Ali Iskandar
Program Studi Sarjana Teknik Sipil Universitas Tarumanagara

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

ANALISIS PERBANDINGAN PERBAIKAN TANAH DEEP MIXING ANTARA APLIKASI FINITE ELEMENT DUA DIMENSI DENGAN TIGA DIMENSI Vincentius Felix Rimbani; Giovanni Pranata; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 2, Mei 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i2.16960

Abstract

Soil problems that we often encounter, especially in Indonesia, are soft soils that have low bearing capacity and large displacements. Soil stabilization is needed to improve these parameters, and one way to stabilize the soil is an improvement technique using the Deep Cement Mixing method. In this era, technology is very helpful in daily activities, including for construction. Modeling of buildings, pavements, bridges, and other projects can be done visually using the finite element application. With the development of technology, there is always a more detailed finite elements applications compared to the previous versions, which simplifies modeling. This study aims to determine the accuracy of model simplification in two-dimensional finite element modeling by comparing it to three-dimensional finite element modeling. The output results of the two finite elements used to compare are the displacements value and the safety factor value. The data used for modeling in both finite elements are the same, which is soil improvement data of Deep Cement Mixing at the Coal Power Plant Project in Bangladesh. The project is located on the seafront, so the soil is considered as soft soil. Therefore, deep soil improvement is needed and in this case using Deep Cement Mixing method. Permasalahan tanah yang paling sering kita temui terutama di Indonesia adalah tanah lunak yang memiliki daya dukung rendah dan perpindahan yang besar. Stabilisasi tanah diperlukan untuk memperbaiki parameter tersebut, dan salah satu cara untuk stablisasi tanah adalah teknik perbaikan tanah dengan metode Deep Cement Mixing. Pada era modern ini, teknologi sangat membantu dalam kegiatan sehari-hari manusia termasuk dalam bidang konstruksi. Pemodelan bangunan, perkerasan, jembatan, dan proyek lainnya dapat dilakukan secara visual dengan aplikasi finite element. Dengan berkembangnya teknologi, selalu hadir aplikasi finite element yang baru dan lebih mendetail dibandingkan finite element versi lalu, yang merupakan simplifikasi pemodelan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keakuratan simplifikasi model pada pemodelan finite element dua dimensi dengan cara membandingkannya terhadap pemodelan finite element tiga dimensi yang merupakan pemodelan riil. Hasil output dari kedua finite element yang digunakan untuk analisis perbandingan adalah nilai perpindahan dan faktor keamanan. Data pemodelan yang dipakai untuk kedua finite element adalah sama, yaitu data perbaikan tanah Deep Cement Mixing pada Proyek Pembangkit Tenaga Batubara di Bangladesh, India. Proyek terletak pada pinggir laut, maka dapat diketahui tanah merupakan tanah lunak sehingga diperlukan perbaikan tanah dalam dengan metode Deep Cement Mixing.
ANALISIS FINITE ELEMENT DEFORMASI RIGID INCLUSION DENGAN DAN TANPA INCLUSION CAPS DI TIMBUNAN BATUBARA Muhammad Farrel Mahran Arry; Ali Iskandar; Giovanni Pranata
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 2, Mei 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i2.17039

