Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

ANALISIS KEBIJAKAN DOKUMEN RKK PENAWARAN PADA PT X DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INTERNATIONAL SUSTAINABILITY RATING SYSTEMS (ISRS) SEBAGAI MENINGKATKAN KINERJA KESELAMATANKONSTRUKSI SUBCONTRACTOR Sandhy Cahyadi; Baiduri Widanarko; Rossy Armyn Machfudiyanto
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6 No. 3 (2022): DESEMBER 2022
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v6i3.8540

Abstract

The root causes of most industrial accidents have been linked to process safety issues ranging from poor safety culture, lack of communication, asset integrity issues, lack of management leadership and human factors as well as inappropriate policies. This accident can be prevented with adequate application of process safety management (PSM). The process of selecting a Subcontractor, who will be appointed in a job, is the first step to run a company system as prevention, supervision, implementation and quality improvement in a job. In this research conducted by Delphi. This research was conducted from February 2022 to June 2022. Data collection techniques were through direct observation and review of company documents guided by RKK offers which will be analyzed according to the guidelines of the International Sustainable Rating System (ISRS). Another goal is that if this policy document is carried out in a more appropriate manner, then it is certain that it can improve the diving performance of subcontractor construction and from the government side so that the Ministry of Public Works and Public Housing can form an assessor team during the initial vendor selection inspection, and further develop the points which can cover to ensure that the subcontractor or vendor has carried out document policies in accordance with the rules of the applicable International Sustainability Rating System (ISRS). And for the company to be able to display an increase in construction safety performance.
EFEK KESEHATAN PSIKOLOGIS, FISIK, PEKERJAAN, DAN DEMOGRAFIS TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PEKERJA: KAJIAN LITERATUR SISTEMATIS Nadya Karina; Baiduri Widanarko
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 7 No. 1 (2023): APRIL 2023
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v7i1.13457

Abstract

Kesejahteraan psikologis pekerja memiliki implikasi penting baik di tempat kerja maupun aspek lain dari kehidupan pekerja. Kesejahteraan psikologis pekerja akan berdampak pada hasil kerja, kesuksesan, kinerja dan produktivitas organisasi. Studi ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang berperan penting dalam menentukan kesejahteraan psikologis pekerja profesional. Penelitian ini menggunakan  metode Systematic Literature Review (SLR) dengan mengakses online database dari Scopus, ScienceDirect, ProQuest, dan GooggelCendekia, dan menggunakan kata kunci yang berbeda, yaitu “factors affecting professional worker well being” “DAN”, “ATAU”  “professional worker well being”,  “DAN”, “ATAU”  “worker well being”. Selanjutnya, sebanyak  159 didapat dari Scopus, 19.577 dari ScienceDirect, 51.685 dari ProQuest dan 17.800 artikel diperoleh dari GoogleCendikia, dengan total 89.221. Kriteria inklusi pada makalah yang diterbitkan antara Tahun 2013 dan 2023, relevansi judul dan abstrak, menggunakan semua jenis penelitian, baik deskriptif kualitatif, maupun kuantitatif., serta ketersediaan teks lengkap. Artikel yang tidak lengkap dan tidak relevan dengan topik kemudian dikeluarkan, setelah itu total sepuluh jurnal dipilih untuk analisis dengan menggunakan Model PICO (Problem, Intervention, Comparison, Outcome). Kesejahteraan psikologis pekerja dipengaruhi oleh faktor kesehatan psikologis, yaitu mindfulness, perilaku kognitif, gangguan mood, stres, depresi, kecemasan, strategi koping, makna hidup, dan ketahanan untuk meningkatkan kualitas kehidupan kerja. Faktor kesehatan fisik meliputi obesitas, komorbiditas fisik, kelelahan, gejala muskuloskeletal, kesehatan kerja. Faktor pekerjaan adalah kondisi kerja fisik, keselamatan kerja dan kesehatan kerja, beban pekerjaan, otonomi pekerjaan, sumber daya pekerjaan, kelas pekerjaan, tuntutan pekerjaan (beban kerja dan tekanan waktu) dan sumber daya pekerjaan (otonomi dan dukungan sosial). Faktor demografis meliputi sosiodemografi seperti umur, tipe pekerjaan, status perkawinan, wilayah kerja, dan sosial ekonomi. Faktor utama yang mempengaruhi kesejahteraaan psikologis pekerja profesional meliputi dimensi kesehatan psikologis, kesehatan  fisik, dimensi pekerjaan, dan sosiodemografis.
Hubungan Antara Konteks Pekerjaan dengan Stres Kerja pada Pekerja Logistik Pangan PT.X di Karawang Tri Indra Adithia; Baiduri Widanarko
Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2019): Pro Health Jurnal Ilmiah Kesehatan, Juli 2019
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.237 KB) | DOI: 10.35473/pro heallth.v1i2.243

