Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Perencanaan Jalan Beton Tanpa Tulangan Pada Kawasan Industri Krakatau Steel Kota Cilegon Muhammad Ichwanul Yusup; Dikpride Despa; Trisya Septiana
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 2 No. 2 (2022): Prosiding SNIP Vol.2 No.2
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (696.141 KB) | DOI: 10.23960/snip.v2i2.179

Abstract

Dalam meningkatkan mobilisasi pergerakan kendaraan, jalan merupakan suatu sarana yang penting dalam rangka kelancaranan transportasi darat, sehingga dapat memberikan kenyamanan dan keamanan. Kawasan Industri PT Krakatau Steel Kota Serang yang kerap dilalui kendaraan berat perlu perencanaan dengan baik menurut standar dan kreteria yang berlaku di Indonesia. Dari pengamatan secara visual jalan pada daerah kawasan Industri tersebut banyak mengalami keruksakan dengan ditemukan lendutan-lendutan yang membahayakan serta dapat menghambat laju transportasi, maka diperlukan perbaikan maupun peningkatan jalan. Tujuan dari penelitian, yaitu merencanakan perkerasan jalan beton bersambung tanpa tulangan dengan mengetahui ketebalan pelat, diameter ruji dowel serta menetahui dimensi drainase. Metode yang dilakukakan secara observasi lapangan guna mendapatkan data primer dan skunder sebagai dasar bahan perencanaan jalan beton tersebut. Metode perhitungan digunakan Binamarga Pedoman T-14-2002 dengan Beton Bersambung Tanpa Tulangan (BBTT). Hasil perhitungan jumlah kendaraan perencanaan pada data laulintas dengan umur rencana 20 tahun untuk tingkat laju pertumbuhan lalulintas 6% didapatkan ketebalan perkerasan jalan beton sebesar 20 cm, diameter ruji dowel 33mm untuk jarak 300 mm dan panjang 450 mm mampu menahan beban yang melintas, dengan dimensi drainase jalan lebar saluran 0,75 m, tinggi saluran 1 m serta tinggi jagaan sebesar 0,70 m telah memenuhi persyaratan stabilitas angka aman.
Pengaruh Penambahan Poli Vinil Chlorida Pada Campuran Beton Aspal Sebagai Filler Mira Wisman; Rina Febrina; Ika Kustiani; Dikpride Despa
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 2 No. 2 (2022): Prosiding SNIP Vol.2 No.2
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.072 KB) | DOI: 10.23960/snip.v2i2.236

Abstract

Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi yang ada di Sumatera yang secara geografis berada di Selatan Pulau Sumatera. Provinsi Lampung merupakan provinsi yang strategis karena merupakan pintu gerbang lintas kawasan ekonomi. Untuk itu peningkatan infrastruktur, semakin banyak inovasi-inovasi yang dilakukan oleh para penelitian di Provinsi Lampung terus dilakukan salah satunya dibidang perkerasan jalan. Dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang pesat dalam beberapa dekade terakhir berbanding lurus dengan peningkatan jumlah konsumsi berbagai sumber daya alam. Salah satunya adalah polimer atau Filler Poli Vinil Chlorida (PVC). Filler PVC telah menjadi salah satu kebutuhan dalam kehidupan kita. Jumlah penggunaan plastic ini meningkat sebesar 24,50% selama kurun waktu 4 tahun Plastics Europe.com mencatat konsumsi Filler PVC di dunia pada tahun 2010 mencapai angka 562,2 miliar pon atau setara dengan 255 miliar kilogram. Biasanya limbah filler PVC itu terbuang percuma atau didaur ulang untuk dibuat berbagai kerajinan. Disini penulis akan melakukan penelitian perkerasan aspal beton dengan memanfaatkan bahan limbah PVC sebagai bahan pengganti sebagian filler pada campuran beraspal tersebut. Berdasarkan penelitian, karakteristik dari perkerasan yang menggunakan filler PVC cukup baik bila digunakan sebagai alternative bahan tambah pada perkerasan lentur. Karena berdasarkan pengujian Marshall nilai stabilitas dengan menggunakan variasi persentase Filler PVC sebagai bahan tambah pada rancangan campuran AC - WC cukup memenuhi nilai stabilitas yang disyaratkan diatas 800 Kg dan memiliki nilai flow yang disyaratkan yaitu antara 2 mm – 4 mm. Sedangkan nilai rongga dalam campuran (VIM) hanya variasi 10 % tambahan filler yang memenuhi dengan nilai 3% – 5%. Untuk nilai rongga dalam anggregat (VMA) semua variasi filler dalam campuran AC - WC memenuhi yaitu diatas 15. Dan nilai VFA dengan menggunakan filler PVC memenuhi kriteria yang disyaratkan PU Bina Marga 2018 yaitu 65%. Jadi berdasarkan hasil penelitian, perkerasan menggunakan tambahan variasi 10 % filler PVC pada AC – WC dapat meningkatkan karakteristik suatu campuran beraspal AC – WC.
Analisis Kinerja Ruas Jalan Pattimura Kota Metro Bertarina; Ika Kustiani; Dikpride Despa
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 2 No. 2 (2022): Prosiding SNIP Vol.2 No.2
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.625 KB) | DOI: 10.23960/snip.v2i2.248

