Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Kualitas Semen Cair Sapi Peranakan Ongole pada Pengencer Tris Aminomethan Kuning Telur tanpa Raffinosa yang Disimpan pada Media yang Berbeda Suhu Deny Sulistyowati; Muhammad Azharil Faris; Aulia Puspita Anugra Yekti; Sri Wahjuningsih; Trinil Susilawati
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 19, No 1 (2018): TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.006 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtapro.2018.019.01.6

Abstract

The aim of this research was to know the storage media with the best temperature to maintain the quality of Ongole crossbred bull liquid semen diluted with tris aminomethan without raffinose + 20% egg yolk. The material used in this research was semen obtained from Ongole crossbred bull located in Sumber Sekar Laboratory of Faculty of Animal Husbandry Universitas Brawijaya Malang. The method was used in laboratory experimental research with experimental design used 5 treatments with 5 replications, there were M1 (thermos containing ice cubes with temperature 0o C), M2 (refrigerator temperature 3-5o C), M3 (thermos containing ice water with temperature 9o C), M4 (thermos containing water with temperature 25o C), and M5 (empty thermos with temperature 28o C). The variables observed were motility, viability, abnormality, and total motile sperm. Data were analyzed using Randomized Block Design, total motile sperm tested using Pearson's Chi Square with expectation value of 40 million motile sperm/ml. The result of this research showed that the storage media had a significant effect on the quality of Ongole crossbred bull liquid semen of motility, viability, and abnormality. Total motile sperm at the 3rd hour showed significantly different M3 and M4 (P <0.05) lower than the expected value of 40 million motile sperm/ml. The conclusion of the research shows that M1 (flask containing ice cubes with temperature 0o C) was the best storage media to carry liquid semen for artificial insemination application in the field.
PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI PERANAKAN ONGOLE DAN PERANAKAN LIMOUSIN DI KABUPATEN MALANG Nuryadi Nuryadi; Sri Wahjuningsih
TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal Production Vol 12, No 1 (2011): Ternak Tropika
Publisher : Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.323 KB)

Abstract

ABSTRAK Tujuan dari penelitian  untuk mengetahui  penampilan reproduksi sapi betina Peranakan Ongole dan Peranakan Limousin yang meliputi Service per Conception, Days Open, Calving Interval, dan Conception Rate. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sapi Peranakan Ongole   50 ekor dan Sapi Peranakan Limousin  50 ekor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, pengumpulan data dilakukan primer dan sekunder.  Variabel yang diamati adalah Service per conception (S/C), Days open (DO), Calving interval (CI), Conception rate (CR),  Hasil penelitian menunjukkan S/C sapi Peranakan Ongole 1,28 dan sapi Peranakan Limousin 1,34. Days Open (DO) sapi Peranakan Ongole 130,27±20,99  hari, sedangkan pada sapi Peranakan Limousin sebesar 149,32±24,19 hari. Conception Rate sebesar 75,34% pada sapi Peranakan Ongole dan 66% pada sapi Peranakan Limousin dan untuk CI pada sapi Peranakan Ongole sebesar 414,97±25,53  hari sedangkan pada sapi Peranakan Limousin sebesar 433,67±24,39 hari. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan penampilan reproduksi sapi Peranakan Ongole dan Peranakan Limousin.   Kata Kunci: Service per Conception, Days Open, Calving Interval and Conception Rate ABSTRACT The purpose of this study was to know the difference of reproductive performans Filial Ongole and Filial Limousine covering Service per Conception, Days Open, Calving Interval, and Conception Rate. The materials used in this study is to Filial Ongole by the number 50 objects and Filial Limousin Cattle with the number of 50 objects. The method used in this research is the gathering of primary and secondary data. The observed variables are Service per conception (S / C), Days open (DO), Calving interval (CI), Conception rate (CR), The experiment showed that  S / C , DO, CR and CI   of Filial Ongole  were 34 1.28;130.27 ± 20.99 days, 75.34%;  414.97 ± 25.53 days and for Filial Limousin were  1,34; 149,32±24,19 days; 66 %;433,67±24,39days respectively.  It was concluded  that there was   difference of  reproductive performans between Filial Ongole and Filial Limousin. Key words : Service per Conception, Days Open, Calving Interval and Conception Rate.
PENGARUH MODUL DIGITAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB KONSEP PROTISTA MIRIP HEWAN Dewi Hernawati; Norma Yunita; Sri Wahjuningsih
Jurnal Life Science : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : IPI Garut Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/lsciences.v4i1.1712

