Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGUATAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN KERANG DI KEDUNG COWEK, KECAMATAN BULAK SURABAYA Sulestiani, Aniek; Baroroh, Intan; Ekowanti, Mas Roro Lilik; Budiman, Karma
AGRITROP Vol 15, No 1 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.433 KB) | DOI: 10.32528/agr.v15i1.801

Abstract

Masyarakat nelayan di pesisir Kedung Cowek Kenjeran merupakan kelompok masyarakat tertinggal memerlukan pengembangan produksi lokal berupa olahan kerang.Kondisi sekarang sedang aktif – aktifnya meningkatkan nilai jual kerang dengan berbagai  macam  sistem  pengolahan,  mengingat  banyaknya  hasil  kerang  laut  yang ditangkap nelayan dengan teknologi pengolahan hasilkerang dan pemasaran  yang sangat terbatas.Tujuan peningkatan pengolahan dengan sentuhan teknologi maupun pemasaran yang bagus. Permasalahan bagaimana memberi sentuhan teknologi dalam pengolahan kerang untuk peningkatan kapasitas produksi.penelitian ini bersifat deskriptif kulitatif   menggambarkan dan mengidentifikasi teknologi dalam pengolahan  kerang  serta identifikasi strategi pemasaran.  Pengumpulan data  dilakukan  dengan  cara  dokumentasi  produksi  dengan  teknologinya,  observasi lapangan kemajuan produksi dan Interview guide sumber informasi pengolahan kerang .Teknologi yang diterapkan bersifat tradisional (alat aduk) bergeser menggunakan teknologi pengaduk adonan.  Teknologi ini membuat bahan olahan  kerang lebih halus dan hasilnya lebih bermutu dan mempercepat   waktu pengolahan. Kelompok usaha olahan kerang bernama UKM “ BUNDA” telah menjadi koperasi berbadan hukum disebut Koperasi “Laut Barokah”. sedangkan kegiatan produksinya   telah memenuhi pasar lokal Surabaya dan luar Jawa dengan strategi pemasaran online. Hasil pemasaran produk di Sentra Ikan Bulak (SIB) Jl. Bulak Cumpat No. 1 Kota Surabayatelah dilakukan   secara online  dengan  alamat  www  //ukm  bunda.co.id  ,  sedangkan  pinjaman  pemodalannya melalui Koperasi “Laut Barokah” yang bergerak dalam unit simpan pinjam dengan bunga lunak.Kata kunci :teknologipengadukadonan, pemasaranproduk, modal
Material Effectiveness Model for the Construction of Aluminum Hull Suwasono, Bagiyo; Darmawan, Mochammad Rizky; Baroroh, Intan
Kapal: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Vol 18, No 1 (2021): February
Publisher : Department of Naval Architecture - Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kapal.v18i1.29974

Abstract

Construction of a hull generally requires several plates and profile material. Early indications for shipbuilding indicate that in manner, the linear function approach for installed material was 75% to 90%, and waste material was 10% to 25%. This study is conducting an assessment of the area of installed material and waste material on small vessels made of aluminum with variations in ship length and the method of approach trend lines both linear and nonlinear. Secondary data retrieval in the form of an aluminum cutting plan for plate material and profile from the AutoCAD application, which is then reprocessed through the FastCAM application to obtain results in the form of identification of installed material and waste material area. Based on variations in ship length and material area results, a scatter plot process was carried out through the Excel application to obtain results in the form of trend line functions with an R-squared determination coefficient of more than 0.9 and the results of the calculation of the intersection between the function of installed material and waste material, and the waste material function with the x-axis uses the balance method. The final result showed that the linear function gives an indication of the effectiveness of the material located in the range of 6 to 23 meters in length of the boat and polynomial function of order 2 in the range of 6 to 18 meters in length, while the waste material area in the two functions maximum 22%.
PENGUATAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN KERANG DI KEDUNG COWEK, KECAMATAN BULAK SURABAYA Aniek Sulestiani; Intan Baroroh; Mas Roro Lilik Ekowanti; Karma Budiman
AGRITROP Vol 15, No 1 (2017): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v15i1.801

