Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Diversity of Arbuscular Mycorrhizal Fungi in the Black Cumin Rhizosphere (Nigella sativa L.) in Cianjur, West Java, Indonesia Al Asad, Faisal; Kurniawati, Ani; Budi R, Sri Wilarso; Faridah, Didah Nur
Journal of Tropical Crop Science Vol 5 No 3 (2018): Journal of Tropical Crop Science
Publisher : Department of Agronomy and Horticulture, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.332 KB) | DOI: 10.29244/jtcs.5.3.126-131

Abstract

Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) is a type of fungus that can form a symbiotic mutualism with most plants. Some AMF can only be symbiotic with a certain plant species. This research aims to determine and obtain the genus AMF from black cumin (Nigella sativa L.) accessions from America, Turkey, Hong Kong, Slovenia, India, and Kuwait accessions which had been grown in West Java, Indonesia. Three samples from each accession, four replications each, were collected for examination. The results showed that six generas of AMF were found in the rhizosphere of black cumin: Glomus, Gigaspora, Acaulospora, Scutellospora, Dentiscutata, and Entrophospora. The genus Glomus was predominantly found in the Indian accession, i.e. 96.42 spores.Keywords: black cumin, diversity, fungi, exploration, AMF
Perbanyakan Inokulum Fungi Mikoriza Glomus dan Gigaspora dengan Berbagai Formula Pembawa pada Inang Jagung Al Asad, Faisal; Rokhminarsi, Eny
Jurnal Agro Wiralodra Vol 4 No 1 (2021): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agro wiralodra.v4i1.56

Abstract

Mikoriza merupakan fungi yang hidup disekitar perakaran tanaman dan berperan dalam membantu penyerapan unsur hara khususnya unsur P, air dan dapat melindungi akar tanaman dari patogen tanah. Oleh karena itu, cendawan ini dapat digunakan sebagai pupuk hayati. Upaya untuk memperbanyak fungi ini umumnya menggunakan media pembawa zeolit. Penggunaan zeolit sebagai media pembawa mikoriza dinilai belum cukup ekonomis, sehingga perlu dicari alternatif media pembawa yang lebih ekonomis dan mudah didapat seperti arang kayu, batuan fosfat alam (BFA), dan tepung tanah Ultisol. Penelitian ini dilakukan di screen house Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto pada bulan Mei – September 2014 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) berupa percobaan pot yang diulang tiga kali. Faktor pertama yang dicoba adalah genus mikoriza, yaitu : Glomus, Gigaspora, campuran genus mikoriza Glomus dan Gigaspora. Faktor kedua yang dicoba adalah formula pembawa, yaitu : tepung tanah Ultisol lolos saring 121 mesh, tepung tanah Ultisol lolos saringan 121 mesh + BFA (1:1), tepung tanah Ultisol lolos saringan 121 mesh + BFA + arang (1:1:1), dan tepung tanah Ultisol saringan 121 mesh + arang (1:1). Hasil penelitian menunjukkan campuran Glomus dan Gigaspora menghasilkan spora paling banyak pada fase vegetatif tanaman jagung, pertumbuhan tanaman jagung tidak dipengaruhi genus mikoriza tetapi dipengaruhi oleh formula pembawa, formula pembawa terbaik berupa tepung tanah Ultisol + BFA + arang (1:1:1). Pertumbuhan tanaman jagung dan perkembangan mikoriza tidak terpengaruh oleh interaksi antara genus mikoriza dan formula pembawa.
Deteksi Molekuler Burkholderia Glumae Pada Varietas Padi Mekongga Di Kecamatan Indramayu Fina Dwimartina; Fadhillah Laila; Faisal Al Asad
Gema Wiralodra Vol. 13 No. 1 (2022): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i1.197

Abstract

Deteksi patogen penyebab penyakit tumbuhan dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Deteksi secara langsung umumnya dilakukan dengan menggunakan metode serologi dan molekuler. Deteksi bakteri patogen dengan teknik molekuler dapat dilakukan dengan teknik polymerase chain reaction (PCR). Penyakit hawar malai yang disebabkan oleh Burkholderia glumae dilaporkan telah menginfeksi tanaman padi di Indonesia. B. glumae dapat terbawa benih sehingga berpotensi menyebar dengan cepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui wilayah sebar penyakit hawar malai pada padi varietas Mekongga di Kecamatan Indramayu. Metode yang dilakukan meliputi pengambilan sampel biji padi Mekongga di Kecamatan Indramayu, kemudian diuji secara molekuler. Penelitian ini dilakukan dalam waktu 12 bulan ketika suhu dan kelembapan tinggi serta menjelang panen pada tanaman padi. B. glumae pada biji padi diekstraksi menggunakan DNeasy Plant Mini Kit Qiagen, dideteksi menggunakan primer Hasebe dan Lida, kemudian dilakukan elektroforesis menggunakan 5µl produk PCR pada agarose 1.2 % di dalam Buffer TAE 1x, pada tegangan 70 V selama 40 menit. DNA ladder menggunakan 100 bp plus dari Thermo Scientific. Hasil amplifikasi PCR terhadap sampel biji padi menunjukkan sampel tersebut positif terinfeksi B. glumae. Hal ini dapat terjadi karena pada saat pengambilan sampel, Kecamatan Indramayu sedang memasuki musim kering, sehingga potensi berkembangnya penyakit hawar malai akan meningkat. Infeksi B. glumae akan meningkat pada suhu dan kelembapan tinggi, sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan insidensi penyakit hawar malai.
Perbanyakan Inokulum Fungi Mikoriza Glomus Dan Gigaspora Dengan Berbagai Formula Pembawa Pada Inang Jagung Faisal Al Asad; Eny Rokhminarsi
Jurnal Agro Wiralodra Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Agro Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/agrowiralodra.v4i1.56

