Eri H. Jubhari
Unknown Affiliation

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Sifat saliva dan hubungannya dengan pemakaian gigi tiruan lepasan Sitti Arpa; Eri H. Jubhari
Makassar Dental Journal Vol. 6 No. 2 (2017): Vol 6 No 2 Agustus 2017
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.09 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v6i2.26

Abstract

Saliva adalah cairan yang lebih kental daripada air biasa. Selain kelenjar saliva minor, ada tiga kelenjar saliva mayor yang mengeluarkan saliva, yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sublingualis. Dalam setiap hari sekitar 1000-1500 cc saliva dikeluarkan oleh kelenjar saliva, karena dibutuhkan jumlah saliva yang cukup untuk kenyamanan dan memelihara kesehatan mulut. Saliva berperan penting dalam pemakaian gigi tiruan lepasan untuk melindungi mukosa oral dari iritasi mekanik dan infeksi, serta untuk memberikan retensi. Suatu kondisi saliva yang memadai untuk penggunaan gigi tiruan adalah saliva yang encer, yang dihasilkan oleh sel serus.
Transisi gigi alami ke gigi tiruan (Transition of natural teeth to denture) Catarina Anita Kristanti; Eri H. Jubhari
Makassar Dental Journal Vol. 5 No. 1 (2016): Vol 5 No 1 April 2016
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.926 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v5i1.91

Abstract

Saat ini, kebutuhan estetika pada penderita edentulus totalis sangat meningkat. Tahapan serta proses penyelesaian gigi tiruan lengkap membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Operator harus mengembangkan berbagai teknik dalam mengatasinya. Salah satunya dengan pertimbangan metode gigi tiruan transisi dalam mengatasi masalah estetika saat tahapan tersebut. Berbagai pilihan metode pada tahapan transisi ini adalah pembuatan overdenture, gigi tiruan imidiat, atau gigi tiruan setelah pencabutan semua gigi. Masing masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Pada prinsipnya kebutuhan estetika, proses adaptasi, fungsi pengunyahan dan kesehatan jaringan menjadi alasan utama pembuatan gigi tiruan transisi ini. Dari pembahasan ini disimpulkan bahwa transisi gigi tiruan sangat bermanfaat mengatasi masalah yang dihadapi pasien dalam menjalani proses penyelesaian gigi tiruan definitif.
Ekstrak tongkol jagung (Zea mays L) sebagai bahan desinfektan gigi tiruan terhadap Candida albicans Taufik Abdullah M.; Eri H. Jubhari
Makassar Dental Journal Vol. 5 No. 3 (2016): Vol 5 No 3 Desember 2016
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.581 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v5i3.103