Abstract

Masyarakat nelayan di pesisir Kedung Cowek Kenjeran merupakan kelompok masyarakat tertinggal memerlukan pengembangan produksi lokal berupa olahan kerang.Kondisi sekarang sedang aktif – aktifnya meningkatkan nilai jual kerang dengan berbagai  macam  sistem  pengolahan,  mengingat  banyaknya  hasil  kerang  laut  yang ditangkap nelayan dengan teknologi pengolahan hasilkerang dan pemasaran  yang sangat terbatas.Tujuan peningkatan pengolahan dengan sentuhan teknologi maupun pemasaran yang bagus. Permasalahan bagaimana memberi sentuhan teknologi dalam pengolahan kerang untuk peningkatan kapasitas produksi.penelitian ini bersifat deskriptif kulitatif   menggambarkan dan mengidentifikasi teknologi dalam pengolahan  kerang  serta identifikasi strategi pemasaran.  Pengumpulan data  dilakukan  dengan  cara  dokumentasi  produksi  dengan  teknologinya,  observasi lapangan kemajuan produksi dan Interview guide sumber informasi pengolahan kerang .Teknologi yang diterapkan bersifat tradisional (alat aduk) bergeser menggunakan teknologi pengaduk adonan.  Teknologi ini membuat bahan olahan  kerang lebih halus dan hasilnya lebih bermutu dan mempercepat   waktu pengolahan. Kelompok usaha olahan kerang bernama UKM “ BUNDA” telah menjadi koperasi berbadan hukum disebut Koperasi “Laut Barokah”. sedangkan kegiatan produksinya   telah memenuhi pasar lokal Surabaya dan luar Jawa dengan strategi pemasaran online. Hasil pemasaran produk di Sentra Ikan Bulak (SIB) Jl. Bulak Cumpat No. 1 Kota Surabayatelah dilakukan   secara online  dengan  alamat  www  //ukm  bunda.co.id  ,  sedangkan  pinjaman  pemodalannya melalui Koperasi “Laut Barokah” yang bergerak dalam unit simpan pinjam dengan bunga lunak.Kata kunci :teknologipengadukadonan, pemasaranproduk, modal
EFISIENSI PROYEK PEMBANGUNAN BLOK QCS DENGAN INTEGRASI METODE CPM DAN EVA (STUDI KASUS PT. KARIMUN SEMBAWANG SHIPYARD) Muhammad Heldyan Ilham; Intan Baroroh
JURNAL JALASENA Vol 3 No 1 (2021): AGUSTUS 2021
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Karimun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1418.049 KB) | DOI: 10.51742/jalasena.v3i1.432

