Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH Azospirillum spp. TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG(Zea mays L.) DAN KEMAMPUAN BEBERAPA ISOLAT DALAM MENGHASILKAN IAA , Oedjijono; U.W., Lestanto; Nasution, Erie Kolya; , Bondansari
Prosiding Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Prosiding

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan Azospirillum spp. dalam meningkatkan pertumbuhan dan kolonisasi akar tanaman jagung (Zea mays L.) dalam medium pasir steril dan kemampuan beberapa isolat untuk menghasilkan IAA. Penelitian dilaksanakan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan Azospirillum spp. secara nyata meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung. Isolat IL2, IL3b, dan IL3c menunjukkan kemampuan tinggi terutama dalam meningkatkan tinggi tanaman. Isolat IL2 dan IL3b mampu menghasilkan IAA berturut-turut sebanyak 1,616 ppm dan 2,038 ppm.
Diversitas, Deskripsi Tumbuhan dan Sumber Pakan Alami Monyet Ekor Panjang di Perbukitan Kebasen, Banyumas Kusuma, Tegar; Hidayah, Hexa Apriliana; Nasution, Erie Kolya; Hakim, Rosyid Ridlo Al; Rukayah, Siti
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 2 (2023): June 2023
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i2.5174

Abstract

Keanekaragaman tumbuhan merupakan tumbuh-tumbuhan yang terdiri atas beberapa spesies hidup bersama pada suatu tempat. Keberadaan tumbuhan sebagai tempat bernaung saat hujan, tempat berlindung dari pemangsa, dan sumber pakan bagi primata. Monyet ekor panjang ditemukan di Perbukitan Kebasen, Banyumas yang merupakan habitat alami dan menjadi sumber pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan sebagai pakan monyet ekor panjang. Metode penelitian dengan survei dengan teknik sampling secara transek dan menghitung indeks keanekaragaman (H'). Hasil penelitian diketahui spesies tumbuhan yang tumbuh sebanyak 52 spesies dari 37 familia dengan total 310 individu. Indeks keanekaragaman (H') tumbuhan yang diperoleh pada tingkat pohon sebesar 2,52 atau keanekaragaman spesies sedang, tingkat pancang sebesar 1,79 atau keanekaragaman spesies sedang, dan tingkat semai sebesar 2,66 atau keanekaragaman spesies sedang. Tumbuhan yang dimanfaatkan monyet ekor panjang sebagai pakan sebanyak 15 spesies dari 12 familia. Tumbuhan tersebut meliputi sirsak (Annona muricata), pulai (Alstonia scholaris), pinang (Areca catechu), berenuk (Crescentia cujete), ketapang (Terminalia catappa), keruing (Dipterocarpus verrucosus), ajan kelicung (Dyospyros macrophylla), angsana (Pterocarpus indicus), saga (Adenanthera pavonina), melinjo (Gnetum gnemon), waru (Hibiscus tiliaceus), ilat-ilatan (Ficus callosa), beringin (Ficus benjamina), keming (Ficus microcarpa), dan kelat jambu (Syzygium grande). Bagian-bagian yang dimakan meliputi daun, daun muda, dan buah. 
TMR Pengaruh Pengunjung terhadap Aktivitas Harian Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta Selatan Evitasari, Silvia Herera; Nasution, Erie Kolya; Muchsinin, Achmmad
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 2 No 2 (2020): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2020.2.2.1737

