Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

SIKAP ORANG TUA DAN REMAJA SURABAYA MENGENAI PENCITRAAN KELUARGA DALAM TAYANGAN IKLAN DI TELEVISI Yuliastuti, Maria; Nugraheni, Yuli
Journal Communication Spectrum : Capturing New Perspectives in Communication Vol 3, No 2 (2013): August 2013 – January 2014
Publisher : Department of Communication Science, Bakrie University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36782/jcs.v3i2.1766

Abstract

Berangkat dari ketertarikan terhadap konsep iklan maka penelitian ini ingin menggali lebih dalam mengenai sikap orang tua dan remaja Surabaya mengenai pencitraan keluarga dalam tayangan iklan Bebelac 4 ‘you are my everything’di televisi? Teori yang dipaparkan untuk menjawab penelitian ini adalah konsep-konsep mengenai iklan, peran dan fungsi iklan, iklan di televisi, citra dan sikap. Jenis penelitian kuantitatif, metode penelitian survey , populasi ibuibu di Surabaya metode pengumpulan data kuesioner. Secara umum responden mengetahui dan menyukai pencitraan keluarga dalam iklan Bebelac 4 ‘you are my everything’. Sikap yang terbentuk dari responden adalah sikap positif mengenai pencitraan keluarga dalam iklan ini. Secara dominan responden menyatakan sikap sangat setuju dan setuju mengenai penggunaan elemen iklan baik elemen video, elemen audio, elemen talent, elemen prop, elemen setting, elemen lighting, elemen graphic, dan elemen pacing. Tabulasi silang menunjukkan hasil sikap positif ditunjukkan oleh responden dengan jenis kelamin perempuan, dengan rentang usia 17-27 tahun dan berstatus sebagai orang tua serta tinggal di kawasan Surabaya Timur. Sikap positif terhadap pencitraan keluarga dalam tayangan iklan Bebelac 4 ‘you are my everything’ lebih banyak ditampilkan oleh orang tua dibanding remaja.   Kata Kunci: iklan, pencitraan, keluarga   Departing from the interest in the concept of advertising, this study wanted to dig deeper into the attitudes of parents and teens about the imaging of the family in Surabaya ad impressions Bebelac 4 'you are my everything' at television? The theory is presented to answer this research are the concepts of advertising, the role and functions of advertising, advertising on television, the image and attitude. Quantitative research, survey research methods, the population of mothers in Surabaya. In general, respondents knew and loved the family imagery in advertising Bebelac 4 'you are my everything'. Attitudes are formed from the respondents is a positive attitude regarding the imaging of the family in this ad. Attitude is dominant respondents started strongly agree and agree on the use of ad elements both elements of video, audio elements, elements of talent, prop elements, setting elements, lighting elements, graphic elements, and elements of pacing. Cross tabulation shows the results of the positive attitude shown by the respondents with female gender, with an age range 17-27 years and the status as parents and lived in Surabaya region Timur. Positively attitude to the imaging of the family in ad impressions Bebelac 4 'you are my everything' more many displayed by parents than teens. Keywords: advertising, imaging, family
KEYAKINAN DAN KESUKAAN IBU RUMAH TANGGA SURABAYA MENGENAI TAYANGAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT “AYO MAKAN IKAN” Yuli Nugraheni; Maria Yuliastuti
Jurnal Komunikasi Vol 11, No 1 (2017): Maret
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi UTM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2647.916 KB) | DOI: 10.21107/ilkom.v11i1.3024

