Rumah Sakit (RS) menjadi institusi pelayanan kesehatan yang paripurna dengan menyediakan berbagai pelayanan. Akreditasi suatu RS menunjukkan komitmen nyata untuk meningkatkan keselamatan dan kualitas asuhan pasien. Standar evaluasi yang dipergunakan adalah Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1. RS Bhayangkara Tk.III Nganjuk merupakan salah satu RS yang telah mencapai nilai akreditasi baik termasuk pada pelayanan di instalasi farmasi rumah sakit (IFRS). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesesuaian dan menentukan strategi pengembangan Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) di IFRS Bhayangkara Tk.III dengan standar akreditasi SNARS Edisi 1, berdasarkan skala prioritas masalah. Penelitian termasuk rancangan non eksperimental dengan analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner. wawancara dan penelusuran dokumen. Metode hanlon juga digunakan untuk menentukan skala prioritas masalah yang harus dibenahi. Hasil menunjukkan bahwa IFRS Bhayangkara Tk III telah mencapai hasil akreditasi di atas nilai minimal (80%), namun perlu dilakukan strategi pengembangan agar dapat mencapai nilai standart maksimal. Analisis metode hanlon menunjukkan bahwa masalah yang paling prioritas berturut-turut adalah PKPO 2, PKPO 4 , PKPO 6, PKPO 5, PKPO 1, PKPO 3, dan terakhir PKPO 7. IFRS Bhayangkara Tk. III telah memenuhi standar minimal dari KARS, tetapi perlu melakukan strategi pengembangan PKPO sesuai prioritas yaitu pada PKPO 2 (pengkajian formularium), PKPO 4 dan PKPO 1 (Penambahan apoteker), PKPO 6 (Proses monitoring ke pasien), PKPO 5 (pelabelan obat oleh farmasi), PKPO 3 (bukti penyimpanan obat pada pasien), dan PKPO 7 (pelaporan efek samping obat).