Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENERAPAN PENDEKATAN BALANCED SCORE CARD DALAM MENINGKATKAN MUTU DAN LAYANAN PRIMA DI PERGURUAN TINGGI J. R. Sumayku, James
Parameter Vol 24 No 1 (2014): Parameter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.717 KB)

Abstract

Abstract: In order to anticipate the changes that are innovative, reorientation, reorganitation, reformation towards Education debvelopment, all of the changes must towards the creation and the achievement of stakeholders satisfaction. This satisfaction will achieved if the organizers of Education is able to produced graduates who is 27ea rah with National standards even international standards. To achieved that it is necessary to change the educational paradigm with consequences. The consequences of the necessary corrections to the dimensions of the college binding rules, concerning minimum quality standards which need to be formulated together. Balanced Scorecard is a performance measurement system management company comprehensively covering aspects and non ea ea rah rah l l. In the Balanced Scorecard rah l ea measure that shows past performance is equipped with non ea measures rah l which shows the driver (drivers) for the future performance ea ra (Kaplan and Norton, 1996: 8). Balanced Scorecard looked a performances through four perspectives: financial perspective, customer perspective, internal business perspective, and perperspective learning and growth. Through these four perspectives, objectives and Balanced Scorecard measurement derived from the vision and strategy of the organization.Keyword: Balanced approach, scorecard, quality and excellence servicesAbstrak:Dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan yang bersifat inovasi, reorientasi, reorganisasi, reformasi menuju pengembangan pendidikan, yang kesemua perubahan tersebut harus menuju terciptanya dan tercapainya kepuasan stakeholders. Kepuasan ini tercapai apabila penyelenggara Pendidikan mampu menghasilkan lulusan yang 27ea rah dengan standar nasional bahkan internasional. Untuk mencapai itu maka diperlukan perubahan paradigma pendidikan dengan konsekuensinya. Konsekuensi dari pada itu perlu ada koreksi terhadap dimensi aturan yang mengikat perguruan tinggi, menyangkut standar mutu minimal yang perlu dirumuskan secara bersama-sama. Balanced Scorecard merupakan system pengukuran manajemen kinerjaperusahaan secara komprehensif yang meliputi aspek 27ea rah27l dan non 27ea rah27l. Dalam Balanced Scorecard ukuran 27ea rah 27l yang menunjukkan kinerja masa lalu dilengkapi dengan ukuran-ukuran non 27ea rah27l yang menunjukkan penggerak (drivers) bagi kinerja masa yang akan27ea ra (Kaplan dan Norton, 1996:8). Balanced Scorecard memandang kinerja melalui empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui keempat perspektif ini, sasaran dan ukuran Balanced Scorecard diturunkan dari visi dan strategi organisasi.Kata Kunci: Pendekatan Balanced, Scorecard, Mutu dan Layanan Prima
PERENCANAAN DAN MODEL PENDIDIKAN BERBASIS VOKASI Sumayku, James J.R.
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baik model pendidikan tak terencana maupun terencana (non formal dan formal) maupunmodel perencanaan tertutup maupun terbuka memiliki keuntungan dan kelemahan-masing masing.Bila memilih untuk model pendidikan tentu sebagai pengajar memilih model yang dapatdikembangkan ke depan, atau efektif, ekonomis dan efisien. Rencana pembelajaran tertutup seringmengalami kegagalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Keinginan untuk membuat ketentuanketat dan tidak dapat diubah bersifat mengikat dalam proses pembelajaran sering gagal. Rencanapengajaran terbuka memiliki peluang untuk ditanggapi secara serius oleh pengajar serta diterapkanolehnya. Untuk model perencanaan sebagai pengajar cenderung pada model terbuka. Beberapa halmenyangkut model pendidikan dan perencanaan disimpulkan sebagai berikut : Model pendidikandengan menggabungkan pelaksanaan pendidikan formal dan non formal untuk kondisi sekarang inipada hemat penulis sangat efisien dan sesuai dengan rencana pengembangan pendidikan vokasiuntuk jangka panjang. SMK menjadi pusat pengembangan pendidikan vokasi, dan berfungsi sebagaifasilitator, mediator dan sumber belajar. Kolaborasi yang saling menguntungkan dapat mewujudkanjiwa kewirausahaan yang dikembangkan melalui pendidikan non formal. Kebutuhan pendidikan nonformal yang dalam bentuk teoritis dapat diberikan Pendidikan formal, sebaliknya kebutuhan fasilitaspraktik yang ril maupun instruktur pendidikan formal dapat diperoleh dari lembaga pendidikan nonformal