Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGUJIAN KONSORSIUM MIKROBA ANTAGONIS UNTUK MENGENDALIKAN JAMUR SclerotiumrolfsiiPENYEBAB PENYAKIT REBAH SEMAI PADA KEDELAI (Glycine Max L.). Irianti Cristina Silaban; Luqman Qurata Aini; Muhammad Akhid Syib'li
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi konsorsium mikroba antagonis yang terdiri dariBacillus sp., Pseudomonas sp., serta Trichoderma sp., sebagai agens hayati untuk mengendalikan penyakit rebah semai pada tanaman kedelai yang disebabkan oleh jamur Sclerotium rolfsii. Beberapa pengujian dilakukan baik secara in vivo dalam cawan Petri maupun in planta dengan membandingkan perlakuan mikroba antagonis secara tunggal dan dalam konsorsium dengan perlakuan kontrol aquades maupun fungisida.Hasil pengujian menunjukkan bahwa konsorsium mikroba antagonis secara nyata dapat menghambat pertumbuhan jamur S. rolfsii pada pengujianin vitro.Konsorsium mikroba antagonis juga secara nyata menekan presentase kejadian penyakit rebah semai pada persemaian tanaman kedelai.Hasil tersebut menunjukkan bahwa perlakuan terbaik untuk menekan kejadian penyakit rebah kecambah pada tanaman kedelai adalah konsorsium mikroba antagonis dengan dosis 30 ml/L. Kata kunci: Konsorsium, mikroba antagonis, penyakit rebah kecambah, Sclerotium rolfsii
POTENSI BAKTERI BERMANFAAT DARI LUMPUR SIDOARJO UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT BUSUK LUNAK Erwinia sp. PADA UMBI KENTANG Dara Muslimah Daulay; Muhammad Akhid Syib'li; Luqman Qurata Aini
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 3 No. 2 (2015)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada penelitian sebelumnya dari hasil eksplorasi bakteri dari lumpur Sidoarjo (LUSI) dengan kondisi salinitas dan suhu tinggi, telah diperoleh 15 isolat bakteri yang mampu berasosiasi dengan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi bakteri LUSI dalam mengendalikan penyakit busuk lunak pada umbi kentang yang disebabkan oleh Erwinia sp. Hasil seleksi didapatkan 7 isolat bakteri yang memiliki sifat antagonis terhadap Erwinia sp., bakteri patogen penyebab penyakit busuk lunak pada umbi kentang. Isolat  bakteri dari LUSI juga diketahui dapat menghambat perkembangan penyakit busuk lunak pada umbi kentang dan kemampuan penghambatannya lebih tinggi dibanding aplikasi bakterisida berbahan aktif streptomisin. Dengan demikian bakteri antagonis dari LUSI berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai agens hayati untuk mengendalikan penyakit busuk lunak pada umbi kentang Kata kuci: Lumpur Sidoarjo, Bakteri, Erwinia sp.
PENGARUH APLIKASI PLANT GROWTH PROMOTING RHIZOBACTERIA (PGPR) DALAM MENGHAMBAT PENYAKIT REBAH KECAMBAH YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR Sclerotium rolfsii PADA KEDELAI Mariana Sofiani; Syamsuddin Djauhari; Luqman Qurata Aini
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu kendala penting yang mempengaruhi produksi kedelai adalah gangguan penyakit rebah kecambah pada tanaman kedelai disebabkan oleh Sclerotium rolfsii. Pengendalian menggunakan fungisida umumnya menghasilkan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga diperlukan cara pengendalian lain yang ramah lingkungan. Pendekatan yang bisa dikembangkan dan relatif aman adalah pemanfaatan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) seperti Bacillus sp. dan Pseudomonas sp.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi PGPR dalam menghambat penyakit rebah kecambah yang disebabkan oleh jamur S.  rolfsii pada kedelai. Semua perlakuan aplikasi PGPR baik tunggal maupun kombinasi mampu menghambat pertumbuhan S. rolfsii dan mengurangi persentase kejadian penyakit rebah kecambah.  Kombinasi dua jenis PGPR dan peningkatan konsentrasi tidak konsisten dapat meningkatkan penghambatan pertumbuhan S. rolfsii dan mengurangi tingkat kejadian rebah kecambah. Aplikasi PGPR dapat meningkatkan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman kedelai.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH KAKAO SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Blood Disease Bacterium PADA BUAH PISANG Agung Wicaksono; Luqman Qurata Aini; Abdul Latief Abadi
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit darah atau penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Blood Disease Bacterium (BDB) adalah penyakit penting yang menyerang tanaman pisang di Indonesia dan dapat mengakibatkan kehilangan hasil sebesar 20-100%. Pemanfaatan ekstrak kulit buah kakao yang mengandung senyawa antibakteri menjadi alternatif pengendalian BDB yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas ekstrak buah kakao dalam menghambat pertumbuhan BDB. Pelaksanaan penelitian meliputi uji patogenisitas, pembuatan ekstrak kulit buah kakao, uji sensitivitas antibakteri dan uji penekanan pertumbuhan BDB pada buah pisang. Hasil uji sensitivitas antibakteri menunjukkan bahwa ekstrak kakao pada konsentrasi 30%, 45% 60%, 75% dan 90% mampu menghambat pertumbuhan BDB. Perlakuan ekstrak kulit buah kakao konsentrasi 90% lebih efektif dalam menekan pertumbuhan BDB pada buah pisang dibandingkan dengan perlakuan ekstrak dengan konsentrasi yang lain. Hasil pemeriksaan fitokimia menunjuk-kan bahwa ekstrak kakao mengandung senyawa alkaloid dan senyawa flavonoid.
