Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Aktivitas AntioksidanWedelolaktondari Fraksi Etil Asetat daun Urang Aring (Eclipta alba (L.) Hassk) Trisna Yuliana
Jurnal Kimia Valensi Jurnal Kimia VALENSI Volume 3, No. 2, November 2017
Publisher : Syarif Hidayatullah State Islamic University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.713 KB) | DOI: 10.15408/jkv.v0i0.6087

Abstract

Urang aring (Eclipta alba (L.) Hassk secara tradisional telah banyak digunakan sebagai tumbuhan obat. Daun urang-aring banyak digunakan untuk mengobati sesak nafas, sakit kepala, sakit gigi, bronkhitis, gangguan haid, dan sebagai penyubur rambut. Ekstrak dari tumbuhan urang aring dari berbagai jenis pelarut menunjukkan beberapa aktivitas seperti antioksidan dan antibakteri. Dalam penelitian ini telah dikaji uji aktivitas antioksidan dari wedelolakton murni hasil isolasi dari daun urang aring. Proses isolasi dilakukan secara konvensional menggunakan cara maserasi, partisi, dan kromatografi kolom serta dikarakterisasi dengan menggunakan KLT, LCMS dan spektroskopi UV-Vis dan NMR. Hasil percobaan menunjukkan, isolat wedelolakton mempunyai aktivitas antioksidan IC50 pada konsentrasi (5.6±0.5) ug/mLdidampingi dengan asam askorbat sebagai kontrol positif.Urang aring plants (Eclipta alba (L.)) Hassk  has been traditionally used as a medicinal plant. Leaf of urang-aring widely used to treat asphyxia, headache, toothache, bronchitis, menstrual disorders, and as a fertilizer hair. Extracts from Eclipta alba (L.) Hass plants from various types of solvents show some activities such as antioxidants and antibacterials. In this research has been studied antioxidant activity test from wedelolactone isolate resulted from Eclipta alba (L.) Hass leaves. The isolation process is carried out conventionally by means of maceration, partition, and column chromatography and characterized by TLC, LCMS and UV-Vis and NMR spectroscopy. The results showed that wedelolactone isolate had antioxidant activity of IC50 at concentration (5.6 ± 0.5) ppm.  
Identifikasi Senyawa BTEX pada Asap Kendaraan Bermotor Roda Dua YUSUF EKA MAULANA; TRISNA YULIANA; AINI ASPIATI ROHMAH
Jurnal Reka Lingkungan Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekalingkungan.v9i2.71-83

Abstract

 AbstrakPenggunaan kendaraan bermotor roda dua di Indonesia semakin berkembang pesat. Semakin tinggi tingkat penggunaan transportasi yang beroperasi disuatu daerah, maka akan semakin tinggi pula potensi pencemaran udara di daerah tersebut. Jika pembakaran pada kendaraan bermotor tidak sempurna maka dapat dihasilkan senyawa yang berbahaya yaitu benzene (C6H6), toluene (C7H8), ethylbenzene (C8H9), dan xylene (C8H10) atau biasa disingkat BTEX. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi senyawa BTEX dan senyawa hidrokarbon lainnya dalam asap kendaraan bermotor dengan menggunakan kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS). Hasil identifikasi menunjukkan adanya hubungan yangsangat kuat antara standard dengan hasil pengukuran yaitu dengan R2 di atas 0,99. Identifikasi menunjukkan senyawa BTEX yang terbentuk adalah Benzene, Toluene, Etil Benzene, Xylene.Kata kunci: kendaraan bermotor, hidro karbon, BTEX, GC-MS.AbstractThe use of two wheels motorized vehicles or motorcycles in Indonesia is growing rapidly. It has been known that the greater the number of two wheels motorized vehicles the higher the potential for air pollution. If the combustion occur incomplete, hazardous compounds can be generated, namely benzene (C6H6), toluene (C7H8), ethylbenzene (C8H9), and xylene (C8H10) or commonly abbreviated BTEX. The purpose of this study was to identify BTEX compounds and other hydrocarbon compounds in motor vehicle fumes using gas chromatography-mass spectrometers. The identification results indicate a very strong relationship between the standard and the measurement results, with R2 above 0.99. Identification shows that BTEX compounds formed are Benzene, Toluene, Ethyl Benzene, Xylene. Keywords: motorcycles, hidro karbon, BTEX, GC-MS.
Mass Effect of Coconut Shell-derived Activated Carbon on Adsorption of Benzene, Toluene, Ethylbenzene, and Xylene in Motorcycle Emissions Trisna Yuliana; Aini Aspiati Rohmah; Yusuf Eka Maulana; Arie Hardian
Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Vol 24, No 4 (2021): Volume 24 Issue 4 Year 2021
Publisher : Chemistry Department, Faculty of Sciences and Mathematics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2483.878 KB) | DOI: 10.14710/jksa.24.4.120-125