Abstract

Jalan Pattimura ini memiliki arus lalu lintas yang cukup sibuk dikarenakan Jalan Pattimura merupakan jalur dua yang menghubungkan Kota Metro dengan Kabupeten Lampung Tengah, yang berstatus sebagai jalan Provinsi sehingga mobilitas jalan tergolong cukup padat. Karena itu dilakukannya penelitian untuk melihat sampai sejauh mana kinerja ruas jalan Pattimura dengan alasan untuk mengetahui kondisi dan sebagai bahan penyelesaian sarana dan prasarana di ruas jalan Pattimura Kota Metro saat ini dan dimasa mendatang.Dalam penelitian ini metodologi yang dipakaimengacu pada MKJI 1997, untuk pengambilan data primer dan sekunder.Dari hasil perhitungan analisis yang dilakukan berdasarkan data arus lalu-lintas tertinggi yang terjadi pada jam puncak untuk lapangan 22, yaitu pada hari Kamis jam 16.00-17.00 WIB sebesar 1349,2 smp/jam dan untuk lapangan 29 arus lalu lintas tertinggi terjadu pada hari Senin jam 06.00-07.00 sebesar 1577,6 smp/jam, sedangkan untuk kapasitas pada ruas jalan Pattimura adalah 3400,569 smp/jam dan ada juga yang bernilai 3366,9 smp/jam. Dalam analisis kinerja jalan dengan perhitungan berdasarkan pada Manual Kapasitas Jalam Indonesia (MKJI) tahun 1997, didapat nilai Derajat Kejenuhan (DS) berkisar antara 0,20-0,44 dengan tingkat pelayanan jalan B dengan karakteristik arus stabil tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kondisi lalu lintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa derajat kejenuhan jalan tergolong tinggi sehingga kecepatan kendaraan mulai rendah, hal ini menggambarkan bahwa kepadatan ruas Jalan Pattimura tergolong tinggi. Solusi yang bisa dikembangkan untuk permasalahan ini adalah diperlukannya perluasan jalan dan manajemen lalu lintas yang baik untuk mengurangi tundaan, antrian bahkan kemacetan yang terjadi.
Evaluasi Program Bantuan Rumah Tidak Layak Huni Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah Di Kabupaten Pringsewu. RAHMAT ALI WIBOWO; DIKPRIDE DESPA; ALEXANDER PURBA
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 2 No. 2 (2022): Prosiding SNIP Vol.2 No.2
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.216 KB) | DOI: 10.23960/snip.v2i2.250

Abstract

Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. rumah adalah salah satu hak dasar setiap rakyat Indonesia, maka setiap warga negara berhak untuk bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat. Keterbatasan akses masyarakat terhadap rumah menyebabkan tingginya angka backlog rumah. Salah satu program pemerintah untuk megatasi backlog perumahan tersebut adalah Program Bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak huni. Program satu juta rumah merupakan program pemerintah untuk mendorong berbagai stakeholder penyediaan perumahan yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, pengembang, dunia usaha, perbankan, dan masyarakat agar terwujud percepatan penyediaan rumah, utamanya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Keseriusan pemerintah dalam mengurangi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) terlihat dari ditetapkannya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indoneisa No.13/PRT/M/2016 Tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Kebijakan BSPS merupakan bantuan Pemerintah bagi masyarakat berpenghasilan rendah untuk mendorong dan meningkatkan keswadayaan dalam peningkatan kualitas rumah dan pembangunan baru rumah beserta prasarana, sarana, dan utilitas umum. Evaluasi program perbaikan rumah tidak layak huni di Kabupaten Pringsewu ini dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan program tersebut, dengan menggunakan indikator dan tolok ukur berdasarkan kriteria efektifitas, efisiensi, kecukupan, dan ketepatan. Sehingga, dengan adanya evaluasi program perbaikan rumah tidak layak huni di Kabupaten Pringsewu ini dapat memberikan informasi serta rekomendasi/usulan pengembangan program ini.
Kajian Strategi Optimalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Bumi Ayu Kabupaten Pringsewu ARAINA DWI RUSTIANI; SUSI YANTI; ELZA NOVILYANSA; DIKPRIDE DESPA; ALEKSANDER PURBA
Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP) Vol. 2 No. 2 (2022): Prosiding SNIP Vol.2 No.2
Publisher : Fakultas Teknik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.72 KB) | DOI: 10.23960/snip.v2i2.289

Abstract

Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) merupakan sarana pengolahan air limbah domestik yang berfungsi mengolah lumpur tinja yang bersumber dari tangki septik agar tidak mencemari lingkungan. Kabupaten Pringsewu mempunyai IPLT yang berlokasi di Pekon Bumi Ayu yang dibangun tahun 2014 dengan kapasitas 15 m3/hari atau sekitar 40.000 jiwa, kurang dari 10% dari total jumlah penduduk. IPLT Bumi Ayu melayani 3 (Tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Pagelaran Utara dan Kecamatan Banyumas. Hingga saat ini IPLT Bumi Ayu belum dapat beroperasi secara maksimal sehingga perlu dilakukan kajian optimalisasi Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Bumi Ayu Kabupaten Pringsewu untuk mengetahui strategi optimalisasi di IPLT Bumi Ayu. Kajian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kabupaten Pringsewu dan data primer yang didapatkan secara langsung dengan pengamatan di lapangan untuk menggambarkan kondisi eksisting. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk di Kecamatan Pringsewu, Pagelaran Utara dan Banyumas hingga tahun 2040 adalah 188.942 jiwa dengan timbulan lumpur tinja sebesar 94.471 liter/hari atau sekitar 94 m3/hari sehingga membutuhkan kapasitas IPLT untuk layanan penyedotan lumpur tinja 3 tahun sekali adalah sebesar 31 m3/hari. Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan layanan IPLT Bumi Ayu yaitu penambahan unit SSC (solid separation chamber) untuk meningkatkan kapasitas layanan dari 15 m3/hari menjadi 31 m3/hari, Perbaikan dan pemeliharaan komponen bangunan eksisting, Uji kebocoran pada bangunan-bangunan kolam eksisting, Penyusunan Prosedur Operasional Standar (SOP), dan Perekrutan pegawai untuk pengelolaan IPLT Bumi Ayu.