Abstract

ABSTRAKBaru-baru ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memunculkan Iklan Layanan Masyarakat dengan tagline “Ayo Makan Ikan” di televisi yang merupakan media audio visual. Telah lama masyarakat Indonesia menjadikan nasi sebagai makanan pokok dan ikan hanya sebagai makan tambahan untuk melengkapi ‘Empat Sehat Lima Sempurna’. Penekanan pesan untuk makan ikan masihterbatas. Padahal faktanya, Indonesia sangat kaya dengan ikannya. Di sinilah KKP memiliki peran yang besar, Saut P. Hutagalung selaku Direktur Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan  (P2HP) dari KKP mengatakan, “Kami akan terus mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi ikan seperti pada program yang sudah kami terus jalankan yaitu Gerakan Memasyarakatkan MakanIkan (Gemarikan),”.Hal itu juga didukung dengan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) “Ayo Makan Ikan”. Pada penelitian inilah akan dikupas lebih dalam bagaimana tanggapan yang diberikan oleh ibu rumah tangga di Surabaya dalam bentuk keyakinan dan kesukaan mengenai ILM “Ayo Makan Ikan”.Teori yang digunakan antara lain mengenai iklan, prinsip dasar iklan, peran iklan, fungsi iklan,iklan di televisi,elemen iklan, bentuk iklan, jenis iklan, iklan layanan masyarakat, keyakinan (belief) dan kesukaan (feeling). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survey pada ibu rumah tangga di Surabaya.Kesimpulan Dalam penelitian ini adalah : Identitasmayoritas responden berumur lebih dari 34 tahun dan responden mayoritas berprofesi sebagai ibu rumah tangga serta mayoritas responden tinggal di kawasan Surabaya Timur. Tingkat keyakinan responden pada informasi yang ada dalam setiap elemen iklan adalah tinggi yang artinya responden yakin padainformasi yang disamapaikan melalui elemen video dan audio, talent, setting, lighting, graphics, dan pacing dalam iklan yang memuat informasi ajakan untuk makan ikan. Tingkat kesukaan responden pada informasi yang ada dalam setiap elemen iklan adalah tinggi yang artinya responden suka pada informasi yang disamapaikan melalui elemen video dan audio, talent, setting, lighting, graphics, dan pacing dalam iklan yang memuat informasi ajakan untuk makan ikan.
MELAYANI TUHAN DENGAN MEDIA BARU PELATIHAN PEMBUATAN KONTEN ONLINE GEREJA Maria Yuliastuti; Yuli Nugraheni; Akhsaniyah Akhsaniyah
ABDIMAS ALTRUIS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/aa.v5i1.3817

Abstract

Masa pandemi menjadi tantangan bagi semua pihak, termasuk Gereja yang memiliki peran penting di masyarakat. Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) secara nyata hadir di lingkungan masyarakat, salah satunya adalah Gereja. Paroki Gembala Yang Baik (GYB) Surabaya saat ini berusaha memaksimalkan pelayanan yang dapat dilakukan di masa pandemi ini. Mulai dari live streaming sakramen ekaristi, hingga dibuatnya akun media sosial berupa Facebook (FB) dan Instagram (IG) untuk dapat membangun komunikasi yang baik antara Paroki dan umat. Namun seiring berjalannya waktu, bentuk pelayanan yang harusnya dapat dimaksimalkan pada dua bagian yaitu pelayanan Sakramen ataupun pelayanan Non Sakramental-Sakramentalia ternyata pada realisasinya belum dapat dilakukan. Kendala yang ditemui oleh pihak Paroki GYB ada pada pengelolaan konten media online itu sendiri. Dimana setelah website ataupun media sosial FB dan IG dibuat ternyata kontennya yang masih sangat terbatas hanya seputar Sakramen Ekaristi. Bidang Komunikasi Sosial (KOMSOS) bersama Tim Broadcasting sebagai pengelola dari Paroki GYB memiliki keterbatasan pengetahuan, sehingga belum dapat memaksimalkan media online yang ada. Masalah utama inilah yang mendasari dilaksanakannya Program Pengabdian Masyarakat (Abdimas). FIKOM yang memiliki keilmuan dalam pengelolaan media, salah satunya adalah media online dirasa dapat membantu untuk memberikan ketrampilan praktis tentang pengelolaan media sosial gereja. Metode pelaksanaannya melalui serangkaian  pelatihan dan pendampingan pada pihak Paroki GYB dalam mengelola konten media sosial yang selama ini belum maksimal. Pelatihan ataupun pendampingan ini fokus pada kebutuhan Paroki GYB pada dua bagian pelayanan, baik pelayanan Sakramen ataupun pelayanan Non Sakramental-Sakramentalia. Tujuan akhir dilaksanakannya program ini diharapkan pihak Paroki GYB dapat secara mandiri melakukan pengelolaan konten media online yang mereka miliki, sehingga komunikasi antara Paroki GYB dan umat akan semakin maksimal. Hasil akhir dari kegiatan abdimas ini anggota Komsos paroki terampil memproduksi konten di media social paroki dengan ketrampilan teknis fotografi, videografi dan editing. 
Make Up dan Batas Kecantikan dalam Iklan “Mineral Botanica Campaign” Silvanada Ike Susanti; Finsensius Yuli Purnama; Maria Yuliastuti
Communicator Sphere Vol. 2 No. 1 (2022): June 2022
Publisher : Universitas Bhayangkara Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.11 KB) | DOI: 10.55397/cps.v2i1.11

