Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KOMPARASI METODE BLENDED LEARNING DENGAN METODE TPR DALAM KEEFEKTIFANNYA TERHADAP SISTEM PEMBELAJARAN DARING PADA MATERI VOCABULARY BAHASA INGGRIS Sri Wilda Harahap; Berkat Panjaitan
Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia Vol 6 No 2 (2021): Jurnal Mutiara Pendidikan Indonesia
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/mutiara pendidik.v6i2.2265

Abstract

Vocabulary is one of the important aspects of learning a foreign language. With limited vocabulary one will also have a limited understanding of speaking, reading, listening, and writing. This condition requires creative teachers to use the most appropriate and appropriate learning methods in accordance with the material being studied to achieve learning goals and outcomes. This study aims to compare blended learning methods with total physical responses (TPR) methods about their effectiveness in learning English vocabulary materials at DRA Islamic School. . The results of this study showed that the TPR Method Mean 75, Standard Deviation 10.12739, While blended learning method mean 69.75, standard deviation 7.675302. The above hypothesis test obtained the P-value of 0.010765. It was concluded that there are differences in vocabulary material learning outcomes using TPR methods and Blended Learning Methods. Where the TPR method is more effective than the Blended Learning method in learning English vocabulary material in students in the 2nd grade of DRA Islamic School online.
LEARNING MEDIA USING DISCOVERY LEARNING APPROACH TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES Saut Dohot Siregar; Berkat Panjaitan; Ermi Girsang; Hotromasari Dabukke
Jurnal Pendidikan Fisika Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22611/jpf.v8i2.15195

Abstract

Learning media gives a good influence on students to understand the content of the lessons delivered by the teacher. Learning media makes students become active in learning so students do not only hear explanations from the teacher which can make students' different catches. The purpose of this research is the application of learning media in the learning process of students, and using the discovery learning model is expected to obtain an increase in student learning outcomes. This research was conducted in several 10th grade high schools in Medan, Indonesian. Sampling is done by cluster random sampling where every school has the same opportunity to become a research sample. The instrument of learning outcomes is in the form of multiple choice questions, and the instrument of student interest in learning is in the form of a questionnaire. The results of the discussion show that by using the discovery learning model with the help of instructional media can improve student learning outcomes, especially in vector material. This increase was seen from the response of students as much as 83.3% agreed to the use of media during learning. Learning media by using applications that were developed showed a positive interest in learning by students. The results of student learning instruments indicate that there are differences in the mean learning outcomes of control class students with the mean learning outcomes of experimental class students. The mean value of the control class was 53.61 while the mean learning outcomes in the experimental class was 63.66
RANCANG BANGUN PEWAKTU CENTRIFUGE DENGAN TAMPILAN SEVEN SEGMENT BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 Berkat Panjaitan; Sriwida Harahap; Kesya Nirma Lumbantobing; Syahru Romadhon
Jurnal Darma Agung Vol 29 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v29i2.1580

Abstract

Perkembangan teknologi mampu menghasilkan peralatan – peralatan canggih. Salah satu diantaranya adalah peralatan lab kesehatan yang terdapat di rumah sakit. Dengan bantuan teknologi, alat – alat lab tersebut dapat bekerja secara otomatis (cerdas). Namun, Belum semua peralatan elektromedik dapat bekerja secara otomatis. Salah satunya adalah Centrifuge. Alat Centrifuge adalah sebuah alat elektromedik yang digunakan untuk pemisahan komponen sel darah dari cairannya sehingga cairannya bisa dipakai untuk pemeriksaan. Alat centrifuge masih banyak yang dioperasikan secara manual sehingga kurang efisien dalam pemakaiannya. Hal itu terjadi karena terkendala biaya pengadaan. Alat centrifuge dihidupkan dan dimatikan setelah beroperasi dalam waktu yang ditentukan. Operator harus memperhatikan waktu aktif centrifuge dengan baik supaya jangan melebihi dari waktu yang ditentukan. Bila alat centrifuge hidup melebihi waktu yang ditentukan maka akan membuat pemisahan komponen sel darah dari cairannya kurang bermutu dan juga pemborosan pemakaian energi listrik. Maka dari itu, peneliti merancang bangun alat yang dapat memutus secara otomatis sambungan saklar catu daya listrik centrifugal. Saklar relay memutus aliran listrik ke alat centrifuge setelah waktu yang ditentukan sudah terpenuhi atau tercapai.
RANCANG BANGUN KONTROL KELEMBABAN PADA ALAT BABY INCUBATOR BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 328 Berkat Panjaitan; Kesya Nirma Lumbantobing; Sriwida Harahap; Syahru Romadhon
Jurnal Darma Agung Vol 29 No 1 (2021): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v29i2.1585