Abstract

Mikoriza merupakan fungi yang hidup disekitar perakaran tanaman dan berperan dalam membantu penyerapan unsur hara khususnya unsur P, air dan dapat melindungi akar tanaman dari patogen tanah. Oleh karena itu, cendawan ini dapat digunakan sebagai pupuk hayati. Upaya untuk memperbanyak fungi ini umumnya menggunakan media pembawa zeolit. Penggunaan zeolit sebagai media pembawa mikoriza dinilai belum cukup ekonomis, sehingga perlu dicari alternatif media pembawa yang lebih ekonomis dan mudah didapat seperti arang kayu, batuan fosfat alam (BFA), dan tepung tanah Ultisol. Penelitian ini dilakukan di screen house Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto pada bulan Mei – September 2014 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) berupa percobaan pot yang diulang tiga kali. Faktor pertama yang dicoba adalah genus mikoriza, yaitu : Glomus, Gigaspora, campuran genus mikoriza Glomus dan Gigaspora. Faktor kedua yang dicoba adalah formula pembawa, yaitu : tepung tanah Ultisol lolos saring 121 mesh, tepung tanah Ultisol lolos saringan 121 mesh + BFA (1:1), tepung tanah Ultisol lolos saringan 121 mesh + BFA + arang (1:1:1), dan tepung tanah Ultisol saringan 121 mesh + arang (1:1). Hasil penelitian menunjukkan campuran Glomus dan Gigaspora menghasilkan spora paling banyak pada fase vegetatif tanaman jagung, pertumbuhan tanaman jagung tidak dipengaruhi genus mikoriza tetapi dipengaruhi oleh formula pembawa, formula pembawa terbaik berupa tepung tanah Ultisol + BFA + arang (1:1:1). Pertumbuhan tanaman jagung dan perkembangan mikoriza tidak terpengaruh oleh interaksi antara genus mikoriza dan formula pembawa.
Identifikasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Mangga Lokal Indramayu Faisal Al asad; Fadhillah Laila; Fina Dwimartina
Gema Wiralodra Vol. 13 No. 2 (2022): Gema Wiralodra
Publisher : Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/gemawiralodra.v13i2.275

Abstract

Mango (Mangifera indica L.) is one of Indonesia's leading horticultural commodities. The island of Java is the national center for mango production. Mango production in West Java is one of the largest in Indonesia. The Indramayu region is the largest mango production center in West Java. Demand for this commodity is increasing, especially exports, while mango production in the last five years has fluctuated. The way to maintain optimal and sustainable mango production is by using fertilization. One of the fertilization efforts that can be done is with Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF). The presence of AMF in host plants can help the uptake of nutrients, especially phosphorus which is very important in growth, especially in the generative phase of plants. However, not all AMF can be symbiotic with plants. Therefore, it is necessary to explore and identify AMF for its utilization. This study aimed to obtain information on the diversity of AMF in local mangoes from Indramayu. This research was conducted in Jatibarang District, Indramayu with a research time of 12 months and started after the rainy season. The results showed that two AMF genera were found in the local mango rhizosphere of Indramayu, namely the genus Glomus and Acaulospora. The number of AMF spores found per 20 g of soil was 37.67 in Lobener Village, 31.67 in Jatisawit Village, and 42.33 in Krasak Village. AMF colonization in Lobener Village was 34.44%, Jatisawit Village 23.33%, and Krasak Village 33.33%.
Pendampingan Budidaya Sayuran Sistem Hidroponik Pada SDN 4 Margadadi Indramayu Al Asad, Faisal; Supriyadi, Supriyadi; Santoso, Teguh Iman
Abdi Wiralodra : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2025): Abdi Wiralodra
Publisher : universitas wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31943/abdi.v7i1.253

Abstract

Sayuran termasuk kedalam kelompok tanaman hortikultura yang keberadaannya sangat penting dan banyak disukai masyarakat karena dapat digunakan sebagai pangan fungsional. Kebutuhan sayuran hampir terus mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk, namun ketersediaan lahan pertanian yang semakin cenderung berkurang disetiap tahunnya. Hidroponik merupakan teknologi budidaya tanpa menggunakan media tanah “soiles culture” yang dalam praktiknya tidak memerlukan lahan yang luas. Budidaya sayuran hidroponik merupakan salah satu alternatif atas kebutuhan pangan yang meningkat dan keterbatasan lahan pertanian. Pendampingan budidaya sayuran dengan sistem hidroponik yang dilakukan Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra ditujukan untuk membantu mengatasi kendala yang dialami SDN 4 Margadadi Indramayu dalam berbudidaya sayuran hidroponik. Bentuk kegiatan pendampingan yang disampaikan meliputi penyuluhan pengertian dan arti penting hidroponik, keunggulan hidroponik, perbedaan hidroponik dengan konvensional, dan teknik dasar budidaya sayuran hidroponik. Semua kegiatan penyuluhan tersebut dilakukan dengan penyampaian materi yang dilanjutkan dengan diskusi serta praktik budidaya sayuran hidroponik. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan dengan baik. Seluruh peserta  pada penyuluhan ini mengetahui tahapan budidaya sayuran hidroponik yang baik dan benar.