Claim Missing Document
Check
Articles

Found 30 Documents
Search

UJI MODEL FISIK AMBANG BERCURAT SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI SKOT BALOK Suryarawit, Gigih; Priyantoro, Dwi; Wicaksono, Prima Hadi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (486.204 KB)

Abstract

Dalam praktek irigasi, pada bangunan sadap memanfaatkan peran skot balok un­tuk mengendalikan debit yang masuk ke bangunan sadap. Dilihat dari segi konstruksi, skot balok merupakan konstruksi yang sederhana, akan tetapi penggunaan skot balok dalam irigasi belum praktis, yaitu pemasangan dan pemindahan balok memerlukan sedikit-dikitnya dua orang dan memerlukan banyak waktu. Oleh sebab itu peningkatan efisiensi dalam pengoperasian bangunan irigasi perlu dilakukan. Dari hasil penelitian didapatkan nilai korfisien debit rata-rata curat adalah 0,894. Artinya memiliki perbedaan yang signifikan jika dibanding­kan dengan koefisien debit yang melalui lubang pada tanki yang nilai rata-ratanya 0,620. Batas rasio perbedaan muka air hilir dan muka air hulu, h2/hABC > 0,08 supaya tidak menimbulkan aliran tenggelam. Untuk menentukan dimensi ambang bercurat dapat didekati menggunakan kombinasi kurva hungungan antara (QABC/(√h15g)) dengan hABC/h1 dengan persamaan QABC = Cd.A.(2.g.hABC)0,5 pada kondisi aliran bebas dan  QABC = Cd.A.(2.g.(hABC – h2))0,5 pada kondisi aliran tenggelam.
STUDI PENANGGULANGAN BANJIR SUNGAI SERANG WELAHAN DRAINASE (SWD) 2 DI KABUPATEN KUDUS DAN JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH Munfarid, Munfarid; Sisinggih, Dian; Priyantoro, Dwi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (594.242 KB)

Abstract

Sungai SWD 2 merupakan sungai dengan panjang sekitar kurang lebih 23 km, yang termasuk dalam sistem sungai Serang Lusi Juana (Seluna) dan dalam lingkup Wilayah Sungai Jratuseluna. Sungai SWD 2 berkaitan erat dengan terjadinya banjir akibat kapasitas pengaliran yang tidak mampu untuk menampung debit banjir yang terjadi sehingga adanya ketidakseimbangan antara inflow yang masuk ke sistem Sungai SWD 2 dengan outflow yang keluar menuju Sungai SWD 2. Dalam studi ini tahap awal dilakukan dengan analisis hidrologi untuk menghitung besarnya debit banjir rancangan pada masing-masing anak sungai sebagai input debit ke Sungai SWD 2. Selanjutnya dilakukan analisis hidraulika untuk mengetahui kondisi eksisting ruas-ruas daerah yang terdampak akibat banjir dengan debit banjir kala ulang 50 tahun sebesar 1336.06 m3/dt menggunakan progam aplikasi HEC-RAS 4.1. Tahap berikutnya dilakukan usaha penanggulangan banjir dengan perbaikan alur sungai atau normalisasi dan perencanaan tanggul. Dalam perencanaan tanggul dibagi menjadi 2 tipe yaitu tanggul urugan tanah dan tanggul dinding penahan. Untuk analisis stabilitas lereng tanggul urugan tanah, menggunakan metode Bishop dengan kemiringan lereng 1:2. Sedangkan untuk analisis tanggul dinding penahan, menggunakan kontrol stabilitas terhadap guling, geser dan daya dukung tanah.
STUDI PERENCANAAN TANGGUL BANJIR DI SUNGAI BENGAWAN SOLO PADA RUAS KOTA SURAKARTA, JAWA TENGAH Dwiprayogo, Bayu; Priyantoro, Dwi; Sisinggih, Dian
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1261.591 KB)

