Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

POTENSI MIKORIZA GLOMUS DAN GIGASPORA SPESIFIK LOKASI LAHAN MARJINAL DALAM BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN UNTUK MENDUKUNG PERTANIAN BERKELANJUTAN Rokhminarsi, Eny; , Begananda; Utami, Darini Sri
Prosiding Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Prosiding

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lahan kering marjinal di Indonesia mempunyai potensi besar dengan luas mencapai sekitar 48,3 juta hektar dengan tingkat produktivitas yang rendah. Untuk itu jika kesuburannya dapat ditingkatkan sangat berpotensi dalam mengendalikan stabilitas produksi pertanian. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dalam bentuk penelitian in planta. Pada penelitian pertama telah diperoleh jamur mikoriza spesifik lokasi lahan marginal dari rizosfer tanaman hortikultura. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi mikoriza Glomus dan Gigaspora spesifik lokasi dalam budidaya tanaman sayuran. Pengujian berupa percobaan faktorial 3 x 3 pada tanaman pakcoy dan tomat. Faktor yang dicoba: 1) Genus mikoriza dalam formula : M1 = Glomus, M2 = Gigaspora, M3 = Glomus dan Gigaspora, 2) pengurangan pupuk N, P dan K, P0 = pengurangan 0% (dosis rekomendasi), P1 = pengurangan 25% dari dosis rekomendasi, P2 = pengurangan 50% dari dosis rekomendasi Terdapat 9 kombinasi perlakuan yang semuanya dialokasikan ke dalam unit percobaan dengan menggunakan rancangan acak kelompok pola faktorial yang diulang 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian dan uji banding ganda dengan DMRT 5% dan regresi. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman,bobot buah,jumlah buah, volume buah, bobot tajuk, jumlah bunga (tomat), bobot daun (pakcoy), jumlah daun, luas daun, volume akar, dan bobot akar (tomat dan pakcoy). Hasil penelitian untuk bobot buah tomat per tanaman menunjukkan bahwa pengurangan pupuk urea-SP36-KlL 25%, 50% dan 50 % dari dosis anjuran, masing-masing untuk Genus mikoriza Glomus, M2 = Gigaspora, M3 = Glomus dan Gigaspora, berturut-turut meningkatkan hasil buah tomat berturut-turut sebesar 41,85%, 24,37 % dan 106,23%, sedangkan hubungan antara keduanya berturut-turut dalam bentuk. Y= 396,66 +13,66 X - 0,2811 X2, Y=395,33 -13,42 X + 0,30 X2 ,dan Y= 233,05 +11,70 X Hasil penelitian untuk pakcoy menunjukkan bahwa pemberian pupuk hayati mikoriza Glomus dan Gigaspora secara mandiri memberikan jumlah daun dan bobot basah daun paling baik.
Perbanyakan Inokulum Fungi Mikoriza Glomus dan Gigaspora dengan Berbagai Formula Pembawa pada Inang Jagung Al Asad, Faisal; Rokhminarsi, Eny
Jurnal Agro Wiralodra Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agro wiralodra.v4i1.56

Abstract

Mikoriza merupakan fungi yang hidup disekitar perakaran tanaman dan berperan dalam membantu penyerapan unsur hara khususnya unsur P, air dan dapat melindungi akar tanaman dari patogen tanah. Oleh karena itu, cendawan ini dapat digunakan sebagai pupuk hayati. Upaya untuk memperbanyak fungi ini umumnya menggunakan media pembawa zeolit. Penggunaan zeolit sebagai media pembawa mikoriza dinilai belum cukup ekonomis, sehingga perlu dicari alternatif media pembawa yang lebih ekonomis dan mudah didapat seperti arang kayu, batuan fosfat alam (BFA), dan tepung tanah Ultisol. Penelitian ini dilakukan di screen house Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto pada bulan Mei – September 2014 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) berupa percobaan pot yang diulang tiga kali. Faktor pertama yang dicoba adalah genus mikoriza, yaitu : Glomus, Gigaspora, campuran genus mikoriza Glomus dan Gigaspora. Faktor kedua yang dicoba adalah formula pembawa, yaitu : tepung tanah Ultisol lolos saring 121 mesh, tepung tanah Ultisol lolos saringan 121 mesh + BFA (1:1), tepung tanah Ultisol lolos saringan 121 mesh + BFA + arang (1:1:1), dan tepung tanah Ultisol saringan 121 mesh + arang (1:1). Hasil penelitian menunjukkan campuran Glomus dan Gigaspora menghasilkan spora paling banyak pada fase vegetatif tanaman jagung, pertumbuhan tanaman jagung tidak dipengaruhi genus mikoriza tetapi dipengaruhi oleh formula pembawa, formula pembawa terbaik berupa tepung tanah Ultisol + BFA + arang (1:1:1). Pertumbuhan tanaman jagung dan perkembangan mikoriza tidak terpengaruh oleh interaksi antara genus mikoriza dan formula pembawa.
Kajian Pemberian Variasi Jenis dan Dosis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bulbil (Umbi Katak) Tanaman Porang (Amorphophallus Muelleri Blume) Rokhminarsi, Eny; Rohadi Suparto, Slamet; Ariyansyah, Firman
Blantika: Multidisciplinary Journal Vol. 1 No. 3 (2023): Reguler Issue
Publisher : PT. Publikasiku Academic Solution