Abstract

(Background) Job stress related to work is one of the main problems in occupational safety and health. Improving uncomfortable conditions can stress workers so as to increase worker welfare and increase complications and depression. Health problems are the cause of the absence of work to increase productivity in organizations or companies. Therefore the author agrees to do stress work, with the aim of knowing the working relationship with stressful work. (Method) This research was conducted by taking data directly through questionnaires and observations at the study site (Result) The results of the study show that from nine variables, namely working hours, workload, work design, job control and work environment, it can be seen that the control has a significant value compared to other variables with a sig value of 0.042. (Conclusion) From these results it can be concluded that the context of the work most related to stress on workers is job control.
Implementasi Online HSSE Passport di Perusahaan XYZ : Literature Review: Implementation of Online HSSE Passport at XYZ Company : Literature Review Bukit Hari Laksono; Baiduri Widanarko
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 6: JUNE 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i6.3396

Abstract

Latar Belakang: Perusahaan XYZ mengalami illness fatality sampai empat kali dan beberapa kali insiden/kecelakaan kerja selama tahun 2018-2019. Investigasi kecelakaan kerja dalam rangka dilakukan dengan menggunakan metode SCAT (Systematic Causes Analysis Technique) untuk mencari pengebab langsung (direct causes) dan penyebab dasar (basic causes). Hasil investigasi menunjukkan bahwa dalam rentang tahun 2018-2019 penyebab dasar yang mendominasi adalah kurangnya pengetahuan (lack of knowledge). Tujuan: Penulisan ini bertujuan untuk berbagi metode / tool yang digunakan Perusahaan XYZ untuk memastikan semua pekerja yang akan bekerja telah mempunyai pengetahuan aspek HSSE yang memadai dan berbadan sehat (fit to work) sehingga dapat dinyatakan layak bekerja oleh Perusahaan. Dan ketika pekerja telah mempunyai 2 (dua) hal di atas, illness fatality dapat ditekan dan kecelakaan kerja dengan penyebab dasar akibat kekurangan pengetahuan dapat diminimalisir. Selain itu penulis akan menampilkan keunggulan daripada online HSSE Passport ini dibandingkan dengan buku Paspor HSSE (paper based) Metode: Online HSSE passport ini diinisiasi oleh beberapa pekerja fungsi terkait (fungsi HSSE, IT, HC-Medical). Dengan tool ini perusahaan XYZ mempunyai mekanisme online dan real time dalam memastikan semua pekerja yang akan bekerja telah mempunyai pengetahuan aspek HSSE yang memadai dan berbadan sehat (fit to work) sehingga dapat dinyatakan layak bekerja oleh Perusahaan. Online HSSE passport ini juga dibandingkan dengan metode sebelumnya yang masih menggunakan buku Paspor HSE (paper based). Selain itu penulis akan menampilkan keunggulan daripada online HSSE Passport ini dibandingkan dengan buku Paspor HSSE (paper based) pada paragraph sebelumnya. Hasil: Online HSSE passport ini diimplementasikan sejak quarter 4 tahun 2019 bertahap ke seluruh wilayah kerja Perusahaan XYZ dan juga dibandingkan utilisasinya dengan metode sebelumnya yang masih menggunakan buku Paspor HSE (paper based). Hasil perbandingan terlihat bahwa online HSSE passport mempunyai keunggulan di penghematan biaya (paperless), kemudahan akses oleh Fungsi Pengawas Kontraktor (online dan realtime), kecepatan validasi data oleh Fungsi HSSE dan Fungsi Pengawas Kontraktor serta juga tingginya tingkat kemanan informasi karena data digital disimpan dalam server perusahaan XYZ. Kesimpulan: Perusahaan XYZ tetap menggunakan online HSSE passport sebagai pengganti buku Paspor HSE (paper based) dengan pertimbangan bahwa online HSSE passport mempunyai keunggulan di penghematan biaya (paperless), kemudahan akses oleh Fungsi Pengawas Kontraktor (online dan realtime), kecepatan validasi data oleh Fungsi HSSE dan Fungsi Pengawas Kontraktor serta juga tingginya tingkat kemanan informasi karena data digital disimpan dalam server perusahaan XYZ. Hal ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif metode bagi perusahaan lain untuk mengendalikan illness fatality dan kecelakaan dengan penyebab dasar kekurangan pengetahuan.
Kajian dampak pajanan radiasi panas saat terjadi tumpahan minyak dan kebakaran tangki di pusat pengumpul produksi minyak PT. X Krisman J. Sihotang; Baiduri Widanarko
Jurnal Rekayasa Proses Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.84097

