Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

ANALISA TEORI PARENT-OFFSPRING CONFLICT DITINJAU DARI KERANGKA FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Diny Amenike
Profesi | Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keguruan Vol. 6 No. 2 (2017): Profesi | Jurnal Ilmu Pendidikan dan Keguruan
Publisher : Pengurus Pusat Perkumpulan Masyarakat Peduli Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teori parent-offspring conflict (POC) merupakan teori yang digagas oleh Robert Trivers pada tahun 1974. Teori ini merupakan salah satu teori yang menjelaskan bagaimana konflik hubungan orang tua dan anak (keturunannya) dalam kerangka psikologi evolusioner (evolutionary psychology) yang menekankan faktor nature dalam menjelaskan perilaku manusia. Perbedaannya dari teori lain adalah dasar teori evolusi dalam kemunculannya dalam menjelaskan konflik hubungan orang tua dan anak. Konflik yang terjadi disebabkan karena faktor genetik yang overlap dan tidak identik antara orang tua dan anak. Trivers sampai saat ini masih terus mengembangkan teorinya dan ia mencoba mempelajari dan memahami situasi di alam dimana gen-gen di dalam tubuh seseorang yang tidak sepakat (disagreement), bagaimana gen tersebut dipilih—diseleksi—dalam petunjuk yang bertentangan (conflicting directions).
ANALISA TEORI PARENT-OFFSPRING CONFLICT DITINJAU DARI KERANGKA FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Diny Amenike
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 6 No. 2 (2017): Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, sosial dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Teori parent-offspring conflict (POC) merupakan teori yang digagas oleh Robert Trivers pada tahun 1974. Teori ini merupakan salah satu teori yang menjelaskan bagaimana konflik hubungan orang tua dan anak (keturunannya) dalam  kerangka psikologi evolusioner (evolutionary psychology) yang menekankan faktor nature dalam menjelaskan perilaku manusia. Perbedaannya dari teori lain adalah dasar teori evolusi dalam kemunculannya dalam menjelaskan konflik hubungan orang tua dan anak. Konflik yang terjadi disebabkan karena faktor genetik yang overlap dan tidak identik antara orang tua dan anak. Trivers sampai saat ini masih terus mengembangkan teorinya dan ia mencoba mempelajari dan memahami situasi di alam dimana gen-gen di dalam tubuh seseorang yang tidak sepakat (disagreement), bagaimana gen tersebut dipilih—diseleksi—dalam petunjuk yang bertentangan (conflicting directions).
WEBINAR PENDAMPINGAN ANAK BELAJAR DARI RUMAH DAN PELATIHAN MINDFULNESS UNTUK ADAPTASI KEBIASAAN BARU DI KOTA PADANG Tri Rahayuningsih; Rozi Sastra Purna; Diny Amenike; Septi Mayang Sari; Siska Oktari; Izzanil Hidayati; Yantri Maputra; Nila Anggreiny
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i1.9636

