Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN TERNAK ITIK DARI LIMBAH PERTANIAN Syamsuryadi, Bahri; Faridah, Rajmi; Khaeruddin, Khaeruddin; Hermawansyah, Hermawansyah; Armayanti, Andi Kurnia
Abdimas Galuh Vol 3, No 2 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v3i2.6242

Abstract

Permasalahan pada mitra peternak itik lokal di Kelurahan Lamatti Rilau berdasarkan hasil pengamatan dan diskusi yaitu manajemen dan kualitas pakan yang digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan produktifitas itik. Solusi yang akan dilakukan untuk megurangi tingkat kematian anak itik yaitu dengan melakukan perbaikan kualitas pakan akan dilakukan dengan membuat formulasi pakan yang sesuai dengan kebutuhan fase pertumbuhan (umur) itik dan berbasis bahan baku pakan lokal yang tersedia, murah dan mudah diakses. metode pendekatan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah pelatihan dan penerapan teknologi. Pelatihan dilakukan dengan memberikan materi kepada mitra berupa pelatihan peningkatan keterampilan dalam menerapkan sebuah teknologi. Setelah mendapatkan pelatihan, selanjutnya dilakukan penerapan teknologi berdasarkan permasalahan yang dihadapi peternak. Penerapan teknologi menggunakan prinsip partisipatif, dimana peternak terlibat langsung dan mengerjakan langsung teknologi yang akan diterapkan dalam usahanya. Melalui partisipatif aktif peternak mitra, diharapkan mereka dapat belajar sambil bekerja sehingga retensi pengetahuan menjadi lebih baik. Prosedur kerja pelaksanaan Program ini akan dilaksanakan pada peternak meliputi persiapan pelatihan, pelaksanaan pelatihan, penerapan teknologi, dan evaluasi kegiatan.  
Pemanfaatan Fitobiotik Tepung Batang Brotowali terhadap Performans Broiler Andi Kurnia Armayanti; Abdul Salam; Bahri Syamsuryadi
Tarjih Tropical Livestock Journal Vol. 1 No. 1 (2021): Tarjih Tropical Livestock Journal
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (406.649 KB) | DOI: 10.47030/tropical.v1i1.99

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performa broiler akibat penambahan fitobiotik tepung batang brotowali (Tinospora Crispa .L.) pada ransum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 4 ekor ayam, sehingga jumlah keseluruhan adalah 64 ekor, dengan perlakuan pakan suplementasi tepung brotowali 0%, 0,5%, 1% dan 1,5%. Paremeter yang diamati konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan FCR. Hasil penelitian ini menunjukkan Perlakuan dengan suplementasi tepung brotowali dalam ransum broiler berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan bobot badan dengan pertambahan bobot badan terbesar yaitu 799.43 g/ekor, dan FCR terbaik yaitu 3,08 akan tetapi suplementasi dengan tepung batang brotowali tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi pakan. Pada penelitian ini perlakuan terbaik adalah dengan suplementasi tepung batang brotowali sebanyak 1% pada pakan.
Physiological Response and Production Ability of Beef Cattle Raised Based on Different Altitudes in Sinjai Regency Hermawansyah Hermawansyah; Bahri Syamsuryadi; Iin Mutmainna
Jurnal Ternak : Jurnal Ilmiah Fakultas Peternakan Universitas Islam Lamongan Vol 12 No 2 (2021): Jurnal Ternak
Publisher : UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/jt.v12i2.116

Abstract

The breeders' knowledge of the suitability of the breeding environment for cattle breeds may increase livestock productivity. Determining the differences in microclimate environmental conditions, physiological responses, and production capabilities of Bali and Limousine crossbred cattle raised at different altitudes in Sinjai Regency were the aim of this study. The research was carried out on people's farms in Sinjai, which were divided into three locations based on the height of different rearing places; low areas (0-100 masl) were represented by East Sinjai sub-district, South Sinjai sub-district for medium plains areas (100-400 masl), and highland areas (>400 masl) were represented by West Sinjai sub-district. The selection was based on the height of the place and beef cattle business in the area. The materials used were 30 Balinese cattle and 24 Limousine hybrids. This research was conducted from July to September 2020. The method of the research used direct observation in the field. Data collection used the method of direct observation in the field. The parameters observed were; microclimate conditions, physiological responses, and beef cattle production capabilities. The research found that the altitude of keeping Bali cattle and Limousine breeding affected the microclimate conditions such as air temperature and humidity in the highlands. The air temperature is lower in the highlands but the humidity is higher than the lowlands. Besides, on the physiological response parameters, the altitude effected on the Limousine hybrid as well as respiratory frequency and pulse rate of Bali cattle. Respiratory and pulse rates are lower at high altitudes. The height of the breeding ground also affected the height of the Bali cattle, and the chest circumference of the Limousine hybrid. 
Ayam Pedaging Jantan yang Dipelihara di Dataran Tinggi Sulawesi Selatan Produktivitasnya Lebih Tinggi (HIGHER PRODUCTIVITY PERFORMANCE OF MALE BROILERS REARED IN THE HIGHLANDOF SOUTH SULAWESI) Bahri Syamsuryadi; Rudi Afnan; Irma Isnafia Arief; Damiana Rita Ekastuti
Jurnal Veteriner Vol 18 No 1 (2017)
Publisher : Faculty of Veterinary Medicine, Udayana University and Published in collaboration with the Indonesia Veterinarian Association

