Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : LOKABASA

KATA SERAPAN BAHASA SUNDA (Pendekatan Étimologi, Morfologi, dan Grafologi) Hernawan, Hernawan; Widyastuti, Temmy; Nugraha, Haris Santosa
LOKABASA Vol 8, No 2 (2017): Vol. 8, No. 2, Oktober 2017
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan menulis proposal skripsi mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS yang masih rendah, karena belum ada model pembelajaran menulis proposal skripsi yang tepat. Oleh karena itu, perlu adanya model pembelajaran menulis proposal skripsi yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis proposal penelitian (skripsi)  mahasiswa sebelum dan setelah menggunakan model writing worshop. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kuasi eksperimen dengan sumber data 55 mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata pretest diketahui 66,00 dan rata-rata posttest sebesar 83,18, dengan t hitung adalah 27,755. Maka, dapat disimpulkan adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan mahasiswa dalam menulis proposal skripsi sebelum dan setelah menggunakan model writing workshop. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model Wiritng Workshop  dapat meningkatkan kemampuan menulis proposal skripsi mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS Tahun Akademik 2017-2018. AbstractThis research is motivated by the ability to write thesis proposal of the Department ofSundanese Language Education Department of FPBS which is still insufficient, because there is lack of learning model of appropriate writing  thesis proposal. Therefore, it is necessary to have a learning model of writing an effective and efficient thesis proposal. The purpose of this study is to describe students’ ability to write research thesis proposals before and after utilizing writing model workshop. The method used in this research is quasi experiment involving 55 students as data source. Based on the result of research, it showed that pretest score  average is 66,00 and post test score average equal to 83,18, with  27,755 t count. Thus, it can be assumed that there is a significant difference between the ability of students in writing thesis proposal before and after utilizing  writing workshop model. Thus, it can be concluded that writing workshop model can improve students ability to write thesis proposal in the Department of Sundanese Language Education  of FPBS in 2017-2018 academic year.
TATAKRAMA BAHASA SUNDA DALAM KOMUNIKASI LISAN MASYARAKAT KAMPUNG JEMO KABUPATEN SUMEDANG Wulandari, Sri Rizki; Sudaryat, Yayat; Hernawan, Hernawan
LOKABASA Vol 5, No 2 (2014): Vol. 5, No. 2, Okt 2014
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v5i2.15958

Abstract

Latar belakang penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tatakrama dalam komunikasi lisan masyarakat yang berada di Kampung Jémo, Desa Nagrak, Kecamatan Buahdua, Kabupaten Sumedang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui serta mendeskripsikan tatakrama bahasa Sunda, dalam komunikasi lisan masyarakat Kampung Jémo Desa Nagrak Buahdua Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Tehnik yang digunakan adalah tehnik observasi dan wawancara. Adapun instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara dengan dilengkapi alat perekam berupa ponsel. Hasilnya: (1) sebagian besar masyarakat Kampung Jémo mengetahui tentang tatakrama bahasa Sunda, tetapi tidak menggunakannya dalam percakapan sehari-hari; (2) kontéks situasi dalam pemakaian tatakrama bahasa Sunda, dilakukan dalam situasi santai dan formal. Jika diberi pertanyaan mengunakan bahasa Sunda, umumnya (42,10%) menjawab menggunakan bahasa Sunda yang halus; dan (3) tahapan kata yang dipakai oleh masyarakat Kampung Jémo, lebih banyak menggunakan bahasa kasar (41,1%). Hal ini menunjukan jika masyarakat mengetahui tatakrama bahasa Sunda, tetapi tidak digunakan dalam pembicaraan sehari-hari, dan lebih banyak menggunakan bahasa kasar.AbstractThe background of this research is to know and describe the etiquette of the society live in Jemo village in Nagrak, the district of Buahdua in Sumedang regency, in spoken communication. The purpose of this research is to know and describe the etiquette of sundanese language in spoken language used by Jemo villagers in Nagrak, the village of Sumedang regency. This research paper uses descriptive method and the data were gained through observation and interview. The instrument of this research was in the form of interview that was recorded through cellular phone. The results are: (1) The majority of Jemo villagers know the etiquette of Sundanese language, but they do not use it in their daily conversation; (2) the context of Sundanese language etiquette is applied in the formal and informal situation. If they are asked by using Sundanese language, generally (42,10%) they answer it in polite Sundanese language.; and (3) the word’s phase used by jemo villagers are rude utterance. In the data analysis, there are (41,1%) of the rude utterance spoken by them. So, the result shows that people know the etiquette of Sundanese language, but they do not apply it in their daily conversation, They tend to speak the rude utterance
UNSUR PELESAPAN KALIMAT DALAM BUKU SISINDIRAN JEUNG WAWANGSALAN ANYAR KARYA DÉDY WINDYAGIRI UNTUK BAHAN AJAR MENULIS SISINDIRAN DI SMP KELAS VIII Nugraha, Triya; Sudaryat, Yayat; Hernawan, Hernawan
LOKABASA Vol 9, No 2 (2018): Vol. 9, No. 2, Oktober 2018
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v9i2.15685