Abstract

Taman Margasatwa Ragunan adalah kebun binatang pertama yang didirikan di Indonesia tahun 1864 dengan nama Planten En Dierentuin. Pengunjung yang datang ke kandang Gajah Sumatra, kemungkinan akan memberikan dampak bagi aktivitas harian Gajah Sumatra. Berdasarkan penelitian studi pengaruh pengunjung terhadap keberadaan Gajah Sumatra di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol pada tahun 2003 menunjukkan bahwa respon Gajah Sumatra ketika berjumpa dengan pengunjung bersuara ataupun tidak bersuara, sebesar 85% berlari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pengunjung terhadap aktivitas harian Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian aktivitas harian dilakukan selama satu bulan. Metode yang digunakan adalah survei. Pengambilan data dilakukan dengan Teknik Ad libitium sampling dan Focal animal sampling. Parameter yang diamati meliputi pengaruh pengunjung terhadap aktivitas harian, yaitu gerak berpindah, makan, istirahat, dan sosial seperti agonistic, grooming, kopulasi, bersuara, bermain (playing), duduk berdekatan (huddle) dan kasih sayang (affection). Pengamatan aktivitas harian Gajah Sumatra dilakukan dengan interval waktu 15 menit, dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB di Taman Margasatwa Ragunan. Data aktivitas harian di analisis dalam bentuk prosentase dan data pengaruh pengunjung dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frehuensi aktivitas harian gajah Sumatera tertinggi adalah makan yang dilakukan betina dewasa dan jantan dewasa. Aktivitas lain yang dilakukan jantan dewasa dan betina dewasa selain makan yaitu pergerakan, sementara anakan jantan dan betina menghabiskan waktu bermain bersama induknya. Aktivitas harian gajah Sumatera tidak terdapat perbedaan dan pengunjung Taman Margasatwa Ragunan tidak berpengaruh terhadap aktivitas harian gajah Sumatera. Kata kunci: Taman Margatsatwa Ragunan, akktivitas harian, Gajah Sumatra, pengunjung
Keanekaragaman KEANEKARAGAMAN SPESIES BURUNG DIURNAL DI CAGAR ALAM NUSAKAMBANGAN TIMUR Ahmadi, Iftah Sadjad; Suryaningsih, Suhestri; Nasution, Erie Kolya
BioEksakta : Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed Vol 3 No 3 (2021): BioEksakta
Publisher : Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.bioe.2021.3.3.4233

Abstract

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang yang tergolong kedalam classis aves. Burung berperan penting dalam komponen ekosistem untuk mendukung berlangsungnya suatu siklus kehidupan organisme. Keanekaragaman spesies burung yang tinggi didukung oleh tingginya keanekaragaman habitat yang berfungsi sebagai tempat mencari pakan, minum, istirahat, dan berkembang biak. Nusakambangan adalah sebuah pulau dengan luas 240 km2 dengan tipe hutan alam dataran rendah, hutan pantai dan hutan bakau. Penelitian pada tahun 2003 dan 2004. Nusakambangan bagian barat memiliki 93 spesies burung dan pada tahun 2006, spesies burung pada tipe habitat hutan pantai berpasir, hutan pamah, hutan bukit kapur, padang ilalang, belukar muda, dan belukar tua terdapat 121 spesies burung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman spesies burung di Cagar Alam Nusakambangan Timur. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan teknik point count. Analisis data dilakukan deskriptif sederhana kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel. Terdapat 46 spesies burung dari 25 famili dengan indeks keanekaragaman 2,5456 dan indeks dominansi 0,1027. Kata kunci : burung, cagar alam Nusakambangan, keanekaragaman, spesies.
Psychological stressor caused alpha-male non-human-primate Macaca fascicularis to become agonistic when struggling over food Al Hakim, Rosyid Ridlo; Nasution, Erie Kolya
Journal of Psychological Perspective Vol 3, No 1: June 2021
Publisher : Utan Kayu Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47679/jopp.311152021

Abstract

Primates are the object of increased research recently. Experiments on non-human-primates (NHP) can determine their psychological level. NHP Macaca fascicularis is a primate that lives socially with a social hierarchy. Alpha-male becomes the leader of the group. Beneficial access is higher in alpha-male, against the conflicts to be initiated for certain interests. This study provides an overview of alpha-male aggressiveness in groups based on psychological stressors obtained during field observations. The research was conducted at Mbah Agung Karangbanar Religious Tourism Park, Central Java, Indonesia, group-size of 12 adult male, 14 adult female, 8 sub-adult male, 9 sub-adult female, 10 juvenile male, 14 juvenile female, and 6 infants. Aggressive observation (sampling-rules) is behavioral-animal sampling on alpha-male individuals and one individual for each age group as the subject of observation. Observations were carried out for 8 days with one-zero sampling. Adult male and alpha-male aggressive behavior ranked the highest during observation, that psychological stressors obtained.
Interaksi Manusia−Primata, Konflik Manusia−Primata, dan Etnoprimatologi: Kajian Singkat untuk Strategi Manajemen Satwa Primata Tropis Nasution, Erie Kolya; Al Hakim, Rosyid Ridlo; Putri, Esa Rinjani Cantika
MAKILA Vol 17 No 1 (2023): Makila: Jurnal Penelitian Kehutanan
Publisher : Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/makila.v17i1.6734

