Claim Missing Document
Check
Articles

Found 31 Documents
Search

PERBANDINGAN PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK DI INSTALASI RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN RSUD DR. ADJIDARMO LEBAK TAHUN 2021 Yusransyah Yusransyah; Siti Rhopi’ah; Ai Yeni Herlinawati; Abdillah Mursyid; Baha Udin
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 8 No 1 (2023): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v8i1.211

Abstract

Antibiotik merupakan salah satu golongan obat yang sampai saat ini menjadi pilihan utama yang digunakan pada pasien rawat jalan dan rawat inap yang mengalami infeksi bakteri di rumah sakit. Hal tersebut dapat mempengaruhi kuantitas antibiotik yang digunakan di setiap rumah sakit yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi penggunaan obat antbiotik dengan metode ATC/DDD dan DU 90% di instalasi rawat inap dan rawat jalan RSUD Dr. Adjidarmo Lebak. Metode deskriptif digunakan pada penelitian ini dengan melakukan pengumpulan data pasien rawat inap dan rawat jalan secara retrospektif menggunakan sistem informasi manajemen rumah sakit RSUD Dr. Adjidarmo Lebak. Data yang dikumpulkan terkait dengan setiap jenis antibioik yang digunakan yang meliputi nama obat, kekuatan dosis, bentuk sediaan, jumlah obat, hargaobat dan total harga obat. Data dianalisis menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis antibiotik tertinggi yang digunakan di RSUD Dr. Adjidarmo Lebak selama tahun 2021, yaitu metronidazole dan cefixime pada pasien rawat inap, isoniazid, rifampisin dan cefixime pada pasien rawat jalan. Jenis antibiotik yang masuk ke dalam segmen DU 90%, yaitu metronidazole dan cefixime pada instalasi rawat inap dan isoniazid, cefixime dan rifampisin pada instalasi rawat jalan.Biaya tertinggi penggunaan antibiotik pada instalasi rawat inap yaitu azithromycin dan metronidazole, sedangkan pada instalasirawat jalan yaitu cefixime.
COST-EFFECTIVENESS ANALYSIS OF CEFTRIAXONE AND CEFIXIME IN TYPHOID FEVER PATIENTS HOSPITALIZED AT BERKAH PANDEGLANG REGIONAL HOSPITAL FOR THE PERIOD 2020-2021 Yusransyah Yusransyah; Yuni Rahmawati; Baha Udin; Nia Marlina Kurnia
Jurnal Farmasi Sains dan Praktis Vol 9 No 2 (May-August 2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/pharmacy.v9i2.8648

Abstract

Typhoid fever is an infectious disease among humans caused by the bacterium Salmonella typhi. With the high Multi-Drug Resistance (MDR) of Salmonella typhi, selecting the right antibiotic is a factor that must be considered in addition to cost constraints. Therefore, cost-effectiveness is needed. This study aims to determine the cost-effectiveness of typhoid fever patients using ceftriaxone and cefixime antibiotics. The data used are retrospective, and the sampling was done by purposive sampling. This study was conducted at Berkah Pandeglang Regional Hospital. Sample in this study, namely typhoid fever patients of the period 2020-2021, who meet the inclusion and exclusion criteria. In this study, 16 samples were obtained. The results of this study showed that the total average direct medical costs for the ceftriaxone group were IDR 78.632.500 In contrast, the cefixime group was IDR 75.527.300. The ACER value of typhoid fever patients who used Ceftriaxone + cefixime was IDR 91,646.27, Ceftriaxone was IDR 77,463.89, and cefixime was IDR 88,027.15. The patients with typhoid fever who used Ceftriaxone were more cost-effective than those who used Cefixime
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT RESPONDEN RAWAT JALAN DI RSUD BANTEN TAHUN 2022: FACTORS AFFECTING COMPLIANCE WITH OUTPATIENT HYPERTENSION TREATMENT AT BANTEN HOSPITAL IN 2022 Yusransyah Yusransyah; Fifih Lutfiyah; Endang Safitri; Baha Udin
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i3.734