Abstract

Latar belakang: Pemakaian gigi tiruan merupakan perawatan rehabilitasi dalam mengembalikan fungsi pengunyahan dan estetik. Lebih dari 95% plat gigi tiruan dibuat dari bahan resin akrilik yang selalu berkontak dengan saliva, minuman dan makanan sehingga menjadi tempat terkumpulnya stain, karang gigi dan plak. Plak pada gigi tiruan dapat menimbulkan inflamasi pada mukosa dan terjadinya denture stomatitis yang salah satu penyebabnya adalah Candida albicans. Spesies ini berkolonisasi di dalam rongga mulut sebesar 30-60% dan permukaan gigi tiruan yang tidak pas sebesar 60-100%. Jagung (Zea mays L) sebagai tanaman pokok masyarakat Indonesia memiliki tongkol yang merupakan limbah. Kandungan dari tongkol jagung terdiri dari flavonoid dan tannin. Flavonoid merupakan senyawa fenol yang bersifat fungistatik, fungisida, dan bakteriostatik. Kandungan senyawa aktif fenolik dari tongkol jagung dapat diolah menjadi bahan desinfektan yang lebih ekonomis dan efisien. Tujuan: untuk mengetahui potensi ekstrak tongkol jagung sebagai bahan desinfektan terhadap Candida albicans. Tinjauan Pustaka: Candida albicans umumnya terdapat pada permukaan mukosa, penyakit secara tidak langsung merubah organisma, host atau keduanya. Perubahan dari ragi ke bentuk hifa sangat terkait dengan potensi patogen dari Candida albicans. Secara histologi, hifa terlihat hanya ketika Candida memulai invasi, baik superfisial atau di dalam jaringan. Akan tetapi, hifa memiliki kapasitas untuk membentuk perlekatan yang kuat dengan sel-sel manusia membentuk germ tube. Mediator ini mengikat permukaan protein dinding hifa yang dapat menginduksi sendiri fagositosis oleh sel endotel. Komponen fenolik dari tongkol jagung berupa flvonoid dan tanin bertanggung jawab pada aktivitas antijamur melawan Candida albicans. Senyawa fenol berinteraksi dengan dinding sel fungi pada kadar rendah akan mendenaturasi protein dan pada kadar tinggi akan menyebabkan koagulasi protein sehingga sel akan mati. Tanin dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans dengan mempengaruhi integritas dinding sel jamur sehingga menurunkan kemampuan perlekatan sel eukariot, menghambat pembentukan germ tube, dan menstimulasi fagositosis. Simpulan: Kandungan fenol dalam ekstrak tongkol jagung (Zea mays L) dapat menjadi bahan desinfektan gigi tiruan terhadap Candida albicans.
Pencetakan supra struktur implan dengan teknik open tray Muhammad Iqbal; Eri H. Jubhari; Evelyn Neos
Makassar Dental Journal Vol. 3 No. 5 (2014): Vol 3 No 5 Oktober 2014
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.015 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v3i5.193

Abstract

Implan gigi merupakan perawatan alternatif yang terbaik dalam mengembalikan fungsi mastikasi, estetik dan fonetik pada pasien dengan kehilangan gigi sebagian atau seluruhnya. Penggunaan implan gigi telah memperluas lingkup kedokteran gigi klinis, menciptakan pilihan perawatan tambahan untuk kasus-kasus kompleks dengan rehabilitasi fungsional yang terbatas. Implan gigi terdiri atas badan implan, healing cap, abutment dan mahkota. Oleh karena itu untuk mendapatkan mahkota yang memiliki adaptasi, akurasi dan efisiensi yang baik, dibutuhkan teknik pencetakan yang tepat. Terdapat teknik pencetakan dasar yang sering dilakukan, yaitu teknik open-tray (langsung). Pada teknik open-tray, transfer coping berada dalam cetakan dan tidak disekrup sebelum cetakan dikeluarkan dari dalam mulut. Teknik pencetakan ini memiliki indikasi dalam penggunaannya serta keuntungan dan kerugian. Dengan demikian teknik pencetakan yang tepat tentu saja dapat menjadi fondasi untuk proses rekontruksi prostetik yang baik serta merupakan faktor penting dalam perawatan restorasi implan.
Tingkat kepuasan pengguna gigitiruan terhadap bahan pembersih gigitiruan Reisintya .; Eri H. Jubhari
Makassar Dental Journal Vol. 4 No. 1 (2015): Vol 4 No 1 Februari 2015
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.344 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v4i1.208