Abstract

Standar tunggal konsep kecantikan dalam iklan telah banyak dikaji oleh sejumlah peneliti. Pada umumnya, fokus yang diangkat adalah standarisasi kecantikan yang ideal. Berbeda dengan iklan produk kecantikan yang lain, iklan Mineral Botanica mengangkat isu keberagaman konsep cantik. Persoalannya, apakah benar bahwa iklan tersebut menawarkan kecantikan alternative atau sekedar variasi dari komodifikasi kecantikan itu sendiri. Berdasarkan latar belakang tersebut, makalah ini memaparkan hasil penelitian  mengenai penggambaran kecantikan perempuan dalam iklan Mineral Botanica Campaign - #BeautyKnowsNoBoundaries. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan metode analisis semiotika Charles Sanders Peirce. Analisis terutama menggunakan triangle of meaning Peirce: representamen, object, interpretant.  Hasil analisis menunjukkan bahwa Kecantikan perempuan dalam video tersebut  digambarkan dalam sejumlah kecantikan alternative yang berbeda dengan konstruksi arus utama. Akan tetapi, pada akhirnya video kampanye tersebut masih mengedepankan penggunaan riasan wajah untuk menonjolkan kecantikan pada setiap masing-masing model. Terdapat pola narasi berulang: diawali dengan keluhan dari perempuan atas keterbatasan dan bentuk fisiknya, kemudian produk Mineral Botanica sebagai solusi atas masalah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa penggambaran kecantikan yang beragam di video iklan Mineral Botanica Campaign hanya sekedar komodifikasi dan hanya menjadi salah satu instrumen penjualan saja.
PEMBERITAAN KEKERASAN DALAM KELUARGA DI SKH JAWA POS Finsensius Yuli Purnama; Maria Yuliastuti
PUBLIC CORNER Vol 14 No 1 (2019): Public Corner
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wiraraja, Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.196 KB) | DOI: 10.24929/fisip.v14i3.707

Abstract

Dalam penelitian ini, penelitian akan difokuskan pada pemberitaan mengenai kekerasan dalam keluarga yang masih sedikit mendapatkan perhatian dari kalangan akademisi. Padahal, fakta menunjukkan tingginya angka kekerasan pada anak dan perempuan di tahun 2017. Secara spesifik, berita difokuskan pada topic berita berjudul “Mengaku Anak Terjatuh Sendiri” yang pertama dimuat tanggal 11 Januari 2018 di SKH Jawa Pos rubrik Metropolis. Liputan tersebut menjelaskan peristiwa kekerasan pada balita yang dilakukan oleh ayah korban dengan dalih terjatuh sendiri hingga mengakibatkan nyawa sang anak tidak tertolong. Kasus tersebut berlanjut dengan beberapa pemberitaan lain yang memberikan berita lanjutan.
SIKAP MAHASISWA DAN ORANG TUA PADA MEDIA PEMBELAJARAN DARING ZOOM MEETING DI MASA PANDEMI COVID-19 maria Yuliastuti; Akhsaniyah .
PUBLIC CORNER Vol 17 No 1 (2022): Public Corner
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wiraraja, Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/fisip.v17i1.1880