Abstract

The use of motorized transportation in Indonesia is now proliferating. The higher the use of motorized vehicle-based transportation in an area, the higher the potential for air pollution. One of the air pollutants is a mixture of benzene, toluene, ethylbenzene, and xylene (BTEX). This study examines the effect of coconut shell-derived activated carbon adsorbent mass which is adjusted with different thicknesses on its adsorption ability for BTEX. The adsorbent is used to adsorb the emissions of the 1990 GL-Pro motorcycle with premium fuel. The results of gas chromatography-mass spectroscopy (GC-MS) show that motor vehicle emissions contain BTEX and other hydrocarbons. ANOVA variant analysis showed that the difference in mass of activated carbon in the range of this study did not provide a significant difference in BTEX adsorption.Keywords: adsorbent; motor vehicle emissions; BTEX pollutants; coconut shell
Moluskisida Kombinasi Mikroenkapsulasi Daun Kacang Babi, Daun Serai Wangi, dan Kitosan sebagai Pembasmi Keong Mas pada Tanaman Padi Valentina Adimurti Kusumaningtyas; Devitri Amisa; Hernandi Sujono; Senadi Budiman; Sukrido Sukrido; Trisna Yuliana; Melina Melina; Yana Maolana Syah; Lia Dewi Juliawaty; Tia Setiawati; Endang Rosdiana
Jurnal Sains dan Kesehatan Vol. 2 No. 4 (2020): J. Sains Kes.
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25026/jsk.v2i4.146

Abstract

Abstract In this research, acombination biopesticide, a combination biopesticide from Tephrosia vogelii leaves and Cymbopogon nardus leaves has been made as an exterminator of golden snail in rice plants. The golden snail is one of the plant pest organism in rice plants which are capable of damaging plant in a short time. This study aim to determine the efficacy of a combination biopesticide of a mixture of T. vogelii leaves extract, C nardus leaves and kitosan as golden snail pest exterminators in rice plants. Three types of variance were used, namely formula I (1:1:1), II (1:2:1) and III (2:1:1) from the mixture of T. vogelii leaves extract, C nardus leaves powder and chitosan. From the test results obtained the fastest inial death time were formulation I (24.49 hours), LC50 of 10,60 g/kg which mildly toxic, 100 % daily mortaly in formulation III (day 5) and the fastest efficacy in formulation III were 38.89 % (day 2). Keywords : Golden snail, combinations biopesticide, Tephrosia vogelii, cymbopogon nardus and chitosan Abstrak Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan biopestisida kombinasi dari daun kacang babi, daun serai wangi dan kitosan sebagai pembasmi keong mas pada tanaman padi. Keong mas merupakan salah satu organisme pengganggu tumbuhan pada tanaman padi yang mampu merusak tanaman dalam waktu cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efikasi biopestisida kombinasi dari campuran ekstrak daun kacang babi, daun serai wangi dan kitosan sebagai pembasmi hama keong mas pada tanaman padi. Digunakan tiga jenis variansi yaitu formula I (1:1:1), II (1:2:1) dan III (2:1:1) dari campuran ekstrak daun kacang babi , serbuk daun serai wangi dan kitosan. Dari hasil pengujian diperoleh waktu awal kematian tercepat yaitu formula I (24,49 jam), LC50 sebesar 10,60 g/kg yang bersifat tosik ringan, mortalitas harian 100 % pada formula III (hari ke-5) dan rfikasi tercepat pada formula III yaitu 38,89 %(hari ke-2). Kata kunci : Keong mas, biopestisida kombinasi, kacang babi, serai wangi dan kitosan
VALIDASI PENETAPAN ALUMINIUM DALAM VAKSIN COVID-19 DENGAN METODE TITRASI KOMPLEKSOMETRI Trisna Yuliana; Dudung Hermana; Vinca Medica Lestari; Yohanes Susanto Ridwan
JURNAL STANDARDISASI Vol 26, No 2 (2024)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v26i2.1031

Abstract

Vaksinasi merupakan upaya dalam menangani pandemi Coronavirus desease (COVID-19) yang disebabkan oleh respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2).  Pada proses pembuatannya, aluminium ditambahkan ke dalam vaksin yang berfungsi sebagai penjerap. Kadar aluminium harus diperhatikan untuk menjaga keamanan dan kemanjuran vaksin. Kadar yang dimaksud yaitu (0,3 – 0,6) mg/mL. Metode titrasi kompleksometri merupakan metode yang umum digunakan untuk menetapkan alumunium dalam vaksin difteri, vaksin tetanus dan yang lainnya akan tetapi belum pernah dilaporkan pada vaksin COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa metode titrasi kompleksometri merupakan metode valid dan andal untuk dapat digunakan pada pengujian kadar aluminium dalam vaksin COVID-19 sehingga dapat digunakan sebagai metode analisis rutin. Hasil penelitian menunjukan: linearitas/ rentang kerja metode dengan (r) = 0,9999. Intra reprodusibilitas (KV) sebesar 3,62% dengan nilai perolehan kembali sebesar (95,39 ± 3,17) %. Metode titrasi kompleksometri untuk penetapan aluminium dinyatakan cukup tangguh pada variasi penambahan HNO3 dengan nilai ketidakpastian pengujian sebesar ± 0,044 mg/mL. Hasil validasi menunjukkan metode uji telah memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai metode pengujian rutin pada produksi vaksin COVID-19. Hasil penetapan kadar aluminium pada vaksin COVID-19 berada pada rentang (0,450 ± 0,044) mg/mL. Dari hasil pengujian kadar aluminium pada batch produksi dan hari yang berbeda, kualitas vaksin COVID-19 menunjukkan hasil yang konsisten.