Abstract

ABSTRAK : Dengan sering terjadinya banjir pada sungai Bengawan Solo di Surakarta, dengan rata-rata ketinggian 0,3-1 m yang dikarenakan semakin memburuknya hulu sungai Bengawan Solo dan cepatnya pertumbuhna penduduk yang terjadi pada daerah bantaran sungai yang mengakibatkan tidak mampunya sungai untuk mengalirkan debit yang lewat. Maka harus dilakukan pengendalian banjir. Dalam kajian ini menggunakan dinding penahan tanah yang direncanakan untuk debit kala ulang Q25th, dengan menggunakan Hidrograf Satuan Sintetis Nakayasu. Yang ditambah dengan adanya pengaruh outflow dari waduk Wonogiri yang berada di hulu dari kota Surakarta lalu menggunakan  bantuan program HEC-RAS untuk mengetahui analisis hidrolika pada kondisi eksisting dengan Q25th yang telah dihitung. Dari hasil perhitungan didaptkan debit sebesar 2435,327 m3/dt yang mengakibatkan terjadinya limpasan yang paling besar adalah setinggi 8,586 m.   Kata Kunci: Dinding Penahan, Banjir, Tanggul Banjir, HEC-RAS. ABSTRACT : Bengawan Solo river in Surakarta has a frequent flooding  with an average height of 0.3-1 m. This happened  by reason of  the deteriorating of upstream condition and the rapid growth of the population occurring in the river banks which resulted in the inability of the river to flow passing discharge . Therefore, it is necessary to do flood control such as a retaining wall. This study uses a retaining wall planned for 25 years return period by Nakayasu Synthetic Unit Hydrograph. In addition, this study also anyalyzes the influence of outflow from Wonogiri reservoir where is in the upstream of  Surakarta city, then using HEC-RAS program to know hydraulics analysis on existing condition with 25 years return period which has been calculated. The calculation  obtained the discharge of 2435,327 m3 / s, and it resulted the largest runoff is as high as 8.586 m.   Keywords: Retaining Wall, Flood, Flood levee, HEC-RAS.  
STUDI PERENCANAAN PEDOMAN OPERASI JARINGAN IRIGASI UNTUK DI. PEKATINGAN KECAMATAN BUTUH KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH Murizwa, Tonigar; Priyantoro, Dwi; Fidari, Jadfan Sidqi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (584.726 KB)

