Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) DI SALURAN PRIMER SINDUPRAJA KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT Rusdiono, M. Arief; Marsudi, Suwanto; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.709 KB)

Abstract

ABSTRAK: Jawa barat merupakan salah satu wilayah dengan kebutuhan listrik yang terusmeningkat dan memerlukan tambahan energi listrik untuk memenuhi energi listrik yangterus meningkat. Dengan melihat potensi yang ada di Jawa Barat, di Saluran PrimerSindupraja yang terletak di Kabupaten Majalengka dapat menjadikan pilihan untukmemperbesar nilai produksi energi listrik dari sektor terbarukan. Agar dapat dimanfaatkanperlu adanya kajian perencanaan terhadap kelayakan dari sisi teknis dan ekonomi untukPLTMH Sindupraja. Berdasarkan hasil perhitungan, debit pembangkit sebesar Q45% =17,813 m3/detik. Adapun komponen lain meliputi bangunan pengambilan, saluran pembawa,bak penenang dan pipa pesat. Pipa pesat yang digunakan dengan diameter 2,25 meter danketebalan 11 mm dengan bermaterial baja (welded steel). Setelah itu, terdapat saluranpembuang (tailrace) yang fungsinya untuk menyalurkan air dari turbin kembali ke saluran.Turbin yang digunakan berjenis Kaplan dengan 2 unit yang menghasilkan daya sebesar220,664 kW dan memproduksi energi dalam 1 tahun sebesar 1.928.145,78 kWh. Hasil darianalisa ekonomi menunjukkan proyek PLTMH Sindupraja layak dibangun denganparameter BCR sebesar 1.53, NPV sebesar 7,6 Milyar rupiah, IRR sebesar 10,94% danPayback period selama 7,45 atau 7 tahun 4,5 bulan.Kata kunci: PLTMH, debit, pipa pesat, listrik, analisa ekonomiABSTRACT: West Java is one of the area with increasing of electricity demand and requireadditional electrical energy to fullfil the growing electrical energy. By looking at thepotential that existed in West Java, the Sindupraja channel located in the district Majalengkacan be an option to increase the value of electricity production from renewable sectors.In order to be utilized, there needs of designing from technical and economic feasibility ofPLTMH Sindupraja. From the calculation, plant discharge (Q45) to be 17,813 m3/s. Thereare the components such as intake, headrace, forebay and penstock. Penstock used 2,25 mof diameter and 11 mm of thickness with the welded steel material. Then, there is a tailracethat will transmit the water from turbine back to channel. The selected turbines are 2 unitsof Kaplan type, with the 220,664 kW power produced and 1.928.145,78 kWh energyproduces in a year. The result of economic analysis, the project is feasible with BCR = 1,53,NPV = 7,6 Billion rupiahs, IRR = 10,94%, and payback period within 7,45 or 7 years and4,5 month.Keyword: Hydropower, flow, penstock, electric, economic analysis
STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) PADA BENDUNGAN LUBUK AMBACANG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU Azmi, Muhammad Nur; Juwono, Pitojo Tri; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (673.049 KB)