Abstract

Abstract Three elements in communication, starting from the communicator (source), message, and communicant (message recipient) are needed. There are nine parts in the communication process that are most important, including sender, encoding, message, media, decoding, receiver, response, feedback, and noise. All of these elements have their own challenges when applied during the COVID-19 pandemic. In the process of communicating, of course, there will be no problems when it is done face-to-face. But not during this pandemic, the choice of video conferencing is the most effective choice compared to other media. The results of this study, obtained from both student respondents and parents, gave a positive attitude if Teaching and Learning Activities (KBM) in Higher Education used zoom meetings. However, when viewed from the achievement of Subject Learning Outcomes (CPMK) through zoom meetings, many parents are actually worried about this. In contrast to students who are more worried if they will find it difficult to be actively involved in online classes (Student Engagement) using zoom meetings. Keywords: Attitude, parents, students, Zoom Meeting, Covid-19 Abstrak Tiga unsur dalam komunikasi, mulai dari komunikator (sumber), pesan, dan komunikan (penerima pesan) sangat dibutuhkan. Ada sembilan bagian dalam proses komunikasi yang paling penting, diantaranya adalah sender, encoding, message, media, decoding, receiver, response, feedback, dan noise. Keseluruhan unsur tersebut memiliki tantangan tersendiri ketika diterapkan saat pandemi covid-19. Pada proses berkomunikasi, tentunya akan tidak terkendala ketika dilakukan dengan tatap muka. Namun tidak pada masa pandemi ini, pilihan video conference menjadi pilihan yang utama dirasa paling efektif dibanding melalui media yang lain. Hasil dari penelitian ini, didapatkan baik dari responden mahasiswa ataupun orang tua memberikan sikap positif jika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Perguruan Tinggi menggunakan zoom meeting. Namun jika dilihat dari ketercapaian Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) melalui zoom meeting, banyak orang tua justru khawatir akan hal tersebut. Berbeda dengan mahasiswa yang lebih khawatir jika mereka akan kesulitan untuk terlibat aktif di kelas daring (Student Engagement) menggunakan zoom meeting. Kata kunci: Sikap, orang tua, mahasiswa, Zoom Meeting, Covid-19
KEPUASAN MAHASISWA SURABAYA DALAM MENGGUNAKAN MESSAGING APPLICATION (LINE, WHATSAPP, DAN BBM) SURABAYA STUDENT SATISFACTION IN USING THE MESSAGING APPLICATION (LINE, WHATSAPP, AND BBM) maria Yuliastuti; Finsensius Yuli Purnama
PUBLIC CORNER Vol 16 No 1 (2021): Public Corner
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Wiraraja, Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24929/fisip.v16i1.1515

Abstract

Penelitian ini menguji teori uses & gratifications untuk melakukan tes atas tipologi motifmenurut Denis McQuails pada mahasiswa di Surabaya dalam menggunakan messagingapplication: LINE, WA, dan BBM. Mahasiswa dipilih sebagai subjek penelitian karenasecara umummemiliki kemampuan intelektual yang spesifik sehingga penting ditelitibagaimana motif menggunakan aplikasi tersebut pada mahasiswa di Surabaya. Denganpendekatan penelitian kuantitatif dan metode survey, didapatkan hasil bahwa mahasiswa puasdalam menggunakan aplikasi BBM, WA, maupun LINE. Adapaun urutannya sebagai berikut:WA, LINE, dan terakhir BBM. Berdasarkan analisis data per indikator, BBM hanyamemberikan kepuasan pada kebutuhan untuk mendapatkan identitas personal dan hiburan. Disisi lain, WA dan LINE memberikan kepuasan pada tiga indikator. Masing-masing urutberdasarkan skor paling tinggi, WA memberikan kepuasan pada indikator identitas personal,pemenuhan hiburan, dan informasi. Sedangkan LINE memberikan kepuasan atas identitaspersonal, informasi, dan hiburan. Persamaan antara penggunaan LINE dan WA adalahmahasiswa tidak puas dalam pemenuhan integrasi dan interaksi sosial
PELATIHAN TENTANG SUPLEMENTASI RASIONAL OLEH BIDAN PADA IBU HAMIL DAN EDUKASI MENGGUNAKAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM Bernadette Dian Novita; Sianty Dewi; Evelyn Ongkodjojo; Maria Yuliastuti
PeKA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 5, No 1 (2022): Juni
Publisher : LPPM, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33508/peka.v5i1.3906