Abstract

Saat ini masalah ketidakpuasan pasien terjadi di negara berkembang maupun maju. Kepuasan pasien merupakan hal yang sangat subjektif, sulit diukur, berubah-ubah serta terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Daun sirih adalah tanaman yang sangat terkenal di Indonesia dan mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan. Daun sirih merupakan bahan alam yang diketahui memiliki kandungan fenol dan minyak atsiri yang merupakan komponen paling banyak yang memberi bau khas. Larutan daun sirih juga dapat digunakan sebagai obat kumur dan pembersih gigitiruan. Selain itu juga terdapat beberapa bahan pembersih yang tersedia di pasaran, misalnya peroksida alkali. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien pengguna gigitiruan di RSGM Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin terhadap bahan pembersih gigitiruan. Dengan menggunakan metode observasi analitik, ditentukan sampel adalah semua pasien gigitiruan lepasan yang insersi di bulan April-Mei 2013. Bahan pembersih yang digunakan yaitu Polident (peroksida alkali) dan ekstrak daun sirih 20%. Data primer dikumpulkan dengan kuesioner dan diolah dengan uji chi-square menggunakan SPSS 21,0. Hasilnya, tingkat kepuasan pasien pengguna peroksida alkali 100% puas dibandingkan dengan ekstrak daun sirih 100% tidak puas (p=0,000). Disimpulkan bahwa bahan pembersih gigitiruan peroksida alkali menimbulkan rasa puas yang berbeda bermakna dibandingkan dengan bahan ekstrak daun sirih.
Penatalaksanaan serostomia pada pasien edentulus totalis dengan penampung saliva buatan: (Management of xerostomia in totally edentulous patient using artificial saliva reservoir) Fitrian Riksavianti; Moh. Dharma Utama; Eri H. Jubhari
Makassar Dental Journal Vol. 4 No. 5 (2015): Vol 4 No 5 Oktober 2015
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.907 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v4i5.231

Abstract

Saliva memiliki peranan yang penting di dalam mulut dan erat hubungannya dengan rencana perawatan yang akan dilakukan di dalam bidang prostodontik. Pada penderita serostomia, pemakaian gigi tiruan terasa sangat tidak nyaman. Penulisan makalah kajian pustaka ini dimaksudkan untuk membahas penatalaksanaan edentulus totalis dengan pembuatan gigi tiruan lengkap, yang dilengkapi penampung saliva buatan pada penderita serostomia. Saliva yang berkurang pada akan mengurangi retensi gigi tiruan dan dapat mengiritasi jaringan lunak penyangganya. Serostomia dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain, terapi penyinaran, pemakaian obat-obatan, penyakit sistemik dan penyakit yang menyangkut kelenjar saliva. Salah satu perawatan yang dapat disarankan adalah dengan pembuatan penampungan sebagai wadah untuk menyimpan saliva buatan pada sebuah gigi tiruan lengkap. Penampung saliva buatan dapat dibuatkan pada rahang atas atau rahang bawah. Setelah penggunaan gigi tiruan, disimpulkan bahwa modifikasi gigi tiruan lengkap dengan pembuatan penampung saliva, menghasilkan gigi tiruan yang memiliki pelumasan yang baik.
Desain senyum pada veneer labial porselen: Smile design on porcelain labial veneer Edy Machmud; Eri H. Jubhari
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.442 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.252

Abstract

Perkembangan ilmu kedokteran gigi telah menemukan teknik untuk merestorasi gigi yang berkaitan dengan estetik. Salah satu teknik estetik untuk mengoreksi estetik adalah pembuatan veneer. Veneer dilakukan pada gigi yang mengalami kerusakan atau pewarnaan, malformasi, abrasi dan kegagalan restorasi. Dalam melakukan evaluasi estetik, posisi restorasi harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang harmonis dengan lengkungnya. Selain itu, perlu dilakukan analisis senyum yang merupakan suatu pendekatan yang cukup berarti untuk memperoleh keselarasan dan penampilan yang maksimal. Gigi-gigi anterior sangat mempengaruhi estetik, meskipun kedua sisi tidak akan pernah identik sama, namun keseluruhan segmen estetik gigi anterior selalu berada pada golden proportion sampai ke lebar senyum. Dibalik segala manfaat yang diperoleh dari penggunaan veneer, terdapat kontroversi penggunaannya karena saat ini marak penggunaan veneer yang hanya untuk kepentingan estetik saja tanpa adanya masalah pada gigi. Hal tersebut cenderung merugikan gigi yang sehat, karena sebelum veneer diaplikasikan, dilakukan pengikisan pada email gigi. Karya tulis ini dimaksudkan untuk membahas bahan pembuatan veneer yang menghasilkan estetik yang baik.
The effects of mangrove stem extract compared to mangrove leaf extract in inhibiting Streptococcus mutans and Candida albicans growth on acrylic plate: Perbandingan pengaruh ekstrak batang mangrove dengan ekstrak daun mangrove dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dan Candida albicans pada plat akrilik Andi Adytha Mutiah Itte Rusiaty; Moh. Dharma Utama; Muh. Ikbal; Eri H. Jubhari
Makassar Dental Journal Vol. 7 No. 3 (2018): Volume 7 No 3 Desember 2018
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.08 KB) | DOI: 10.35856/mdj.v7i3.253

