Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

Kajian Awal Konsep Inspeksi Keselamatan Radiasi di Fasilitas Industri dan Kesehatan dengan Metode Daring: Studi Kasus Wibowo, Samsu Riza; Widanarko, Baiduri
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.48 KB)

Abstract

Pemanfaatan tenaga nuklir tidak hanya untuk pembangkit energi listrik tetapi juga digunakan di dunia industri, penelitian dan kesehatan. Dalam pemanfaatan tenaga nuklir tersebut diperlukan adanya pengawasan karena selain manfaat yang besar juga mempunyai potensi bahaya radiasi. Pengawasan pemanfaatan tenaga nuklir salah satunya dengan inspeksi keselamatan radiasi. Dalam pelaksanaan inspeksi keselamatan radiasi masih terdapat kendala terkait dengan ketersediaan jumlah inspektur dan lokasi pengguna sumber radiasi pengion yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kondisi pandemi COVID-19 yang terjadi di awal tahun 2020 memberikan tantangan yang lain dalam pelaksanaan inspeksi. Pelaksanaan inspeksi daring bisa menjadi salah satu solusi dalam menjawab tantangan-tantangan tersebut. Metode yang digunakan dalam menyusun penelitian ini yaitu dengan pendekatan studi kasus dengan beberapa tahapan mulai dari tinjauan pustaka, membandingkan dengan inspeksi sejenis dan studi kasus pelaksanaan verifikasi perizinan yang memiliki skema seperti inspeksi keselamatan radiasi serta wawancara dengan para inspektur yang telah melaksanakan inspeksi di fasilitas industri dan kesehatan. Pelaksanaan inspeksi daring di bidang industri dan kesehatan tidak bisa langsung diterapkan pada semua tahapan inspeksi karena disesuaikan dengan tingkat risiko paparan radiasi, rekam jejak inspeksi sebelumnya dan sarana prasarana penunjang daring. Untuk fasilitas dengan risiko rendah dan rekam jejak inspeksi yang baik maka bisa dilakukan inspeksi daring secara penuh sedangkan fasilitas dengan risiko tinggi dilakukan inspeksi dengan metode gabungan antara daring dan onsite. Hasil dari penelitian ini bisa menjadi masukan untuk pembaruan prosedur pelaksanaan inspeksi keselamatan radiasi.
ANALISIS FAKTOR PENCAHAYAAN BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT : SEBUAH TINJAUAN PUSTAKA SISTEMATIS Twinda Adventina; Baiduri Widanarko
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 9, No 1 (2021): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v9i1.801

Abstract

Kelelahan pada perawat rumah sakit dapat membahayakan keselamatan perawat tersebut maupun pasien. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan kelelahan pada perawat rumah sakit yaitu pencahayaan. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pencahayaan yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat rumah sakit. Metode yang di gunakan adalah systematical review terhadap literatur yang hasil penelitiannya membahas pencahayaan yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat di rumah sakit yang di publikasikan di jurnal internasional, jurnal lokal Berdasarkan seleksi literatur didapatkan 11 literatur membahas pencahayaan berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat rumah sakit. Terdapat hubungan yang signifikan antara pencahayaan dengan kelelahan kerja pada perawat rumah sakit.
ANALISIS KECUKUPAN TIDUR, KUALITAS TIDUR, DAN OLAHRAGA DALAM MEMULIHKAN KELELAHAN AKUT DAN KRONIS PADA PEKERJA MIGAS-X Achmad Dahlan; Baiduri Widanarko
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.3099