Abstract

Kebutuhan energi yang besar untuk bangsa ini membuat para pelaku usaha mencoba bisnis pertambangan. Kalimantan Utara dengan cadangan batubara yang cukup besar menjadi salah satu incaran dari para pengusaha. Dalam membangun usaha pertambangan perlu di dukung oleh infrastruktur yang sangat memadai. Banyak tantangan yang dihadapi saat membangun infrastruktur tersebut salah satunya adalah tanah lunak yang tersebar di Kalimantan Utara. Tanah lunak menjadi kendala infrastruktur yang tidak boleh dipandang sebelah mata karena deformasi yang diakibatkan tanah lunak dapat berakibat fatal bagi suatu struktur bangunan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut banyak metode perbaikan tanah yang bisa digunakan salah satunya adalah rigid inclusion. Metode ini mengambil prinsip dasar yaitu transfer beban dengan disalurkan ke load transfer platform yang merupakan ciri khas dari metode ini. Penambahan inclusion caps juga merupakan salah satu opsi pemodelan dari metode ini dimana dapat meningkatkan effisiensi di rigid inclusion. Dengan metode ini waktu pengerjaan akan lebih cepat dan efisien serta membuat deformasi tanah yang terjadi tidak besar. The large energy demand for this nation makes business people try the mining business. North Kalimantan, with its large coal reserves, is one of the targets of entrepreneurs. In building a mining business it is necessary to be supported by a very adequate infrastructure. Many challenges were faced when building the infrastructure, one of which was soft soil spread across North Kalimantan. Soft soil is an infrastructure constraint that should not be underestimated because the deformation caused by soft soil can be fatal to a building structure. To overcome these problems, there are many soil improvement methods that can be used, one of which is rigid inclusion. This method takes the basic principle of load transfer by being channeled to a load transfer platform which is the hallmark of this method. The addition of inclusion caps is also one of the modeling options of this method which can increase efficiency in rigid inclusion. With this method, the processing time will be faster and more efficient and the soil deformation that occurs is not large.
STUDI PARAMETRIK JARAK PENGARUH PENURUNAN DAN PERGERAKAN LATERAL AKIBAT VACUUM PRE-LOADING PADA DAMAGE AREA SEKITAR Mario Oktavianus Lay; Inda Sumarli; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8753

Abstract

 ABSTRACTSoil-fill is type of soil with low bearing capacity, therefore it’s need soil improvement to resolve the settlement. Soil improvement divided into 2 categories, namely methods that use new material and reinforcement. Commonly used method is PVD combined with vacuum pre-loading. Pre-loading is an application to increase surcharge load which aims to reduce the primary settlement occurs. Pre-loading not only causes settlement, but also cause lateral displacement which cause damage to the outside area around the improvement area. Thus, an analysis of distance effect between the improvement boundary and outside of improvement area in needed to prevent damage to utility around the site. Deformation analysis will be assisted by 2-Dimensional finite element program. Width of the improvement area is 80 meters with a depth of PVD is 14.5 meters to verify parameters. With the parameters that have been verified, an analysis is carried out on PVD with depth of 5m to 30m to determined distance effect of settlement and lateral displacement from boundary of the improvement area to until the value of the settlement and lateral displacement reaches <2cm. Result of studies on general is to find distance effect caused by vacuum pre-loading in areas outside the improvement boundary.ABSTRAKTanah hasil urugan merupakan jenis tanah lunak dengan daya dukung yang rendah, sehingga terjadi penurunan konsolidasi dan membutuhkan perbaikan. Perbaikan tanah dibagi menjadi 2 kategori, yaitu metode yang menggunakan material baru dan menggunakan pemanfaatan perkuatan. Metode yang umum digunakan adalah PVD yang dikombinasikan dengan vacuum pre-loading. Pre-loading adalah aplikasi penambahan beban surcharge yang bertujuan agar terjadinya penurunan primer. Pre-loading tidak hanya menyebabkan penurunan, tetapi juga menyebabkan terjadinya perpindahan secara lateral kearah luar yang dapat menyebabkan kerusakan pada area luar disekitar daerah perbaikan. Sehingga, dibutuhkan analisis jarak pengaruh antara batas lahan perbaikan dengan daerah luar perbaikan, untuk mencegah kerusakan pada struktur atau utilitas disekitar lokasi perbaiki. Analisis deformasi menggunakan program elemen hingga 2D. Lebar area perbaikan 80 meter dengan kedalaman PVD 14.5 meter untuk melakukan verifikasi parameter. Dengan parameter yang telah diverifikasi, dilakukan analisis pada PVD dengan kedalaman 5m hingga 30m untuk mengetahui jarak pengaruh penurunan dan pergerakan lateral dari batas lahan perbaikan hingga nilai penurunan dan pergerakan lateral <2 cm. Hasil studi secara umum menunjukkan seberapa besar jarak pengaruh yang diakibatkan oleh vacuum pre-loading pada daerah diluar batas perbaikan.
PEMODELAN PUMPING TEST SEBAGAI DASAR PERHITUNGAN DEWATERING PADA PROYEK DI SUDIRMAN Aldo Lorenza; Gregorius Sandjaja Sentosa; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 2, Mei 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i2.4305

