Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : IJMS - Indonesian Journal on Medical Science

Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Tenaga Teknis Kefarmasian Tentang Hepatitis B Di Kabupaten Sragen Anggraini, Truly Dian; Susilowati, Susilowati; Melati-Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Risna Intan
IJMS - Indonesian Journal on Medical Science Vol 8, No 1 (2021): IJMS 2021
Publisher : IJMS - Indonesian Journal on Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Hepatitis B was a disease caused by hepatitis B virus infection and caused liver inflammation, and it can also resulted in chronic hepatitis, cirrhosis, and hepatocellular carcinoma. The resulted of Riskesdas in 2013 showed that hepatitis prevalence in Indonesia in 2013 by 1,2% increased twice compared to Riskesdas in 2007, which amount to 0,6%. The most common type of hepatitis that infected the population of Indonesia is hepatitis B by 21,8%. According to research conducted by Ogundele et al. (2017), the precautioned of any disease was proportional to knowledge, behavior, and practiced, hence oversight that resulted in the transmission of disease can be reduced by having good knowledge. Pharmaceutical Technical Personnel was one part of the health labor that had a role in pharmaceutical services. The purpose of this study was to established the level of knowledge of Pharmaceutical Technical Personnel about hepatitis B in Sragen Regency. This researched was classified of non-experimental researched by divided questionnaires and then analyzed descriptively about each respondent's characteristics and analyzed for the predictor factors. A total of Pharmaceutical Technical Workers is 123, there are 103 people (83.74%) who had a good knowledge categorized, and as many as 20 people (16.26%) had a poor knowledge categorized about hepatitis B, and the respondent's labor was the most significant predictorns.Keywords : Knowledge, Hepatitis B, Pharmaceutical Technical Personnel, Predictor Factors  Abstrak: Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan karena infeksi virus hepatitis B dan menyebabkan inflamasi pada hati, dapat juga berakibat hepatitis kronis, sirosis, dan karsinoma hepatoselular. Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi hepatitis di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,2% meningkat dua kali dibandingkan Riskesdas tahun 2007 yang sebesar 0,6%. Jenis hepatitis yang banyak menginfeksi penduduk Indonesia adalah hepatitis B sebesar 21,8%. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ogundele, dkk (2017), pencegahan penyakit apapun adalah sebanding dengan pengetahuan, sikap, dan praktik dan karenanya kelalaian yang mengakibatkan tertularnya penyakit dapat berkurang dengan pengetahuan yang baik. Tenaga Teknis Kefarmasian merupakan salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang mempunyai peran dalam pelayanan kefarmasian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan Tenaga Teknis Kefarmasian tentang hepatitis B di kabupaten Sragen. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik tipe cohort, dengan menyebar kuesioner kemudian dianalisis secara deskriptif mengenai masing-masing karakteristik responden dan di analisa untuk faktor prediktornya. Sejumlah 123 Tenaga Teknis Kefarmasian, terdapat 103 orang (83,74%) yang memiliki kategori pengetahuan baik dan sebanyak 20 orang (16,26%) memiliki kategori pengetahuan kurang baik tentang hepatitis B, dan tempat bekerja responden merupakan faktor prediktor yang paling signifikan.Kata kunci : Pengetahuan, Hepatitis B, Tenaga Teknis Kefarmasian, Faktor Prediktor
Aktivitas Antioksidan Fraksi Daun Pegagan (Centella asiatica (L) Urb.) dengan Metode FRAP Puspita, Aristika Linda; Susilowati - Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Nasional, Susilowati
IJMS - Indonesian Journal on Medical Science Vol 8, No 2 (2021): IJMS 2021
Publisher : IJMS - Indonesian Journal on Medical Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract : Centella asiatica or known as Pegagan is an Indonesian plant and it’s contain some secondary metabolite compounds including flavonoids, polyphenols, saponins, triterpenoids and steroids. These compounds are natural antioxidants that are useful for health. The purpose of this study was to determine the antioxidant power of the fraction from pegagan leaf extract. The study began with the extraction of pegagan leaves using 70% ethanol. Furthermore, the ethanol extract was extracted with n-hexane, ethyl acetate, and water sequentially to produce three fractions. Each fraction was tested for their antioxidant power using FRAP method. The antioxidant power was seen from the FRAP value expressed in mg ascorbic acid equivalent/gram sample (mgAAE/g sample). The antioxidant power of each fraction showed that the n-hexane fraction was 0.06210mgAAE/g, the ethyl acetate fraction was 0.09349mgAAE/g, and the water fraction was 0.08742mgAAE/g. The ethyl acetate fraction showed the highest antioxidant power although from the one way ANOVA test did not show a significant difference than n-hexane and water fractions.Key words: Centella asiatica, ethyl acetat fraction, antioxidant, FRAP testAbstrak : Pegagan (Centella asiatica (L) Urb) merupakan tanaman Indonesia yang mengandung flavonoid, polifenol, saponin, triterpenoid dan steroid. Senyawa-senyawa tersebut merupakan antioksidan alami yang berguna bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antioksidan pada fraksi ekstrak daun pegagan. Penelitian diawali dengan ekstraksi daun pegagan menggunakan etanol 70%. Selanjutnya fraksinasi ekstrak dikerjakan secara bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Ketiga fraksi yang diperoleh selanjutnya diuji aktivitas antioksidanya dengan metode FRAP. Kekuatan antioksidan dilihat dari nilai FRAP yang dinyatakan dalam mg ascorbic acid equivalent / gram sampel (mgAAE/g sampel). Kekuatan antioksidan pada masing-masing fraksi menunjukkan fraksi n-heksana sebesar 0,06210mgAAE/g, fraksi etil asetat sebesar 0,09349mgAAE/g, dan fraksi air sebesar 0,08742mgAAE/g. Fraksi etil asetat merupakan fraksi yang memiliki kekuatan antioksidan tertinggi meskipun pada uji one way ANOVA tidak menunjukkan perbedaan kekuatan yang bermakna dibandingkan fraksi n-heksana dan air.Kata kunci: Pegagan, fraksi etil asetat, antioksidan, uji FRAP