yang umumnya tersedia. Perencanaan pendidikan system terbuka akan sangat membantuSMK berkreasi dan beradaptasi maupun melakukan ekspansi. Pengembangan pendidikan vokasi kedepan dengan melibatkan berbagai pendidikan non formal, yang lebih memasyarakat, mudahdijangkau, sesuai kebutuhan, potensi SDM telah tersedia, berbagai fasilitas praktek sesuai dengankompetensi telah tersedia. Kekurangan yang ada baik fasilitas praktek, pelaksanaan, evaluasi, SDMdapat diperoleh dari SMK formal. Sebaliknya SMK formal dapat mengembangkan kompetensi lainnya,bilamana beberapa lembaga pendidikan formal dengan kompetensi yang sama menunjukkananemo/peminat yang besar. Beberapa siswa berprestasi dan memenuhi syarat boleh memperolehkompetensi SMK, dengan mengikuti validasi mata pelajaran dan menambah mata pelajaran lainnya.Fungsi Pendidikan formal menjadi Pembina, dan turut serta dalam evaluasi. Beberapa syarat yangharus dipenuhi yaitu : Setiap kabupaten kota harus memiliki SMK (pendidikan vokasi) Setiap SMKmelibatkan beberapa pendidikan non formal untuk secara bersama mengembangkan pendidikansesuai kompetensi yang dimilikinya. Pendidikan terbuka relevan dengan pengembangan pendidikanvokasi dimana terdapat hubungan pendidikan formal dan non formal secara berencana danberkesinambungan.Kata kunci : Model Pendidikan Berbasis Vokasi
PERENCANAAN DAN MODEL PENDIDIKAN BERBASIS VOKASI James J.R. Sumayku
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Baik model pendidikan tak terencana maupun terencana (non formal dan formal) maupunmodel perencanaan tertutup maupun terbuka memiliki keuntungan dan kelemahan-masing masing.Bila memilih untuk model pendidikan tentu sebagai pengajar memilih model yang dapatdikembangkan ke depan, atau efektif, ekonomis dan efisien. Rencana pembelajaran tertutup seringmengalami kegagalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Keinginan untuk membuat ketentuanketat dan tidak dapat diubah bersifat mengikat dalam proses pembelajaran sering gagal. Rencanapengajaran terbuka memiliki peluang untuk ditanggapi secara serius oleh pengajar serta diterapkanolehnya. Untuk model perencanaan sebagai pengajar cenderung pada model terbuka. Beberapa halmenyangkut model pendidikan dan perencanaan disimpulkan sebagai berikut : Model pendidikandengan menggabungkan pelaksanaan pendidikan formal dan non formal untuk kondisi sekarang inipada hemat penulis sangat efisien dan sesuai dengan rencana pengembangan pendidikan vokasiuntuk jangka panjang. SMK menjadi pusat pengembangan pendidikan vokasi, dan berfungsi sebagaifasilitator, mediator dan sumber belajar. Kolaborasi yang saling menguntungkan dapat mewujudkanjiwa kewirausahaan yang dikembangkan melalui pendidikan non formal. Kebutuhan pendidikan nonformal yang dalam bentuk teoritis dapat diberikan Pendidikan formal, sebaliknya kebutuhan fasilitaspraktik yang ril maupun instruktur pendidikan formal dapat diperoleh dari lembaga pendidikan nonformal yang umumnya tersedia. Perencanaan pendidikan system terbuka akan sangat membantuSMK berkreasi dan beradaptasi maupun melakukan ekspansi. Pengembangan pendidikan vokasi kedepan dengan melibatkan berbagai pendidikan non formal, yang lebih memasyarakat, mudahdijangkau, sesuai kebutuhan, potensi SDM telah tersedia, berbagai fasilitas praktek sesuai dengankompetensi telah tersedia. Kekurangan yang ada baik fasilitas praktek, pelaksanaan, evaluasi, SDMdapat diperoleh dari SMK formal. Sebaliknya SMK formal dapat mengembangkan kompetensi lainnya,bilamana beberapa lembaga pendidikan formal dengan kompetensi yang sama menunjukkananemo/peminat yang besar. Beberapa siswa berprestasi dan memenuhi syarat boleh memperolehkompetensi SMK, dengan mengikuti validasi mata pelajaran dan menambah mata pelajaran lainnya.Fungsi Pendidikan formal menjadi Pembina, dan turut serta dalam evaluasi. Beberapa syarat yangharus dipenuhi yaitu : Setiap kabupaten kota harus memiliki SMK (pendidikan vokasi) Setiap SMKmelibatkan beberapa pendidikan non formal untuk secara bersama mengembangkan pendidikansesuai kompetensi yang dimilikinya. Pendidikan terbuka relevan dengan pengembangan pendidikanvokasi dimana terdapat hubungan pendidikan formal dan non formal secara berencana danberkesinambungan.Kata kunci : Model Pendidikan Berbasis Vokasi
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Animasi 2D pada Siswa SMK Sharen Nia Novrita Desly Rondonuwu; James Sumayku; Agustinus Takaredase
Edutik : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2022): EduTIK : April 2022
Publisher : Jurusan PTIK Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/edutik.v2i2.4553