Abstract

Kelembaban merupakan objek pengukuran yang terdapat dalam sistem akuisisi data.Ada banyak perangkat sensor yang berfungsi untuk mengukur kelembaban dan akurasi merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk memilihnya. DHT11 adalah sensor seri DHT dari Aosong Electronics yang dapat melakukan pengukuran kelembaban secara bersamaan dengan output digital. Informasi tentang akurasi terdapat dalam lembar data. Demikian pula informasi yang tidak menggambarkan kondisi sebenarnya saat dioperasikan di lokasi tertentu. Hasil dari pembacaan sensor DHT11 kemudian dikirim ke display seven segment untuk menampilkan hasil pengukuran kelembaban udara. Sedangkan driver digunakan untuk menghidupkan atau mematikan kipas dan pemanas. Kipas angin dan pemanas digunakan untuk menjaga kelembaban dan suhu inkubator dalam batas kelembaban 40-60% dan batas suhu pada inkubator bayi 33-35 ° C. Kipas angin digunakan untuk mengatur kelembaban suhu inkubator.Efek pada pasien jika kelembaban naik maka semakin lembab/basah yang menyebabkan gatal pada kulit dan sebaliknya jika persentase kelembaban turun maka akan semakin kering dan berdampak pada kulit kering dan bersisik pada kulit bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang kontrol kelembaban pada inkubator bayi.DHT11 memiliki rentang kesalahan yang lebih luas yaitu 1 - 7% dan 11 - 35%, masing-masing untuk pengukuran suhu dan kelembaban.Perbedaan lokasi tidak mempengaruhi hasil pengukuran.Kesalahan pengukuran kelembaban yang masih di atas 10% menunjukkan perlunya kalibrasi ulang.Kedepannya, selain akurasi, presisi juga perlu diuji dengan menggunakan perhitungan standar deviasi pada hasil pengukuran.
EFEK HASIL DISPENSING LENSA POLYCARBONATE DENGAN MENGGUNAKAN AUTO LENS POLISHER DI OPTIK UMMI Berkat Panjaitan; Zulianti Zulianti; Roy Chandra Nainggolan; Anisa Elvio Turaissa
Jurnal Darma Agung Vol 30 No 1 (2022): APRIL
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i1.2443

Abstract

Sehubungan dengan program pemerintah yaitu mesukseskan Vision 2020 The Right to Sight, dengan tujuan untuk menanggulangi masalah kesehatan dan masalah bahaya kebutaan, salah satunya adalah upaya peningkatan mutu pelayanan perkacamataan dan atau lensa kontak. Pelayanan yang dimaksud adalah sesuai dengan norma-norma umum kesehatan. Tentunya yang tidak merugikan kepentingan masyarakat. Kepedulian akan masalah kesehatan merupakan sikap adil yang paling penting terhadap status kesehatan di Indonesia dan harus di tunjang dengan peran serta pendidikan kesehatan yang ada di tengah masalah yang dihadapi masyarakat baik individu maupun kelompok. Untuk itu diperlukan tenaga-tenaga ahli seperti Refraksionis Optisien yang profesional dan handal dalam melayani masyarakat, seperti yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Optikal, BAB I Pasal 1 ayat 3 menjelaskan bahwa “Refraksionis Optisien adalah tenaga kesehatan yang telah lulus pendidikan berdasar perundang-undangan yang berlaku yang berwenang melakukan pemeriksaan mata dasar, pemeriksaan refraksi, menetapkan hasil pemeriksaan, menyiapkan dan membuat lensa kacamata atau lensa kontak, termasuk pelatihan ortoptik”.
HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN TERHADAP KESEMBUHAN POST OPERASI PENDERITA KATARAK DI KLINIK MATA YOSE MEDAN Syahru Romadhon; Khairuna Irma; Berkat Panjaitan; Hotromasari Dabukke
Jurnal Darma Agung Vol 30 No 3 (2022): DESEMBER
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Darma Agung (LPPM_UDA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46930/ojsuda.v30i3.2422

Abstract

Katarak merupakan suatu keadaan patologis lensa, di mana lensa akan menjadi keruh akibat terjadi hidrasi cairan, kekeruhan mengakibatkan bola mata dan bergerak secara progresif dan tanpa mngalami peubahan. Menurut WHO katarak merupakan penyebab kebutaan yang paling utama didunia sebesar 48% dari seluruh kebutaan yang ada di dunia. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisa Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Terhadap Kesembuhan Post Operasi Penderita Katarak di Klinik Mata Yose Tahun 2017. Jenis penelitian survey deskritif analitik dengan metode cross sectional study. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang. Hasil penelitian yang di dapat pengetahuan baik sebanyak 65 orang (67.5%) kurang 31 orang (32.3%), sikap positif sebanyak 62 (64.6%) negatif 34 orang (35.4%), tindakan baik sebanyak 62 (64.6%) kurang 34 orang (35.4%), kesembuhan sejumlah 85 orang (88.5 %) tidak sembuh 11 orang (11.5%). Uji satatistik bivariat diketahui bahwa terdapat hubungan pengetahuan terhadap kesembuhan dengan nilai p value 0.025, sikap dengan kesembuhan p value 0.043 dan tindakan dengan kesembuhan 0.043. Diharapkan kepada masyarakat lebih meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan khususnya bagi penderita katarak untuk dapat mendapatkan kesembuhan paska operasi, serta petugas kesehatan untuk selalu menginformasikan langkah-langkah penyembuhan post operasi katarak