Aep Saepudin
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Bandung

Published : 25 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Pengelolaan Pembelajaran Holistik pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VII SMP Darul Hikam Bandung Aji Nuryana; Aep Saepudin; Khambali
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (166.022 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.3391

Abstract

Abstract. Education occupies a crucial role in Islam. One of the virtues of Islam for mankind is its comprehensive and consistent method of mental education, giving birth to a rabbinic generation, fostering people and culture and enforcing principles and honors. Holistic Learning is one alternative that helps institutions to produce graduates who are complete both in terms of cognitive, affective and psychomotor. One of the schools that has a holistic curriculum design is SMP Darul Hikam Bandung. The purpose of this research is to find out how to manage holistic learning especially for Islamic Religious Education lessons starting from planning, implementation and assessment. Obtained from this study, the management of holistic learning at SMP Darul Hikam Bandung is in accordance with the principles of holistic learning by modifying the official curriculum and the typical school curriculum to form TCB (Taqwa Character Building)-based moral education and habituation of daily worship so as to shape the student's personality. intelligent and religious. Abstrak. Pendidikan menempati hal yang krusial di dalam agama islam. Salah satu keutamaan islam bagi umat manusia adalah metodenya yang paripurna dan konsisten dalam mendidik mental, melahirkan generasi rabbani, membina umat dan budaya serta memberlakukan prinsip-prinsip dan kemuliaan. Pembelajaran Holistik adalah salah satu alternatif yang membantu lembaga dalam mencetak lulusan yang paripurna baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik. Salah satu sekolah yang memiliki desain kurikulum holistik adalah SMP Darul Hikam Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengelolaan pembelajaran holistik terkhusus untuk pelajaran Pendidikan Agama Islam dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwasannya pengelolaan pembelajaran holistik di SMP Darul Hikam Bandung sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran holistik dengan memodifikasi kurikulum dinas dan kurikulum khas sekolah sehingga terbentuk pendidikan akhlak berbasis TCB(Taqwa Character Building) dan pembiasaan ibadah harian sehingga membentuk kepribadian siswa yang pintar dan religius.
Implementasi Metode UMMI dalam Pembelajaran Tartil dan Tahfizh Al-Qur’an Secara Hybrid di SMPIT Anni’mah Margahayu Bandung Putri Aghnia Amalia Sholeh; Aep Saepudin; Khambali
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.33 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.3496

Abstract

Abstract. This study aims to reveal the application of methods in learning tartil unlettered and the Qur'an tahfizh hybrid conducted in SMPIT Anni'mah, with a research focus include 1) the planning process pembelajran Qur'an ummi method is a hybrid; 2) the implementation process pembelajran Qur'an ummi method is a hybrid; 3) evaluation and results pembelajran Qur'an is a hybrid method in SMPIT ummiMargahayuAnni'mah Bandung. This study used a qualitative approach premises descriptive methods. Data was collected by interview, observation, and docementation. Data analysis techniques include data reduction, data presentation, and conclusion. Checking the validity of the findings made by triangulation techniques using a variety of sources, theories, and methods. Subject of research is the principal, coordinator of the unlettered, and students. The results showed that 1) the learning plan Qur'an hybrid based on the rules that have been set umml foundation but little added some indicators in perencanaanya; 2) implementation of a learniing Qur'an0ummi0method referrs to the stages that have been set umml foundation and added a slight variation on the process; 3) evaluation and results in getting that through daily evaluation, the evaluation of the increase in volumes, and the final evaluation. Ummi method application in teaching the Qur'an very good impact on the ability of students to read the Qur'an. As for some of the constraints in the implementation of this most important lesson that is not the stability of the Internet, understanding and abilities of students varied. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan penerapan metode ummi dalam pembelajaran tartil dan tahfizh Al-Qur’an secara hybrid yang dilaksanakan di SMPIT Anni’mah, dengan fokus penelitian mencakup 1) proses perencanaan pembelajran Al-Qur’an metode ummi secara hybrid; 2) proses pelaksanaan pembelajran Al-Qur’an metode ummi secara hybrid; 3) evaluasi dan hasil pembelajran Al-Qur’an metode ummi secara hybrid di SMPIT Anni’mah Margahayu Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokementasi. Teknik analisisdata meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsaahan temuan dilakukn dengan teknik triaangulasi dengan menggunakan berbagai sumber, teori, dan metode. Subjek penelitian yaitu kepala sekolah, koordinator ummi, dan siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) perencanaan pembelajaran Al-Qur’an secara hybrid berpedoman pada aturan-aturan yang telah ditetapkan ummi foundation tetapi sedikit ditambahkan beberapa indikator dalam perencanaanya; 2) pelaksanakan pembelajaran Al-Qur’an metode ummi merujuk kepada tahapan-tahapan yang telah ditetapkan ummi foundation dan ditambah sedikit variasi pada prosesnya; 3) evaluasi dan hasil yang didapatkanya itu melalui evaluasi harian, evaluasi kenaikan jilid, dan evaluasi akhir. Penerapan metode ummi dalaam pembelajaran Al-Qur’an sangat berdampak baiik terhadap kemampuan membaca Al-Qur’an siswa. Adapun beberapa kendala dalam pelaksanaan pembelajaran ini yang paling utama yaitu tidak stabilnya jaringan internet, pemahaman dan kemampuan siswa yang bervariasi.
Implikasi Pendidikan dari Surat An-Nahl Ayat 57-59 mengenai Budaya Masyarakat Arab Jahiliah atas Kelahiran Anak Perempuan terhadap Pendidikan Kaum Wanita Ibrahim Natzia Ahimsa; Aep Saepudin; Dinar Nur Inten
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.076 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.3792