Abstract

Industri migas yang memiliki proses kerja kompleks dan beroperasi 24 jam yang berpotensi menimbulkan kelelahan pada pekerja dan dapat berujung pada kecelakaan kerja besar. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kelelahan dapat diatasi dengan pemulihan kelelahan yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kecukupan tidur, kualitas tidur, dan olahraga dalam memulihkan kelelahan akut dan kronis pada pekerja Perusahaan Migas-X. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan metode random sampling. Populasi adalah pekerja perusahaan Migas-X dengan sampel pekerja kantor dan lapangan onshore maupun offshore. Variable bebas yang diteliti adalah kecukupan tidur, kualitas tidur, dan olahraga sedangkan variabel terikat yang diteliti adalah kelelahan akut dan kelelahan kronis. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner standard yaitu Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) dan kuesioner terkait kecukupan tidur, kualitas tidur, serta olahraga yang telah dilakukan uji realibilitas dan validitas. Analisis data menggunakan analisis univariat dan multivariat regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas tidur (P value = 0.000) dan olahraga (P value = 0.000) secara signifikan memulihkan kelelahan akut dengan kualitas tidur (B = -16.5) menjadi faktor yang paling berpengaruh. Sementara itu, kecukupan tidur (P value = 0.035), kualitas tidur (P value = 0.000), dan olahraga (P value = 0.000) secara signifikan memulihkan kelelahan kronis dengan kualitas tidur (B=-19.25) menjadi faktor yang paling berpengaruh. Dengan demikian, kualitas tidur adalah faktor yang paling dominan dan signifikan dalam memulihkan kelelahan akut maupun kelelahan kronis.
FAKTOR RISIKO GANGGUAN OTOT DAN TULANG RANGKA AKIBAT KERJA PADA DOKTER GIGI: STUDI PUSTAKA Reni Jayantini; Baiduri Widanarko
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i1.3643

Abstract

Dokter gigi dalam melakukan perawatan gigi dan mulut memerlukan prosedur yang dilakukan dengan tingkat presisi tinggi di ruang yang relatif terbatas, sehingga berisiko menimbulkan gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja (gotrak). Etiologi gotrak bersifat multifaktorial diantaranya karakteristik individu, faktor fisik, dan faktor psikososial di tempat kerja. Penelitian ini merupakan studi pustaka yang bertujuan untuk menganalisis faktor risiko gotrak pada dokter gigi. Pencarian literatur dalam penelitian ini mengumpulkan data sekunder yang berasal dari jurnal internasional terbit di antara tahun 2015 hingga 2021. Jurnal diperoleh dari perpustakaan digital Scopus, EBSCOhost, dan Science Direct. Didapatkan satu artikel dengan desain penelitian kohort dan empat belas artikel dengan desain potong lintang. Berdasarkan penelitian, didapatkan faktor risiko gotrak pada dokter gigi yaitu faktor individu meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat kesehatan terdahulu; faktor fisik meliputi getaran yang dihasilkan dari dental instrument, postur statis dan postur janggal saat melakukan perawatan kepada pasien; dan faktor psikososial meliputi kondisi lingkungan kerja, lama kerja, dan hubungan antar rekan kerja. Hasil studi ini menunjukan bahwa berbagai faktor risiko tersebut memiliki hubungan yang signifikan terhadap gotrak.
Analisis prevalensi dan faktor pekerjaan terhadap terjadinya gangguan otot tulang rangka akibat kerja pada pekerja perancah di PT X Dhani Rinaldi Ardiansyah; Baiduri Widanarko
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i2.1911

Abstract

Perancah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu pekerjaan konstruksi, Pekerjaan perancah berkontribusi pada munculnya faktor risiko gangguan otot tulang rangka akibat kerja (GOTRAK) atau musculoskeletal disorders (MSDs). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko terjadinya gotrak pekerja perancah di PT X. Jenis penelitian adalah potong lintang dengan responden pekerja perancah di PT X sebanyak 157 karyawan dengan analisis data menggunakan metode uji chi square. Responden memberikan informasi karakteristik pekerjaan (menggunakan Rapid Entire Body Assesment atau REBA), keluhan gotrak menggunakan kuesioner Nordic Body Map. Penelitian ini menghasilkan 3 prevalensi keluhan tertinggi pada pekerja yaitu leher 86,4%, bahu 82,7% dan tangan/pergelangan 77,8%. Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko terjadinya gotrak pekerja perancah di PT X yaitu jenis pekerjaan OR 8,771 (95% CI 3,934-19,552), Skor REBA OR 2,81 (95% CI 1,39-5,67). Penyesuaian pekerjaan terutama untuk menurunkan skor REBA tinggi pada pekerja dengan cara meminimalkan postur janggal, menyediakan gerobak untuk mengangkut material dan kerekan mekanis.
ANALISIS FAKTOR PSIKOSOSIAL TERHADAP GANGGUAN OTOT TULANG RANGKA AKIBAT KERJA: A LITERATURE REVIEW Melly Fadhilah Harahap; Baiduri Widanarko
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 5 No. 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v5i2.1975