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.432 KB) | DOI: 10.19087/jveteriner.2017.18.1.160

Abstract

Study to determine the correlation between husbandry environment and sex to the performance, hematological characteristics, and meat quality of broilers have been conducted. Two hundred and eighty eight female and male Cobb broilers, were kept in cage where eight broilers with the same sex in each pen. A completely randomized experimental design with a 3x2 factorial arrangement (three different altitudes x two sexes) with three replicates was applied. The three different altitudes included 50 m, 300 m, and 500 m above sea level, respectively. The results showed that differences in maintenance altitude and sex significantly influenced (P<0.01) the panting frequency, water and feed consumption, body weight, physical meat traits (pH and cooking loss), and meat microbiology. Whilst, differences in maintenance altitude with broilers of the same sex significantly did not affect (P>0.01) the animal srectal temperature, feed conversion, and meat chemical and organoleptic. It is concluded that better productivity can be achieved when male broilers are reared in a high altitude environment. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan lingkungan pemeliharaan dan jenis kelamin ayam pedaging terhadap performans, karakteristik hematologi, dan kualitas daging. Sebanyak 288 ekor ayam pedaging strain Cobb, berjenis kelamin jantan dan betina, dipelihara dalam petak kandang dan tiap petak diisi delapan ekor ayam dengan jenis kelamin yang sama. Penelitian disusun berdasarkan Randangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (3x2) dengan tiga ulangan. Faktor pertama ialah ketinggian tempat pemeliharaan dengan tiga kategori yaitu: ketinggian (50 mdpl), ketinggian (300 mdpl), dan ketinggian (500 mdpl) sedangkan faktor kedua ialah jenis kelamin jantan dan betina. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan ketinggian tempat pemeliharaan dan jenis kelamin nyata memengaruhi (P<0.01) frekuensi panting, konsumsi air minum, konsumsi pakan, bobot badan, fisik daging (pH dan susut masak), dan mikrobiologi daging. Pemeliharaan pada ketinggian 50, 300, dan 500 mdpl dengan jenis kelamin berbeda nyata tidak memengaruhi (P>0.01) suhu rektal, konversi pakan, kimia daging dan organoleptik. Hasil penelitian ini menyimpulkan performans yang lebih baik dapat dicapai apabila ayam pedaging dipelihara pada dataran tinggi dengan jenis kelamin jantan.
Penambahan Madu sebagai Pemanis Alami untuk Meningkatkan Nilai Organoleptik, Overrun dan Daya Leleh pada Es Krim Qadriansyah A Razak; Rajmi Faridah; Bahri Syamsuryadi
Tarjih Tropical Livestock Journal Vol. 1 No. 1 (2021): Tarjih Tropical Livestock Journal
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.746 KB) | DOI: 10.47030/tropical.v1i1.97

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan madu terhadap nilai organoleptik, overrun dan daya leleh pada es krim. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni. Parameter yang dikur dalam penelitian ini adalah karakteristik organoleptik, overrun, dan daya leleh. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan (0%, 10%, 20%, 30%). Proses pembuatan es krim sebagai berikut : semua bahan ditimbang kemudian dicampurkan dan dipasteurisasikan pada suhu 30% selama 15 menit lalu di-aging selama 24 jam pada suhu 4OC setelah itu dimikser selama 30 menit kemudian dibekukan pada suhu -25OC sampai 30 OC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan presentase madu pada es krim tidak memberikan perbedaan terhadap karakteristik warna aroma, rasa tekstur tetapi memberikan perbedaan terhadap overrun dan daya leleh.
Karakteristik Semen Segar dan Motilitas Spermatozoa Ayam Hutan Merah (Gallus Gallus) dalam Pengencer yang Mengandung Air Tebu Arsyad Arsyad; Muhammad Erik Kurniawan; Khaeruddin Khaeruddin; Bahri Syamsuryadi
Tarjih Tropical Livestock Journal Vol. 1 No. 2 (2021): Tarjih Tropical Livestock Journal
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.083 KB) | DOI: 10.47030/trolija.v1i2.255