Abstract

Abstract. One of the ignorant cultures of ignorance is that the ignorant Arabs do not like the birth of daughters because girls are considered a symbol of weakness and burden for the family or a tribe, even they carry out very sadistic and cruel behavior, namely burying baby girls alive. This kind of culture is opposed by Islam, Allah SWT in general criticizes it in several verses of the Koran, one of the verses that criticizes this behavior is QS An-Nahl verses 57-59. The purpose of this research is to find out the views of the exegetes regarding Qs An-Nahl verses 57-59, look for educational values or wisdom as well as the essence of Qs An-Nahl verses 57-59, add insight on how to educate women according to education experts, and put forward the educational implications of QS An-Nahl 57- 59. The method used in this research is a descriptive method, namely an investigation method that tells, analyzes, and classifies in an organized and systematic manner accurately about the educational implications of Qs. An-Nahl verses 57-59 by collecting and interpreting existing data, and using the tahili interpretation method, which is a method of describing the descriptions of the meaning contained in the verses of the Qur'an by following the orderly arrangement or sequence of the letters. and the verses of the Qur'an itself with more or less analysis in it. The results of the research of QS An-Nahl verses 57-59 are: (1) ignorant culture on the shame of giving birth to a girl causes the development of discrimination against women. (2) both men and women are equally glorious in the eyes of Allah SWT, the only difference is their piety. (3) Women need education as a means to make women intelligent and pious. Abstrak. Salah satu budaya Jahiliah yang begitu bodohnya yaitu mereka masyarakat Arab jahiliah tidak menyukai kelahiran anak perempuan karena anak perempuan dianggap sebagai suatu simbol kelemahan dan beban bagi keluarga atau suatu kabilah, bahkan mereka melakukan perilaku yang amat sadis dan kejam yaitu mengubur hidup-hidup bayi perempuan. Budaya seperti ini ditentang oleh Islam, Allah Swt secara garis besar mengkritiki hal tersebut dalam beberapa ayat Al-Quran salah satu ayat yang mengkritiki perilaku tersebut yaitu QS An-Nahl ayat 57-59. Tujuan dari penelitian ini sebagai sarana mengetahui pandangan para muffasir mengenai Qs An-Nahl ayat 57-59, mencari nilai-nilai pendidikan atau hikmah maupun esensi dari Qs An-Nahl ayat 57-59,menambah wawasan bagaiamana pendidikan kaum wanita menurut para ahli pendidikan, serta mengemukakan implikasi pendidikan QS An-Nahl 57-59. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode penyelidikan yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasikan secara tersusun dan sisitematis dangan tepat tentang implikasi pendidikan dari Qs. An-Nahl ayat 57-59 dengan mengumpulkan dan menafsirkan data yang ada, serta menggunakan metode tafsir tahili yaitu suatu metode mendeskripsikan uraian-uraian makna yang terkandung dalam ayat-ayat alQur‟an dengan mengikuti tertib susunan atau urut-urutan surat-surat dan ayat-ayat al-Qur‟an itu sendiri dengan sedikit banyak melakukan analisis didalamnya. Hasil dari penelitian QS An-Nahl ayat 57-59 adalah: (1) budaya jahiliah atas rasa malu kelahiran anak wanita menimbulkan berkembangnya diskriminasi terhadap kaum wanita. (2) baik laki-laki maupun wanita sama mulianya dimata Allah Swt,yang membedakan hanyalah ketakwaannya. (3) Wanita memerlukan pendidikan sebagai sarana untuk menjadikan wanita yang cerdas dan bertakwa.
Implementasi Metode Talaqqi dalam Meningkatkan Kemampuan Menghafal Al-Quran Makrifatu Nur Afifah; Aep Saepudin; Huriah Rachmah
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.846 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.3834