Abstract

Industri minyak memiliki risiko tinggi, kasus kejadian darurat seperti tumpahan minyak dan kebakaran di tangki pengumpul minyak sering terjadi dan digolongkan sebagai bahaya besar. Kejadian darurat ini dapat terjadi karena kegagalan safety protection layers (SPL) yang terpasang di tangki pengumpul minyak. Tangki yang terbakar akan mengakibatkan pajanan panas radiasi ke area sekitarnya termasuk area yang dihuni manusia. Tangki T-04 adalah salah satu tangki pengumpul minyak PT. X yang berpotensi mengalami kejadian darurat tersebut, untuk itu dilakukan kajian dampak pajanan panas radiasi kebakaran tangki T-04 terhadap fasilitas dan manusia di sekitarnya. Metode kajian yang dilakukan merupakan penelitian potong lintang dengan pendekatan kuantitatif untuk melakukan analisis dampak pajanan panas radiasi yang ditimbulkan kebakaran tangki T-04 terhadap fasilitas dan manusia sekitar. Penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan data sekunder baik yang ada di PT. X dan studi literatur dengan tanpa melakukan intervensi pada objek penelitian. Data yang didapatkan tersebut dipergunakan untuk mengetahui dampak pajanan panas radiasi secara kuantitatif dengan menggunakan software ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere). Hasil penelitian menunjukkan kegagalan SPL terpasang di tangki T-04 berupa intervensi operator dan breather valve dapat mengakibatkan tumpahan minyak karena overfilled yang apabila ada sumber panas dapat menyebabkan tangki terbakar (tank fire engulfment). Hasil dari Layer of Protection Analysis (LOPA) diperoleh bahwa realisasi tank fire engulfment pada tangki T-04 dikategorikan sebagai kejadian dengan tingkat risiko yang tidak dapat diterima berdasarkan matriks risiko yang diacu PT. X. Simulasi kajian dampak pajanan panas radiasi kebakaran tangki T-04 terhadap fasilitas terdekat dan manusia sekitar dilakukan dengan menggunakan software ALOHA v.5.4.7. Diperoleh hasil pajanan panas radiasi di ruang operator pada jarak 45 m dari tangki T-04 sekitar 12,50 kW/ m2 yang berpotensi mengakibatkan kematian, ruang perkantoran yang berjarak 70 m dari tangki T-04 sekitar 6,44 kW/m2 yang berpotensi mengakibatkan luka bakar derajat dua, fasilitas umum jalan raya sekitar 2.5 kW/m2 berpotensi mengakibatkan sakit sementara, fasilitas tangki terdekat yaitu tangki T-03 berjarak 30 m sekitar 19.9 kW/ m2 akan mengalami domino effect ikut terbakar. Kajian ini memberikan rekomendasi untuk menambahkan Safety Protection Layers pada tangki penampung minyak PT. X untuk mengurangi risiko kebakaran menjadi risiko yang dapat diterima dengan memasang SPL yang sesuai yaitu PAH (Pressure Alarm High), LAH (Level Alarm High), SIS (Safety Instrumented System) seperti PAHH (Pressure Alarm High-High), dan LAHH (Level Alarm High-High).
Gambaran Kejadian Computer Vision Syndrome dan Faktor Risikonya pada Mahasiswa FKM UI di Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2022 Rahadian Muhammad Shadik; Baiduri Widanarko
National Journal of Occupational Health and Safety Vol 4, No 1 (2023)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59230/njohs.v4i1.7096