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modul digital terhadap hasil belajar siswa dengan sub konsep Protista Mirip Hewan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan desain Nonequivalent Control Group Design kepada 66 partisipan secara between subject (pemberian perlakuan yang berbeda pada masing-masing kelompok). Teknik analisis data menggunakan uji statistik non parametrik, dimana uji hipotesisnya menggunakan uji Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan asymp sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Karena 0,000 < α = 0,05 , maka Ho ditolak artinya terdapat pengaruh modul digital terhadap hasil belajarsiswa kelas X MIPA. Data yang diperoleh di analisis menggunakan metode analisis uji gain ternormalisasi. Berdasarkan hasil analisis di peroleh bahwa penggunaan pengaplikasian modul digital dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan media dengan modul digital dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen ( ̅= 0,20). Sedangkan pada kelompok kontrol yang hanya diberikan media seperti biasa yaitu power point mengalami penurunan ( ̅= -0,02). Berdasarkan hasil uji gain ternormalisasi, kelompok eksperimen masuk kedalam kriteria rendah ( ̅= 0,20 < 0,30) sedangkan kelompok kontrol masuk kedalam kriteria terjadi penurunan ( ̅= -0,02 < 0,00).
Indeks Ekologi Gastropoda sebagai Bioindikator Tingkat Pencemaran Air Tawar Situ Bangendit Nurul Fitri; Hudi Hernawan; Sri Wahjuningsih
Jurnal Life Science : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : IPI Garut Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/lsciences.v4i2.1725

Abstract

Beberapa aktivitas masyarakat disekitar perairan situ secara langsung maupun tidak langsung dapatberdampak terhadap kualitas perairan sungai diantaranya dapat mempengaruhi faktor-faktor biotik danabiotik yang mengakibatkan rusaknya ekosistem di perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui indeks ekologi gastropoda sebagai bioindikator pencemaran air yang terdapat di EkowisaSitu Bagendit pada bulan April – Juni 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif denganpendekatan kualitatif, metode pengumpulan data dan metode penentuan stasiun dengan purposive samplingmethod terhadap 10 stasiun. Sampel yang diambil meliputi pengukuran parameter biotik (gastropoda) sertaabiotik. Hasil pengukuran parameter biotik penelitian menunjukkan famili dari tiga stasiun berjumlah5 famili diantaranya famili Thiaridae, famili Ampullariidae, famili Viviparidae, Lymnaeidae dan FamiliLittorinidae, dan terdiri dari 16 spesies dengan total 1495 individu. Rata-rata nilai indeks keanekaragamanadalah 1,6860 termasuk kategori sedang, kenekaragaman tertinggi adalah spesies Melanoides formensis(0,3570) dan terendah adalah, spesies Thiara rufis (0,0044). Rata-rata nilai indeks kelimpahan adalah,100,6091 termasuk kategori sangat banyak, nilai kelimpahan tertinggi pada spesies Melanoides formosensis(28,2274) dan terendah pada spesies Thiara rufis (0,01). Rata-rata nilai indeks dominansi adalah, 0,1852termasuk kategori rendah nilai dominansi tertinggi pada spesies Melanoides formosensis (0,0796) dominansiterendah pada spesies Thiara rufis (0). Rata-rata nilai indeks kemerataan adalah, 28,5078 termasuk kategoristabil, nilai kemerataan tertinggi pada spesies Pomaceae maculata (3,5338) dan Lymnea Rubiginosa (3,5338)terendah pada spesies Thiara rufis (0). Rata-rata nilai indeks kepadatan adalah, 149,5 termasuk kategoritinggi, nilai kepadatan tertinggi pada spesies Melanoides formenssis (42,2) terendah pada spesies Thiararufis (0,1).
JENIS DAN PERSEBARAN ANGGREK DI BEBERAPA LOKASI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI Sri Wahjuningsih
Jurnal Life Science : Jurnal Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol. 1 No. 2 (2019)
Publisher : IPI Garut Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/lsciences.v1i2.1750

Abstract

Saat ini diperkirakan keberadaan dan kekayaan jenis anggrek di alam sudah mengalami perubahan. Salah satu cara untuk mengetahui kekayaan atau keberadaan jenis-jenis anggrek di suatu kawasan yaitu dengan cara menidentifikasi dan menginventarisasi jenis di habitat alamnya. Pulau Jawa merupakan salah satu kawasan yang memiliki tingkat endemisitas jenis-jenis anggrek yang cukup tinggi termasuk di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). TNGC merupakan lahan bekas alih fungsi kawasan dari hutan produksi sehingga ada kemungkinan flora dan fauna yang ada di kawasan Gunung Ciremai telah berkurang termasuk tumbuhan anggrek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan identifikasi jenis-jenis anggrek yang ada di hutan alam TNGC dan melakukan pengecekan keberadaan dan persebaran jenis anggrek di beberapa Blok di TNGC yaitu : Blok Kopi Cilaja, Gunung Putri dan Cigorowong. Pada kegiatan ini, didapatkan 13 jenis anggrek dimana keanekaragaman anggrek yang tertinggi terdapat di Kopi Cilaja sebanyak 11 jenis, Gunung Putri sebanyak 9 jenis dan Blok Cigorowong hanya 1 jenis. Setelah dilakukan diidentifikasi, dari 15 jenis angrek yang ditemukan ternyata 9 jenis termasuk ke dalam jenis anggrek epifit dan 6 jenis anggrek terrestrial atau tanah. Apabila diklasifikasi berdasarkan nilai jual, dari 15 jenis yang ditemukan hanya 8 jenis anggrek yang mempunyai nilai jual. Berdasarkan hal ini, ke-8 jenis anggrek ini sangat cocok untuk dikembangkan dan dibudidaya terutama dalam rangka pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan TN Gunung Ciremai.