Abstract

Abstract. A memorizer of the Qur'an must be accustomed to reading the Qur'an carefully and fluently, if the memorizer of the Qur'an is not fluent in reading the Qur'an then he will have difficulty in memorizing the Qur'an. Based on field data at at Miftahul Khoir Dago Bandung Islamic Senior High School, there are 16 students and 10 students are less fluent and tartil in reading the Qur'an so that this can hinder memorizing the Qur'an. In this problem, at Miftahul Khoir Dago Bandung Islamic Senior High School took steps by using the talaqqi method as a strategy for memorizing the Qur'an. This study aims to determine the planning of the talaqqi method, the implementation of the talaqqi method, the supporting and inhibiting factors, and the evaluation of the talaqqi method in improving the ability to memorize the Qur'an. The method that the researcher uses is descriptive qualitative, with the type of research being field research which is also called fielded research. In collecting data, the researcher used observation, interview, and documentation techniques. Results Based on research conducted at SMA-IT Miftahul Khoir Dago Bandung, the talaqqi method makes it easier for students to memorize the Qur'an and makes it easier for teachers to know the abilities of their students. Because this method is very easy to apply to students face-to-face or face-to-face, both from depositing the memorization to the delivery of the material, so that by using the talaqqi method most of them can achieve their memorization targets. Abstrak. Seorang penghafal Al-Qur’an haruslah terbiasa membaca Al-Qur’an dengan teliti dan fasih, jika penghafal Al-Qur’an tidak fasih dalam membaca Al-Qur’an maka ia akan akan kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an. Berdasarkan data lapangan di SMA-IT Miftahul Khoir Dago Bandung terdapat 16 siswa dan 10 siswi kurang fasih dan tartil dalam membaca Al-Qur’an sehingga ini dapat menghambat menghafal Al-Qur’an. Dalam permasalahan ini SMA-IT Miftahul Khoir Dago Bandung mengambil langkah dengan cara menggunakan metode talaqqi sebagai strategi menghafal Al-Qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan metode talaqi, pelaksanaan metode talaqqi, faktor pendukung dan penghambat, serta evaluasi metode talaqqi dalam meningkatkan kemampuan menghafal Al-Qur’an. Metode yang peneliti gunakan yaitu kualitatif deskriptif, dengan jenis penelitiannya yaitu penelitian lapangan yang disebut juga fieled research. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA-IT Miftahul Khoir Dago Bandung metode talaqqi mampu memudahkan siswa dalam menghafal Al- Qur’an dan memudahkan guru untuk lebih mengetahui kemampuan siswanya. Karena metode ini sangat mudah diterapkan pada siswa dengan cara berhadap-hadapan atau bertatap muka baik dari menyetorkan hafalan sampai dari cara penyampaian materinya, sehingga dengan menggunakan metode talaqqi murid sebagian besar dapat mencapai target hafalannya.
Implementasi Pendidikan Iman bagi Santri melalui Program Belajar Bersama Orang Tua di Kuttab Al-Fatih Cimenyan Bandung Level Kuttab Awal Tiga Muhammad Zulfikar; Aep Saepudin; Fitroh Hayati
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.844 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.3978