Abstract

Akibat adanya pandemi Covid-19, banyak kegiatan yang tadi nya dilakukan secara offline, berubah menjadi daring, termasuk dalam sektor pendidikan. Hal ini mengakibatkan durasi penggunaan alat elektronik dengan layar digital/VDT meningkat, khususnya di kalangan mahasiswa. Durasi penggunaan layar digital/VDT ini merupakan salah satu faktor risiko dari Computer Vision Syndrome (CVS). Selain dari durasi, diduga ada beberapa faktor risiko lain yang juga berhubungan dengan CVS. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk melihat gambaran kejadian CVS dan faktor risikonya, serta menganalisis hubungan antara kejadian  CVS dan faktor risikonya pada mahasiswa (S1 Reguler dan pascasarjana S2)   FKM UI di masa pandemi Covid-19 tahun 2022. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni 2022 dengan menggunakan kuesioner CVS-Q dan beberapa pertanyaan singkat terkait faktor risiko yang disebar secara online. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional dan melibatkan 250 responden yang berasal dari mahasiswa S1 reguler dan pascasarjana S2 FKM UI. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat 6 variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan, yaitu usia (P= 0,000), durasi penggunaan layar digital/VDT(P= 0,006), pola istirahat (P= 0,007), kelainan refraksi mata(P= 0,014), penggunaan antiglare (P= 0,011), dan screen brightness (P= 0,030 ). Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian dan intervensi lebih lanjut agar masalah tersebut dapat diatasi.
EVALUASI MANAJEMEN SISTEM TANGGAP DARURAT DAN KONTINUITAS BISNIS PADA INDUSTRI KIMIA DI PT. X I Gusti Gde Rai Supartha; Baiduri Widanarko
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 2: Jurnal Cahaya Mandalika
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v3i2.2055