Abstract

DI Pekatingan yang berlokasi di Kabupaten Purworejo memiliki area layanan seluas 1161 Ha dan terbagi menjadi dua wilayah, yaitu Pekatingan Kulon dengan luas 805 Ha dan Pekatingan Wetan dengan luas 356 Ha. Kondisi pengoperasian jaringan irigasi di daerah irigasi Pekatingan belum efektif, dibuktikan dari pencapaian hasil tanam yang kurang optimal dalam satu tahun tanam dan kondisi eksisting saluran irigasi yang kurang baik. Dari kajian ini diketahui bahwa dalam satu tahun tanam, kondisi eksisting daerah irigasi Pekatingan menerapkan sistem tanam dua musim dengan intensitas tanam rerata sebesar 172,72% untuk Pekatingan Kulon dan 169,60% untuk Pekatingan Wetan. Dari kondisi tersebut, direncanakan pola tata tanam baru menggunakan sistem tanam 3 musim dengan meningkatan intensitas tanam menjadi 250% untuk tiap wilayah menggunakan metode SCH (Stagntant Constant Head) dengan mempertimbangkan kebutuhan air di DI Sudagaran Siwatu yang berada di daerah hilir bendung. Pola tanam yang digunakan adalah 100% padi, 100% padi dan 50% palawija. Sistem gilir diterapkan pada DI Pekatingan sehingga kebutuhan air DI Sudagaran Siwatu di hilir bendung terpenuhi. Dengan rencana tanam yang baru, didapat kebutuhan maksimal sebesar 1022,72 lt/dt untuk Pekatingan Kulon pada bulan April II dan 475,89 lt/dt untuk Pekatingan Wetan pada bulan April I. Dengan menerapkan pola bukaan pintu setinggi 0,01 - 0,2 m untuk Pekatingan Kulon dan 0,01 - 0,11 m untuk Pekatingan Wetan, jumlah air yang dilepas di intake sesuai dengan kebutuhan yang direncanakan tiap bulan. Pekatingan Irrigation Area located in Purworejo Regency has a service area of ​​  1161 Ha and divided into two zone, Pekatingan Kulon with 805 Ha and Pekatingan Wetan with 356 Ha. The condition of irrigation network operation in the Pekatingan irrigation area has not been very effective, as shown by the nonoptimal annual crop yield and the poor condition of the existing irrigation channel. From this study it is known that in one year of planting, the existing condition of the Pekatingan irrigation area applies the two season cropping system with an average cropping intensity of 172,72% for Pekatingan Kulon and 169,60% for Pekatingan Wetan. From these conditions, a new planting system is planned using the three-season cropping system with an increase of cropping intensity of 250% for each region using the SCH (Stagntant Constant Head) method by considering the crop water requirement of Sudagaran Siwatu Irrigation Area in the downstream area of ​​the weir.The choosen cropping pattern are 100% of rice, 100% of rice and 50% of secondary crop. By applying the rotation system in the Pekatingan irrigation area, the crop water requirement of the Sudagaran Siwatu irrigation area can be fulfilled. With the new planting system, the annual maximum water requirement for Pekatingan Kulon is 1022,72 lt/s on April II and for Pekatingan Wetan is 475,89 lt/s on April I. Using the water gate opening pattern of 0,01 – 0,2 m for Pekatingan Kulon and 0,01 – 0,11 m for Pekatingan Wetan, the amount of water discharge that released in the intake cannal equal with the planned monthly requirement.
ANALISA INDEKS KINERJA DAERAH IRIGASI PAKIS KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MALANG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE PDSDA-PAI VERSI 2.0 Pribadi, Laurentius Prasetya; Priyantoro, Dwi; Harisuseno, Donny
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.145 KB)

Abstract

Daerah Irigasi Pakis terletak di Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang yang kewenangannya berada di bawah UPT SDA Tumpang. Pada beberapa tahun terakhir di Kabupaten Malang, khususnya di Kecamatan Pakis diindikasikan adanya penurunan kinerja sistem irigasi pada beberapa jaringan irigasi, yang ditandani dengan menurunnya luas panen dan hasil panen. Oleh karena itu diperlukan suatu penilaian untuk dapat menentukan kelayakan serta memberikan solusi yang tepat dalam penanganan penurunan indeks kinerja sistem irigasi yang ada. Untuk memperhitungkan besarnya indeks kinerja sistem pada Daerah Irigasi Pakis dilakukan penilaian pada aset irigasi dengan menggunakan metode penilaian sesuai dengan PerMen PUPR No 12/PRT/M/2015, dan untuk mempermudah hal tersebut, maka dalam studi ini perhitungan nilai indeks kinerja sistem irigasi juga dibantu dengan menggunakan software PDSDA-PAI Versi 2.0.
Analisa Model Fisik Hidrolika Bendungan Sepaku Semoi Kabupaten Penajam Paser Utara Priyantoro, Dwi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 1, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.149 KB)

Abstract

Penajam Paser Utara merupakan salah satu kabupaten di Kalimantan Tiimur. Berdasarkan data BPS menunjukkan bahwa Perekonomian dan pertumbuhan berkembang menyebabkan peningkatan kebutuhan air. Untuk menyelesaikan permasalahan ini,pemerintah merencanakan pembangunan bendungan. Hidraulika model tes merupakan salah satu prosedur pada perencanaan dam. Tujuan dari model tes adalah memberikan rekomendasi dan penyempurnaan pada perencanaan desain bendungan. Ada beberapa modifikasi desain berdasarkan criteria keamanan bendungan pada analisa model tes ini. Hasil dari model tes menunjukkan bahwa desain paling aman adala seri 7 sebagai desain ahkir.
Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan Air pada DAS Sampean Sari, Indra Kusuma; Limantara, Lily Montarcih; Priyantoro, Dwi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 2, No 1 (2011)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.09 KB)