Abstract

Latar belakang penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa sisindiran merupakan susunan kalimat. Kalimat-kalimat yang terdapat pada sisindiran merupakan kalimat majemuk dan terdapat unsur yang dilesapkan. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan unsur pelesapan dan bentuk pelesapan yang terdapat pada kalimat sisindiran serta pamakaiannya pada pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik studi dokumentasi untuk mengumpulkan data. Data dianalisis menggunakan analisis unsur langsung. Sumber data didapatkan dari buku Sisindiran jeung Wawangsalan Anyar karya Dédy Windyagiri. Hasil penelitian menemukan dua hal, yaitu unsur lesapan dan bentuk lesapan kalimat. Unsur lesapan meliputi 1) pelesapan tunggal yang mencakup pelesapan unsur S, P, O, dan Konj.; 2) pelesapan majemuk yang mencakup pelesapan unsur S+P, S+O, S+K, S+Pel., S+Konj., O+Konj., S+P+Konj., S+O+Konj., dan S+Pel.+Konj. Bentuk pelesapan kalimat berdasarkan prosesnya yang ditemukan adalah 1) delisi tékstual; 2) delisi situasional; dan 3) delisi struktural. Delisis situasional dan unsur lesapan subjek paling banyak ditemukan. Hal ini berhubungan dengan cara penyebarannya yang secara lisan, dalam obrolan langsung si pembicara jarang mengucapkan semua maksudnya secara lengkap karena pasti bisa dimengerti oleh lawan bicaranya dengan dibantu isyarat dari pembicara. Hasil penelitian pelesapan kalimat ini dapat dipakai untuk bahan pengajaran menulis sisindiran. AbstractThe background of this study is because of the reality that sisindiran consists of sentence. Sisindiran sentences is a compound sentence and there are deletion elements. This study aimed to describe deletion elements and the type of deletion contained in sisindiran sentence and its use in learning. This study used a descriptive method with documentation study techniques to collect data. A data analyzed with direct element analysis. Data  sourced in Dedy Windyagiri’s book, Sisindiran jeung Wawangsalan Anyar. The findings show there are two things, deletion elements and type of deletion elements. Deletion elements are: 1) single deletion are include deletion S, P, O, and Konj.. element; 2) plural deletion are include S+P, S+O, S+K, S+Pel., S+Konj., O+Konj., S+P+Konj., S+O+Konj., dan S+Pel.+Konj. elements. Deletion type based on the process that found are 1) textual deletion; 2) situational deletion; and 3) structural deletion. Situational deletion and subject deletion elements are the most found. That is related to the way they are spread orally. Results of this study is can be used for writing study material.
MODEL WRITING WORKSHOP DALAM PENULISAN PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA DAERAH FPBS UPI Hernawan, Hernawan; Widyastuti, Temmy; Nugraha, Haris Santosa
LOKABASA Vol 8, No 2 (2017): Vol. 8, No. 2, Oktober 2017
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v8i2.15591