Abstract

Primates, wild animals often experience co-existence with humans; in this case, they share habitats. This co-existence certainly raises the potential for human-primate interactions, including positive or negative interactions. One example of negative interaction presents the phenomenon of human-primate conflict. In comparison, one example of positive interaction can be found in the ethnoprimatology phenomenon with the role of a particular ethnic community. This study briefly reviews how primate-human interactions are negative and positive (ethnoprimatology) in managing primates that live in co-existence and share their habitat with humans. The study of the proposed strategy in the persistence presented in this study focuses on the conservation of primates and does not harm humans who co-exist.
PELUANG DAN TANTANGAN KONSERVASI BERBASIS EKOWISATA Al Hakim, Rosyid Ridlo; Rukayah, Siti; Nasution, Erie Kolya
Proceeding Seminar Nasional IPA 2022
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Upaya konservasi biodiversitas yang memadukan unsur lingkungan dan wisata dewasa ini menjadi tren baru dalam bidang konservasi. Namun, ada kalanya dalam keberhasilan upaya konservasi berbasis ekowisata mengalami kendala. Studi ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai peluang dan tantangan dalam upaya konservasi yang berbasis padaekowisata. Metode penelitian yang digunakan berupa metode review artikel. Tahap-tahapan terdiri atas studi literatur dari basis data publikasi ilmiah, identifikasi judul, skrining abstrak, pemilihan naskah lengkap, dan ulasan review. Hasil review menunjukkan tren publikasi ilmiah dalam bidang konservasi sudah mulai mengarah pada konsep ekowisata, dengan memadukan introduksi lingkungan di sekitarnya. Meskipun terdapat peluang dan tantangan yang kerap kali dijumpai, tujuan utama penyelenggaraan konservasi menjadi dorongan tersendiri bagi pengelola kawasan konservasi berbasis ekowisata untuk meningkatkan nilai konservasi yang berkelanjutan sekaligus menjadikan sarana dalam mendapatkan daya tarik wisatawan yang akan mendapatkan pengalaman tersendiri terhadap konsep lingkungan yang alami.
ASPEK PERTUMBUHAN DAN REPRODUKSI IKAN BREK (Puntius orphoides, Valenciennes) PADA HABITAT WADUK PB SOEDIRMAN DAN SUNGAI KLAWING Affani, Ririn; Setijanto; Sari, Lilik Kartika; Nasution, Erie Kolya; Rukayah, Siti
Proceeding Seminar Nasional IPA 2022
Publisher : LPPM UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan reproduksi ikan bek (Puntius orphoides) di Waduk PB Soedirman, Banjarnegara dan Sungai Klawing, Purbalingga. Aspek pertumbuhan meiliputi hubungan panjang berat dan faktor kondisi. Aspek reproduksi meliputi rasio kelamin, Tingkat Kematangan Gonad (TKG), Indeks Kematangan Gonad (IKG) dan fekunditas. Penelitian di Waduk PB Soedirman dilakukan bulan Oktober dan November 2017, sedangkan di Sungai Klawing dilakukan bulan Juni dan Juli 2018. Sampel Ikan Brek yang diperoleh selama penelitian berjumlah 76 ekor dengan total 46 ekor tertangkap di Waduk PB Soedirman Banjarnegara dan sebanyak 30 ekor tertangkap di Sungai Klawing Purbalingga. Pola pertumbuhan Ikan Brek di waduk bersifat isometrik sedangkan di sungai bersifat isometrik dan allometrik negatif. Faktor kondisi Ikan Brek di waduk dan sungai berkisar 0,99-1,17. Rasio kelamin di waduk secara keseluruhan 1,55 : 1 (60,87 % jantan dan di sungai 39,13 % betina) dan 6,5 : 1 (86,67 % jantan dan 13,33 % betina). TKG adalah I-IV dengan IKG waduk dan sungai berkisar 0,14-32,36 untuk jantan dan 2,38-18,14 untuk betina. Fekunditas hanya terjadi di waduk berkisar 9.634-41.789 butir. Kondisi kualitas air di Waduk PB Soedirman dan Sungai Klawing dalam keadaan baik untuk kehidupan Ikan Brek.
Diversitas, Deskripsi Tumbuhan dan Sumber Pakan Alami Monyet Ekor Panjang di Perbukitan Kebasen, Banyumas Kusuma, Tegar; Hidayah, Hexa Apriliana; Nasution, Erie Kolya; Hakim, Rosyid Ridlo Al; Rukayah, Siti
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 8, No 2 (2023): June 2023
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v8i2.5174