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level air tebu terbaik untuk ditambahkan dalam pengencer semen ayam hutan merah berbasis ringer laktat kuning telur. Semen dikoleksi menggunakan metode pemijatan dan semen segar dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Semen dibagi ke dalam lima tabung yang masing-masing berisi pengencer ringer laktat kuning telur , ringer laktat kuning telur air tebu 10% , ringer laktat kuning telur air tebu 20% , ringer laktat kuning telur air tebu 30% , ringer laktat kuning telur air tebu 40% . Semen disimpan dalam refrigerator selama 24 jam kemudian dilakukan evaluasi motilitas spermatozoa (progresif, reverse, vibrator, total). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan level air tebu dalam pengencer berpengaruh sangat nyata (P<0.01) terhadap motilitas progresif, motilitas reverse dan motilitas total. Penambahan level air tebu 10% dan 20% menghasilkan motilitas total paling tinggi yaitu 86.24-88.79%. Namun, motilitas progresif tertinggi didapatkan pada penggunaan level air tebu 20% yaitu 77.67%. Kesimpulan penelitian ini adalah air tebu 20% dapat ditambahkan dalam pengencer ringer laktat kuning telur untuk mempertahankan motilitas total dan motilitas progresif spermatozoa ayam hutan merah selama penyimpanan 24 jam.
Performans Reproduksi Puyuh Petelur Setelah Penambahan Tepung Kunyit (Curcuma longa L.) dalam Pakan Bahri Syamsuryadi; Abdul Hakim Fattah; Arifin Arifin
Tarjih Tropical Livestock Journal Vol. 1 No. 2 (2021): Tarjih Tropical Livestock Journal
Publisher : Program Studi Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.641 KB) | DOI: 10.47030/trolija.v1i2.267

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performans reproduksi puyuh petelur setelah penambahan tepung kunyit dalam pakan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan puyuh petelur berumur 30 minggu sebanyak 45 ekor, dibagi secara acak berdasarkan perlakuan P1=1% tepung kunyit, P2=2% tepung kunyit P3=3% tepung kunyit. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah berat folikel primer, jumlah hierarki folikel dan berat telur. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung kunyit dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat telur dan jumlah hierarki folikel. Namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap berat folikel primer.
PEMANFAATAN LIMBAH TERNAK SEBAGAI PUPUK ORGANIK UNTUK MENGURANGI PENGGUNAAN PUPUK KIMIA Azmi Mangalisu; Andi Kurnia Armayanti; Bahri Syamsuryadi; Abdul Hakim Fattah; Khaeruddin .
Media Kontak Tani Ternak Vol 4, No 1 (2022): Februari
Publisher : Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/mktt.v4i1.38106

Abstract

Usaha pertanian yang dijalani kadang mengalami kendala karena pupuk yang digunakan terbilang langkah dan mahal di Desa Bonto sehingga perlu penyuluhan dan pelatihan tentang pemanfaatan limbah ternak sapi terutama feses sapi untuk dijadikan pupuk organik padat yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman perkebunan para petani di Desa Bonto. Kegiatan ini diawali dengan proses identifikasi area sasaran yakni desa Bonto kemudian dilanjutkan dengan observasi dan wawancara langsung dengan warga. Jadwal pelaksanaan program pelatihan pembuatan pupuk organik dari kotoran ternak dilakukan dengan mitra kelompok tani, disusun sesuai dengan rencana solusi yang ditawarkan dengan implementasi program. Hasil kegiatan pelatihan pembuatan pupuk organik untuk mewujudkan pertanian ramah lingkungan di Desa Bonto didasarkan pada respons peserta sebagai pelaku pertanian sangat tertarik terhadap materi pelatihan sesuai dengan sasaran dan metode pelatihan. Dampak positif yang diperoleh berupa meningkatkanya tingkat kesejahteraan masyarakat karena keberadaan kelompok tani yang menggunakan pupuk organik yang mampu memberikan stimulus kepada masyakat setempat untuk melakukan pembuatan pupuk organik dari limbah ternak, selain membuka lapangan pekerjaan baru, dengan adanya kelompok tersebut menambah tingkat pendapatan masyarakat meskipun itu bukan menjadi pekerjaan tetap melainkan pekerjaan sampingan tetapi memiliki asas manfaat yang sangat besar yaitu peningkatan pendapatan masyarakat yang ada di Desa Bonto Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai. Program pengabdian kepada masyarakat telah tepat sasaran. Dimulai dari survei lokasi, penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organik dari bahan dasar feses sapi. Peserta pelatihan juga memiliki antusiasme yang tinggi untuk memperoleh pengetahuan tentang teknologi pengolahan feses sapi menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan.
INTRODUKSI TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA UNGGAS LOKAL DI DESA BARAMBANG KECAMATAN SINJAI BORONG KABUPATEN SINJAI Khaeruddin Khaeruddin; Bahri Syamsuryadi; Abdul Hakim Fattah; Muhammad Erik Kurniawan; Rika Nurfiana; Irsang Irsang; Pardi Pardi
Abdimas Galuh Vol 4, No 2 (2022): September 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i2.8515