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kemampuan menulis proposal skripsi mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS yang masih rendah, karena belum ada model pembelajaran menulis proposal skripsi yang tepat. Oleh karena itu, perlu adanya model pembelajaran menulis proposal skripsi yang efektif dan efisien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis proposal penelitian (skripsi)  mahasiswa sebelum dan setelah menggunakan model writing worshop. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kuasi eksperimen dengan sumber data 55 mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian rata-rata pretest diketahui 66,00 dan rata-rata posttest sebesar 83,18, dengan t hitung adalah 27,755. Maka, dapat disimpulkan adanya perbedaan yang signifikan antara kemampuan mahasiswa dalam menulis proposal skripsi sebelum dan setelah menggunakan model writing workshop. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model Wiritng Workshop  dapat meningkatkan kemampuan menulis proposal skripsi mahasiswa Departemen Pendidikan Bahasa Daerah FPBS Tahun Akademik 2017-2018. Kata Kunci: writing workshop, proposal skripsi.  Abstract This research is motivated by the ability to write thesis proposal of the Department ofSundanese Language Education Department of FPBS which is still insufficient, because there is lack of learning model of appropriate writing  thesis proposal. Therefore, it is necessary to have a learning model of writing an effective and efficient thesis proposal. The purpose of this study is to describe students’ ability to write research thesis proposals before and after utilizing writing model workshop. The method used in this research is quasi experiment involving 55 students as data source. Based on the result of research, it showed that pretest score  average is 66,00 and post test score average equal to 83,18, with  27,755 t count. Thus, it can be assumed that there is a significant difference between the ability of students in writing thesis proposal before and after utilizing  writing workshop model. Thus, it can be concluded that writing workshop model can improve students ability to write thesis proposal in the Department of Sundanese Language Education  of FPBS in 2017-2018 academic year. Keywords: writing workshop, thesis proposal.
Model Brain Writing dalam Meningkatkan Kemampuan Menulis Wawangsalan Sumartini, Sumartini; Hernawan, Hernawan
LOKABASA Vol 10, No 2 (2019): Vol. 10, No. 2, Oktober 2019
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v10i2.21364

Abstract

This research is motivated by the lack of ability of students in writing wawangsalan. The purpose of this study is to describe the ability to write wawangsalan students of class VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung before and after using the model of learning brain writing, increase or not after using the models of learning brain writing, and the differences using the model of learning brain writing. The method used in this research is quasi-experimental method, using one group pretest and posttest design. Sources of data in this study were 30 students of class VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung Academic Year 2018/2019. Techniques used are test techniques, while the instrument is a writing test wawangsalan. The results of this study are (1) the ability to write students wawangsalan VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung before using the model make-up brain writing up the value of 43,2; (2) the ability to write wawangsalan after using the brain writing learning model on average to get the value of 76; (3) there is an increase in the ability to write wawangsalan after using brain writing model, from 34,2 to 76, mainly in aspects of the content and title relationship wangsal, and (4) there is a difference between the writing ability of wawangsalan before and after using the brain writing model. Based on statistical tests of significance values (Sig-2 tailed), namely (0,000 0,05) or less than 0,05. Which means that the alternative hypothesis (Ha) is accepted and the null hypothesis (Ho) is rejected. This shows that the model of brain writing learning can improve students' writing ability of grade VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung Academic Year 2018/2019. AbstrakPenelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan siswa dalam menulis wawangsalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan menulis wawangsalan sebelum dan sesudah menggunakan model brain writing, meningkat, serta mendeskripsikan perbedaan antara kemampuan menulis wawangsalan sebelum dan sesudah menggunakan model brain writing. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, dengan menggunakan desain one group pretest and posttest ke 30 siswa di kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019. Teknik yang digunakan yaitu tehnik tes, sedangkan instrumennya berupa tes menulis wawangsalan. Hasil penelitian ini adalah (1) kemampuan menulis wawangsalan siswa kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung sebelum menggunakan model pangajaran brain writing rata-rata memperoleh nilai 43,2; (2) kemampuan menulis wawangsalan sesudah menggunakan model pembelajaran Brain Writing rata-rata memperoleh nilai 76; (3) ada peningkatan kemampuan menulis wawangsalan sesudah menggunakan model brain writing yaitu dari 43,2 menjadi 76, utamanya dalam aspek hubungan isi dan judul wangsal; (4) ada perbedaan antara kemampuan menulis wawangsalan sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran brain writing. Berdasarkan hasil uji statistik nilai signifikansi (Sig.2-tailed) yaitu (0,000 0,05) atau kurang dari 0,05. Dengan demikian, H1 ditarima serta H0 ditolak. Artinya, ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis wawangsalan sebelum dan sesudah menggunakan model brain writing. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran brain writing dapat meningkatkan kemampuan menulis wawangsalan siswa kelas VIII-G SMP Pasundan 4 Bandung Tahun Ajaran 2018/2019
Struktur Kalimat Bahasa Sunda dalam Artikel Siswa Auliya, Maolidda; Hernawan, Hernawan
LOKABASA Vol 11, No 1 (2020): Vol. 11 No. 1, April 2020
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v11i1.25199