Abstract

Perkembangan wilayah pada suatu daerah akan menyebabkan kebutuhan air terusmeningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk. Pemenuhan kebutuhan pangan dan aktivitas penduduk selalu erat kaitannya dengan kebutuhan akan air. Tuntutan tersebut tidak dapat dihindari, tetapi haruslah diprediksi dan direncanakan pemanfaatan sebaik mungkin. Kecenderungan yang sering terjadi adalah adanya ketidakseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air. Untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan air dan ketersediaan air di masa mendatang, diperlukan upaya pengkajian komponen-komponen kebutuhan air, serta efisiensi penggunaan air.Kebutuhan air domestik dan Non Domestik sebesar 50,93 lt/dt untuk saat ini, 68,34lt/dt untuk 2 tahun mendatang, 87,09 lt/dt untuk 5 tahun mendatang, 111,96 lt/dt untuk 10 tahun mendatang dan sebesar 160,06 lt/dt untuk 20 tahun mendatang. Kebutuhan air irigasitotal sebesar 37.305,7 lt/dt mengairi sawah seluas 36.180 ha. Kebutuhan air Industrisebesar 4,68 lt/dt untuk saat ini, 4,74 lt/dt untuk 2 tahun mendatang, 4,84 lt/dt untuk 5tahun mendatang, 5,04 lt/dt untuk 10 tahun mendatang dan sebesar 5,54 lt/dt untuk 20tahun mendatang. Kebutuhan air Perikanan sebesar 281,72 lt/dt untuk saat ini, 296,13 lt/dtuntuk 2 tahun mendatang, 319,92 lt/dt untuk 5 tahun mendatang, 366,52 lt/dt untuk 10 tahun mendatang dan sebesar 495,48 lt/dt untuk 20 tahun mendatang.Dari hasil perhitungan diatas daerah layanan yang mengalami defisit air pada saat ini : Pakem, Botolinggo, Tlogosari, Bondowoso, 2 tahun mendatang : Pakem, Botolinggo,Tlogosari, Bondowoso, 5 tahun mendatang : Pakem, Botolinggo, Tlogosari, Bondowoso,Tenggarang, Sukosari, 10 tahun mendatang : Pakem, Botolinggo, Tlogosari, Bondowoso,Tenggarang, Sukosari, Maesan, 20 tahun mendatang : Pakem, Botolinggo, Tlogosari, Bondowoso, Tenggarang, Sukosari, Maesan, Prajekan, Curahdami.Ketersediaan dan Kebutuhan air pada Das Sampean mengalami defisit pada beberapa daerah layanan yang pada kondisi 2,5,10 hinggga 20 mendatang semakin bertambah daerah layanan yang mengalami defisit, Kebutuhan air yang mendominasi penggunaan air permukaan di Das Sampean adalah kebutuhan air irigasi, pada kondisi di daerah studi penggunaan air untuk kebutuhan industri dan perikanan banyak menggunakan air dari saluran irigasi yang mengakibatkan berkurangnya kapasitas air yang masuk pada petak sawah. Keadaan ini ditunjang dengan belum dimanfaatkan dan minimnya saranabangunan air dari sumber-sumber air lainnya. Oleh sebab itu direkomendasikan agar dilakukan studi dan survey lebih lanjut dari aspek topografi, geologi, hidrologi untuk mengatasi penyediaan air pada daerah defisit, baik interkoneksi dari daerah surplus kedaerah defisit serta perlu dilakukan studi, survey dan investigasi lebih lanjut untuk mencarisumber air baru (bawah permukaan, permukaan) sebagai pemenuhan kebutuhan domestik dan non domestik.Kata kunci : Ketersediaan, Kebutuhan, Neraca Air.
STUDI PENILAIAN KONDISI DAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP FLUKTUASI DEBIT SUNGAI (STUDI KASUS PADA SUB DAS JANGKOK PULAU LOMBOK) Suhartanto, Ery; Priyantoro, Dwi; Itratip, Itratip
Jurnal Teknik Pengairan Vol 3, No 1 (2012)
Publisher : Jurusan Teknik Pengairan, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (671.076 KB)