Abstract

Peningkatan mutu bibit ternak unggas di pedesaan tidak terlepas dari peran teknologi, salah satunya adalah teknologi reproduksi seperti inseminasi buatan (IB). Kegiatan Pengabdian kepada masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Barambang, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai mengenai introduksi teknologi inseminasi buatan pada unggas. Kegiatan dilakukan dengan empat tahapan, yaitu pembagian kuesioner pre test kepada peserta PkM, presentasi materi PkM, pelatihan IB pada ayam kampung dan pembagian kuesioner post test kepada peserta PkM. Data diolah secara deskriptif, independent sample-T test dan uji Mann-Whitney U. Sebagian besar peserta PkM memiliki pekerjaan petani, jumlah ayam yang dipelihara 1-5 ekor, sistem pemeliharaan unggas ekstensif dan tidak adanya pengontrolan perkawinan pada ayam.  Sebelum kegiatan PkM (pre test) seluruh peserta beum mengetahui manfaat dan tatacara IB pada unggas. Pengetahuan peserta PkM mengalami peningkatan setelah kegiatan (post test) dengan skor rata-rata pemahaman manfaat IB 35.92 dan skor rata-rata pemahaman tatacara IB 46.04. Peserta dengan kelompok umur 27-48 tahun dan pendidikan terakhir sekolah menengah lebih mampu menyerap materi PkM yang diberikan jika dibandingkan kelompok peserta dengan umur 49-70 tahun dan pendidikan terakhir sekolah dasar. Kesimpulan dari kegiatan PkM ini adalah introduksi teknologi IB pada unggas di Desa Barambang mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan tatacara IB pada unggas, dimana masyarakat dengan umur produktif dan pendidikan yang lebih tinggi lebih mampu memahami pengetahuan yang diberikan.
Comparison of the Morphometric Traits and Body Weight of Pure Kampung Chicken with Kampung-Bangkok Crosses Chicken Raodatul Jannah; Junaedi; Khaeruddin; Bahri Syamsuryadi
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science) Vol. 32 No. 3 (2022): December 2022
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jiip.2022.032.03.07

Abstract

Efforts that can be made to improve the performance of native chickens are by crossing them with Bangkok chickens. The results of crosses between Kampung chickens and Bangkok chickens are expected to pass down good growth genes. This study used 66 chickens consisting of 33 pure Kampung chickens and 33 chickens from the Kampung x Bangkok cross-reared from DOC until the age of eight weeks. Every week body weights and measurements of body parts are carried out. This study was analyzed using the T-test to compare the performance of chickens from the Kampung x Bangkok cross with native chickens. Body weights between native chickens and Kampung x Bangkok crosses were significantly different at the age of DOC (0 weeks) and the age of 3 to 8 weeks. Body length and height of free-range chickens with Kampung x Bangkok crosses were different at the age of DOC up to 2 weeks. Chest width was different between native chickens and Kampung x Bangkok crosses at DOC to 1 week of age. The Shank length and shank circumference of native chickens with Kampung x Bangkok crosses were different at all ages. The tibia length of free-range chickens with the Kampung x Bangkok cross was different at DOC up to 6 weeks of age. The tibia circumference of free-range chickens with Kampung x Bangkok crosses differed from DOC to 4 weeks of age.