Abstract

Abstract. The role of parents in children's faith education cannot be completely replaced by the role of the teacher. Therefore, there needs to be good cooperation between parents and teachers in the faith education process that is carried out. The purpose of this study was to determine the planning, implementation, evaluation as well as supporting and inhibiting factors in the implementation of Faith Education for students through the Learning with Parents program at Kuttab Al-Fatih Bandung. This study uses a descriptive method using a qualitative approach to examine the implementation of Faith Education through the Learning with Parents program. Data collection techniques were carried out by means of interviews, observations, and documentation studies. The results showed that: (a). Planning for faith education through the study program with parents consists of preparing a schedule for the BBO program for one academic year by the coordinator of the faith class and making a kuttab activity plan (RKK) made by the faith class teacher. (b). The implementation of faith education through the BBO program is carried out continuously between teachers and parents. Beginning with faith education conducted in the classroom by the faith class teacher, then followed by parents with a faith class assignment guide. (c). The evaluation or assessment used in the BBO program is an attitude assessment that is carried out in stages (d). The supporting factor that dominates the implementation of the program is parents' awareness of the importance of the role of parents in accompanying children when studying at home. While the inhibiting factor is the lack of understanding of parents in the technical implementation and writing feedback on activities that have been carried out at home. Abstrak. Peran orangtua dalam pendidikan iman anak tidak bisa digantikan sepenuhnya oleh peran guru. Oleh karenanya perlu ada kerjasama yang baik antara orangtua dan guru dalam proses pendidikan iman yang dilakukan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi Pendidikan Iman bagi santri melalui proram Belajar Bersama Orangtua di Kuttab Al-Fatih Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk meneliti implementasi Pendidikan Iman melalui program Belajar Bersama Orangtua. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (a). Perencanaan pendidikan iman melalui program berlajar bersama orangtua terdiri dari penyusunan jadwal program BBO untuk satu tahun ajaran oleh koordinator kelas iman dan pembuatan rencana kegiatan kuttab (RKK) yang di buat oleh guru kelas iman. (b). Pelaksanaan pendidikan iman melalui program BBO dilakukan secara berkesinambungan antara guru dengan orangtua. Diawali dengan pendidikan iman yang dilakukan di kelas oleh guru kelas iman, kemudian dilanjutkan oleh orangtua dengan panduan tugas kelas iman. (c). Evaluasi atau penilaian yang digunakan pada program BBO adalah penilaian sikap yang dilakukan secara bertahap (d). Faktor pendukung yang mendominasi pelaksanaan program adalah kesadaran orangtua akan pentingnya peran orantua dalam membersamai anak saat belajar di rumah. Sedangkan faktor penghambatnya adalah kurangnya pemahaman orangtua dalam teknis pelaksanaan dan penulisan feedback atas kegiatan yang telah dilakukan di rumah.
Implikasi Pendidikan dari Al-Quran Surat An-Nur Ayat 30-31 tentang Perintah Menjaga Pandangan terhadap Pendidikan Akhlak Dicky Mohammad Ilham; Aep Saepudin; Eko Surbiantoro
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.466 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.4078