Abstract

ABSTRAK Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa faktor risiko individu dan fisik mempengaruhi gangguan otot rangka akibat kerja (gotrak), namun hanya sedikit penelitian yang berfokus pada faktor risiko psikososial. Penelitian ini merupakan studi literatur yang bertujuan untuk menganalisis faktor risiko psikososial terhadap terjadinya gotrak pada pekerja. Pencarian literatur dalam penelitian ini mengumpulkan data sekunder yang berasal dari artikel pada jurnal nasional dan internasional yang telah diterbitkan antara tahun 2018 hingga 2020 yang diperoleh dari search engine “google scholar”. Hasil yang didapatkan sebanyak 1779 artikel pada jurnal nasional dan internasional kemudian disaring berdasarkan kesesuaian judul, abstrak, isi dan kriteria inklusi sehingga diperoleh sebanyak enam belas artikel (satu artikel pada jurnal nasional dan lima belas artikel pada jurnal internasional). Sebanyak enam belas artikel tersebut dianalisis dan diproses melalui tahapan organize, synthesize, identify, dan analisis lanjut untuk menemukan jawaban dari perumusan masalah. Dari enam belas artikel yang dianalisis, terdapat dua artikel dengan desain penelitian kohort dan empat belas artikel dengan desain potong lintang. Seluruh artikel menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara faktor psikososial dengan gotrak, namun hal ini tergantung variabel psikososial yang diteliti. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor psikososial terhadap kurangnya kepuasan kerja, kurangnya kontrol kerja, gaji yang tidak memadai, kurangnya penghargaan, stres kerja, gangguan tidur, tuntutan kerja harus cepat selesai, kerja yang monoton dan konflik keluarga terhadap terjadinya gotrak. Namun belum ada penelitian yang menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara hubungan interpersonal dengan rekan kerja/atasan, dukungan rekan kerja, keputusan yang bertentangan dan komitmen berlebih di tempat kerja terhadap terjadinya gotrak.
Analisis Hubungan Faktor Fisik dan Psikososial terhadap Keluhan Gangguan Otot Tulang Rangka Akibat Kerja pada Guru SMK Negeri di Kota Pekanbaru Maria Yolanda Florensia; Baiduri Widanarko
National Journal of Occupational Health and Safety Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.014 KB) | DOI: 10.59230/njohs.v3i1.6038

Abstract

Gangguan otot tulang rangka akibat kerja (gotrak) menjadi salah satu permasalahan kesehatan kerja yang paling sering terjadi dan dialami oleh pekerja, termasuk guru. Tuntutan kerja yang banyak dan bervariasi serta postur tubuh yang janggal menjadi salah satu faktor risiko yang paling sering dialami. Selain itu, karakteristik individu juga menjadi faktor risiko dalam peningkatan keluhan tersebut. Sehingga, tujuan dilakukannya penelitian ialah untuk menganalisis hubungan antara karakteristik individu, faktor risiko fisik, dan faktor risiko psikososial terhadap keluhan gotrak pada guru SMK Negeri. Penelitian dilaksanakan pada bulan April – Juli 2021 dengan menggunakan berbagai kuesioner, yaitu lembar NMQ, QEC, dan kombinasi kuesioner psikososial. Desain studi cross-sectional digunakan pada penelitian ini dan melibatkan 100 guru dari tiga SMK Negeri di Kota Pekanbaru. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat tiga variabel yang memiliki hubungan yang signifikan, yaitu: tingkat risiko pada pergelangan/tangan yang tinggi dan kendali terhadap pekerjaan yang rendah dengan keluhan pada leher serta dukungan sosial yang rendah dengan keluhan pada bahu. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian dan intervensi lebih lanjut untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Systematic Literature Review: Physical Work Environment Factors Associated with Work Fatigue in Hospital Nurses Twinda Adventina; Baiduri Widanarko
National Journal of Occupational Health and Safety Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.785 KB) | DOI: 10.59230/njohs.v2i2.4695