Abstract

Rational drugs use is a must know-knowledge in preventing disability and death due to unnecessary drug use. Giving supplementation during pregnancy aims to reduce infant mortality and disability. Refreshing the rational use of supplementation in pregnancy and sharing knowledge in how to use Instagram as an education and communication media between midwives and pregnant women aims in improving the midwives’ skills as educators and good communicators. The method of this activity was divided into three stages, preparation, implementation, and evaluation. In the implementation stage, midwives’ knowledge about supplementation rational and social media use were increasing. the evaluation stage showed that the midwives could use Instagram as education and communication media between midwives and pregnant women
Tingkat Selektifitas Kelompok Perempuan Koperasi 64 Bahari Dalam Menggunakan Media Sosial Di Era Teknologi Informasi Dan Komunikasi maria yuliastuti; Akhsaniyah
Journal Social Politica Vol 2 No 1 (2021)
Publisher : Jurnal Sosial-Politika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.61 KB) | DOI: 10.54144/jsp.v2i1.25

Abstract

Starting from the understanding conveyed by Severin and Tankard (2005: 93), the audience is considered active in selecting the media they use. In this case, the Women's Cooperative 64 Bahari Group has tried to choose the mass media according to their needs as a medium for doing business. Through the internet, they personally sell seafood, either fresh or processed fish, although they are still experiencing some difficulties. Selling online activities using either Facebook (FB) or Instagram (IG) is easier and cheaper. However, not every person from the 64 Bahari Women's Cooperative Group has an Android, and even if it does, it doesn't mean that they can operate it properly, especially to use FB or IG. The result is that even though it is already in the selective retention stage, the results of the selective level are still low. Many factors cause this, some of which are the ability of the 64 Bahari Women's Cooperative Group in the use of Information and Communication Technology. This condition ultimately affects the selectivity of the media, especially the 64 Bahari Women's Cooperative Group in using Facebook and Instagram as a medium for doing business.
THE RISK PERCEPTION OF TUBERCULOSIS INFECTED DIABETES MELLITUS PATIENTS Bernadette Dian Novita; Steven Wiyono; Maria Yuliastuti; Lydia Ari Widyarini; Evelyn Ongkodjojo
The Indonesian Journal of Public Health Vol. 17 No. 1 (2022): THE INDONESIAN JOURNAL OF PUBLIC HEALTH
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.169 KB) | DOI: 10.20473/ijph.v17i1.2022.12-26

Abstract

Introduction: The number of people with Diabetes Mellitus (DM) increases from year to year. Indonesia is in the sixth highest rank globally for the number of people with DM. Moreover, the level of risk of DM suffering TB is higher. The consequences can be prolonged if not treated immediately. However, the dangers of DM should be the concern of everyone. A non-healthy lifestyle such as high consumption of fast food and a sedentary lifestyle has a negative impact. DM will be worsened and can even lead to various diseases, including blindness, heart disease, kidney failure, stroke, or even amputation. Methods: This research was conducted in East Java and assessed the correlation between behavior, perception, perceived behavior control, and social support so that people can be motivated to seek information about the risk of TB in DM patients. This comprehensive community-based research combines quantitative and qualitative using a cross-sectional method on people who had been diagnosed with diabetes mellitus for at least one year. Information gathered concerning things to know for prevention and the desire to do the prevention. Result: The result of this research is the establishment of a brief video animation explaining the risk of TB in DM patients. Based upon data processing, DM patients diagnosed under five years are more active in seeking information about diabetes mellitus and its complications, including tuberculosis, as seen in table 3. Conclusion: The information is at their most plentiful access from social media (Facebook, Instagram), followed by radio, newspapers, television, and WhatsApp/ Line. Even more surprising, from the result of this research, it was found that the role of doctors or nurses was in the bottom two in providing information related to the risk of DM and TB. Similarly, health facilities (public health services, hospitals, clinics) are the third bottom after doctors and nurses. Of course, this is very unfortunate because the transfer of information from the primary source, in this case, health workers, did not occur properly. Keywords: Diabetes Mellitus; Tuberculosis; Perception; Risk of TB in DM Patients