Abstract

ABSTRAK: Memanfaatkan bangunan air menjadi multifungsi merupakan sebuah bentuk pengemangan sumber daya air yang bisa dilakukan. Adanya unit pembangkit listrik (PLTA) pada sebuah Bendungan akan menambah manfaat dari bendungan sendiri. Studi ini diperlukan untuk menganalisa potensi pembangkitan listrik yang dapat mengatasi kekurangan energi listrik di Riau dan Sumatra Barat. Studi ini berlokasi di Bendungan Lubuk Ambacang Kabupaten Kuantan Singingi dengan memanfaatkan tinggi jatuh dan debit pada waduk. Debit yang digunakan dalam studi ini mempertimbangkan 4 kondisi keandalan debit untuk mendapatkan keefisienan desain bangunan PLTA. Hasil studi ini menunjukkan bahwa debit yang layak digunakan yaitu sebesar 200 m3/dt yang dapat membangkitkan energi rerata tahunan sebesar 824.979,71 MWh. PLTA ini dibangun dengan komponen bangunan sipil yang meliputi bangunan pengambilan, pipa pesat, rumah pembangkit, dan tailrace, serta komponen peralatan elektrik seperti turbin francis, dan generator sebesar 50Hz.Kata kunci: PLTA, Energi, Debit, Turbin, ListrikABSTRACT: Utilizing water building become multifunction is a form of water resources development. An electric generating unit (Hydropower) in a dam will give more benefit from a dam own. This study required to analyze the potential of the electric generator that can solve the lack of electrical power in Riau and West Sumatra.The study is located at Lubuk Ambacang Dam in Kuantan Singingi District by using head and discharge of it reservoir. The discharge used in this study was considered with 4 dependeble flow conditions to get effective design of Hydropower. This study indicates that the usable discharge is 200 m3/s which is able to generate the annual energy in the amount of 824.979,71 MWh. This hydropower was built using the components of the civil structure, including intake, penstock, power house, and tailrace, along with the components of electrical tools such as France Turbine and Generator with 50Hz power.Keyword : Hydropower, Energy, Discharg, Turbine, Electric
UJI MODEL FISIK AMBANG BERCURAT SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI SKOT BALOK Suryarawit, Gigih; Priyantoro, Dwi; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.204 KB)

Abstract

Dalam praktek irigasi, pada bangunan sadap memanfaatkan peran skot balok un­tuk mengendalikan debit yang masuk ke bangunan sadap. Dilihat dari segi konstruksi, skot balok merupakan konstruksi yang sederhana, akan tetapi penggunaan skot balok dalam irigasi belum praktis, yaitu pemasangan dan pemindahan balok memerlukan sedikit-dikitnya dua orang dan memerlukan banyak waktu. Oleh sebab itu peningkatan efisiensi dalam pengoperasian bangunan irigasi perlu dilakukan. Dari hasil penelitian didapatkan nilai korfisien debit rata-rata curat adalah 0,894. Artinya memiliki perbedaan yang signifikan jika dibanding­kan dengan koefisien debit yang melalui lubang pada tanki yang nilai rata-ratanya 0,620. Batas rasio perbedaan muka air hilir dan muka air hulu, h2/hABC > 0,08 supaya tidak menimbulkan aliran tenggelam. Untuk menentukan dimensi ambang bercurat dapat didekati menggunakan kombinasi kurva hungungan antara (QABC/(√h15g)) dengan hABC/h1 dengan persamaan QABC = Cd.A.(2.g.hABC)0,5 pada kondisi aliran bebas dan  QABC = Cd.A.(2.g.(hABC – h2))0,5 pada kondisi aliran tenggelam.
STUDI KELAYAKAN BANGUNAN PENANGGULANGAN BANJIR DI SUNGAI MUJUR DESA TEMPEH TENGAH KECAMATAN TEMPEH KABUPATEN LUMAJANG Tri Admaja, Septyan Cahya; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.759 KB)