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57096/blantika.v1i3.31

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendapatkan jenis pupuk kandang yang tepat untuk pertumbuhan tanaman dan hasil bulbil (umbi katak) porang, (2) mendapatkan dosis pupuk kandang yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil bulbil porang, (3) mendapatkan jenis dan dosis pupuk kandang yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil bulbil porang. Penelitian berupa percobaan lapang dengan perlakuan faktorial 3x3 yang disusun ke dalam rancangan petak terbagi dengan 3 ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk kandang sebagai anak petak  yang terdiri dari 3 taraf, yaitu 1000 g, 1500 g, dan 2000 g tanaman-1, dan faktor kedua adalah jenis pupuk kandang sebagai petak utama yang terdiri dari, pupuk kandang ayam, pupuk kandang kambing, dan pupuk kandang sapi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang kambing dan sapi memberikan pertumbuhan tinggi tanaman dan diameter umbi katak tanaman porang lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk kandang ayam, dan pemberian dosis 1000g tanaman-1 memberikan pertumbuhan tinggi tanaman dan jumlah umbi katak tanaman porang paling tinggi dibandingkan dengan dosis 1500g tanaman-1 dan 2000g tanaman-1. Pupuk kandang kambing dengan dosis 1000g tanaman-1 memberikan pertumbuhan tinggi tanaman paling tinggi (82,96 cm) dengan hasil jumlah umbi katak paling banyak (21,22 umbi katak tanaman-1) dan diameter umbi katak paling baik (1,18 cm2).
Application of Mikotricho (Mycorrhizae-Trichoderma) Fertilizer and Synthetic Fertilizer on Cultivation of Red Pepper Rokhminarsi, Eny; Utami, Darini Sri; Begananda
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 10 No. 3 (2019): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.127 KB) | DOI: 10.29244/jhi.10.3.154-160

Abstract

Tujuan penelitian adalah menentukan dosis optimal pupuk mikotricho dan pengurangan dosis pupuk sintetis terhadap pertumbuhan dan hasil cabai merah di lahan marjinal. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai September 2018. Penelitian merupakan percobaan lapang di desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, dengan jenis tanah ultisol menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap Teracak (RAKLT) dengan 3 ulangan. Faktor pertama perlakuan adalah dosis pupuk mikotricho yaitu tanpa pupuk mikotricho, dosis 10 g mikoriza+10 g Trichoderma, 20 g mikoriza + 20 g Trichoderma. Faktor kedua adalah pengurangan dosis rekomendasi pupuk sintetis yaitu 0% (dosis rekomendasi = SP-36 480 kg ha-1 dikonversi menjadi pupuk SP-27 640 kg ha-1, dan pupuk susulan berupa pupuk ZA 320 kg ha-1, pupuk urea 240 kg ha-1, pupuk KCl 320 kg ha-1), pengurangan 25% dan 50%. Analisis data menggunakan analisis ragam dan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test 5%. Hasil penelitian menunjukkan (1) pemberian pupuk hayati mikotricho hingga 40 g (20 g mikoriza + 20 g Trichoderma) tanaman-1 dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil cabai merah, (2) pengurangan dosis pupuk sintetik urea, ZA, SP27 dan KCl hingga 25% dari dosis rekomendasi menunjukkan pertumbuhan dan hasil cabai merah lebih baik dibandingkan dosis rekomendasi, (3) pemberian pupuk mikotricho dosis 40 g (20 g mikoriza + 20 g Trichoderma) dengan pengurangan 25% pupuk sintetik memberikan pertumbuhan jumlah daun, luas daun, dan jumlah cabang yang optimal serta peningkatan hasil cabai (15.4 t ha-1) sebesar 22.2% dibandingkan tanpa pupuk mikotricho dengan dosis rekomendasi (12.6 t ha-1). Pemberian pupuk mikotricho 20 g (10 g mikoriza dan 10 g Trichoderma) dan pengurangan dosis pupuk sintetik 25%, peningkatan hasil 15.8% (14.6 t ha-1) dibandingkan tanpa pupuk mikotricho dan dosis rekomendasi pupuk sintetik. Kata kunci: biopestisida, budidaya, cabai merah, pupuk hayati
Yield and Quality of Tomatoes On the Giving of Mikotricho and N-P-K Fertilizer Rokhminarsi, Eny; Sri Utami, Darini; Begananda
Jurnal Hortikultura Indonesia (JHI) Vol. 11 No. 3 (2020): Jurnal Hortikultura Indonesia
Publisher : Indonesian Society for Horticulture / Department of Agronomy and Horticulture

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jhi.11.3.192-201

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengkaji pemberian pupuk hayati Mikotricho dan pupuk N-P-K terhadap hasil dan kualitas tomat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2020. Penelitian berupa percobaan faktorial di screenhouse. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Mikotricho yaitu 10 g, 30 g, dan 50 g tanaman-1. Faktor kedua adalah pengurangan dosis pupuk N-P-K yaitu pengurangan 0%, 25%, 50% dari dosis anjuran dan kontrol (tanpa pupuk Mikotricho dan tanpa pupuk N-P-K). Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan uji lanjut BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi pupuk mikotricho pada budidaya tomat dapat meningkatkan volume buah dan hasil buah tanaman-1 pada dosis 30 g tanaman-1 dan tanpa pegurangan pupuk N-P-K yang berupa urea, SP-36 dan KCl dari dosis anjuran. Pada jumlah buah tanaman-1, aplikasi pupuk mikotricho dosis 30 g tanaman-1 dapat meningkat dengan pengurangan dosis N-P-K sebanyak 25%. Aplikasi pupuk mikotricho pada dosis 30 g tanaman-1 juga dapat meningkatkan kandungan vitamin C dan mengurangi pupuk N-P-K hingga 25%, sedangkan kadar gula dalam buah meningkat pada pemberian pupuk mikotricho dosis 10 g tanaman-1. Kata kunci: mikoriza, produksi, sayuran, trichoderma