Abstract

The prolonged quarantine during the Covid-19 pandemic has an impact on negative emotions, and psychological problems that arise when children have to learn from home such as boredom and decreased motivation to learn. Parents as learning companions for their children experienced fatigue. Therefore, Department of Psychology, Andalas University, holded community service activities in the form of online workshops using technological media (webinars) to increase mental health knowledge in the fields of education, community and family in facing the COVID-19 pandemic as a manifestation readiness to enter a new normal era. The purpose of this service program is for the people of Padang, especially when accompanying children while learning from home during the COVID-19 pandemic, namely helping teachers, students, parents and the public meet health protocols and stay happy, and prevent COVID-19 cases in both sector education and family. This activity consisted of learning from home mentoring and mindfulness training for teenagers. Children need socio-emotional competence to stay focused and creative when learning from home. The evaluation of these educational activities was identified through a survey after the webinar. The questionnaire link was provided on Zoom Application during the event. The result of this activity was knowledge about mental health for teachers, students and parents in dealing with children and adolescents during the COVID-19 pandemicABSTRAK:Karantina berkepanjangan selama pandemi covid-19 berdampak pada emosi negatif, dan masalah psikologis yang muncul ketika anak harus belajar dari rumah seperti kebosanan, dan menurunnya motivasi belajar. Orang tua sebagai pendamping belajar anak pun mengalami kelelahan. Oleh karena itu, Program Studi Psikologi Universitas Andalas mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat berupa workshop dalam bentuk daring menggunakan media teknologi (webinar) untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan mental di bidang pendidikan, sosial masyarakat, dan keluarga dalam menghadapi pandemi COVID-19 sebagai bentuk kesiapan memasuki era normal baru. Tujuan program pengabdian ini adalah untuk masyarakat kota Padang khususnya saat mendampingi anak belajar dari rumah selama pandemi COVID- 19 yaitu membantu guru, siswa, wali murid, dan masyarakat umum memenuhi protokol kesehatan dan tetap merasa bahagia, serta mencegah kasus COVID- 19 di sektor pendidikan dan keluarga melalui pelatihan mindfullness. Kegiatan ini terdiri dari pelatihan pendampingan belajar dari rumah dan mindfulness untuk anak-remaja. Anak perlu kompetensi sosio-emosional agar tetap fokus dan kreatif selama belajar dari rumah. Evaluasi kegiatan edukasi ini diketahui melalui survei setelah acara webinar. Link kuisioner diberikan di media Zoom saat acara berlangsung. Hasil dari kegiatan ini adalah pengetahuan tentang kesehatan mental pada guru, siswa, dan orang tua dalam menghadapi anak-anak dan remaja selama masa pandemi COVID-19. 
Program Layanan Konsultasi Psikologis pada Penyintas Long Covid-19 Diny Amenike; Egha Febrianingsih; Sylvia Dewiriza; Haznaz Dhiya Ulhaq Z.N.; Cikita Aidha Putri; Rozi Sastra Purna; Dwi Puspasari; Septi Mayang Sarry; Nila Anggreiny; Meria Susanti; Amatul Firdausa Nasa; Siska Oktari; Yantri Maputra; Tri Rahayuningsih; Fitria Rahmi; Mafaza Mafaza; Izzanil Hidayati; Liliyana Sari
Warta Pengabdian Andalas Vol 29 No 2 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jwa.29.2.94-100.2022

Abstract

Survivors of Covid-19 can still experience symptoms such as being still infected with a virus known as Long Covid-19. Covid-19 survivors with long Covid-19 experience physical and psychological disorders. Psychological disorders include cognitive disorders, memory loss, anxiety, sleep disorders, quality of life disorders, and work problems. This problem will undoubtedly impact individual productivity, so it is necessary to carry out a "Long Covid-19 Hotline". This activity aims to provide health services to Covid-19 survivors to overcome their Post-Covid conditions. The Psychologist Team of Psychology Study Program and Respiration and Pulmonology Medical Faculty Universitas Andalas conducted this activity by telephone in September and October 2021. Activities were carried out by providing psychological consultation or further recommendations for participants' psychological complaints. The results of the psychological condition of participants using Generalized Anxiety Disorder (GAD) 7 screening tools showed that the highest complaints were anxiety at 46%, insomnia at 24%, difficulty concentrating at 13%, and depression at 9% and stress at 8%. As for the follow-up results after the consultation, 90% of participants' psychological complaints were reduced, 89% of participants had made follow-up recommendations, and 100% of participants felt this activity was beneficial. Based on a survey of Covid-19 survivors, their psychological condition improved after conducting a Long Covid-19 Hotline.
DESCRIPTION OF AGGRESSION BEHAVIOR ON STUDENT THAT INVOLVED IN MASS BRAWL AT SMK Y PADANG CITY Mutia Skunda Ramadani; Nelia Afriyeni; Diny Amenike
Jurnal Pendidikan Dasar dan Sosial Humaniora Vol. 1 No. 8: Juni 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (866.643 KB)

Abstract

Adolescence is a period of transition from children to adulthood. Many of the changes occur as physical and psychological aspect. When adolescent are not able to deal with those changes, they will show negative behavior in theirenvironment. One of the negative behaviors in adolescents that they show is aggressive behavior that can harm others or even themselves. Aggressive behavior is the behavior or behavioral tendencies that had intention to hurt another person either physically or psychologically. One kind of aggressive behavior in adolescents at Padang City is student’s mass brawl. Student’s mass brawl is a mass fights that involve many students. This clash has become a tradition handed down by the student. The aim of this study was to determine the aggressive behavior of student that doing mass brawl. The approach used is descriptive quantitative approach with a basic theory of aggressive behavior by Buss and Perry (1992), which consists of four aspects; verbal aggression, physics aggression, anger and hostility with reliability 0.825. Techniques of data collections are done with the scale of aggressive behavior and open questionnaire about factor that cause themassbrawl. The sampling technique used non-probability sampling with purposive sampling type. Subjects in this study were 109 male student with behavior aggression and involved in mass brawl between schools. The result showed that aggressive behavior in SMK Y included in the low category. While based on the behavioral aspects of aggression was found that the highest aspect is physical aggression followed by anger, verbal aggression and hostility. The highest factor that causes the mass brawl is tradition that handed down from the other students, which this factor is about seniority and doctrine to the junior in the school to revengethem in a fight with their opponent
Memperkuat Resiliensi Keluarga Di Masa Pandemi Covid-19: Sumber Kekuatan Keluarga Minangkabau Amatul Firdausa Nasa; Diny Amenike; Dwi Puspasari
Psycho Idea Vol 20, No 1 (2022): Psycho Idea
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.138 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v20i1.10792