Abstract

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Animasi 2D pada siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Tombulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif, suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI Multimedia yang berjumlah 13 orang siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Teknik Dokumentasi, Tes, Observasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan di peroleh hasil belajar pada siklus I 46% dan pada siklus II 92%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Animasi 2D pada siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Tombulu.
MODEL BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL SISWA SMK Ahnes Montoh; James Sumayku; Verry Ronny Palilingan
Edutik : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 1 No. 2 (2021): EduTIK : April 2021
Publisher : Jurusan PTIK Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.415 KB) | DOI: 10.53682/edutik.v1i2.1062

Abstract

Pendidkan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Dalam mencerdaskan penerus bangsa, pendidikan berperan sebagai ujung tobang suatu bangsa. Kualitas pendidikan dapat dilihat dari hasi belajar setiap insan. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model blended pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 1 Talaud. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin yang terdiri dari empat fase, yaitu Perencanaan, Pelakssanaan, Observasi dan Refleksi. Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 1 Talaud yang berjumlah 31 siswa merupakan subjek dari penelitian ini. Teknik Pegumpulan data menggunakan tes dan obsevasi. Hasil peneltian dalam penggunaan model blended learning terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap siklusnya. Dibuktikan pada hasil belajar siklus satu hasil belajar siswa meningkat 45% dari hasil sebelum tindakan. Pada siklus dua meningkat hingga mencapai 96%, sehingga setelah mencapai kriteria ketuntasan minimum, maka pada siklus dua pengunaan model blended dinyatakan berhasil.
Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Komputer dan Jaringan Dasar Siswa SMK Desiree Budiman; James Sumayku; Hiskia Kamang Manggopa
Edutik : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 2 No. 6 (2022): EduTIK : Desember 2022
Publisher : Jurusan PTIK Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/edutik.v2i6.6454

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar komputer dan jaringan dasar kelas X TKJ SMK Negeri 2 Manado. Pada pelaksanaannya digunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan rancangan Prettest-Posttest Nonequivalent Control Group Design. Berdasarkan data hasil prettest yang diujikan sebelum diberikan perlakuan, dapat dilihat kedua kelas tidak terdapat perbedaan atau sama. Setelah itu proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Problem Based Learning untuk kelas eksperimen dan metode konevensional ceramah bervariasi untuk kelas kontrol. Setelah proses pembelajaran selesai kedua kelas kemudian diberikan posttest. Dari hasil posttest yang diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kelas kontrol dan kelas eksperimen, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar komputer dan jaringan dasar kelas X TKJ SMK Negeri 2 Manado.
Pengaruh Pengguanaan Media Edukasi Kahoot Terhadap Motivasi Belajar Simulasi dan Komunikasi Digital Siswa Kelas X BDP SMK Negeri 2 Tondano Susanti Higinik; James Sumayku; Olivia Eunike Selvie Liando
Edutik : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 3 No. 4 (2023): EduTIK : Agustus 2023
Publisher : Jurusan PTIK Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/edutik.v3i4.7505

