Fitri Sepviyanti Sumardi
Fakultas Kedokteran Universitas Zhengzhou Cina

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tatakelola Anestesi untuk Dekompresi Kraniektomi pada Cedera Otak Traumatik Berat dengan Penyulit Obesitas Morbid Fitri Sepviyanti Sumardi; Iwan Abdul Rachman; Bambang J. Oetoro
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 9, No 1 (2020)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2618.353 KB) | DOI: 10.24244/jni.v9i1.247

Abstract

Anestesi dan pembedahan mungkin meyebabkan risiko yang cukup besar untuk pasien obesitas, apalagi obesitas morbid. Populasi orang gemuk meningkat, baik di negara maju dan berkembang, sehingga para ahli anestesi lebih sering menghadapi tantangan dalam mengelola pasien obesitas. Trauma multipel bertanggung jawab atas 5 juta kematian per tahun di seluruh dunia dan merupakan penyebab kematian utama bagi orang-orang muda di bawah 40 tahun, mewakili peristiwa akut dan tak terduga. Kami akan melaporkan seorang lelaki 36 tahun dengan obesitas morbid, BMI 48,97 kg/m2, yang mengalami multipel trauma akibat kecelakaan lalulintas, yang akan menjalani operasi evakuasi perdarahan subdural dan dekompresi kraniektomi. Pemilihan obat dan dosis aman sangat sulit pada pasien dengan multipel trauma, karena mungkin status volumenya tidak diketahui secara akurat. Rencana anestesi harus mempertimbangkan status resusitasi dan riwayat penyakit penyerta lain. Peran penting lainnya dari anestesiologis adalah pencegahan cedera sekunder yang disebabkan oleh syok berulang atau resusitasi tidak tepat. Anesthesia Management for Craniectomy Decompression on Severe Brain Traumatic Injury with Comorbid Morbid Obesity AbstractAnesthesia and surgery may cause considerable risk for obese patients, especially morbid obesity. Obese populations increase, both in developed and developing countries, so anesthesiologists more often face challenges in managing obese patients. Multiple traumas is responsible for 5 million deaths per year worldwide and is the leading cause of death for young people under 40, representing acute and unexpected events. We will report a 36-year-old man with morbid obesity, a BMI of 48.97 kg/m2, who experienced multiple traumas due to a traffic accident, who will undergo an evacuation operation for subdural hemorrhage and craniectomy decompression. The selection of drugs and safe doses is very difficult in patients with multiple traumas, because their volume status may not be accurately known. Anesthetic plan must consider resuscitation status and history of other comorbidities. Another important role of anesthesiologist is the prevention of secondary injury caused by recurrent shock or improper resuscitation.
Hematoma Subdural pada Bayi dengan Acquired Prothrombine Complex Deficiency (Apcd) Syndrome Di Rs. Hasan Sadikin Dari Juli 2010 Sampai Februari 2011 Fitri Sepviyanti Sumardi; Dewi Yulianti Bisri; Tatang Bisri
Jurnal Neuroanestesi Indonesia Vol 1, No 4 (2012)
Publisher : https://snacc.org/wp-content/uploads/2019/fall/Intl-news3.html

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.038 KB) | DOI: 10.24244/jni.vol1i4.179

Abstract

Latar Belakang dan Tujuan: Acquired Prothrombine Complex Deficiency (APCD) adalah salah satu penyakit serius bayi, menyebabkan tingkat kematian yang tinggi, dan gejala sisa neurologis permanen pada penderita dengan hematoma subdural (SDH). Beberapa penelitian menyatakan tentang hubungan APCD dengan tingginya prevalensi menggunakan minuman ramuan tradisional disertai pembatasan asupan makanan pada ibu menyusui. Kadar Vitamin K2MK4 pada air susu ibu (ASI) yang menggunakan minuman ramuan tradisional ditemukan lebih rendah dari dibandingkan ASI dari ibu yang tidak menggunakan minuman ramuan tradisional.Subyek dan Metode: Enam kasus bayi dengan diagnosis SDH spontan karena APCD, ditinjau dari Juli 2010 sampai Februari 2011 di RS Hasan Sadikin Bandung. Data diambil meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, hasil CT-scan, hasil laboratorium, manajemen dan temuan selama pembedahan serta setelah pembedahan.Hasil: Semua enam bayi menunjukkan bukti memiliki riwayat, tanda dan gejala, dan gangguan perdarahan yang menuju kearah SDH karena APCD. Manajemen pada seluruh kasus di atas termasuk evaluasi awal CT scan, pengobatan intervensi APCD dan bedah menghasilkan hasil keluaran yang baik pada pasca pembedahan dan pemulangan dari rumah sakit.Simpulan: Faktor koagulasi berkepanjangan pada semua kasus menunjukkan risiko lebih tinggi untuk APCD pada bayi. Penatalaksanaan dini APCD prabedah dan pascabedah memberikan hasil yang baik. Tindakan kraniotomi evakuasi kurang dari 3 hari dari interval onset memberikan hasil yang baik pada skor Children Coma Scale (CCS). Subdural Hematoma in Neonates with Acquired Prothrombine Complex Deficiency (Apcd) Syndrome at Hasan Sadikin Hospital from July 2010 till February 2011 Background and Objective: APCD syndrome is one of the most serious diseases affecting infants. It leads to a high mortality rate and permanent neurological sequelae among the survivors when related with SDH. There are reports about high prevalence of using herb-liquor extracts and diet restriction among mothers of infants with the APCD syndrome. Vitamin K2MK4 levels in breast milk obtained from mothers who had used herb-liquor extracts were lower than vitamin K2MK4 levels in breast milk obtained from mothers who had not used herb-liquor extracts.Subject and Method: Six infant cases which diagnosed with spontaneous SDH due to APCD syndrome, reviewed from July 2010 to February 2011 at Hasan Sadikin Hospital Bandung. Data reviewed include history taking, physical examination, CT-scan results, laboratory results, management and findings during operationResult: All six infants showed evidence of having history, sign and symptoms, and bleeding disorder suggesting SDH due to APCD. Management on all cases above included early CT-scan evaluation, the treatment of APCD and immediate surgical intervention resulted on good outcome on post surgery result and hospital disposalConclusions: Prolonged coagulation factors on all cases suggest higher risk for APCD on the infant. Craniotomy evacuation surgery less than 3 days interval from onset immediately gave better outcome on Children Coma Scale (CSS) score.