Abstract

Resiliensi keluarga merupakan kombinasi karakteristik keluarga yang memungkinkan anggota keluarga mengatasi kesulitan dan menampilkan hasil yang positif. Setiap keluarga memiliki karakteristik unik, sehingga perlu mempertimbangkan konteks budaya dimana keluarga tinggal. Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan resiliensi keluarga saat menghadapi pandemi COVID-19 pada masyarakat Sumatera Barat yang dipengaruhi budaya Minangkabau dan mengkaji sumber daya yang lebih berkontribusi dalam penguatan resiliensi keluarga. Penelitian ini melibatkan 411 anggota keluarga di berbagai wilayah Sumatera Barat dengan mengisi kuesioner Walsh Family Resilience- Questionnaire (WFRQ) (α = 0.868) yang dikonstruksi oleh Walsh (2012). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskiptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiliensi keluarga pada keluarga Minangkabau berada pada tingkat sedang (73%). Kemudian dari hasil analisis lanjutan menggunakan regresi sederhana diketahui bahwa sumber daya yang memiliki kontribusi terbesar dalam penguatan ketahanan keluarga pada keluarga Minangkabau adalah komponen Communication and Problem-solving Processes khususnya pada subkomponen Collaborative Problem-solving yaitu sekitar 70,7%.
ANALISA TEORI PARENT-OFFSPRING CONFLICT DITINJAU DARI KERANGKA FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN Diny Amenike
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 6 No. 2 (2017): Madani Institute | Jurnal Politik, Hukum, Pendidikan, sosial dan Budaya
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.722 KB)

Abstract

Teori parent-offspring conflict (POC) merupakan teori yang digagas oleh Robert Trivers pada tahun 1974. Teori ini merupakan salah satu teori yang menjelaskan bagaimana konflik hubungan orang tua dan anak (keturunannya) dalam  kerangka psikologi evolusioner (evolutionary psychology) yang menekankan faktor nature dalam menjelaskan perilaku manusia. Perbedaannya dari teori lain adalah dasar teori evolusi dalam kemunculannya dalam menjelaskan konflik hubungan orang tua dan anak. Konflik yang terjadi disebabkan karena faktor genetik yang overlap dan tidak identik antara orang tua dan anak. Trivers sampai saat ini masih terus mengembangkan teorinya dan ia mencoba mempelajari dan memahami situasi di alam dimana gen-gen di dalam tubuh seseorang yang tidak sepakat (disagreement), bagaimana gen tersebut dipilih—diseleksi—dalam petunjuk yang bertentangan (conflicting directions).
STRATEGI PARENTAL MEDIATION MEMPENGARUHI TINGKAT SELF DISCLOSURE REMAJA KEPADA ORANG TUA TERKAIT PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL? Resti Yuliani; Diny Amenike; Arina Widya Murni
Biopsikososial: Jurnal Ilmiah Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Mercubuana Jakarta Vol 7, No 1 (2023): VOL. 7 NO. 1 April 2023
Publisher : Universitas Mercu Buana Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/biopsikososial.v7i1.17502

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh masing-masing strategi parental mediation terhadap self disclosure remaja kepada orang tua terkait penggunaan media sosial. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif berupa analisis regresi linear berganda. Responden dalam penelitian ini berjumlah 210 remaja berusia 11-15 tahun dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan modifikasi alat ukur Perceived Parental Media Mediation (α= .804) dan kontruksi alat ukur self disclosure (α= .867). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari masing-masing strategi active parental mediation dan strategi restrictive parental mediation terhadap self disclosure remaja kepada orang tua terkait penggunaan media sosial. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis regresi berganda dengan koefisien regresi  2.403 dan -.809.