Abstract

Abstract. This research is motivated by how Muslims and Muslim women in association can protect themselves, hold their views and maintain their genitals according to the perspective of the Qur'an. This study uses a descriptive-analytical method of collection technique, namely library research by examining in depth various interpretations and books related to the main research problem. His study aims to determine: (1). The contents of the content of Q.S An-Nur verses 30-31 according to the opinions of the commentators. (2). The essence of Q.S An-Nur verses 30-31 (3). Opinions of experts on moral education. (4). The educational implications contained in Q.S An-Nur verses 30-31 about maintaining the view of a Muslim towards moral education. From this study, the contents of Q.S An Nur verses 30-31 which contain the values of moral education that humans must keep their eyes, maintain their genitals and cover their genitals. The concept of covering the genitals for men is that they are ordered to keep their gaze and their genitals on women who are not their mahram. Likewise, women are commanded to guard their gaze and their private parts towards men who are not their mahram. In Islam, the female genitalia limit is the entire body except the face and palms, while the male genitalia limit is between the navel to the knees. The implications contained in the Qur'an Surah An Nur verses 30-31 (1). The behavior of a Muslim must be based on the Qur'an and Hadith, because a Muslim is obliged to keep his eyesight in order to avoid immoral acts. (2). Islam is very concerned about the distribution of sexual desire in accordance with the right rules and ethics. (3). Covering the aurat for every Muslim is an obligation that must be fulfilled. By covering the genitals, you can avoid crimes such as sexual harassment, and avoid other dangers. So from the importance of self-awareness and guidance from the family about covering the genitals for every Muslim. (4). Reflect on yourself by regretting the sins that have been committed in earnest. Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh bagaimana kaum muslim dan muslimah dalam pergaulan agar dapat menjaga diri, menahan pandangannya serta memelihara kemaluan sesuai perspektif Al-Qur’an. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis teknik pengumpulan yaitu kepustakaan (library reasearch) dengan mengkaji secara mendalam berbagai tafsir dan buku yang berhubungan dengan pokok masalah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1). Isi kandungan Q.S An-Nur ayat 30-31 menurut para pendapat para mufassir. (2). Esensi Q.S An-Nur ayat 30-31 (3). Pendapat para ahli tentang pendidikan akhlak. (4). Implikasi pendidikan yang terkandung dalam Q.S An-Nur ayat 30-31 tentang menjaga pandangan seorang muslim terhadap pendidikan akhlak. Dari penelitian ini, diperoleh isi kandungan Q.S An Nur ayat 30-31 yang mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak bahwa manusia harus menjaga pandangan mata, memelihara kemaluannya serta menutup aurat. Konsep menutup aurat bagi kaum laki-laki yaitu diperintahkan untuk menjaga pandangan dan kemaluannya terhadap perempuan yang bukan mahramnya. Demikian juga bagi perempuan diperintahkan untuk menjaga pandangan dan kemaluannya terhadap laki-laki yang bukan mahramnya. Dalam Islam batas aurat perempuan yaitu seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, sedangkan batas aurat laki-laki yaitu antara pusar sampai lutut. Implikasi yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat An Nur ayat 30-31 (1). Perilaku seorang muslim harus berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist, sebab seorang muslim di wajibkan untuk menjaga pandangan agar terhindar dari perbuatan maksiat. (2). Islam sangat memperhatikan penyaluran hasrat seksual sesuai dengan aturan dan etika yang benar. (3). Menutup aurat bagi setiap muslim adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan. Dengan menutup aurat dapat terhindar dari kehajatan seperti pelecehan seksual, dan terhindar dari marabahaya lainnya. Maka dari pentingnya kesadaran diri dan bimbingan dari keluarga tentang menutup aurat bagi setiap muslim. (4). Muhasabah diri dengan menyesali dosa-dosa yang telah dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Implikasi Pendidikan dari Al-Qur’an Surat Al-An’am Ayat 151-153 tentang Akhlak Mahmudah terhadap Upaya Pembinaan Aqidah dan Akhlak Ninis Nurjanah; Aep Saepudin; A. Mujahid Rasyid
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.494 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.4087

