Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEBERHASILAN INISIASI MENYUSU DINI SELAMA SATU JAM PERTAMA SETELAH BAYI LAHIR NORMAL DI KLINIK TRANS HUSADA KABUPATEN KAMPAR Lia Fentia
Ensiklopedia of Journal Vol 1, No 4 (2019): Vol 1 No 4 Edisi 1 Juli 2019
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.388 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v1i4.148

Abstract

Inisiasi menyusu dini adalah memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan menghisap ASI sendiri dalam 1 jam pertama setelah lahir. IMD belum banyak diketahui oleh masyarakat dan petugas kesehatan. Manfaat IMD dapat menyukseskan pemberian ASI eksklusif dan juga dapat menyelamatkan nyawa bayi. Di BPS Sri Rahayu pernah melakukan IMD dalam waktu 10 menit belum menunjukkan tahapan perilaku dalam IMD. Dalam teori pelaksanan IMD dilakukan minimal selama 1 jam setelah bayi lahir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran keberhasilan IMD selama 1 jam pertama pada umumnya dan mengetahui keberhasilan IMD tahap I, II, III, IV dan V pada khususnya setelah bayi lahir normal di Klinik Trans Husada. Penelitian dilakukan di Klinik Trans Husada dengan menggunakan desain penelitian deskriptif menggunakan pendekatan cross sectional dan pengambilan data menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi baru lahir satu jam pertama di Klinik Trans Husada. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik total sampling sebanyak 36 responden. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden yang berhasil melakukan IMD tahap I, II dan III yaitu sebanyak 100,0%. Tahap IV sebanyak 91,7%. Tahap V sebanyak 58,3% dan yang berhasil melakukan IMD 1 jam sebanyak 58,3%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan. Memberikan kesempatan kepada bayi untuk menemukan puting susu sendiri minimal 1 jam dan dapat mensosialisasikan IMD kepada tenaga kesehatan lain.
IDENTIFIKASI ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUNGA JANTAN KELAPA SAWIT (ELAEIS GUENENSIS JACQ) Lia Fentia; Betty Nia Rullen
Ensiklopedia of Journal Vol 2, No 2 (2020): Vol 2 No 2 Edisi 1 Januari 2020
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.266 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v2i2.407

Abstract

Antioksidan adalah sifat zat atau senyawa nutrisi yang berguna untuk melindungi sel-sel dari dampak radikal bebas yang merusak. Antioksidan berfungsi mengatasi atau menetralkan radikal bebas dan melindungi tubuh dari beragam penyakit, termasuk penyakit degeneratif pada usia lanjut seperti arterosklerosis. Senyawa yang bersifat antioksidan banyak terdapat dalam sayur-sayuran, buah-buahan segar dan rempah-rempah karena mengandung vitamin C, vitamin E, karoten, likopen dan flavonoid yang dapat mencegah reaksi berantai radikal bebas. Kelapa sawit merupakan salah satu tumbuhan tropis yang banyak dikembangbiakan di perkebunan Riau. Kelapa sawit adalah tumbuhan monoecius yaitu kelapa sawit memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah tetapi masih dalam satu pohon. Berdasarkan hasil survey wawancara dengan beberapa petani kelapa sawit diperoleh fakta bahwa hampir setiap pohon kelapa sawit memiliki bunga jantan. Bunga jantan kelapa sawit tidak dapat berkembang sempurna menjadi buah. Menguji aktivitas antioksidan yang terkandung pada ekstrak bunga jantan kelapa sawit. Metode penelitian ini menggunakan metode DPPH untuk mengidentifikasi antioksidan. Hasil identifikasi terhadap ekstrak bunga jantan kelapa sawit diperoleh hasil bahwa didalam ekstrak bunga jantan kelapa sawit terkandung antioksidan yang sangat kuat. Analisis dilakukan setelah mendapatkan data % penghambatan maka dibuat grafik kosentrasi (x) dan penghambatan (y) dan didapatkan persamaan regresi liniernya adalah Y=50 maka IC50=13.12222828 ppm. Kesimpulan identifikasi antioksidan pada ekstrak bunga jantan kelapa sawit sangat kuat karena nilai IC50
PEMODELAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TUBERKULOSIS Ratna Juwita; Lia Fentia; Yeffi Masnarivan
Jurnal Endurance Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.826 KB) | DOI: 10.22216/jen.v6i1.177

Abstract

TB disease is still a public health problem today. At least one person will be infected with TB everysecond. The existence of different characteristics of TB patients in Pekanbaru City will lead todifferent health quality and problem burden. One strategy to overcome this is through the method ofgrouping areas in Pekanbaru City which have certain characteristics based on the causes of TB.This study aims to determine the risk factor model for TB disease. This research is a descriptiveanalytic study using secondary data analysis conducted in Pekanbaru City from March to August2020. The data were analyzed using cluster, biplot and discriminant analysis. From the results of thestudy, it was found that 3 sub-district clusters were based on the risk factors for TB. There are 4variables that significantly differentiate between the three clusters, namely the TB prevalencevariable, the number of health workers, the number of health facilities, and the percentage ofmalnourished children under five. The variable number of health workers was the most dominantvariable in differentiating between groups followed by the percentage of under-fives withmalnutrition.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA Lia Fentia; Rummy Islami Zalni; Nurul Utami
Ensiklopedia of Journal Vol 5, No 2 (2023): Volume 5 No. 2 Edisi 1 Januari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.246 KB) | DOI: 10.33559/eoj.v5i2.1406