Abstract

Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api paling aktif di Indonesia yang terletak di antara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang. Produk letusan utama dari Gunung Semeru adalah lontaran material pijar, guguran awan panas dan lahar di musim hujan masuk ke sungai-sungai yang berhulu di Gunung Semeru diantaranya adalah Sungai Mujur. Daerah Aliran Sungai Mujur memliki luas DAS 208,31 km2. Kondisi dinding penahan (revetment) di Sungai Mujur Desa Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh Kabupaten Lumajang kapasitas dan kualitasnya sudah banyak berkurang seperti di hulu Dam Soponyono tanggul sisi kiri jebol. Upaya penangggulangan banjir direncanakan dengan menggunakan dinding penahan/revetment. Analisa profil aliran dilakukan dengan menggunakan software HEC-RAS 4.1.0, sedangkan untuk analisa stabilitas lereng revetment menggunakan Metode Fellenius. Perencanaan pengendali banjir Sungai Mujur menggunakan debit banjir rancangan Q25 th yaitu sebesar 192,98 m3/dt. Pada kondisi eksisting ditemukan 3 patok cross section yang meluber. Hasil analisa perencanaan bangunan revetment didapat II alternatif perencanaan. Alternatif I dengan tinggi revetment 3,7 m di hulu Dam Soponyono dan 4,6 m di hilir Dam Soponyono dengan kondisi penampang sungai asli. Untuk Alternatif II dengan tinggi revetment 3,2 m di hulu Dam Soponyono dan 4,6 m di hilir Dam Soponyono dengan dilakukan normalisasi pada penampang sungai. Kata kunci: Banjir, HEC-RAS, stabilitas, dinding penahan, revetment Mount Semeru is one of the most active volcanoes in Indonesia, located between the administrative areas of Malang and Lumajang Regencies. The main eruption product from Mount Semeru is a burst of incandescent material, hot clouds and lava in the rainy season into the rivers that headed at Mount Semeru include the Mujur River. Mujur watershed has an area of  208.31 km2. The condition of retaining  wall in Mujur River of Tempeh Tengah Village, Tempeh Sub-district of Lumajang Regency, its capacity and its quality have decreased as much as in the upstream Dam Damonyono dam. Efforts to control floods are planned using retaining walls. Flow profile analysis was performed using HEC-RAS 4.1.0 software, while for stability analysis of revetment slope using Fellenius Method. Planning for flood control of the Mujur River uses a flood discharge of Q25th design which is 192.98 m3/sec. In the existing conditions found 3 cross section stakes that overflow. The results of the analysis of the planning of the revetment building obtained II alternative planning. Alternative I with a 3.7 m high revetment upstream of Soponyono Dam and 4.6 m downstream of Soponyono Dam with the original river cross section. For Alternative II with high revetment 3.2 m upstream of Soponyono Dam and 4.6 m at downstream of Soponyono Dam by normalization at river cross section.  Key words: Flood, HEC-RAS, stability, retaining wall, revetment
Uji Model Fisik Hidraulik Terjunan Tegak dengan Kisi Peredam (Longitudinal Racks) untuk Pengendalian Loncatan Hidraulik Wicaksono, Prima Hadi; Dermawan, Very
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.942 KB)

