Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

IDENTIFIKASI KETERKAITAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DAN KEHARMONISAN KELUARGA PADA REMAJA SEKOLAH MENENGAH ATAS Heni Dwi Windarwati; Ridhoyanti Hidayah; Renny Nova; Lilik Supriati; Niken Asih Laras Ati; Ari Dwi Sulaksono; Tsalatsatul Fitriyah; Mira Wahyu Kusumawati; Erna Shofi Khaqul Ilmy
Caring : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1, No 1 (2021): CARING Jurnal Pengabdian Masyarakat (April 2021)
Publisher : Caring : Jurnal Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1074.537 KB) | DOI: 10.21776/ub.caringjpm.2021.001.01.1

Abstract

Latar belakang: Keluarga merupakan bagian penting yang berperan dalam kesehatan remaja. Komunikasi dalam keluarga dan keharmonisan dalam keluarga berkaitan erat dengan perkembangan kesehatan mental remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara komunikasi dalam keluarga dengan keharmonisan dalam keluarga pada remaja sekolah menengah atas di Malang.Method: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan crossectional. Populasi penelitian ini adalah remaja SMA yang bersekolah di MAN 2 Kota Malang, SMKN 11 Kota Malang dan Bululawang, Malang, Jawa Timur yang berusia 15 – 16 tahun. Teknik total sampling digunakan dalam pengambilan sampel penelitian dengan jumlah sampel 921 partisipan. Kuisioner self-reported komunikasi dalam keluarga dan keharmonisan dalam keluarga digunakan untuk mengidentifikasi kedua variable.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa  sebagian besar remaja memiliki komunikasi dalam keluarga yang adekuat (87,3%) dan memiliki keluarga yang harmonis (94.2%). Hasil analisis biavariat menunjukan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara komunikasi dalam keluarga dengan keharmonisan keluarga dengan  nilai p-value 0.246.Kesimpulan : komunikasi dalam keluarga tidak berhubungan signifikan dengan keharmonisan keluarga pada remaja. Penelitian ini memberikan tambahan literatur terkait hubungan antara komunikasi dan keharmonisan dalam keluarga serta dapat menjadi dasar dalam pemberian intervensi masalah kesehatan mental pada remaja.
KORELASI PENERIMAAN ORANGTUA TERHADAP STRES PENGASUHAN DALAM MERAWAT ANAK RETARDASI MENTAL: EFEK MEDIASI HARGA DIRI ORANGTUA (Studi Di SDLB Bhakti Luhur Kota Malang) Yeni Fitria; Sri Poeranto; Lilik Supriati
The Indonesian Journal of Health Science Vol 11, No 2 (2019): The Indonesian Journal Of Health Science
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ijhs.v11i2.2958

Abstract

Hambatan kognitif dan fungsi adaptif pada anak retardasi mental menjadi stressor bagi orangtua, karena dalam perawatannya perlu penanganan khusus. Kondisi tersebut berdampak pada penerimaan orangtua terhadap anak dan pada harga diri orangtua, yang akhirnya dapat menyebabkan stress pengasuhan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis efek harga diri orangtua sebagai faktor mediasi antara penerimaan orangtua terhadap stres pengasuhan dalam merawat anak retardasi mental. Rancangan penelitian menggunakan analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, menggunakan purposive sampling dengan jumlah 43 responden. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu Parental Acceptance Rejection Questionnaire/ (PARQ), Brief Self Esteem Inventory/ (BSEI) dan Parenting Stres Index Short Form/ (PSI-SF). Analisis jalur (path analysis) digunakan sebagai uji statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tidak langsung antara penerimaan orangtua dengan stres pengasuhan melalui efek mediasi harga diri orangtua. Besar hubungan tidak langsung antara penerimaan terhadap stress pengasuhan melalui harga diri orangtua adalah sebesar 2,92%. Kurangnya penerimaan terhadap anak retardasi mental menyebabkan orangtua memiliki harga diri rendah, yang berdampak timbulnya stress pengasuhan.
Terapi Kelompok Ulasan Hidup Dapat Meningkatkan Harga Diri Lansia Adelia Rochma; Retno Lestari; Lilik Supriati
CoMPHI Journal: Community Medicine and Public Health of Indonesia Journal Vol. 2 No. 1 (2021): Juni
Publisher : Perhimpunan Dokter Kedokteran Komunitas dan Kesehatan Masyarakat Indonesia (PDK3MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.784 KB) | DOI: 10.37148/comphijournal.v2i1.47