Abstract

Abstract. The reality of the crisis of aqidah and morals in Indonesia today still seems so alarming and it seems that the phenomena that occur in human life today are far from the basic values of Islam, namely the Qur'an and Hadith. As a result, deviations occur in the community. This study aims to 1) find out the opinion of the commentators regarding the QS. Al-An'am verses 151-153, 2) find the essence contained in the QS. Al-An'am verses 151-153, 3) find the educational implications contained in the QS. Al-An'am verses 151-153 about the morals of the easy way towards efforts to build aqidah and morals. The approach used in this research is a qualitative approach, while the method used is descriptive analysis method with the type of library research, namely by collecting data that is related to the researcher's discussion. Based on the results of this research analysis shows that the essence of QS. Al-An'am verses 151-153, 1) the importance of Aqidah for a Muslim in order to avoid deviant teachings, 2) a Muslim must have a good morality in fostering aqidah and morals, 3) Muslims are obliged to avoid deviant teachings of the Islamic religion. Educational Implications of QS. Al-An'am verses 151-153 namely: 1) stay away from polytheism to Allah, 2) do good to both parents, 3) protect children, 4) avoid evil deeds, 5) protect the soul, 6) love orphans, 7) perfecting measures and scales, 8) fair in speech and action, 9) keeping promises, 10) and being obedient and obedient to the rules. Efforts in fostering Aqidah and Morals are carried out by several methods, namely the first method, the exemplary method, the habituation method, the advice method, the story method, the Ibrah method, and the educating method. Abstrak. Realitas krisis aqidah dan akhlak di Indonesia sekarang ini masih nampak begitu memprihatinkan dan nampaknya fenomena yang terjadi di kehidupan umat manusia pada zaman sekarang sudah jauh dari nilai-nilai dasar agama Islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Akibatnya penyimpangan-penyimpangan terjadi ditengah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pendapat para mufassir mengenai QS. Al-An’am ayat 151-153, 2) menemukan esensi yang terkandung dalam QS. Al-An’am ayat 151-153, 3) menemukan implikasi pendidikan yang terkandung dalam QS. Al-An’am ayat 151-153 tentang akhlak mahmudah terhadap upaya pembinaan aqidah dan akhlak. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan jenis penelitian kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang ada keterkaitan dengan pembahasan peneliti. Berdasarkan hasil analisis penelitian ini menunjukan bahwa esensi dari QS. Al-An’am ayat 151-153, 1) pentingnya Aqidah bagi seorang Muslim agar terhindar dari ajaran yang menyimpang, 2) seorang Muslim harus memiliki Akhlak Mahmudah dalam membina aqidah dan akhlak, 3) kaum Muslim wajib untuk menghidari ajaran-ajaran yang menyimpang dari agama Islam. Implikasi Pendidikan dari QS. Al-An’am ayat 151-153 yaitu: 1) menjauhi kemusyrikan kepada Allah, 2) berbuat baik kepada kedua orangtua, 3) perlindungan terhadap anak, 4) menghindari perbuatan keji, 5) perlindungan terhadap jiwa, 6) menyayangi anak yatim, 7) menyempurnakan takaran dan timbangan, 8) adil dalam bertutur kata dan berbuat, 9) menepati janji, 10) serta taat dan patuh pada peraturan. Upaya dalam membina Aqidah dan Akhlak dilakukan dengan beberapa metode yang pertama, metode keteladanan, metode pembiasaan, metode nasehat, metode kisah, metode Ibrah, dan metode mendidik.
Implikasi Pendidikan dari QS. Al-Isra ayat 23 dan 24 tentang Birrul Walidain terhadap Upaya dalam Membentuk Adab Anak Kepada Orang Tua Muhammad Kurnia Pratama; Aep Saepudin; Khambali
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.369 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.4386