Abstract

In the last two decade, there has been a dramatically land use changes in the sub-catchment area of Jangkok, Lombok, from forest toward agroforestry. The results of study show that 17.32% of upper stream of Sub-Jangkok due to land use changes from 1995 to 2010 has not been degraded or still good quality catchment indicated by the following variables: coefifient C = 0.16 and potential soil erosion of 6.0 t ha-1 year-1. The C = 0.16 means that the was only 16 % of rainfall undergo run off and the rest of 84% goes to infiltration to enrich ground water. According to the natural erosion in the region which is about 5.75 t/ha/ year, the erosion index was 0.59 or less than 1 classified as low incident. Overall, the land use changes in upper stream of sub-catchment of Jangkok was not significantly correlated to the river-water recharge fluctuation. This was confirmed by the RRC (1.67) and MD (0.21 m3/sec) resulted from 1992-1996. In the next seven years (1997-2003) the RRC and MD were 2.47 and 0.35 m3/sec respectively. In 2004-2010, the RRC and MD were 2.0 and 0.25 m3/sec. However, there were slightly decline of river-water recharge (0.03 m3/sec/year) as well as rainfall (14.64 mm/year) and daily rainfall much as 10 days within the last 10 years.Keywords: land use changes, catchment, runoff, erosion, water recharge.
Kajian Sistem Pemberian Air Irigasi Sebagai Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi Pada Daerah Irigasi Tumpang Kabupaten Malang Huda, M. Nurul; Harisuseno, Donny; Priyantoro, Dwi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 3, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1480.56 KB)

Abstract

Tumpang Irrigation Area of Kabupaten Malang with irrigation area 614 Ha as facility to support Government Programs in producing 10 million ton rice surplus in 2014. Evaluation of existing condition is realization of rice and crop planting intensity is 204%. Evaluation of water availability is using K factor that is K  1. Planning in replanting design by increasing paddy planting intensity is using two water distribution system, that is SCH method (stagnant content head) and SRI method (system rice of intensification). By increasing paddy planting intensity into 245%, rotation event in irrigation water distribution by Qmodus and Qminimum is using more of SCH method than SRI method. Paddy water needs in one year planting period by SRI method is 28% cost-effective than SCH method.Keywords: evaluation, planting intensity, SCH method, SRI method, rotation.
Penggunaan Stilling Basin Tipe Bremen Modifikasi Pada Pelimpah Bendungan Tugu Di kabupaten Trenggalek Prasetyorini, Linda; Priyantoro, Dwi
Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering Vol 6, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1277.283 KB)

Abstract

Tugu Dam is designed to be built in Keser River of Trenggalek city in East Java Province. The contruction of Trenggalek Dam is planned such as flood control in Trenggalek City, in addition to water supply, irrigation, hydropower and electrical energy. The spillway of the dam is designed using side channel spillway provided by straight chute. One of the important stage in these activities is a physical hydraulic model test. The model test is to evaluate and to achieve the perfect, safe and optimum hydraulic design of the spillway that conducted in the river and swamp laboratory, Water Resources Departement. The model is using undistorted model with scale of 1 to 50. Based on the research results, it can be concluded that the hydraulic performance of the original design is good, but extremely high speed in the end of chute more than 25 m/s. In order to improve the hydraulic design, it is recommended to modify the stilling basin with Bremen Modification Type. Bremen Modfication Stilling Basin is similar with plunge pool design.Keywords : spillway, stilling basin, Bremen Modification