Abstract

New shipbuilding projects are required to work quickly according to schedule. For this reason, it is necessary to have a planning and scheduling for shipbuilding so that it is received by the shipowner on time. It is inevitable that in every implementation practice there are various possibilities that can cause delays, such as delays in implementation, design changes, weather effects, delays in material supply, construction failures, and planning errors. This study aims to analyze the scheduling of ship x project and analyze the causes of delays in QCS block project at the PT. Karimun Sembawang Shipyard. Scheduling is made using the Critical Path Method (CPM) and Network Planning will describe the entire list of activities needed to complete the project, the time or duration required for each activity. From the results of the analysis, it was found that the 29-day C scheduling model with a shorter duration. Earned Value Analysis (EVA) helps estimate the cost of a project, the planning process of all activities that must be completed in the project will be easier. The results of the analysis in scheduling C, JO costs are Rp. 10,717,500, material is Rp. 622,012,162, and Overhead is Rp. 189,820,698 with a decrease in costs of 0.088%. Pada proyek pembangunan kapal baru dituntut untuk bekerja cepat sesuai dengan jadwal Untuk itu, perlu adanya suatu perencanaan dan penjadwalan untuk pembangunan kapal supaya diterima dengan pemilik kapal tepat waktu. Tak bisa terelakkan bahwa pada setiap praktik pelaksanaan terdapat berbagai kemungkinan yang dapat menyebabkan keterlambatan, misalnya keterlambatan pelaksanaan, perubahan desain, pengaruh cuaca, keterlambatan suplai material, kegagalan konstruksi, dan kesalahan perencanaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penjadwalan proyek kapal x dan menganalisa penyebab keterlambatan proyek blok QCS pada galangan PT.Karimun Sembawang Shipyard. Dibuatkan penjadwalan menggunakan Critical Path Method (CPM) dan Network Planning akan dijabarkan seluruh daftar kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek, waktu atau durasi yang dibutuhkan dari setiap kegiatan. Dari hasil analisa didapatkan model penjadwalan C 29 hari dengan durasi lebih cepat. Earned Value Analysis (EVA) membantu memperkirakan biaya dari sebuah proyek proses perencanaan seluruh kegiatan yang harus diselesaikan dalam proyek akan lebih mudah. Didapatkan hasil analisa dipenjadwalan C biaya JO sebesar Rp 10.717.500, material Rp 622.012.162, dan Overhead Rp 189.820.698 dengan biaya yang turun sebesar 0,088%
IDENTIFIKASI RISIKO KETERLAMBATAN REPARASI KAPAL KAYU MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF RISK Rendra Ardianto; Intan Baroroh
JURNAL JALASENA Vol 4 No 1 (2022): AGUSTUS 2022
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Karimun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51742/jalasena.v4i1.666

Abstract

Dalam proses reparasi kapal kayu pada galangan tradisional tentu memiliki risiko terjadinya keterlambatan proses reparasi. Untuk meminimalisir terjadinya keterlambatan reparasi kapal kayu, perlu di identifikasi faktor-faktor risiko pada proses reparasi kapal kayu. Lalu menganalisa dan mengevaluasi potensi risiko sesuai tingkat keparahan, tingkat probabilitas, dan tingkat korelasi antar risiko. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menganalisa dan mengevaluasi potensi risiko reparasi kapal kayu menggunakan model House of Risk (HOR) untuk menentukan penanganan risiko yang efektif dalam mitigasi mengurangi potensi risiko keterlambatan tertinggi. Hasil identifikasi risiko (risk event) di galangan kapal Najib Enginering didapatkan 11 risk event pada proses reparasi kapal kayu. Kemudian hasil identifikasi pemicu risiko (risk agent) di dapatkan 21 risk agent dari 11 risk event. Berdasarkan hasil dari model HOR fase I yang diolah menggunakan diagram Pareto terdapat 4 pemicu risiko yang terpilih yaitu kode risiko A5 (Material terlambat datang), A7 (Material terlambat datang), A18 (Faktor cuaca kurang mendukung), A20 (Faktor cuaca kurang mendukung) dengan peringkat 4, 3, 2, 1 dengan nilai ARP 324, 324, 300, dan 300. Namun menurut metode brainstorming terdapat 14 pemicu risiko yang terpilih untuk aksi pencegahan dan penanganan risiko (preventive action). Preventive action yang akan diterapkan adalah dengan Memasang tenda atau menggunakan terpal sebagai atap dikarenakan upaya tersebut dianggap paling mudah diterpakan dan efektif menurut metode brainstroming. Dan didapatkan 14 preventive action dari hasil diagram Pareto untuk upaya mitigasi mengurangi potensi risiko keterlambatan reparasi. Berdasarkan hasil model HOR fase II yang diolah menggunakan diagram Pareto terdapat 5 preventive action yang terpilih yaitu P10 (Dilakukan pemasangan tenda atau terpal), P11 (Dilakukan pemasangan tenda atau terpal), P12 (Dilakukan pemasangan tenda atau terpal), P13 (Dilakukan pemasangan tenda atau terpal), P14 (Dilakukan pemasangan tenda atau terpal) yang mempunyai nilai ETD dengan peringkat 5, 4, 3, 2, 1 dengan nilai ETD yang sama besar yaitu 3600.
PERENCANAAN PENGECATAN PADA DERMAGA APUNG KAPAL SELAM DI DAERAH NATUNA DENGAN MENGGUNAKAN CPM PDM PERT (STUDI KASUS PT. WAHYU AGUNG) Adam Erlanda Syarif Dzaky Adam; Intan Baroroh
JURNAL JALASENA Vol 4 No 2 (2023): FEBRUARI 2023
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Karimun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51742/jalasena.v4i2.864