Abstract

Abstract. This verse explains Birrul Walidain, which is an obligation that is Fardhu'Ain for children to make their parents happy and obey their orders, but in fact there are still many children's behavior that is not fair to parents. Therefore, the formulation of the problem emerged, namely: (1) What is the content of the interpretation of QS. Al-Isra 'verse 23 and 24 according to the commentators? (2) What is the essence of the interpretation of QS. Al-Isra 'verse 23 and 24? (3) What are the opinions of experts regarding educational efforts in shaping children's etiquette to their parents? (4) What are the implications of education in QS. Al-Isra 'verse 23 and 24 on efforts to shape children's manners to their parents?. This study uses qualitative methods with collection techniques, namely documentation studies by reviewing studies on interpretations, books, literature, notes, reports related to the subject matter of the research. From this research, obtained the content of Qs. Al-Isra verses 23 and 24 that there are several ways to fulfill the obligations that must be carried out by a child to his parents, namely taking care of them when they are old, not saying bad words, not treating them badly, and always saying to them words. gentle, kind, and with respect. According to education experts, there are educational efforts in shaping children's manners to parents, namely by giving understanding by parents and accompanied by self-awareness. Abstrak. Ayat ini menerangkan Birrul Walidain yaitu suatu kewajiban yang bersifat Fardhu‘Ain bagi anak untuk membahagiakan hati kedua orang tua dan menuruti perintahnya, namun pada faktanya masih banyak perilaku anak yang tidak wajar terhadap orang tua. Maka dari itu, munculah rumusan masalah yaitu: (1) Apa isi tafsir QS.Al-Isra’ ayat 23 dan 24 menurut para mufassir? (2) Apa esensi dari tafsir QS.Al-Isra’ ayat 23 dan 24? (3) Bagaimana pendapat para pakar tentang upaya pendidikan dalam membentuk adab anak kepada orang tua? (4) Bagaimana implikasi pendidikan dalam QS.Al-isra’ ayat 23 dan 24 terhadap upaya dalam membentuk adab anak kepada orang tua?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan yaitu studi dokumentasi dengan penelaahan studi terhadap tafsir, buku, literatur, catatan, laporan yang berhubungan dengan pokok masalah penelitian. Dari penelitian ini, diperoleh isi kandungan Qs. Al-Isra ayat 23 dan 24 bahwa ada beberapa cara untuk menunaikan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang anak kepada orang tua, yaitu memelihara keduanya ketika tua, tidak mengucapkan perkataan yang buruk, tidak memperlakukan mereka dengan buruk, dan senantiasa mengucapkan kepada keduanya perkataan yang lembut, baik, dan disertai penghormatan. Menurut para ahli Pendidikan terdapat upaya pendidikan dalam membentuk adab anak kepada orang tua yaitu dengan cara diberikannya pemahaman oleh orang tua dan dibarengi dengan kesadaran diri sendiri.
Implikasi Pendidikan dari Al-Qur'an Surah Al-Hujurat Ayat 11-12 tentang Upaya Pencegahan Perilaku Bullying Patonah; Aep Saepudin; Eko Surbiantoro
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.601 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.4608

Abstract

Abstract. Based on the background of the problem in this study states that the regulation regarding the prohibition of Bullying has been listed in the Qur'an QS.Al-hujurat verses 11-12 that occurred since the prophetic period as well as in the Constitution it has been stated that this act of bullying is also prohibited, but seeing the current situation as the development of the age of Bulying's behavior is increasingly rife and has become commonplace in the community, and education is due to the lack of public understanding of moral values contained in the Qur'an. This study aims to 1) knowing the opinions of the mufassir regarding QS.Al-hujurat 11-12, 2) finding the essence contained in the QS.Al-Hujurat 11-12, 3) finding implications regarding education about morals that exist in QS.Al-hujurat 11-12 in an effort to prevent Bullying behavior, the approach used in this study is a qualitative approach, while the method used is a descriptive analysis method with a type of literature that is in a way that is in a way collect data that is related to the discussion of researchers. Based on the results of the analysis of this study shows that the educational implications of QS.Al-hujurat verses 11-12, 1) Prohibition not to make fun of others, 2) Orders not to self-deprecate and call others with bad titles, 3) Prohibition not to su'udzaan (hunting prejudice), 4) Orders not to use (Ghibah) against fellow Muslims. Efforts in the prevention of Bullying are carried out by several methods first, the method of transparency. Second, the habituation method. Methods, advice. Third, the tarhib method. Abstrak. Berdasarkan latar belakang masalah pada penelitian ini menyatakan bahwa peraturan mengenai larangan Bullying sudah tercantum dalam Al-Qur’an QS.Al-hujurat ayat 11-12 yang terjadi sejak zaman masa kenabian begitupun dalam UUD telah dinyatakan bahwa tindakan bullying ini juga terlarang, akan tetapi melihat situasi kondisi saat ini seiring perkembangan zaman tindak perilaku Bulying ini semakin marak terjadi dan sudah menjadi hal yang dianggap lumrah di lapisan masyarakat, maupun pendidikan hal ini disebabkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai akhlak yang ada didalam Al-qur’an. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pendapat para mufassir mengenai QS.Al-hujurat 11-12, 2) menemukan esensi yang terkandung dalam QS.Al-Hujurat 11-12, 3) menemukan implikasi mengenai pendidikan tentang akhlak yang ada dalam QS.Al-hujurat 11-12 dalam upaya pencegahannya terhadap perilaku Bullying, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dengan jenis kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang ada keterkaitan dengan pembahasan peneliti. Berdasarkan Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa implikasi Pendidikan dari QS.Al-hujurat ayat 11-12, 1) Larangan untuk tidak mengolok-olok orang lain, 2) Perintah untuk tidak mencela diri sendiri dan memanggil orang lain dengan gelaran yang buruk, 3) Larangan untuk tidak su'udzaan (berburuk sangka), 4) Perintah untuk tidak menggunjing (Ghibah) terhadap sesama muslim. Upaya dalam pencegahan Bullying dilakukan dengan beberapa metode yang Pertama, metode keteladanan. Kedua, metode pembiasaan. Metode, nasihat. Ketiga, metode tarhib.
Upaya Sekolah dalam Meningkatkan Akhlakul Kharimah Peserta Didik melalui Pembiasaan Kegiatan Sehari-hari di MI Ar-Rahmah Bandung Violiza El Syafira; Aep Saepudin; Helmi Aziz
Bandung Conference Series: Islamic Education Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Islamic Education
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.364 KB) | DOI: 10.29313/bcsied.v2i2.4609