Abstract

Fatigue in hospital nurses can endanger the safety of both the nurse and the patient. One of the factors that can cause fatigue in hospital nurses is the physical environmental, such as lighting, noise, and work climate. The purpose of this study is to analyze the physical work environment factors (lighting, noise, and work climate) associated with work fatigue in hospital nurses. This is a systematic literature review on studies that discuss physical work environment factors related to work fatigue in hospital nurses published in international journals and local journals that can be accessed through the UI Library, especially those that are Full Open Access. Fourteen articles that discussed the relationship between physical environmental factors and work fatigue in hospital nurses were identified, consisting of 11 articles on the effect of lighting on work fatigue in hospital nurses. 6 articles discussed how noise influenced work fatigue in hospital nurses, and 3 articles discussed the effect of hot work climate on work fatigue in hospital nurses. Based on the review, lighting, noise, and work climate significantly link to work fatigue in hospital nurses.
Association between Individual, Physical, and Organisational Risk Factors and Low Back Symptoms Among Karawang Industrial-Indonesia Manufacturing Workers Noviaji Joko Priono; Baiduri Widanarko
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) Vol 5, No 2 (2022): Budapest International Research and Critics Institute May
Publisher : Budapest International Research and Critics University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33258/birci.v5i2.5383

Abstract

Individual and physical risk factors are reported to increase the risk of low back symptoms (LBS) among workers. This study aimed to identify the association between individual, organisational, and physical risk factors and the occurrence of subjective complaints in LBS among Karawang Industrial-Indonesia manufacturing workers.  This preliminary study was cross-sectional. Data in October 2018 were gathered via an online survey using a self-administered questionnaire in 204 workers.  The prevalence of LBS was 75.9%. Some risk factors were associated with LBS such as males (OR 4.82, 95% CI 2.26–10.26), overweight (OR 3.54, 95% CI 1.46–8.58), smokers (OR 2.07, 95% CI 1.07–3.99), and regular exercise during the last 30 days (OR 0.19, 95% CI 0.08–0.40), compared with females, normal weight, non-smokers, and never engaged in regular exercise, respectively. Lifting heavy load (>20 kg) also showed a significant association with LBS (OR 3.97, 95% CI 1.59–9.94).  Interventions aimed at reducing LBS limit the lifting activity, particularly with objects >30 kg, with a focus on smokers, and overweight workers also never engaged in regular exercise. Meanwhile workers also must improve exercise habit.
Analisis Tingkat Kematangan Budaya Keselamatan Kerja Pada Perusahaan Manufaktur Konstruksi PT XYZ Tahun 2022 Ari Omar Mochtar; Baiduri Widanarko
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.8657

Abstract

Menurut perkiraan International Labour Organization (ILO), di tingkat global lebih dari 2,78 juta orang meninggal per tahun akibat kecelakaan kerja atau penyakit terkait pekerjaan. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPJS, kecelakan kerja di konstruksi meningkat dari 114.000 di tahun 2019 menjadi 177.000 kecelakaan ditahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan budaya keselamatan pada pekerja konstruksi di PT. XYZ. Penelitian deskriptif ini bersifat semi kuantitatif. Data yang dikumpulkan dari hasil focus group dicussion, kuesioner, telaah dokumen dan observasi kemudian dilakukan analisis secara mendalam. Terdapat 19 variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kematangan budaya keselamatan didapatkan PT. XYZ berada di tingkat calculative dengan mayoritas variabel berada pada tingkat calculative kecuali variabel penghargaan K3L, pelatihan dan kompentensi, penerapan dan penggunaan standar berada pada tingkat reactive. Tingkat kematangan budaya keselamatan PT. XYZ yang berada pada ditingkat calculative menunjukkan perusahaan ini berada pada titik awal dalam menuju budaya selamat.