Abstract

Pendahuluan. Bencana yang diakibatkan oleh kegagalan atau insiden yang melibatkan teknologi, merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia perindustrian internasional. Hampir sekitar 65.000 kematian di dunia disebabkan oleh bencana teknologi antara tahun 2009-2018 (WHO, 2018). PT. X Indonesia berbatasan dengan sungai Mookervaart dan jalan utama Daan Mogot.. Sebelah timur berbatasan dengan tanah kosong, dan bagian lebih timur adalah daerah pemukiman padat. Sebelah selatan berbatasan dengan daerah perumahan dan akan dibuat terminal bus, sedangkan sebelah barat Plant berbatasan dengan daerah pemukiman yang sangat padat. Pada PT. X terdapat berbagai macam proses kerja yang melibatkan bahan-bahan kimia berbahaya, mulai dari penerimaan bahan yang tergolong B3, penyimpanan, penimbangan bahan untuk proses produksi, sampai kepada proses produksi dispersi polimer, dan penyimpanannya. Berdasarkan kondisi tersebut maka perlu adanya suatu kajian komprehensif tentang manajemen sistem tanggap darurat yang ada di PT. X. Metode. Rancangan penelitian ini menggunakan jenis kualitatif dengan pendekatan deskriptif observasional. Dengan melakukan observasi langsung dilapangan (PT. X) dalam mengumpulkan data, melakukan wawancara yang mendalam terhadap informan yang diambil dengan menggunakan daftar pertanyaan dengan berpatokan pada Self-Assessment Checklist berdasarkan kriteria yang terdapat dalam NFPA 1600 edisi tahun 2019 yang dikembangkan oleh Donald L. Schmidt. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui pengumpulan data primer dan data sekunder melalui metode wawancara mendalam dengan format focus group discussion (FGD), dan pengecekan bukti-bukti pendukung. Data kemudian diolah dan hitung persentase kesesuaiannya, dengan perbandingan terhadap seluruh persyaratan kesesuaian yang ada di check list standar NFPA 1600 edisi tahun 2019 Hasil. Dari hasil penelitian yang dilakukan dituangkan dalam sebuah tabel ringkasan terlampir, keseluruhan hasil rata-rata pemenuhan kesesuaian klausul NPFA 1600-2019 mengenai standar manajemen krisis, tanggap darurat, dan kontinuitas bisnis yang ada di PT. X berada pada angka Persentase kesesuaian sebesar 90,3%, dengan persentase pemenuhan klausul yang belum sesuai sebesar 9,7%. Kesimpulan. Hasil evaluasi sistem tanggap darurat di PT.X dalam kategori baik, dengan mengacu kepada penelitian sejenis terdahulu namun masih diperlukan perbaikan pada beberapa klausul seperti perencanaan dalam pemulihan dari bencana atau insiden dan alternatif pemasok kritis untuk menjaga kelangsungan bisnis PT. X
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY (BBS) DAN TINGKAT KEPATUHAN TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KERJA KARYAWAN DI PT. X M Irwansyah; Baiduri Widanarko
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 2: Jurnal Cahaya Mandalika
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data ILO 2 juta pekerja meninggal per tahun. 2021 ada 234 ribu kecelakaan kerja di Indonesia. Industri kimia 12% dari2019-2021 kecelakaan kerja 80.607 kasus.Program Behavior-based safety (BBS) yaitu pendekatan keselamatan berdasarkan perilaku manusia. Pendekatan untuk meningkatkan kesadaran, keterlibatan, tanggung jawab karyawan menciptakan lingkungan kerja aman. program BBS di perusahaan apakah mampu meningkatkan tingkat kepatuhan karyawan, serta merubah perilaku keselamatan kerja. Penelitian dilakukan dengan metode penelitian kuantitatif jenis studi cross sectional. Data yang dikumpulkan memberikan gambaran hubungan antara variabel. Desain penelitian cross-sectional digunakan untuk mengumpulkan data mengenai program Behavior Based Safety (BBS), tingkat kepatuhan terhadap perilaku keselamatan kerja, dan perilaku keselamatan kerja di PT. X pada satu titik waktu tertentu. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh respondenVariasi nilai tingkat kepatuhan mampu dijelaskan oleh variasi nilai program BBS sebesar 14,3%,sedangkan sisanya 85.7% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitian. Variasi nilai Perilaku keselamatan kerja karyawan mampu dijelaskan oleh variasi nilai Program BBS dan Tingkat kepatuhan sebesar 49.6%, sedangkan sisanya 50.4% dijelaskan oleh variasi variabel lain di luar model penelitianterdapat hubungan positif dan signifikan Program BBS terhadap Tingkat Kepatuhan. Ada hubungan positif dan signifikan antara Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja. Adahubungan positif dan signifikan antara Tingkat Kepathan terhadap Perilaku Keselamatan. Hubungan Program BBS terhadap Perilaku keselamatan kerja bersifat hubungan langsung. Oleh karena itu, variabel intervening Tingkat Kepatuhan tidak memediasi hubungan Program BBS terhadap Perilaku Keselamatan Kerja.
THE ASSOCIATION BETWEEN INDIVIDUAL, PHYSICAL, AND PSYCHOSOCIAL RISK FACTORS AND OCCUPATIONAL FATIGUE AMONG COMMUTER LINE TRAIN WORKERS Ulfha Aulia Nasution; Baiduri Widanarko
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 18 No. 3 (2023): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijph.v18i3.2023.518-529