Abstract

Pesatnya laju pembangunan dan mahalnya harga lahan mendorong pembangunan secara vertikal baik ke atas ataupun ke bawah. Pembangunan secara vertikal ke bawah atau pembangunan basement memerlukan tahap konstruksi galian dalam yang sering ditemui masalah seperti muka air tanah yang berada lebih tinggi dari galian tersebut sehingga dapat mengakibatkan pekerjaan dalam galian serta kestabilan dari galian tersebut menjadi terganggu. Untuk menjaga supaya muka air tanah berada dibawah galian yang direncanakan, maka digunakan suatu metode drainase dengan pemompaan yang disebut sistem dewatering. Pada salah satu proyek di Sudirman, Jakarta, dilakukan pembangunan basement sedalam 7 lantai dengan kedalaman galian 29 meter yang akan melaksanakan pekerjaan dewatering. Dalam merencanakan dewatering diperlukan beberapa hidrogeologi parameter yang dapat ditentukan dengan berbagai macam metode. Metode yang akan digunakan pada proyek ini adalah pumping test. Berdasarkan hasil pumping test di lapangan, pola penurunan muka air tanahnya akan dimodelkan dengan menggunakan program berbasis metode elemen hingga (2D) dan metode beda hingga (3D) untuk memperoleh parameter dalam merencanakan dewatering dengan program berbasis metode beda hingga (3D). Berdasarkan hasil pemodelan pumping test, didapatkan nilai koefisien permeabilitas yang menjadi penentu faktor penurunan muka air tanah. Nilai koefisien permeabilitas tersebut akan menjadi dasar dalam perhitungan dewatering sehingga diperoleh pompa yang dibutuhkan pada proyek tersebut sebanyak 4 buah pompa dengan kapasitas masing-masing pompa sebesar 352 m3/hari.
ANALISIS DINDING DIAFRAGMA PADA KONSTRUKSI BASEMENT DI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ELEMEN HINGGA 3 DIMENSI Calvin Wijaya; Ali Iskandar; Aniek Prihatiningsih
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 2, Mei 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i2.7062

Abstract

Basement is an underground building that can serve as an utility room and parking space. In the basement the work can be done in various ways that also at the time of operation can give effect change in the soil around the work. The analysis was taken from the case study of basement development project in Jakarta. The construction method is the top down method. The diaphragm wall is 1 metre thick, 55 meters depth, 71.5 meters in length and 60 meters in width. This analysis will focus more on the calculation of the diaphragm wall deformation and the iternal forces that occurs in the structure that is inside the Diaphragm wall. The analysis will be assisted with 3-dimensional finite element  program with modelling Mohr-Coulomb soil failure and attempted in drained conditions. Project land with a depth of 120 meters divided into 7 layers. The analysis is done in 5 stages ranging from 1st excavation to the 5th excavation. From the 5th  stage, the analysis results of  diaphragm wall is in safe condition.AbstrakBesmen adalah sebuah struktur bawah tanah yang dapat berfungsi sebagai ruangan utilitas dan tempat parkir. Dalam pengerjaan basement dapat dilakukan dengan berbagai cara yang juga pada saat pengerjaanny dapat memberikan efek perubahan pada tanah disekitar perkerjaannya. Analisis yang dilakukan diambil dari studi kasus proyek pembangungan basement di Jakarta. Metode konstruksi yang dilakukan adalah metode top down. Dinding diafragma yang diguanakan berukuran tebal 1 meter, dalam 55 meter, panjang 71.5 meter dan lebar 60 meter. Analisis ini akan lebih berfokus pada perhitungan deformasi dinding diafragma dan gaya dalam yang terjadi pada struktur yang ada di dalam dinding diafragmanya. Analisis akan dibantu dengan program elemen hingga 3 dimensi dengan pemodelan kegagalan tanah mohr-coulomb dan dicoba pada kondisi drained. tanah proyek dengan kedalaman 120 meter dibagi menjadi 7 lapisan. analisis dilakukan dalam 5 tahap mulai dari galian 1 sampai galian ke-5. Dari ke-5 tahap tersebut didapatkan hasil analisis bahwa dinding diafragma dalam kondisi aman.
PEMODELAN STUDI KASUS VACUUM PRELOADING UNTUK MEMPREDIKSI PENURUNAN BERDASARKAN DATA PENGAMATAN PADA TANAH REKLAMASI Andi Sulistio; Inda Sumarli; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8799