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan media edukasi kahoot terhadap motivasi belajar simulasi dan komunikasi digital siswa kelas X BDP SMK Negeri 2 Tondano. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Sampel dalam penelitian ini siswa kelas X BDP (32 respondent). Hasil penilitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media edukasi kahoot terhadap motivasi belajar simulasi dan komunikasi digital siswa kelas X BDP SMK Negeri 2 Tondano. berdasarkan persamaan analisis regresi linear sederhana diperoleh nilai Ŷ= 7.352+ 0,767x dimana penggunaan media edukasi sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar simulasi dan komunikasi digital siswa kelas X BDP SMK Negeri 2 Tondano. Dari hasil korelasi menunjukkan nilai r = 0,700 membuktikan bahwa pengaruh antara penggunaan media edukasi kahoot (variabel X) terhadap motivasi belajar siswa (variabel Y) tergolong kuat. Berdasarkan signifikan Fhitung = 28,821 > FTabel = 4,17 Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam penggunaan media edukasi kahoot terhadap motivasi belajar simulasi dan komunikasi digital siswa kelas X BDP SMK Negeri 2 Tondano. Pengaruh variabel (X) terhadap variabel (Y) adalah sebesar 49% sedangkan 51% di pengaruhi oleh faktor lain.
Pengembangan Video Pembelajaran Gerbang Logika untuk SMK Briyan Lumanauw; James Sumayku; Peggy Veronica Togas
Edutik : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 3 No. 4 (2023): EduTIK : Agustus 2023
Publisher : Jurusan PTIK Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/edutik.v3i4.7625

Abstract

Tujuan dari penelitian ini ialah: untuk merancang video pembelajaran yang dapat mendukung dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran sistem komputer Materi Gerbang Logika di SMK Negeri 1 Tondano. Penelitian ini menerapkan metode Research & Development dengan menggunakan prosedur pengembangan Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Enam tahapan dalam MDLC antara lain, concept, design, material collecting, assembly, testing, distribution. Setelah lolos uji validitas dari ahli materi serta ahli media, dilanjutkan untuk tahap pengujian. Proses pengujian melibatkan siswa – siswi kelas 10 yaitu berjumlah 30 orang, pengujian dilakukan di SMK Negeri 1 Tondano. Pendekatan analisis menggunakan metode kualitatif serta metode kuantitatif dalam menilai seberapa layak media pembelajaran yang dihasilkan. Penelitian menunjukkan hasil, yaitu a) menciptakan video pembelajaran yang akan digunakan oleh siswa kelas 10. SMK Negeri 1 Tondano untuk mata pelajaran sistem komputer, b) tingkat kelayakan dari video pembelajaran berdasarkan ahli media yaitu 83,7% atau sangat layak, ahli materi 97,1% atau sangat layak, serta hasil uji coba pada siswa memenuhi syarat sangat layak menjadi alat bantu guru pada pembelajaran siswa kelas 10 SMK Negeri 1 Tondano.
MODEL BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SIMULASI DAN KOMUNIKASI DIGITAL SISWA SMK Ahnes Montoh; James Sumayku; Verry Ronny Palilingan
Edutik : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 1 No. 2 (2021): EduTIK : April 2021
Publisher : Jurusan PTIK Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/edutik.v1i2.1062

Abstract

Pendidkan adalah untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Dalam mencerdaskan penerus bangsa, pendidikan berperan sebagai ujung tobang suatu bangsa. Kualitas pendidikan dapat dilihat dari hasi belajar setiap insan. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model blended pada mata pelajaran simulasi dan komunikasi digital di SMK Negeri 1 Talaud. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin yang terdiri dari empat fase, yaitu Perencanaan, Pelakssanaan, Observasi dan Refleksi. Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 1 Talaud yang berjumlah 31 siswa merupakan subjek dari penelitian ini. Teknik Pegumpulan data menggunakan tes dan obsevasi. Hasil peneltian dalam penggunaan model blended learning terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam setiap siklusnya. Dibuktikan pada hasil belajar siklus satu hasil belajar siswa meningkat 45% dari hasil sebelum tindakan. Pada siklus dua meningkat hingga mencapai 96%, sehingga setelah mencapai kriteria ketuntasan minimum, maka pada siklus dua pengunaan model blended dinyatakan berhasil.
Penerapan Metode Pembelajaran Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Animasi 2D pada Siswa SMK Sharen Nia Novrita Desly Rondonuwu; James Sumayku; Agustinus Takaredase
Edutik : Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi Vol. 2 No. 2 (2022): EduTIK : April 2022
Publisher : Jurusan PTIK Universitas Negeri Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53682/edutik.v2i2.4553

Abstract

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Animasi 2D pada siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Tombulu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif, suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh. Adapun subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas XI Multimedia yang berjumlah 13 orang siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Teknik Dokumentasi, Tes, Observasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan di peroleh hasil belajar pada siklus I 46% dan pada siklus II 92%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar Animasi 2D pada siswa kelas XI Multimedia SMK Negeri 1 Tombulu.