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi secara global. Perlu pengobatan jangka panjang pada pasien hipertensi sehingga dibutuhkan penggunaan obat yang teratur untuk mencegah terjadinya komplikasi. Belum ditemukan obat yang secara spesifik dapat menyembuhkan hipertensi secara total, namun telah ditemukan sebagian obat yang digunakan dalam pengendalian hipertensi dan memerlukan kepatuhan dalam meminumnya. Frekuensi kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kondisi tekanan darah dapat menjadi tolak ukur kepatuhan pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kepatuhan berobat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada responden. Metode pada penelitian ini, yaitu observasional, bersifat prospektif dengan menggunakan kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS) dan diuji statistik dengan chi-square. Tingkat kepatuhan berobat responden di RSUD Banten sebesar 55,1% pasien dengan kategori patuh berobat secara teratur dan selalu kontrol maksimal setiap satu bulan sekali dan 44,9% pasien yang tidak patuh berobat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepatuhan berobat responden dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti status pekerjaan, lama menderita hipertensi, keikutsertaan asuransi, keterjangkauan akses, motivasi berobat, tingkat   pendidikan, dukungan tenaga kesehatan dan tingkat pengetahuan. Kata kunci: Hipertensi, Kepatuhan Berobat, Kuesioner MARS, RSUD Banten
Narrative Review: Analisis Fitokimia Dan Manfaat Ekstrak Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Sebagai Antijamur Baha Udin; Renditya Ismiyati; Eva Kholifah; Endah Endah
Jurnal Farmasi Udayana Vol. 12, No 1, Tahun 2023
Publisher : Departement of Pharmacy, Faculty of Mathematics and Natural Science, Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JFU.2023.v12.i01.p08

Abstract

Indonesia is known to have various types of plants that can be used in medicine, one of which is Cassia alata. Cassia alata is a plant that has many properties so it can be used as herbal medicine or traditional medicine. One of the properties of the Cassia alata plant that has been widely studied is as an antifungal. Every part of the Cassia alata plant has secondary metabolites. Cassia alata leaves contain secondary metabolites of alkaloids, steroids, phenols, glycosides, terpenoids and flavonoids. Cassia alata flowers contain flavonoids, tannins and phenolic compounds and saponins. Cassia alata level contains alkaloids, flavonoids, glycosides, phytosterols, quinones, tannins and terpenoids. Compounds that have a role or antifungal activity in Cassia alata are phenolics, tannins, flavonoids, saponins, triterpenoids, steroids, and alkaloids.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN BEROBAT RESPONDEN RAWAT JALAN DI RSUD BANTEN TAHUN 2022: FACTORS AFFECTING COMPLIANCE WITH OUTPATIENT HYPERTENSION TREATMENT AT BANTEN HOSPITAL IN 2022 Yusransyah Yusransyah; Fifih Lutfiyah; Endang Safitri; Baha Udin
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 3 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i3.734

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang sangat tinggi secara global. Perlu pengobatan jangka panjang pada pasien hipertensi sehingga dibutuhkan penggunaan obat yang teratur untuk mencegah terjadinya komplikasi. Belum ditemukan obat yang secara spesifik dapat menyembuhkan hipertensi secara total, namun telah ditemukan sebagian obat yang digunakan dalam pengendalian hipertensi dan memerlukan kepatuhan dalam meminumnya. Frekuensi kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kondisi tekanan darah dapat menjadi tolak ukur kepatuhan pengobatan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui tingkat kepatuhan berobat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada responden. Metode pada penelitian ini, yaitu observasional, bersifat prospektif dengan menggunakan kuesioner Medication Adherence Report Scale (MARS) dan diuji statistik dengan chi-square. Tingkat kepatuhan berobat responden di RSUD Banten sebesar 55,1% pasien dengan kategori patuh berobat secara teratur dan selalu kontrol maksimal setiap satu bulan sekali dan 44,9% pasien yang tidak patuh berobat. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kepatuhan berobat responden dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti status pekerjaan, lama menderita hipertensi, keikutsertaan asuransi, keterjangkauan akses, motivasi berobat, tingkat   pendidikan, dukungan tenaga kesehatan dan tingkat pengetahuan. Kata kunci: Hipertensi, Kepatuhan Berobat, Kuesioner MARS, RSUD Banten
CORRELATION OF MEDICATION ADHERENCE WITH THE CHARACTERISTICS AND QUALITY OF LIFE OF TUBERCULOSIS PATIENTS IN DR. DRADJAT PRAWIRANEGARA HOSPITAL Yusransyah Yusransyah; Rozwaliza Annintan; Farahdina Chairani; Baha Udin
Medical Sains : Jurnal Ilmiah Kefarmasian Vol 8 No 4 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37874/ms.v8i4.1005

