Agung M
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KOLABORASI ORANG TUA DAN GURU PAI DALAM MEMBENTUK AKHLAK PESERTA DIDIK Anggi Septia Nugroho; Ewin Iskandar; Agung M; Iqbal Iqbal
Ta'lim Vol 1, Nomor 1, 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.073 KB) | DOI: 10.36269/ta'lim.v0i0.80

Abstract

Keluarga dan sekolah merupakan dua elemen yang tidak dapat dipisahkan, sebab baikburuknya akhlak siswa di sekolah bergantung pula kepada pola pendidikan siswa tersebut dirumah oleh orang tua mereka. Guru bertugas menanamkan akhlak yang baik kepada siswanyasedangkan orang tua melakukan pembinaan dan pengawasan lanjut terkait perilaku anakanaknyadi rumah.Perumusan masalah dalam penulisan ini yaitu : Bagaimana bentuk kerja sama antaraOrang tua & Guru PAI dalam membentuk Akhlak Siswa di MIN 8 Bandar Lampung. Tujuanpenulisan ini adalah untuk mengetahui Bagaimana bentuk kerja sama antara Orang tua &Guru PAI dalam membentuk Akhlak Siswa di MIN 8 Bandar Lampung. Penulisan ini merupakan penulisan kualitatif deskriptif yang mana instrumen kunciadalah penulis itu sendiri. Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, wawancaradan Dokumentasi. Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah reduksi data, displaydata dan penarikan kesimpulan. Hasil penulisan menunjukkan bahwa bentuk kerja sama antara orang tua dan guru diMIN 8 Bandar Lampung yaitu : 1) Mengadakan pertemuan dengan orang tua pada haripenerimaan siswa baru. 2) Mengadakan surat menyurat. 3) Melakukan komunikasi dua arahmelalui telephone. 4) Memberikan penugasan (PR). 5) Memberikan buku penghubung siswa.6) Melakukan kunjungan orang tua ke sekolah. 7) Memberikan raport hasil belajar siswa.Sedangkan usaha dan strategi antara orang tua dan guru dalam membentuk akhlak siswaadalah dengan melakukan pembiasaan keteladanan dan kedisiplinan.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS KASUS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DI SMA NEGERI 1 PADANG TUALANG Agung M; Sofiyan; Rizki A
Jurnal Dimensi Matematika Vol 6 No 01 (2023): JURNAL DIMENSI MATEMATIKA
Publisher : Universitas Samudra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33059/jdm.v6i01.9853

Abstract

Kemampuan berpikir kritis matematis merupakan kemampuan berpikir dalam menyelesaikan masalah matematis yang melibatkan pengetahuan matematika, penalaran matematika, dan pembuktian matematika. Model pembelajaran yang dapat digunakan dalam upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis adalah model pembelajaran berbasis kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperimen setelah diterapkan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis kasus lebih baik daripada kelas kontrol setelah diterapkan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental dan jenis desain yang digunakan ialah The Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Tualang tahun ajaran 2023/2024 yaitu 6 kelas dengan jumlah keseluruhan yaitu 214 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam menggunakan Purpossive Sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X-2 dengan jumlah 36 siswa dan siswa kelas X-3 dengan jumlah 36 siswa. Hasil yang diperoleh Pada uji Independent Sample T Test dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 25 data N-Gain, sehingga nilai sig (2- tailed) yaitu 0,000. Disebabkan uji yang digunakan oleh peneliti adalah uji satu pihak (uji pihak kanan), maka nilai P-value. Diketahui bahwa 0,000 < 0,05, sehingga H0 ditolak. dengan taraf signifikansi 0,05 maka H0 ditolak H1 diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat diambil kesimpulan peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis pada kelas setelah mengalami pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis kasus lebih baik daripada kelas kontrol setelah mengalami pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.