Abstract

Reclamation is the process of making new land by landfill, previously land are used to edge of the sea, riverbeds, lake beds or pond area. With the initial soil condition that contains a lot of water, it is necessary to remove the existing water content so that the capacity of the soil is sufficient to occupy the planned capacity. The objective strength accordance with the new functional land, which in this study case is planned to be used for highway. One of the most effective ways is soil vacuum preloading to increase the soil capacity. This system is done by inserting sheets which are filled with plastic sheets and wrapped in geotextiles so that soil particles will not be sucked up. This method is generally assisted by additional loads on the ground surface such as heap or surcharge water load to increase the pressure which applied to the soil. The analysis carried out was taken from the toll road construction project in the North Jakarta area which was carried out on the reclamation land area. In this case study modeling, the depth of prefabricated vertical drain used an average of 14 meters with distance of every 1 meter. Reklamasi merupakan proses pembuatan lahan baru dengan melakukan penimbunan tanah, dimana sebelumnya lahan dapat merupakan area pinggir laut, sungai, maupun tambak. Dengan kondisi awal lahan yang banyak mengandung air, maka diperlukan proses mengeluarkan kadar air yang ada agar daya dukung tanah memenuhi kekuatan yang direncanakan. Daya dukung disesuaikan  dengan fungsional baru lahan, dalam studi kasus ini difungsikan sebagai landasan jalan tol. Salah satu cara paling efektif dalam memperbaiki tanah reklamasi adalah menggunakan sistem vacuum preloading. Sistem ini dilakukan dengan memasukkan lembaran yang dalamnya berisi lembaran plastik dan dibungkus dengan geotekstil agar partikel tanah dapat tidak ikut terhisap. Lembaran ini digunakan sebagai media untuk jalur menghisap air menggunakan mesin vakum. Pada umumnya proses ini dibantu dengan tambahan beban pada permukaan tanah seperti timbunan atau genangan air untuk menambah tekanan yang diberikan pada tanah. Semakin besar tekanan yang diberikan ke dalam tanah, maka akan mempercepat proses konsolidasi atau keluarnya air dari dalam tanah. Analisis dilakukan pada proyek pembangunan jalan tol di Jakarta Utara yang dilakukan diatas area lahan reklamasi. Pada pemodelan studi kasus ini kedalaman prefabricated vertical drain yang digunakan rata-rata 14 meter dengan jarak setiap 1 meter. 
ANALISIS PERBAIKAN DEFORMASI TANAH PERTAMBANGAN KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE RIGID INCLUSION Joses Evan Javianto; Giovanni Pranata; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 5, Nomor 1, Februari 2022
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v5i1.16894