Abstract

Tuberculosis remains a health threat in Indonesia because its prevalence is relatively high; therefore, special tuberculosis control is needed. One way to control tuberculosis is to increase compliance with treatment, which can affect quality of life. The main objective of this study was to determine the relationship between the level of treatment compliance and the characteristics and quality of life of patients at dr. Dradjat Prawiranegara Serang Hospital. This study used a cross-sectional, observational research method. Data were collected by distributing questionnaires filled out through direct interviews with the patients. The questionnaires used were the MARS and EQ-5D-5L questionnaires were used. The subjects in this study were outpatients with tuberculosis who were undergoing treatment at our hospital. The Drajat Prawiranegara Serang Hospital met the inclusion and exclusion criteria. Sequential sampling was used as a sampling technique in this study. Statistical data analysis was performed using the chi-square test and correlation. The number of respondents in this study who met the inclusion criteria was 30. As many as 80.0% of tuberculosis patients adhere to taking medication, and 83.3% of tuberculosis patients have a good quality of life. The results of statistical tests show that there is a relationship between the level of compliance of tuberculosis patients and the level of knowledge, income, attitude of health workers, and family support. In contrast, the variables of the level of education, employment, motivation, distance to health facilities, and quality of life did not have a significant relationship with the level of tuberculosis patient compliance...
EVALUASI PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DI GUDANG INSTALASI FARMASI RSUD DR. DRAJAT PRAWIRANEGARA SERANG-BANTEN TAHUN 2022 Yusransyah, Yusransyah; Herawati, Fera; Noviyanto, Fajrin; Udin, Baha; Stiani, Sofi Nurmay
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi dan Kesehatan Vol 9 No 1 (2024): JIIS
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ISFI Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36387/jiis.v9i1.1531

Abstract

Pharmaceutical supply management is a series of sequential actions that begin with the procurement of drugs, the act of receiving drugs, and the process of storing drugs. This study aims to evaluate the suitability of pharmaceutical preparation management process at the Pharmacy Installation, Regional General Hospital dr. Drajat Prawiranegara in 2022 according to the provisions of the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 72 of 2016. The research method is explained quantitatively through selecting information, carried out in observation as an assessment and analysis of suitability. After the evaluation, aspects of the procurement process were identified that met the standards, including the high frequency of procurement per drug item (48 times per year), complete orders or invoices, and no late payments from the hospital. The aspect of the receiving process has also met the standards. That is, all drug orders are by the goods received. The storage process has met the standards, namely all goods according to the stock card, while the Turn Over Ratio (TOR) aspect has not met the standards with a value of 3.91 times. The warehouse management system uses First In First Out (FIFO) and First Expired First Out (FEFO). The percentage of damaged or expired drugs and the percentage of non-spinning stock is 0%. The conclusion of this research is the process of procuring and receiving drugs at IFRS dr. Dradjat Prawiranegara Serang has followed the guidelines, but in the TOR aspect it has not met the standards.
Analisis Antioksidan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Menggunakan Metode DPPH (2,2 – Diphenyl – 1 – picrilhydrazil) Udin, Baha; Deya Adiby Nabillah; Sofi Nurmay Stiani; Fifih Lutfiyah
Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima Vol. 6 No. 1 (2023): Jurnal Ilmiah Kesehatan Delima
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salsabila Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60010/jikd.v6i1.86

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui kekuatan antioksidan ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L. ) dibandingkan vitamin C sebagai kontrol positif. Metode: Studi telah menguji sifat antioksidan ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) yang diekstraksi melalui proses maserasi menggunakan spektrofotometri UV-Vis untuk menganalisis aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-picrilhydrazil). Kemampuan antioksidan ditentukan dengan absorbansi larutan DPPH mengalami penurunan setelah dilakukan penambahan ekstrak. Hasil dan Pembahasan: Kontrol positif pada penelitian ini, yaitu vitamin C. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada menit ke-20, ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki IC50 mencapai 47,73 ppm, sedangkan vitamin C memiliki nilai IC50 sebesar 26,58 ppm. Hasil uji kuantitatif senyawa metabolit ekstrak kulit manggis salah satunya positif mengandung senyawa flavonoid, yang berfungsi sebagai antioksidan sehingga mampu meredam radikal bebas dengan cara mendonorkan satu atom hidrogennya. Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) memiliki kemampuan antioksidan untuk menangkal radikal bebas DPPH.
Literature Review: Mekanisme Kerja Obat Antidislipidemia Udin, Baha; Kholifah, Eva
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi Vol 6 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STIFI Bhakti Pertiwi Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61685/jibf.v6i1.75