Abstract

Introduction: Occupational fatigue affects workers in various industries including transportation. Commuter train drivers and office workers are subjected to high levels of physical and psychosocial stress, which can lead to occupational fatigue. Aims: to examine the relationship between individual, physical, and psychosocial risk factors and occupational fatigue in commuter train workers in Jakarta, Bogor, Tangerang, and Bekasi. Methods: Individual (i.e., age, gender, marital status, type of work, duration of work, and smoking status), psychosocial (i.e., effort, reward, overcommitment, monotonous work, social support, job satisfaction, and work stress) factors, and occupational fatigue were investigated in 78 commuter line train workers (both drivers and officers). Observing workers' activities yielded physical factors (awkward posture, repetitive work, prolonged work, and material manual handling activities). The association between each risk factor and occupational fatigue was investigated using a logistic regression model. Results: Commuter line officers (OR 4.96, 95% CI 1.77 – 13.85), those with high overcommitment (OR 3.16, 95% CI 1.25 – 8.00), and those with high work stress (OR 1.54, 95% CI 1.19 – 2.00) were more likely to report occupational fatigue than train drivers, who reported low overcommitment and low work stress, respectively. When compared to those who reported low job satisfaction, those who reported high job satisfaction were less likely to report occupational fatigue (OR 0.19, 95% CI 0.07 – 0.52). Conclusion: Job position, overcommitment, and work stress were associated with occupational fatigue.
MUSCULOSKELETAL DISORDERS RISK ASSESSMENT AMONG SMALL TOFU FACTORY WORKERS IN TANGERANG CITY: AN INDONESIAN CASE STUDY Kania Viatina; Mila Tejamaya; Baiduri Widanarko
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 19 No. 1 (2024): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijph.v19i1.2024.183-195

Abstract

Introduction: Conventional tofu production involves various manual handling tasks which increases the risk of musculoskeletal disorders (MSDs). A previous study found a very high risk of MSDs in tofu manufacturing, especially in the filtering task with a REBA score of 13. Aims: This study aims to evaluate the risk of MSDs in tofu factory workers. Methods: Workplace observations and unstructured interviews were conducted at two traditional tofu factories (X and Y) and a more modern silken tofu factory to identify the risk of MSDs. The Nordic Musculoskeletal Questionnaire and the Quick Exposure Check (QEC) method were used to determine the prevalence and risk of MSDs. A total of 52 workers voluntarily participated in this study. Results: The traditional and silken tofu manufacturing processes involved seven and fifteen tasks, respectively. This study found that workers in the traditional tofu factories had a higher prevalence of MSDs than those in the silken tofu factory. In the past 12 months, traditional tofu factory workers reported MSDs in their lower back (94.4%), right shoulder (77.8%), and neck (61.1%). On the other hand, silken tofu factory workers reported MSDs in their lower back (81.3%), right shoulder (62.5%), and upper back region (56.3%). According to the QEC method, grinding and filtering were identified as two tasks with a very high risk of MSDs in the traditional factories. In addition, transferring tofu crates from cold water to hot water tub in the silken factory was identified as a very high risk of MSDs. Conclusion: Intervention is necessary for tasks with a very high risk of MSDs in small tofu factories.