Abstract

Air luapan pada terjunan tegak akan terbentuk loncatan hidraulik di hilir. Loncatan hidraulik ini terjadi apabila terjadi perubahan kedalaman yang mendadak terhadap kedalaman lanjutannya. Salah satu perilaku loncatan hidraulik yang penting adalah letak dan panjang loncatan hidraulik. Mengingat kemungkinan besarnya biaya pembuatan kolam olakan khususnya pada kasus bangunan terjunan tegak, maka salah satu cara penyelesaian adalah dengan memperbesar peredam energi yang terjadi, diantaranya yaitu dengan membuat terjunan tegak berkisi (terjunan peredam energi).Tujuan kajian ini adalah untuk mempelajari perilaku hidraulika pada bangunan terjunan tegak dengan kondisi tanpa kisi dan terjunan tegak berkisi, meliputi: kondisi aliran di hulu dan hilir, panjang dan tinggi loncatan hidraulik, dan efektifitas peredaman energi yang tejadi pada bangunan terjunan tegak berkisi. Adapun manfaatnya dapat memberikan informasi tentang unjuk kerja bangunan terjunan tegak berkisi sehingga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam proses desain bangunan terjunan tegak dan kolam olakannya.Pengujian perilaku hidraulika aliran di bangunan terjunan tegak berkisi yang dilakukan:(1) Model seri 0, model original design, terjunan tegak tanpa kisi, (2) Model seri 1, 2, dan 3,alternative design, yaitu terjunan tegak berkisi. Pada model ini akan didapatkan perilaku hidraulika aliran pada bangunan yang diujicobakan. Pengamatan dan pengukuran dilakukan pada titik-titik yang ditentukan, sebagai berikut: (1) Pengukuran kedalaman air pada hulu danhilir terjunan tegak, (2) Mengamati kondisi tinggi dan panjang loncatan yang terjadi, (3) Pengukuran kecepatan aliran pada hulu dan hilir terjunan tegak.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Penempatan kisi peredam di ujung terjunan bisa mempengaruhi nilai yc/y1, yaitu nilai yc/y1 menjadi semakin kecil, (2) Penempatan kisi peredam di ujung terjunan bisa mempengaruhi nilai y2/y1, yaitu nilai y2/y1 menjadi semakin kecil, (3) Penempatan kisi peredam di ujung terjunan bisa mempengaruhi nilai Fr1, yaitu bisa menurunkan nilai Fr1 yang terjadi, (4) Penempatan kisi peredam di ujung terjunan bisa mempengaruhi nilai Ld/y1 , yaitu bisa menurunkan nilai Ld/y1 yang terjadi.Kata kunci: terjunan tegak, terjunan berkisi, loncatan hidraulik
STUDI PENJADWALAN PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI EMBUNG MARE DI KABUPATEN BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN Adhitama, Yusadewa Prawiratirta; Marsudi, Suwanto; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 3, No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK: Pembangunan Embung Mare berfungsi sebagai pemenuhan air baku dan salah satu sarana penyediaan air minum di wilayah Kabupaten Bone. Untuk mendapatkan penjadwalan yang optimal dalam hal efisiensi waktu, biaya dan sumber daya, maka digunakan program Microsoft Project Manager 2016. Dengan kaitan studi ini yang dipengaruhi oleh waktu, kuantitas sumber daya tenaga serta alat berat, kebutuhan material, dan faktor utama biaya yang sangat berpengaruh dalam kemajuan atau keterlambatan sebuah proyek melalui beberapa analisa alternatif. Berdasarkan hasil survei lapangan, didapatkan dua alternatif, yaitu penambahan jam kerja selama 4 jam perhari dan penambahan sumber daya. Berdasarkan  hasil  penjadwalan, pelaksanaan konstruksi Embung Mare dengan  durasi 210 hari dengan biaya Rp. 34,890,000,000,-. Setelah dilakukan percepatan jadwal proyek, maka didapatkan hasil alternatif penambahan jam kerja dengan durasi 180 hari (biaya sebesar Rp. 35,378,000,000,-). Sedangkan menggunakan alternatif penambahan sumber daya dengan durasi 180 hari (biaya sebesar Rp. 34,517,000,000,-).   Kata Kunci: Efisiensi, Penjadwalan, Jam kerja, Sumber daya, Percepatan, Microsoft Project Manager 2016  ABSTRACT: Embung Mare construction serves as water standard and drink water supply facilities needs in the Bone District. Therefore, the schedule of Embung Mare construction will not delay. To get optimal scheduling in terms of time efficiency, cost and resources, then Microsoft Project Manager 2016. With regard to this study influenced by time, quantity of energy resources as well as heavy equipment, material needs, and key cost factors that are highly influential in the progress or delays of a project through some alternative analysis. Based on the results of the field survey, two alternatives were made possible, namely the addition of working hours for 4 hours per day and the addition of resources. Depend on the scheduling result, the budget plan of Embung Mare construction is Rp. 34,890,000,000,- with duration of 210 days. After the acceleration of the project schedule using the addition of working hours, duration of project 180 days (total project cost is Rp.35,378,000,000,-) and the acceleration of the project schedule using the addition of resources, duration,of project 180 days ( total cost project is Rp. 34,517,000,000,-).  Keywords: Efficiency, Scheduling, Overtime, Resources, Crashing, and Microsoft Project Manager 2016
ANALISA EROSI DAN USAHA KONSERVASI PADA SUB DAS KONTO HULU BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Wicaksono, Prima Hadi; Rispiningtati, Rispiningtati; Andrian, Ade
WAKTU Vol 8 No 1 (2010): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v8i1.872