Abstract

Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penghasil batubara di Indonesia. Tetapi, terdapat masalah umum pada  pembangunan pertambangan di daerah Kalimantan Timur berupa adanya lapisan tanah lunak pada sebagian besar daerah pertambangan yang membuat struktur tanah menjadi tidak stabil sehingga bila tanah dibebani akan merusak tanah dan struktur sekitar. Oleh karena itu, dibutuhkan pemilihan metode perbaikan tanah (baik dari nasional maupun internasional) yang sesuai dengan kondisi lapangan agar tanah dapat digunakan untuk berbagai keperluan pembangunan pertambangan. Salah satu metode perbaikan tanah dapat diandalkan oleh berbagai negara maju adalah metode rigid inclusion. Kelebihan dari metode ini adalah pengerjaannya dapat dilakukan dengan cepat, dapat menahan beban yang besar dengan material yang murah, dan memiliki biaya pengerjaan yang murah. Selain menggunakan rigid inclusion, terdapat alternatif perbaikan tanah berdasarkan metode SNI 8460:2017 yaitu deep mixing. Berdasarkan hasil pengamatan, rigid inclusion tanpa menggunakan geogrid mampu mengurangi deformasi pada daerah radial pad sebesar 84,15%, rigid inclusion tanpa menggunakan geogrid mampu mengurangi deformasi pada daerah radial pad sebesar 84,16%, sedangkan deep cement mixing sebesar 87,04%.
EVALUASI SETTLEMENT MENGGUNAKAN SURCHARGE PRELOADING DENGAN PVD PADA PROYEK DI BANDUNG SELATAN Michael Christopher Yapriadi; Inda Sumarli; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 3, Agustus 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i3.8305

Abstract

The development in Indonesia continues to grow. Hence, the feasible land for construction is drastically decreased. However, some projects must be constructed on that kind of land. One solution to solve this problem is by using a soil improvement. A project in Bandung Selatan chose to apply Surcharge Preloading with PVD soil improvement method. This project used a combination of 9,2 metres surcharge preload and a 28 metres depth PVD, with triangular formation and 1,2 metres spacing. The soil improvement was finished after 548 days. This analysis aims to evaluate the settlement from the soil improvement result, which is 1,297 metres. This analysis uses a finite difference method program. The excess pore water pressure from the analysis result is 0,229 T/m2 on the 548th day. Therefore, these soil layers have possibilities to settle again in future. The 90% degree of consolidation settlement for this soil layers is 2,31 metres, which will be reached on the 813,4th days. It is suspected that there are some mistakes either during the soil improvement designing or the soil improvement process. Pembangunan di Indonesia terus berkembang. Akibatnya jumlah tanah yang baik untuk proyek konstruksi semakin menipis. Kendati demikian, ada kalanya suatu proyek harus dilaksanakan di lokasi tersebut. Salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan perbaikan tanah. Sebuah proyek di Bandung Selatan melakukan perbaikan tanah dengan metode Surcharge Preloading dengan PVD. Proyek ini menggunakan kombinasi antara timbunan setinggi 9,2 meter dan PVD sedalam 28 meter, dengan formasi segitiga yang dipasang dengan jarak antar PVD 1,2 meter. Perbaikan tanah dilakukan selama 548 hari. Analisis ini bertujuan melakukan evaluasi terhadap kurang maksimalnya penurunan di lapangan yang hanya mencapai 1,297 meter. Analisis dilakukan dengan bantuan program beda hingga. Berdasarkan hasil analisis, besarnya excess pore water pressure pada hari ke-548 adalah 0,229 T/m,2, sehingga lapisan tanah tersebut masih memiliki potensi untuk mengalami penurunan. Adapun penurunan konsolidasi 90% yang dapat terjadi sebesar 2,31 meter pada hari ke-813,4. Diduga terdapat kesalahan baik dalam perhitungan perencanaan awal ataupun saat pelaksanaan di lapangan.
STUDI LITERATUR KORELASI HASIL UJI BERDASARKAN UJI PLATE BEARING DAN UJI DYNAMIC CONE PENETROMETER Steven Lius; Inda Sumarli; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 3, Nomor 4, November 2020
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v3i4.8383

