Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SDN 08 TERENTANG Yasin, M; ., Suryani; ., Kaswari
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 2, No 7 (2013): Juli 2013
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak : Peningkatan aktivita belajar siswa menggunakan metode demonstrasi dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas IV SDN 08 Terentang. Banyak siswa terlihat kurang senang, kurang bersemangat, kurang antusias, bahkan cepat bosan dalam belajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Sehingga aktivitas belajar siswa rendah, akibatnya nilai belajar siswa rendah dan di bawah KKM yaitu 62. Jika dalam proses pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia guru menggunakan metode demonstrasi kemungkinan aktivitas belajar dan nilai belajar siswa akan meningkat. Sebanyak 33 siswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk membuat dan melakukan sesuatu setelah membaca petunjuk terlebih dahulu. Dari tabel hasil belajar diketahui nilai siswa meningkat dari pelaksanaan siklus I dan setelah dilaksanakan siklus II. Tampaknya penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia tepat digunakan. Kata Kunci : Aktivitas Belajar, Metode Demonstrasi, Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Abstract : Improved student learning normaly use demonstration method in teaching Indonesian language and literature Class IV SDN 08 Terentang. Many students look less happy, less passionate, less enthusiastic, even get bored in learning Indonesian language and literature. So low student learning activities, students learn the value of low consequence and under KKM is 62. If in the process of learning Indonesian language and literature teacher demonstration of the possibility of using learning activities and the value will increase student learning. A total of 33 students were divided into small groups to create and do something after reading the instructions first. From the table of student learning outcomes are known to increase from the implementation of the first cycle and after the second cycle executed. It seems the use of demonstration method in teaching Indonesian language and literature appropriate to use. Keywords : Learning Activities, Demonstration Method, Learning Indonesian Language and Literature
Analisis Rantai Pasok (Supply Chain) Jagung Varietas Bisi 22 Di Desa Babussalam Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Fahrurrozi, Fahrurrozi; Yasin, M; Rengganis, Baiq Santi
Anthronomics: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Vol 1 No 3 (2024): Anthronomics: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia
Publisher : Sapta Arga Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rantai pasok adalah semua kegiatan atau usaha yang melibatkan pihak yang memproduksi dan atau yang menghasilkan barang atau jasa, mulai dari produsen atau supplier bahan baku sampai pada konsumen akhir. Jagung varietas Bisi 22 merupakan jenis jagung hibrida, varietas ini memiliki produktivitas tinggi, ketahanan akan hama dan penyakit, serta cocok ditanam di lahan sawah irigasi maupun tandah hujan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk rantai pasok dan efisiensi pemasaran jagung. Penelitian ini dilakukan di Desa Babussalam Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat, dimulai dari bulan Maret sampai dengan Mei tahun 2024 dengan pengkajian metode deskriptif. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Pemilihan sampel pada penelitian ini menggunakan metode random sampling, dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukan bahwa, ada 2 bentuk saluran pemasaran, yaitu saluran pemasaran bentuk I yang dimulai dari petani ke pedagang pengepul, dan dari pedagang pengepul ke konsumen akhir. Saluran pemasaran bentuk II, yaitu petani menjual jagung ke pedagang pengepul, kemudian pedagang pengepul ke pedagang besar, dan pedagang besar ke konsumen akhir. Margin pemasaran pada saluran pemasaran bentuk I sebesar Rp. 2.300.000, dan margin saluran pemasaran bentuk II sebesar Rp. 2.500.000. Farmer share pada saluran pemasaran bentuk I sebesar 46,5%, dan pada saluran pemasaran bentuk II sebesar 44,4%. Tingkat efisiensi pemasaran pada saluran pemasaran bentuk I sebesar 1,2%, dan pada saluran pemasaran bentuk II sebesar 1,7%. Dalam hal ini, pemasaran jagung melalui saluran pemasaran benuk I lebih efisien daripada saluran pemasaran bentuk II.
Persepsi Petani Terhadap Penerapan Teknik Penanaman Jajar Legowo Pada Tanaman Padi Varietas Inpari 32 Di Desa Badrain Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Sapitri, Wanda; Yasin, M; Linggarweni, Baiq Inggar
Anthronomics: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Vol 1 No 3 (2024): Anthronomics: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia
Publisher : Sapta Arga Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi petani terhadap teknik penanaman jajar legowo, dan untuk mengetahui persepsi petani terhadap dampak penerapan teknik penanaman jajar legowo terhadap peningkatan hasil produksi padi petani di Desa Badrain Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini dimulai dari bulan Maret sampai dengan April tahun 2024 dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Jumlah responden yang diambil sebanyak 30 orang dari 70 jumlah populasi petani secara random. Hasil penelitian menunjukan, mayoritas petani yang menjadi responden mempersepsikan bahwa teknik jajar legowo lebih mudah diterapkan daripada teknik tanam lainnya. Mereka juga menilai, teknik jajar legowo lebih efisien dalam hal waktu serta lebih mudah dalam pengaplikasian pupuk dan penanggulangan hama. Mayoritas petani responden juga mempersepsikan, bahwa terjadi peningkatan produksi padi setelah menerapkan teknik penanaman jajar legowo. Hasil penelitian juga menunjukan, peningkatan produksi padi rata-rata dari sekitar 5 ton/ha menjadi rata-rata sekitar 7 ton/ha setelah menerapkan teknik jajar legowo. Persepsi petani secara keseluruhan (komprehensif) terhadap penerapan teknik jajar legowo termasuk kriteria baik, dengan pencapaian skor 162 (90%) dari skor standar 180.