Abstract

Sub DAS Konto Hulu mempunyai sungai utama yaitu Sungai Konto yang merupakanDaerah Aliran Sungai dari Waduk Selorejo yang merupakan salah satu waduk yang berada diwilayah kabupaten Malang tepatnya di kecamatan Ngantang yang berfungsi sebagai penyedia airuntuk irigasi, perikanan, PLTA dan juga sebagai pengendali banjir. Waduk ini mendapatkan suplaiair dari tiga sungai, salah satu diantaranya dan merupakan yang terbesar adalah sungai Konto.Kondisi DAS Konto bagian hulu yang didominasi oleh bahan-bahan vulkan berdebu dan berpasirdengan jenis tanah andosol ditengarai sangat rawan terhadap erosi terutama pada lahan yangmemiliki kemiringan relatif curam sehingga menimbulkan terjadinya sedimentasi di wadukSelorejo.Untuk metode perhitungan laju erosi digunakan metode USLE dan MUSLE. Untukpemilihan metode yang akan digunakan selanjutnya di lakukan proses kalibrasi data sedimenhasil simulasi dan data sedimen hasil pengukuran di lapangan. Selanjutnya dilakukan analisatingkat bahaya erosi dan tingkat kekritisan lahan, kemampuan penggunaan lahan dan arahanfungsi kawasan. Dari kemampuan penggunaan lahan dan arahan fungsi kawasan maka dapatdirekomendasikan penggunaan lahan yang baru.Berdasarkan analisa laju erosi, laju sedimentasi dan kalibrasi perhitungan dengansedimentasi hasil pengukuran di lapangan didapatkan hasil bahwa laju sedimentasi di lapanganadalah sebesar 329.800,068 ton/thn, laju erosi dengan metode USLE adalah sebesar 34.117,983ton/ha/thn dengan laju sedimentasi sebesar 150.956,179 ton/thn atau sama dengan kehilangantanah sebesar 2,78 mm/thn dan nilai volume error 54,23 % sedangkan dengan metode MUSLEadalah sebesar 17.749,837 ton/ha/thn dengan laju sedimentasi sebesar 343.954,487 ton/thn atausama dengan kehilangan tanah sebesar 1,5 mm/thn dan nilai volume error 4,29 % sehinggadiputuskan bahwa analisa selanjutnya menggunakan metode MUSLE. Selain itu juga didapatkanhasil bahwa lahan dengan tingkat bahaya erosi sangat ringan seluas 5502.552 ha, ringan6673.096 ha, sedang 1563.084 ha, berat 558.148 ha dan sangat berat 27.310 ha. Berdasarkanhasil analisa kemampuan penggunaan lahan diketahui bahwa lahan masuk dalam kelas IIIeseluas 65.009 ha, IIIg 162.541 ha, IVe 321.082 ha, IVg 996.738 ha, Vg 9778.819 ha, VIe1036.921 ha, VIs 187.187 ha, VIIe 538.344 ha dan VIIg 1237.549 ha. Berdasarkan arahan fungsikawasan diketahui bahwa 6193.028 ha lahan sebaiknya difungsikan sebagai kawasan lindung,7903.612 ha dapat difungsikan sebagai kawasan penyangga dan 227,550 dapat difungsikansebagai kawasan budidaya baik itu budidaya tanaman tahunan atau semusim. Berdasarkan halhaltersebut maka dapat direkomendasikan penggunaan lahan baru. Berdasarkan simulasiterhadap penggunaan lahan baru dan usaha konservasi diperoleh hasil bahwa terjadi penurunanlaju erosi dari semula 17.749,837 ton/ha/thn menjadi 7.969,858 ton/ha/thn dan penurunan lajusedimentasi dari semula 343.954,488 ton/thn menjadi 134.623,457 ton/thn atau sama dengankehilangan tanah sebesar 0,59 mm/thn.
ANALISA EROSI DAN USAHA KONSERVASI PADA SUB DAS KONTO HULU BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Prima Hadi Wicaksono; Rispiningtati Rispiningtati; Ade Andrian
WAKTU Vol 8 No 1 (2010): Waktu: Jurnal Teknik UNIPA
Publisher : Fakultas Teknik , Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/waktu.v8i1.872