Abstract

The subgrade soils must be able to withstand the load that is transferred. The quality of the subgrade soil is important because if it is sturdy, the construction above it can also be sturdy as well. Therefore, in designing a construction, soil investigation, such as plate bearing test and dynamic cone penetrometer test, must be conducted. However, one method may be superior compared to others, that the author will analyze the correlation between them. Plate bearing test is an in-situ test used for determining the ultimate bearing capacity of soil by only applying pressure to it. Whereas, dynamic cone penetrometer test is a testing method to measure the thickness and strength of soil. In this research, the collected data will be analyzed and correlated. The result of correlation between ks and CBR from DCP test is the determinant coefficient value. The value for clayey soils is 0.6198 which means that the correlation value is strong. Meanwhile, for sandy soils, the values are 0.9841 and 0.9878 which means both of the correlation values are very strong. Furthermore, the correlation of Su values from both tests cannot be determined because the soil samples have not reached the fracture condition. Lapisan subgrade merupakan lapisan yang menahan seluruh beban di atasnya. Kualitas dari lapisan ini sangat penting, karena jika lapisan subgrade tersebut kokoh, maka konstruksi di atasnya juga akan kokoh. Oleh karena itu, dalam merencanakan sebuah konstruksi, penyelidikan tanah, seperti uji plate bearing dan uji dynamic cone penetrometer, di lokasi suatu bangunan yang akan dibangun itu sangat penting. Namun, setiap metode penyelidikan tanah tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga penulis akan menganalisa korelasi antara kedua pengujian. Uji plate bearing merupakan metode pengujian untuk menentukan nilai daya dukung tanah dengan hanya memberikan tekanan pada tanah. Sedangkan, uji dynamic cone penetrometer merupakan metode pengujian untuk mengetahui nilai ketebalan dan kekuatan suatu lapisan tanah. Pada penelitian ini, data yang sudah dikumpulkan akan dianalisa dan dikorelasikan. Hasil korelasi antara nilai modulus reaksi tanah dasar dan CBR dari uji DCP untuk jenis tanah lempung menghasilkan koefisien determinan sebesar 0.6198 yang artinya nilai korelasi tersebut kuat. Sedangkan, untuk jenis tanah pasir, didapatkan koefisien determinan sebesar 0.9841 dan 0.9878 yang artinya nilai korelasi tersebut sangat kuat. Kemudian, untuk korelasi nilai kuat geser tanah dari masing-masing pengujian belum bisa dijelaskan karena sampel tanah yang digunakan belum mencapai kondisi fracture.
STUDI INTEGRITAS TIANG DENGAN CROSSHOLE SONIC LOGGING, CROSSHOLE TOMOGRAPHY, PILE INTEGRITY TEST, DAN PARALLEL SEISMIC Fanny Oktarina; Sunarjo Leman; Ali Iskandar
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil Volume 2, Nomor 4, November 2019
Publisher : Prodi Sarjana Teknik Sipil, FT, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmts.v2i4.6185

Abstract

Fondasi merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu bangunan. Suatu bangunan akan mengalami kegagalan struktur jika fondasi yang direncanakan tidak memenuhi persyaratan meskipun struktur atasnya telah direncanakan dengan baik. Kegagalan struktur yang dimaksud adalah bahan yang digunakan untuk menyalurkan beban bangunan harus cukup kuat dan tidak mengalami kerusakan bahan. Demi mencegah kegagalan struktur, dilakukan uji integritas pada tiang yang tidak merusak struktur fondasi. Uji integritas yang akan dilakukan adalah Crosshole Sonic Logging, Crosshole Tomography, Pile Integrity Test, dan Parallel Seismic. Dari hasil pengujian integritas pada tiang tersebut didapatkan kedalaman tiang dan letak kerusakan tiang.