Abstract

Dislipidemia merupakan kondisi tubuh manusia yang memiliki kadar lipid yang abnormal. Penggunaan obat merupakan salah satu metode yang ideal untuk menangani pasien dislipidemia. Saat ini, terdapat cukup bervariasi golongan obat yang digunakan untuk mengatasi dislipidemia dengan memiliki mekanisme kerja nya masing-masing. Berdasarkan mekanisme kerja obat antidislipidemia saat ini terdapat tujuh golongan, seperti golongan statin, fibrat dan derivatnya, bile acid sequestrants (bass), ezetimibe, asam nikotinik dan derivatnya, PCSK9 inhibitor, asam lemak omega-3. Terdapat perbedaan target dan mekanisme kerja suatu golongan obat.
Edukasi Penggunaan Obat Antidiabetes saat Berpuasa Ramadhan di Panti Asuhan Hasanudin Pandeglang Stiani, Sofi Nurmay; Yusransyah, Yusransyah; Chairani, Farahdina; Adini, Syilvi; Noviyanto, Fajrin; Ernawati, Eneng Elda; US, Sumarlin; Udin, Baha; Pratiwi, Linda Rani
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 9 No 4 (2024): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v9i4.934

Abstract

Umat muslim diwajibkan untuk berpuasa di bulan Ramadhan, temasuk penderita Diabetes Melitus sehingga terdapat perubahan waktu makan dan menyebabkan terjadinya perubahan pola waktu penggunaan obat yang tidak tepat pada saat berpuasa dan dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan sehingga tidak tercapainya target terapi obat. Kesalahan penggunaan obat diabetes dapat dicegah dengan memberikan edukasi terkait penggunaan obat pada saat berpuasa. Oleh karena itu, pemberian edukasi pada pengabdian masyarakat ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan utama dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait penggunaan obat diabetes pada saat berpuasa sehingga dapat meningkatan ketepatan dalam mencapai target terapi. Kegiatan ini menggunakan metode ceramah yang dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab. Tolak ukur keberhasilan edukasi ini adalah jawaban kuesioner sebelum dan sesudah pelaksanaan edukasi. Total peserta pada kegiatan ini sebanyak 50 orang dengan mayoritas laki-laki berusia 28-33 tahun. Hasil kegiatan ini menunjukan peningkatan pengetahuan penggunaan obat di bulan Ramadhan tanpa harus membatalkan puasa. Hal tersebut ditunjukkan pada peningkatan persentase peserta dengan kategori baik (10%) dan cukup (2%). Selain itu, hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara jawaban benar saat sebelum dan setelah edukas. Hal ini membuktikan bahwa pelaksanaan edukasi sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terutama terkait penggunaan obat di bulan Ramadhan. Muslims are required to fast in the month of Ramadan, including people with Diabetes Mellitus so that there are changes in meal times and cause changes in the pattern of inappropriate drug use during fasting and can cause unwanted effects so as not to achieve the target of drug therapy. Errors in the use of diabetes drugs can be prevented by providing education related to the use of drugs during fasting. Therefore, providing education in this community service is one of the main series of activities with the aim of increasing public knowledge related to the use of diabetes drugs during fasting so as to increase accuracy in achieving therapeutic targets. This activity uses a lecture method followed by a question and answer discussion. The benchmark for the success of this education is the answer to the questionnaire before and after the implementation of education. The total number of participants in this activity was 50 people with the majority of men aged 28-33 years. The results of this activity showed an increase in knowledge of the use of drugs in the month of Ramadan without having to break the fast. This is shown in the increase in the percentage of participants in the good (10%) and fair (2%) categories. In addition, the statistical test results showed a significant difference between the correct answers before and after education. This proves that the implementation of education is very important to improve public knowledge, especially regarding the use of drugs in the month of Ramadan.