Abstract

The background of this research is the lack of students' understanding of Sundanese sentences, they are considered confused in selecting the spelling, words or appropriate sentence patterns. This research aims to describe the form and structure of sentences in articles written by students. The method used in this study is descriptive with a qualitative approach, with the techniques used in data collecting are test technique and record keeping technique. The result of this research are, first, there is a description of the sentence forms in the article. Second, the structure of Sundanese sentences found in student articels. The result of this research can be used as learning material for teachers to introduce Sundanese grammar to students especially 12th grade in twelve senior high school students IPS 2. AbstrakLatar belakang penelitian ini yaitu kurangnya pemahaman siswa terhadap kalimat-kalimat bahasa Sunda dalam memilih ejaan, kata, ataupun struktur kalimat yang sesuai. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan struktur kalimat dalam artikel karangan siswa. Metode yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu teknik tes dan studi pustaka. Hasil penelitian ini yaitu pertama, adanya deskripsi tentang bentuk-bentuk kalimat yang terbagi menjadi kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kedua, struktur kalimat bahasa Sunda yang ditemukan pada artikel siswa SMA kelas XII terdiri atas fungsi dan kategori. Penelitian ini dapat dijadikan bahan pembelajaran guru untuk mengenalkan tata bahasa Sunda kepada siswa khususnya di SMAN 12 Bandung kelas XII IPS 2.
Struktur Wacana Percakapan dalam Program Obrolan Televisi Fitriah, Nurul Aeni; Sudaryat, Yayat; Hernawan, Hernawan
LOKABASA Vol 11, No 2 (2020): Vol. 11 No. 2, Oktober 2020
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v11i2.29149

Abstract

Destructive activities in conversations such as interrupting the speech of an opponent can be negative habits of the speaker and are considered as one of the less ethical attitudes. The aims of the research are to describe the adjacency pairs, the interaction pattern of speaker, and turn-taking distribution markers in television talk show program. The method of this research is descriptive method with observes and record technique, and analysed by using an immediate constituent analysis in four episodes of “Milang Béntang” AKTV program. From the results of the research, the adjacency pair has been found are 379 data including eight standard pairs and four new pairs. The most common form of adjacency pairs is pairs of question-answers with 57% dominance. The interaction pattern of speaker found in 217 data including chain sequence patterns and circular circuit patterns. The interaction pattern of speakers is mostly a pattern of chain sequences with 93% dominance. Turn-taking distribution markers found in 401 data including the questions, orders, and statements. The most marker has been found is the questions marker with 54% dominance. From the results of the research, there has been found four new adjacency pairs including pairs of complain-recognition, praise-acceptance, praise-nonacceptance, and hope-acceptance.AbstrakKegiatan destruktif dalam percakapan seperti menyela atau memotong pembicaraan mitra tutur dapat menjadi kebiasaan negatif para pelaku tuturan dan dianggap sebagai salah satu sikap yang kurang etis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pasangan berdekatan, pola interaksi penutur, dan penanda distribusi giliran berbicara dalam program obrolan televisi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik simak catat serta studi pustaka yang dianalisis menggunakan teknik analisis unsur langsung pada empat episode acara “Milang Béntang” AKTV. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebanyak 379 data pasangan berdekatan yang meliputi delapan bentuk pasangan baku dan empat pasangan baru. Bentuk pasangan berdekatan paling banyak ialah pasangan pertanyaan-jawaban dengan dominasi 57%. Pola interaksi penutur yang ditemukan sebanyak 217 data mencakup pola rangkaian berantai dan pola rangkaian melingkar. Pola interaksi penutur paling banyak merupakan pola rangkaian berantai dengan dominasi 93%. Penanda distribusi giliran berbicara yang ditemukan sebanyak 401 data mencakup penanda dalam bentuk pertanyaan, perintah, dan pernyataan. Penanda distribusi giliran berbicara paling banyak merupakan penanda dalam bentuk pertanyaan dengan dominasi 54%. Dari hasil penelitian, ditemukan empat pasangan berdekatan khusus dalam kegiatan percakapan masyarakat Sunda yang meliputi pasangan keluhan-pengakuan, pujian-penerimaan, pujian-penolakan, dan harapan-persetujuan.
Perubahan, Pergeseran, dan Pemertahanan Bahasa Sunda di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia Robiah, Dini Fitriani Noor; Hernawan, Hernawan
LOKABASA Vol 12, No 1 (2021): Vol. 12 No. 1, April 2021
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v12i1.34142