Abstract

In the floating dock construction project, it is required to work quickly according to schedule Project planning frequently does not go as expected when floating dock construction projects are carried out. Therefore, the conditions of the shipyard are followed when planning the construction of a floating wharf. In this study, Pontoon 2 at PT. Great Revelation's submarine floating dock will be painted, and its painting will be analyzed using the CPM PDM PERT method. The three methods' networks were planned, and the Project Evaluation and Review Technique (PERT) method's results showed that it took less time overall. The planning model created by the researchers only took 43.81 hours, and it had a 99.31% chance of successfully painting the floating dock. Because the PERT method has three time variances to achieve the expected time, it can be said that it can be used in one project activity in detail.
Analisis Consumable Dan Biaya “Manual Cutting Oxy-Lpg” Pelat Kapal Dengan Variasi Posisi Pemotongan Bagus Aditya; Tri Agung Kristiyono; Intan Baroroh
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil Vol. 6 No. 1: March 2023
Publisher : Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jprs.v6i1.5193

Abstract

Manual Cutting is part of the process in ship building and ship repair. Oxy-LPG gas is widely used in the process of cutting plates with manually or automatically method. In the process cutting of plates in ship repair, the cutting position are Down Hand, Vertical and Overhead in cause the gas consumable and cutting duration proces are still not widely known numerically. In improving the data, a survey and initial study are needed as a support, so to obtain standard data for manual plate cutting numerically, plate cutting experiments are carried out in several variations in position and plate thickness variations. The results of the equation in manual plate cutting Downhand obtained Y=43,667x-43 (Duration), Y=0.0875x-0.2833 (O2) and Y=0.051x-0.0922 (Lpg). Vertical Y=34,667x-9,333 (Duration), Y=0,1042x-0.3778 (O2) and Y=0,0608x+0,1033 (Lpg) while Overhead Y=33.667x+28,111 (Duration), 0, 0792x+0.0922 (O2) and Y=0.1008x-0.2433 (Lpg). For the cost analysis, it was found that the cost increase was 8.49% based on the function of the increase in plate thickness. If it is based on the position function, the average cost increase is 10.55%.
Risk Analysis of Delay in Ship Repair KM Binaiya with Bayesian Network Method Intan Baroroh; Galuh Valent Setiawan; Ali Azhar; Didik Hardianto; Ahmad Basuki Widodo
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 8, No 3 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v8i3.18494

Abstract

Ship repair is a project that is short in process so that time is an important element in its completion parameters. Delay is something that can happen to a job. A job experiencing delays must have a cause that affects the work. Causes of delay in the case of ship repair are poor time management, less skilled human resources, the addition or development of work. But whatever the obstacles, shipyards are still required to complete the ship repair process in a timely manner. Seeing this problem, this research was conducted to provide input in connection with the strategies used by PT XYZ in overcoming the delay factor in the repair of the KM Binaiya ship. In the research to support this thesis, the Bayesian Networks Method is used to analyze the factors that cause delays in ship repairs. After risk identification using the Bayesian networks method. The highest risk is replete activities as minor categorized, where the caused tank cleaning work related to hazardous waste, which must be cleaned to be safe for hot work with a risk score of 0.108. The second cause is installation of scaffolding for replete work facilities at height with a risk score of 0.054.
Risk Evaluation of Ship Repair Delays with The Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) Method Intan Baroroh; Ndaru Gilang Ramadhan; Didik Hardianto; Tri Agung Kristiyono
International Journal of Marine Engineering Innovation and Research Vol 8, No 4 (2023)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25481479.v8i4.19328