Abstract

Sub DAS Konto Hulu mempunyai sungai utama yaitu Sungai Konto yang merupakanDaerah Aliran Sungai dari Waduk Selorejo yang merupakan salah satu waduk yang berada diwilayah kabupaten Malang tepatnya di kecamatan Ngantang yang berfungsi sebagai penyedia airuntuk irigasi, perikanan, PLTA dan juga sebagai pengendali banjir. Waduk ini mendapatkan suplaiair dari tiga sungai, salah satu diantaranya dan merupakan yang terbesar adalah sungai Konto.Kondisi DAS Konto bagian hulu yang didominasi oleh bahan-bahan vulkan berdebu dan berpasirdengan jenis tanah andosol ditengarai sangat rawan terhadap erosi terutama pada lahan yangmemiliki kemiringan relatif curam sehingga menimbulkan terjadinya sedimentasi di wadukSelorejo.Untuk metode perhitungan laju erosi digunakan metode USLE dan MUSLE. Untukpemilihan metode yang akan digunakan selanjutnya di lakukan proses kalibrasi data sedimenhasil simulasi dan data sedimen hasil pengukuran di lapangan. Selanjutnya dilakukan analisatingkat bahaya erosi dan tingkat kekritisan lahan, kemampuan penggunaan lahan dan arahanfungsi kawasan. Dari kemampuan penggunaan lahan dan arahan fungsi kawasan maka dapatdirekomendasikan penggunaan lahan yang baru.Berdasarkan analisa laju erosi, laju sedimentasi dan kalibrasi perhitungan dengansedimentasi hasil pengukuran di lapangan didapatkan hasil bahwa laju sedimentasi di lapanganadalah sebesar 329.800,068 ton/thn, laju erosi dengan metode USLE adalah sebesar 34.117,983ton/ha/thn dengan laju sedimentasi sebesar 150.956,179 ton/thn atau sama dengan kehilangantanah sebesar 2,78 mm/thn dan nilai volume error 54,23 % sedangkan dengan metode MUSLEadalah sebesar 17.749,837 ton/ha/thn dengan laju sedimentasi sebesar 343.954,487 ton/thn atausama dengan kehilangan tanah sebesar 1,5 mm/thn dan nilai volume error 4,29 % sehinggadiputuskan bahwa analisa selanjutnya menggunakan metode MUSLE. Selain itu juga didapatkanhasil bahwa lahan dengan tingkat bahaya erosi sangat ringan seluas 5502.552 ha, ringan6673.096 ha, sedang 1563.084 ha, berat 558.148 ha dan sangat berat 27.310 ha. Berdasarkanhasil analisa kemampuan penggunaan lahan diketahui bahwa lahan masuk dalam kelas IIIeseluas 65.009 ha, IIIg 162.541 ha, IVe 321.082 ha, IVg 996.738 ha, Vg 9778.819 ha, VIe1036.921 ha, VIs 187.187 ha, VIIe 538.344 ha dan VIIg 1237.549 ha. Berdasarkan arahan fungsikawasan diketahui bahwa 6193.028 ha lahan sebaiknya difungsikan sebagai kawasan lindung,7903.612 ha dapat difungsikan sebagai kawasan penyangga dan 227,550 dapat difungsikansebagai kawasan budidaya baik itu budidaya tanaman tahunan atau semusim. Berdasarkan halhaltersebut maka dapat direkomendasikan penggunaan lahan baru. Berdasarkan simulasiterhadap penggunaan lahan baru dan usaha konservasi diperoleh hasil bahwa terjadi penurunanlaju erosi dari semula 17.749,837 ton/ha/thn menjadi 7.969,858 ton/ha/thn dan penurunan lajusedimentasi dari semula 343.954,488 ton/thn menjadi 134.623,457 ton/thn atau sama dengankehilangan tanah sebesar 0,59 mm/thn.
Studi Evaluasi Pengerukan Sedimen Pada Central Sediment Sump di Lokasi Penambangan Emas PT. Bumi Suksesindo Kabupaten Banyuwangi Yana Cunanda; Runi Asmaranto; Prima Hadi Wicaksono
Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air (JTRESDA)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jtresda.2021.001.01.01