Abstract

Malnutrition and malnutrition are stated as the cause of the death of 3.5 million children under the age of five (toddlers) in the world. Lack of Protein Energy (KEP) is a problem that requires special attention, especially in developing countries, which is an important risk factor for morbidity and mortality in pregnant women and children under five. Nutritional status (nutriens) is the chemical bond the body needs to carry out its functions, namely to produce energy, build and maintain tissues and regulate life processes. The purpose of this study is to know the factors that are related to the nutritional status of toddlers in the working area of Teluk belengkongPublic Health Center, Kampar Regency. This type of research is a quantitative analytical observational method using a cross-sectional design. Cross sectional study. The population in this study were all mothers who have children under five in the working area of the Teluk belengkongPublic Health Center as many as 987 people. The sample of this research is all mothers who have children under five in the work area of Teluk belengkong Health Center as many as 91 people according to the inclusion criteria using accidental sampling technique. The results using chi square of statistical tests showed that there was a relationship between family income, education and mother's knowledge with the nutritional status of children under five in the working area of the Teluk belengkongPublic Health Center, Kampar Regency, with a p value <0.000. It is hoped that local health services can provide counseling to mothers in order to adopt a clean and healthy lifestyle, so that their children do not get sick easily, and then strive for mothers to bring their children to health care if their children are sick.
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular Lia Fentia; Eliza fitria; Tating nuraeni
Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2022): Afiasi
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/afiasi.v7i3.234

Abstract

Pos pembinaan terpadu Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan. Masalahnya masih banyak masyarakat yang tidak bersedia berkunjung ke posbindu PTM. Data yang didapatkan dari Puskesmas Pagaran Tapah Darussalam pada 2020 dari 12.566 sasaran posbindu PTM hanya 332 (2,6%) yang melakukan kunjungan posbindu PTM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan posbindu PTM di Puskesmas Pagaran Tapah Darussalam Kabupaten Rokan Hulu. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pagaran Tapah Darussalam dari tanggal 17 Juni-1 Juli 2022. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh sasaran posbindu PTM yaitu masyarakat berusia ≥ 15 tahun pada tahun 2022 sebanyak 6638 orang. Sampel berjumlah 99 responden. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian didapatkan mayoritas pengetahuan responden adalah kurang, 57,6% keluarga tidak mendukung  terhadap posbindu PTM sebanyak 59,6%, tidak mendapat dukungan petugas kesehatan sebanyak 62,6%, peran kader tidak baik sebanyak 64,4%, akses ke posbindu PTM  adalah jauh sebanyak  55,6% dan mayoritas responden tidak berkunjung ke posbindu PTM  sebanyak 71,7%. Hasil uji chi-square ada hubungan pengetahuan (p=0,008, OR= 4,700), dukungan keluarga (p=0,018, OR= 3,255), dukungan petugas kesehatan (p=0,020, OR= 3,175), peran kader (p=0,009, OR= 3,649) dan akses ke posbindu (p=0,007, OR= 3,885) terhadap kunjungan posbindu PTM. Disarankan kepada tenaga Kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan terkait penyakit tidak menular dan menginformasikan manfaat mengunjungi posbindu serta diharapkan keluarga untuk dapat mendukung anggota keluarganya yang memiliki resiko menderita PTM agar segera melakukan pemeriksaan salah satuntya dengan rutin mengunjungi posbindu.
PEMODELAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT TUBERKULOSIS Ratna Juwita; Lia Fentia; Yeffi Masnarivan
Jurnal Endurance Vol. 6 No. 1 (2021): Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.826 KB) | DOI: 10.22216/jen.v6i1.177

Abstract

TB disease is still a public health problem today. At least one person will be infected with TB everysecond. The existence of different characteristics of TB patients in Pekanbaru City will lead todifferent health quality and problem burden. One strategy to overcome this is through the method ofgrouping areas in Pekanbaru City which have certain characteristics based on the causes of TB.This study aims to determine the risk factor model for TB disease. This research is a descriptiveanalytic study using secondary data analysis conducted in Pekanbaru City from March to August2020. The data were analyzed using cluster, biplot and discriminant analysis. From the results of thestudy, it was found that 3 sub-district clusters were based on the risk factors for TB. There are 4variables that significantly differentiate between the three clusters, namely the TB prevalencevariable, the number of health workers, the number of health facilities, and the percentage ofmalnourished children under five. The variable number of health workers was the most dominantvariable in differentiating between groups followed by the percentage of under-fives withmalnutrition.