Abstract

Abstrak: Penelitian ini dilatar belakangi oleh fenomena perubahan dan pergeseran berbahasa, yang tadinya menggunakan bahasa Daerah beralih ke bahasa Indonesia. Peristiwa ini sering ditemui di kalangan masyarakat khususnya mahasiswa. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa UPI yang lahir di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perubahan bahasa Sunda pada mahasiswa UPI ketika berinteraksi, pergeseran pemakaian bahasa Sunda pada mahasiswa UPI, dan langkah yang tepat untuk mempertahankan bahasa Daerah di kalangan mahasiswa UPI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik yang digunakan adalah teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuisioner. Hasil dari penelitian ini menunjukan perubahan dan pergeseran bahasa Sunda di kalangan mahasiswa UPI. Dengan persentase 32% memakai bahasa Sunda, 68% sisanya memakai bahasa Indonesia yang dicampur bahasa Sunda. Sehingga didapat upaya-upaya untuk mempertahankan bahasa Sunda dikalangan Mahasiswa UPI.  Kata Kunci: perubahan bahasa; pergeseran bahasa; pemertahanan bahasa. Abstract: This research is motivated by the phenomenon of language change and shifting, which had used local languages to switch to Indonesian. This event is often found in the community, especially students. The subjects of this study were UPI students who were born in West Java. This study aims to determine patterns of Sundanese language change in UPI students when interacting, shifting the use of Sundanese in UPI students, and appropriate steps to maintain regional languages among UPI students. The method used in this research is descriptive method with a qualitative approach. The technique used is the technique of collecting data through questionnaires. The results of this study indicate changes and shifts in Sundanese among UPI students. With a percentage of 32% using Sundanese, the remaining 68% using Indonesian mixed with Sundanese. In order to obtain efforts to maintain Sundanese among UPI students.Keywords: change of language; shift of language; retention of language.  
Perbandingan Penggunaan Bahasa Sunda Baku di Daerah Majalengka dan Ciamis Rama Kurnia Santosa; Tri Indri Hardini; Dadang Sunendar; Yulianeta Yulianeta; Yayat Sudaryat; Hernawan Hernawan
LOKABASA Vol 13, No 2 (2022): Vol. 13 No. 2, Oktober 2022
Publisher : UPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jlb.v13i2.49694

Abstract

Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan perbandingan penggunaan bahasa Sunda di daerah Ciamis dan Majalengka, Jawa Barat. Sebagai sebuah fenomena bahasa, bahasa Sunda memiliki kekhasan yang berbeda di setiap daerahnya. Meski begitu, bahasa Sunda hanya memiliki satu bahasa lulugu yang dirancang sebagai alat komunikasi antar banyak penutur berbeda. Metodologi penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik angket, yaitu menyebarkan angket ke 39 mahasiswa UPI yang berasal dari daerah Majalengka dan Ciamis. Hasil penelitian ini, menjelaskan penutur bahasa Sunda di daerah Ciamis dan Majalengka ternyata masih menggunakan bahasa Sunda lulugu di dalam situasi dan kondisi tertentu; lalu ditemukannya beberapa kosakata yang sama namun maknanya berbeda (homonim) dengan bahasa Sunda lulugu pada umumnya.