Abstract

Central Sediment Sump is the largest sedimentation pond in the gold mine of PT. Bumi Suksesindo. Central Sediment Sump accommodates sediment from region Central Waste Dump (CWD), Pit E, and Pit B West. There is an increases in ore production began in 2018 makes the mining rate up to 8,1 million tons/year. This result increased sediment rates that are accommodated by Central Sediment Sump. The evaluation in this study is based on the amount of dredged sediment volume during 2018 with the volume of sediment that has been accommodated in the Central Sediment Sump. The volume of sediment that came from erosion in the Central Sediment Sump catchment area will be accommodated in the Central Sediment Sump. Dredged sediment volume depends on the bucket size excavators, excavator cycle times, and excavator work times. Excavator work time concern with the time needed to move the sediment volume that is already determined. The results evaluation of dredging sediment will describe sufficient whether or not sediment dredging in 2018 to dredge the sediment accommodated in Central Sediment Sump. Based on the results of this study the volume of sediment accommodates in Central Sediment Sump is 2.004.551,730 m3. Dredged sediment volume during 2018 is 11.755,310 m3. Therefore dredging sediment in 2018 insufficient to dredge all the sediment accommodates in Central Sediment Sump. Central Sediment Sump merupakan kolam pengendapan sedimen terbesar di Penambangan Emas  PT. Bumi Suksesindo. Central Sediment Sump menampung sedimen dari kawasan Central Waste Dump (CWD), Pit E, dan Pit B West. Adanya peningkatan produksi bijih mulai tahun 2018 menjadikan laju penambangan hingga 8,1 juta ton/tahun. Peningkatan ini mengakibatkan meningkatnya laju sedimen yang ditampung Central Sediment Sump. Evaluasi yang dilakukan pada studi ini berdasarkan pada jumlah volume sedimen terkeruk  selama tahun 2018 terhadap volume sedimen yang tertangkap di Central Sediment Sump. Volume sedimen yang berasal dari hasil erosi di daerah tangkapan air Central Sediment Sump akan tertangkap di Central Sediment Sump. Volume sedimen terkeruk tergantung pada ukuran bucket excavator, waktu siklus excavator, dan waktu kerja excavator. Waktu kerja excavator menggambarkan waktu yang diperlukan untuk memindahkan volume sedimen yang sudah ditentukan. Hasil evaluasi pengerukan sedimen akan menggambarkan cukup atau tidaknya pengerukan sedimen tahun 2018 untuk mengeruk sedimen yang tertangkap di Central Sediment Sump. Berdasarkan hasil studi ini diperoleh volume sedimen yang tertangkap di Central Sediment Sump sebesar 2.004.551,730 m3. Volume sedimen terkeruk selama tahun 2018 sebesar 11.755,310 m3. Sehingga pengerukan sedimen tahun 2018 tidak mencukupi untuk mengeruk seluruh volume sedimen yang tertangkap di Central Sediment Sump.