Abstract

Introduction: Changes in the self-esteem of the elderly often occur with the emergence of feelings of worthlessness, worthlessness, lack of confidence, and withdrawal from their environment. The impact of changes in self-esteem will trigger depression as well as reduce the quality of life of the elderly. Life review therapy that is carried out in groups for the elderly can increase positive perceptions through stories and life experiences of all members of the elderly group. Objective: This study was conducted to determine the effect of life review group therapy in increasing the self-esteem of the elderly. Method: The pre-experimental one-group pretest-posttest design without a control group was used in this study. Through the purposive sampling technique, the number of samples obtained is 25 elderlies. Elderly self-esteem was assessed using the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) instrument. Results and discussion: The results of the study which were tested with Wilcoxon Matched-Pairs showed that there was an effect of self-esteem before and after being given life review group therapy worth p = 0.000 < 0.05. Life review group therapy helps the elderly to remember experiences in the past, about parents and siblings in childhood, adolescence, and positive experiences they have had. In addition to remembering their past experiences, the elderly is invited to analyze and evaluate these experiences and help them change their negative perceptions into positive ones. Conclusion: It can be concluded that life review group therapy has a positive effect on the self-esteem of the elderly. Therefore, life review group therapy can be used as an alternative to increasing the self-esteem of the elderly.
Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) to Reduce Blood Pressure Among Senior Citizent I Dewa Ayu Rismayanti; I Made Sundayana; Feni Siti Pamela; Lilik Supriati; Yuanita Wulandari
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 2: June 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.806 KB) | DOI: 10.30604/jika.v8i2.1810

Abstract

Decreased elasticity of the aortic wall, thickening of heart valves, and decreased heart capacity are all part of the aging process. This is one of the causes of hypertension in the elderly. SEFT is one of Complementary therapy which is in the form of relaxation techniques in the form of mind-body therapy. This technique combines the energy system and spiritual healing by tapping certain points on the body that can help control blood pressure. Complementary therapy is a friendly choice of therapy for people who experience with degeneratif process. The study aims was to determine the effect of SEFT on the elderly who experience hypertension in the working area of the Buleleng III Primary Health Care. One group pre-test and post-test were used. 48 respondents were selected using purposive sampling and were willing to participate. The paired sample t-test was used to analyze respondents' blood pressure differences. SEFT therapy is proven to be able to reduce blood pressure in the elderly in Buleleng III Health Center (p-value less than 0.005). The decrease in blood pressure in the elderly after being given SEFT therapy is a finding that can be followed up as a complementary therapy solution in lowering blood pressure in the elderly. Abstrak: Penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan katup jantung, dan penurunan kapasitas jantung adalah bagian dari proses penuaan. Hal ini merupakan salah satu penyebab hipertensi pada lansia. Spiritual Emotional Freedom (SEFT) merupakan salah satu terapi komplementer yang berupa teknik relaksasi dalam bentuk mind-body therapy. Teknik ini menggabungkan sistem energi dan penyembuhan spiritual dengan cara mengetuk titik-titik tertentu pada tubuh yang dapat membantu mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi. Lansia mengalami proses degeneratif. Terapi komplementer merupakan pilihan terapi yang ramah bagi tubuh lanjut usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh SEF) pada lansia yang mengalami hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Buleleng III. Pre-test dan post-test satu kelompok digunakan dalam penelitian ini. Terdapat 48 responden yang dipilih dengan menggunakan purposive sampling dan bersedia mengikuti penelitian ini. Lembar observasi merupakan alat pengumpul data yang mendokumentasikan tekanan darah. Digunakan uji t sampel berpasangan untuk menganalisis perbedaan tekanan darah responden. Terapi SEFT terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Buleleng III (p-value kurang dari 0,005). Penurunan tekanan darah pada lansia setelah diberikan terapi SEFT merupakan temuan yang dapat ditindaklanjuti sebagai solusi terapi komplementer dalam menurunkan tekanan darah pada lansia.