Abstract

Every ship, that is still actively operating in shipping must pay attention to repair or maintenance in accordance with classification standards. This was needed by management or ship owners to carry out maintenance planning. The shipyards as repair services, there are often obstacles during the repair process that cause the repair time to be longer. This is caused by limited work equipment, delivery of materials that are not in order, and lack of technical equipment. The purpose of research is to evaluate the risk of ship repair delays so there are no failures or delays in ship repair. The method used is the FMEA method (Failure Mode and Effect Analysis) to measure each failure in each activity that affects ship repair. The results showed an assessment score in the form of a Risk Priority Number (RPN) consisting of activities: amount of cutting machines is still limited with a score of 309.83, painting and welding failures at the same time with a score of 267.08, materials that come are remachined to fit the needs with a score of 335.06 and inadequate transportation equipment with a score of 294.16. Improvements made in the form of preparing amount of work tools before the work is carried out, conditioning the order of work according to the schedule and adding backup transportation.
PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH SKEG TERHADAP HAMBATAN KAPAL TONGKANG Di LINGGI HALUAN Mariano Xavier Freitas, Fidel Laranjinha; Baroroh, Intan; Prabawathya Poundra, Gde; Kusuma Aditya, Bagus
JURNAL JALASENA Vol. 6 No. 1 (2024): AGUSTUS 2024
Publisher : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Karimun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51742/jalasena.v6i1.1259

Abstract

Sekitar 62% luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan, hal ini dikonfirmasi dari data KKP, luas wilayah daratan sebesar 1,91 juta km2 sedangkan luas wilayah perairan mencapai 6,32 juta km2. Sehingga dapat dipastikan laut berperan penting untuk negara Indonesia terutama dalam hal ekonomi. Maka dari itu, dibutuhkan transportasi air guna menunjang kegiatan perekonomian tersebut, salah satuna dengan Kapal Tongkang. Kapal tongkang tidak memiliki mesin (propeller) sehingga harus ditarik oleh kapal tunda. Dalam pembuatannya, kapal tongkang berbeda dengan kapal pada umumnya. Kapal tongkang hanya memiliki konstruksi tanpa mesin. Dalam hal ini kapal tongkang berfungsi layaknya jembatan yang menyebrangkan transportasi darat yang di tarik oleh tug boat. Tug Boat memiliki peran yang sangat penting untuk menarik tongkang. Namun dalam beberapa keadaan, tongkang mengalami hambatan. Untuk mendapatkan ketahanan yang lebih optimal, pemasangan skeg dilakukan di linggi haluan. Analisa dilakukan menggunakan software maxsurf. Diketahui penambahan skeg pada kapal tongkang bagian haluan menghasilkan nilai tahanan yang berbanding lurus dengan nilai kecepatan kapal. Nilai tahanan kapal pada kecepatan 1 knot adalah 3.5 kN sedangkan pada kecepatan 10 knot nilai tahanan sebesar 253.3 kN. Nilai tahanan total pada kecepatan yang sama pada variasi kapal tongkang berbeda dimana kapal tongkang dengan skeg memiliki nilai lebih besar yaitu 1085.6 kN dan 1088.5 kN dibandingkan kapal tongkang tanpa skeg dengan nilai 1079.9 kN hal ini karena luasan basah yang lebih besar, namun pada kapal tongkang dengan penambahan skeg variasi 1 dinilai lebih efisien karena mampu meminimalisir hambatan gelombang.