Abstract

Keanekaragaman tumbuhan merupakan tumbuh-tumbuhan yang terdiri atas beberapa spesies hidup bersama pada suatu tempat. Keberadaan tumbuhan sebagai tempat bernaung saat hujan, tempat berlindung dari pemangsa, dan sumber pakan bagi primata. Monyet ekor panjang ditemukan di Perbukitan Kebasen, Banyumas yang merupakan habitat alami dan menjadi sumber pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan sebagai pakan monyet ekor panjang. Metode penelitian dengan survei dengan teknik sampling secara transek dan menghitung indeks keanekaragaman (H'). Hasil penelitian diketahui spesies tumbuhan yang tumbuh sebanyak 52 spesies dari 37 familia dengan total 310 individu. Indeks keanekaragaman (H') tumbuhan yang diperoleh pada tingkat pohon sebesar 2,52 atau keanekaragaman spesies sedang, tingkat pancang sebesar 1,79 atau keanekaragaman spesies sedang, dan tingkat semai sebesar 2,66 atau keanekaragaman spesies sedang. Tumbuhan yang dimanfaatkan monyet ekor panjang sebagai pakan sebanyak 15 spesies dari 12 familia. Tumbuhan tersebut meliputi sirsak (Annona muricata), pulai (Alstonia scholaris), pinang (Areca catechu), berenuk (Crescentia cujete), ketapang (Terminalia catappa), keruing (Dipterocarpus verrucosus), ajan kelicung (Dyospyros macrophylla), angsana (Pterocarpus indicus), saga (Adenanthera pavonina), melinjo (Gnetum gnemon), waru (Hibiscus tiliaceus), ilat-ilatan (Ficus callosa), beringin (Ficus benjamina), keming (Ficus microcarpa), dan kelat jambu (Syzygium grande). Bagian-bagian yang dimakan meliputi daun, daun muda, dan buah. 
Keragaman Tumbuhan Sebagai Sumber Pakan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis Raffles) di Kawasan Wisata Cikakak Wangon Nasution, Erie Kolya; Rukayah, Siti
Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek) 2020: Prosiding SNPBS (Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.257 KB)

Abstract

Monyet ekor panjang merupakan salah satu jenis primata yang sifatnya omnivora yaitu pemakan segala yang dapat ditemukan di hutan dan menyukai buah-buahan , pucuk daun, kulit batang dan insect. Penelitian ini dilaksanakan bulan Oktober sampai Desember 2018.dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragamaman tumbuhan sebagai sumber pakan dan aktivitas harian monyet ekor panjang di kawasan Wisata Cikakak Wangon.Pengamatan jenis tumbuhan digunakan metode jalur yaitu penjelajahan kawasan hutan kemudian dicatat jenis tumbuhan sebagai sumber pakan, bagian yang dimakan dan aktivitas harian monyet ekor panjang.Dari hasil penelitian diperoleh 45 jenis tumbuhan yang termasuk pohon,perdu, dan herba yang dapat dimanfaatkan monyet ekor panjang sebagai sumber pakan dan aktivitas harian monyet ekor panjangJenis tumbuhan yang dominan adalah Syzigium polyanthum dan Ficus sp. Ficus benjamina , Syzigium polyanthum, Barringtonia spicata dan Schima wallichii, jenis ini dijadikan sebagai tempat tidur dan berlindung karena mempunyai tajuk cukup tebal, cabang banyak dan tumbuhan ini sering digunakan sebagai sumber pakan.