Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tri Hita Karana-Based CSR: How Hotel Relates to Community during the Covid-19 Pandemic Ni Wayan Budi Purnama Dewi; Ni Made Ernawati; I Gede Mudana; Anak Agung Ayu Ngurah Harmini; Ni Putu Somawati
International Journal of Glocal Tourism Vol. 3 No. 2 (2022): International Journal of Glocal Tourism - June 2022
Publisher : Catuspata Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Purpose: This study aims to examine the implementation and develop a corporate social responsibility (CSR) model based on the Tri Hita Karana culture during the Covid-19 pandemic at the Ritz-Carlton Bali, Indonesia. Research methods: Data collection techniques are observation, interviews and documentation studies. Data analysis was carried out with the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Findings: The Ritz-Carlton in Bali carried out CSR activities based on the Tri Hita Karana culture during the COVID-19 pandemic on a limited basis. Then the model development results in: CSR activities are more focused on efforts to provide assistance to fellow humans (Human), CSR activities are carried out to protect nature (Nature), CSR activities need to consider matters related to business, CSR activities respect the culture of the local community (Culture) . Implication: This research can be used as material for consideration and evaluation of hotels related to CSR activities based on the Tri Hita Karana culture during the Covid-19 pandemic.
MICE Management dan Ecoenzym Farmstay Serta Homestay di Desa Blimbingsari, Jembrana, Bali I Nyoman Meirejeki; Muhamad Nova; Anak Agung Ayu Ngurah Harmini; Wahyuning Dyah
Mitra Akademia: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 3 (2024): Mitra Akademia: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32722/mapnj.v7i3.7113

Abstract

Blimbingsari Village, located in Jembrana Regency, Bali, has great potential for tourism development. Supported by its community awareness, Blimbingsari village can realize real applications for implementing community-based tourism. As a tourist village, Blimbingsari Village has a unique cultural and natural background that makes it a cultural tourist attraction. However, the tourist attraction of Blimbingsari Village still needs to be improved, especially in managing conventions and events, as well as implementing the concept of green tourism by recycling organic household waste. Thus, the obstacle identified is the lack of optimal management of conventions and events at the Blimbingsari Festival and the processing of residual household organic waste. This service activity aims to provide knowledge to the public regarding the management of conventions and events and the processing of organic waste as ecoenzymes. The mothod used in this activity is community development. This service activity is carried out in the form of combining theory and direct practice activities. The results of this service activity show an increase in knowledge in managing conventions and events and processing organic waste as ecoenzymes. The community also gave a positive response to the implementation of training on managing conventions and events and making ecoenzymes with. Through this activity, it is hoped that the community can implement sustainable green tourism in order to preserve the nature and culture in Blimbingsari village. Keywords: Ecoenzym, Farmstay, Homestay, MICE Management Desa Blimbingsari yang terletak di Kabupaten Jembrana, Bali, menyimpan potensi besar untuk pengembangan pariwisata. Didukung oleh kesadaran masyarakat, desa Blimbingsari dapat mewujudkan aplikasi nyata atas implementasi pariwisata berbasis komunitas, yaitu komunitas pemerhati pariwisata hijau di desa Blimbingsari. Sebagai desa wisata, desa Blimbingsari memiliki keunikan latar belakang budaya dan alam yang menjadikannya sebagai atraksi wisata budaya. Namun, daya tarik wisata desa Blimbingsari masih perlu ditingkatkan, utamanya dalam pengelolaan konvensi dan acara, serta pengimplementasian konsep pariwata hijau dengan pendauran ulang sisa-sisa bahan organik limbah rumah tangga. Kendala yang teridentifikasi adalah belum optimalnya pengelolaan konvensi dan acara pada Blimbingsari Festival dan pengolahan sisa limbah bahan organik rumah tangga. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait pengelolaan konvensi dan acara dan pengolahan limbah organik sebagai ecoenzym. Metode yang digunakan adalah community development. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dalam bentuk pelatihan dengan menggabungkan teori dan praktik langsung. Hasil kegiatan pengabdian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dalam pengelolaan konvensi dan acara dan pengolahan limbah organik sebagai ecoenzym. Respon positif juga diberikan oleh masyarakat terhadappelaksanaan pelatihan pengelolaan konvensi dan acara dan pembuatan ecoenzym dengan. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat menerapkan pariwisata hijau yang berkelanjutan guna menjaga kelestarian alam dan budaya yang ada di desa Blimbingsari. Kata kunci: Ecoenzym, Farmstay, Homestay, MICE Management