Abstract

Objective: This study aimed to determine the effects of mangrove (Avicennia marina) stem extract compared to the leaf extract in inhibiting the growth of S. mutans and C. albicans on acrylic plate. Methods: Mangrove stems and leaves extract was made with concentrations of 5%, 10%, 20% and cleaning agents as the control. The acrylic plates were soaked in the mangrove extracts for 10 minutes. The calculation of the number of bacterial and fungal colonies were performed afterward, then the data were analyzed by one way Anova and post hoc test (Tukey HSD). Results: The number of colonies of mangrove stems extract were calculated for C. albicans with concentrations of 5% = 558.6, 10% = 264.8, 20% = 212.2, and control = 4.4, whereas the S.mutans with concentrations of 5% = 161.4, 10% = 54.6, 20% = 37.2, and the control = 131. Statistical analysis of mangrove leaves extract with concentrations of 5%= 7.185, 10% = 8.360, 20% = 8.485, and the control 9.105 showed the different significant zones of inhibition of S.mutans based on the control. The 5% of concentrations of mangrove leaves extract showed the inhibition activities against S.mutans but did not show the inhibition zone against C.albicans, while the 5% concentrations of mangrove stem extract showed the inhibition activities against S.mutans and C.albicans. Conclusions: Mangrove stems extracts were more effective than the leaves extracts in inhibiting the growth of S. mutans and C. albicans on acrylic plate. The mangrove extracts, both the stems and leaves extracts, had higher effectiveness in inhibiting S. mutans compared to C. albicans activities. Keywords: acrylic plate, Candida albicans, mangrove leaf extract (Avicennia marina), mangrove stem extract, Streptococcus mutans
The effectiveness of using stabilization appliance in patients with temporomandibular joint disorder (case report): Efektivitas pemakaian stabilization appliance pada penderita gangguan sendi temporomandibula (laporan kasus) Muhammad Ikbal; Acing Habibie Mude; Irfan Dammar; Eri H. Jubhari
Makassar Dental Journal Vol. 8 No. 3 (2019): Vol 8 No 3 Desember 2019
Publisher : Makassar Dental Journal PDGI Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.74 KB)

Abstract

Latar belakang: Penanganan pada gangguan sendi temporomandibula (GSTM) sangat bervariasi dan masih kurang dipahami oleh sebagian dokter gigi. Tujuan : Memberikan gambaran dan pengetahuan penanganan kasus GSTM) menggunakan stabilization appliance (SA), Laporan kasus: Seorang pasien datang dengan keluhan rahang sebelah kanan terasa sakit saat membuka mulut dan terdapat bunyi klik pada rahang sebelah kanan saat membuka mulut. Pasien sedang memakai SA sejak 4 tahun yang lalu dengan kondisi SA sebelah kanan patah dan sebelah kiri sangat tipis, rahang pegal saat SA dilepas. Perawatan yang dilakukan pada pasien adalah edukasi, self-physical regulation dan SA. Setelah empat minggu pertama gejala nyeri otot dan bunyi klik berangsur-angsur hilang. Simpulan: Penggunaan stabilization appliance efektif pada kasus GSTM.