Abstract

Abstract. Moral education is the main education taught by schools in addition to science education. There are various ways schools do for moral education, one of which is at MI Ar-Rahmah, Bandung, which makes habituation activities a means to improve the morals of students. The purpose of this research is to examine the objectives, habituation programs, methods and evaluations carried out by schools in carrying out habituation activities in order to improve the morals of students.This study uses a qualitative descriptive method because the authors describe how calm the school's efforts in improving morals in schools are through daily habituation activities. In this study, the authors used the technique of observation, interviews, and documentation to retrieve research data.The results of this study indicate that: (a). MI Ar-Rahmah's goal is to improve morality, namely creating human beings and from attitudes and attitudes towards Allah swt, fellow humans, and the community environment. (b). The programs in schools vary depending on their respective achievements, including the congregational midday prayer, the habit of saying greetings, memorizing short letters, and so on. (c). The method to improve morality at MI Ar-Rahmah Bandung is through repetition of habituation of daily activities. (d). Evaluation in improving morality at MI Ar-Rahmah Bandung has been quite well carried out by students but there are several obstacles and obstacles in achieving it. Abstrak. Pendidikan akhlak mejadi pendidikan utama yang diajarkan oleh sekolah disamping pendidikan ilmu pengetahuan. Berbagai cara sekolah lakukan untuk pendidikan akhlak salah satunya di MI Ar-Rahmah kota Bandung yang menjadikan kegiatan pembiasaan sebagai sarana untuk meningkatkan akhlak peserta didik. Tujuan dari penulitian ini adalah untuk mengkaji tujuan, program-program pembiasaan, metode serta evaluasi yang dilakukan sekolah dalam melakukan kegiatan pembiasaan guna meningkatkan akhlak peserta didik.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena penulis mendeskripsikan tenang bagimana upaya sekolah dalam meningkatkan akhlakul kharimah di sekolah melalui kegiatan pembiasaan sehari-hari. Dalam penelitian ini penulis menggunakan Teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mengambil data penelitian.Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa: (a). Tujuan MI Ar-Rahmah untuk meningkatkan akhlakul kharimah yaitu menciptakan insan kamil dan dari sikap dan sikap terhadap Allah swt, sesama manusia, dan lingkungan masyarakat. (b). Program-program yang ada di sekolah berbeda-beda tergantung pencapaian nya masing-masing diantarnya ada sholat dzuhur berjamaah, pembiasaan mengucapkan salam, hafalan surat-surat pendek, dan lain-lain. (c). Metode untuk meningkatkan akhlakul kharimah di MI Ar-Rahmah Bandung yaitu melalui pengulangan pembiasaan kegiatan sehari-hari. (d). Evaluasi dalam meningkatkan akhlakul kharimah di MI Ar-Rahmah Bandung sudah cukup baik dilaksanakan oleh peserta didik namun ada beberapa hambatan dan kendala dalam mencapainya.