pancang yang didapat dari brosur, momen ultimit tiang pancang lebih kuat daripada momen ultimit dari tiang bor dengan momen 340 kNm untuk tiang pancang dan 206 kNm untuk tiang bor.