APLIKASI TEH KOMPOS UNTUK MENEKAN PENYAKIT PUSTUL BAKTERI PADA TANAMAN KEDELAI Restu Rizkyta Kusuma; Siti Mahfudhoh; Luqman Qurata Aini
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 4 No. 3 (2016)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan mikroba pada teh kompos aerobik (ACT) dan anaerobik (NCT) serta pengaruhnya dalam mengendalikan penyakit pustul bakteri X. axonopodis pv. glycines pada tanaman kedelai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Sentral Ilmu Hayati (LSIH) dan rumah kaca Universitas Brawijaya pada Januari sampai Mei 2015. Metode penelitian yang digunakan yaitu perhitungan populasi mikroba, pengujian sifat anti bakteri teh kompos secara in vitro, dan pengaruh teh kompos terhadap intensitas penyakit pustul. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi mikroba di dalam teh kompos ACT baik bakteri atau jamur lebih tinggi daripada teh kompos NCT. Teh kompos ACT mempunyai jumlah populasi bakteri tertinggi yaitu 8,11 x 106 cfu/ml pada fermentasi 96 jam dan populasi jamur tertinggi 4,98 x 104 cfu/ml pada fermentasi 24 jam, sedangkan teh kompos NCT jumlah populasi bakteri tertinggi 7,92 x 106 cfu/ml pada fermentasi 144 jam dan populasi jamur tertinggi 4,70 x 104 cfu/ml pada fermentasi 24 jam. Jumlah populasi mikroba teh kompos dapat dipengaruhi oleh pH dan konduktivitas listrik. Hasil pengujian sifat anti bakteri secara in vitro dalam cawan menunjukkan bahwa luas zona hambat yang terbentuk paling baik pada fermentasi teh 48 jam dengan diameter 1,88 cm untuk teh kompos ACT dan NCT pada fermentasi 72 jam dengan diameter 1,06 cm. Aplikasi teh kompos pada tanaman kedelai dapat menekan serangan penyakit pustul bakteri sebesar 16,44%, berbeda nyata dengan kontrol yang serangannya mencapai 36,19%.
EKSPLORASI BAKTERI ENDOFIT DARI GULMA PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTAGONIS UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PUSTUL BAKTERI PADA KEDELAI Fitri Amaniyah; Abdul Latief Abadi; Luqman Qurata Aini
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyakit pustul bakteri yang disebabkan oleh Xanthomonas axonopodis pv. glycines merupakan salah satu penyakit penting tanaman kedelai di Indonesia dan dapat menurunkan produksi kedelai sebanyak 21-40%. Penelitian ini bertujuan untuk  mendapatkan bakteri endofit dari bagian tumbuhan gulma putri malu yang  bersifat antagonis dan berpotensi sebagai pengendali hayati penyakit pustul bakteri pada tanaman kedelai. Penelitian ini terdiri dari eksplorasi bakteri endofit gulma putri malu, seleksi dan uji antagonisme bakteri endofit terhadap X. axonopodis pv. glycines in vitro, uji penekanan penyakit pustul bakteri pada tanaman kedelai, dan karakterisasi bakteri endofit antagonis. Terdapat 8 isolat yang berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri X. axonopodis pv. glycines pada pengujian in vitro , isolat A12, D21, D31, D11, A13 dan A15. Aplikasi lima isolat bakteri endofit yaitu A15, A21, D11, A13 dan D15 dapat menekan intensitas serangan penyakit pustul bakteri pada tanaman kedelai bila dibandingkan dengan kontrol aquades. Bakteri endofit isolat  A21, D31, D21, D15, D11 dan A12 dapat meningkatkan tinggi tanaman kedelai.
POTENSI Corynebacterium sp. DAN Bacillus sp. UNTUK MENGENDALIKAN PENYAKIT PUSTUL BAKTERI PADA TANAMAN KEDELAI Ajeng Megasari; Abdul Latief Abadi; Luqman Qurata Aini
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu faktor yang dapat menurunkan produksi kedelai di Indonesia adalah adalah serangan penyakit pustul bakteri pada tanaman kedelai yang disebabkan bakteri Xanthomonas axonopodis pv. glycines. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi bakteri antagonis Corynebacterium sp. dan Bacillus sp. dalam mengendalikan penyakit pustul bakteri pada tanaman kedelai. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan: uji antagonis secara in-vitro dalam cawan Petri menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan, dan uji penekanan penyakit pustul bakteri di rumah kaca menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 perlakuan dan 4 ulangan. Aplikasi Corynebacterium sp. dan Bacillus sp. sebagai bakteri antagonis, dengan konsentrasi 106 - 108 CFU/ml mampu menekan pertumbuhan patogen X. axonopodis pv. glycine secara in vitro. Aplikasi bakteri antagonis Corynebacterium sp. dan Bacillus sp. dengan konsentrasi 106 - 108 CFU/ml  dapat menekan perkembangan penyakit pustul pada tanaman kedelai. Tingkat penekanan penyakit pustul bakteri setara dengan tingkat penekanan oleh bakterisida. Dengan demikian kedua isolat bakteri antagonis tersebut (Corynebacterium sp. dan Bacillus sp) sangat berpotensi sebagai agens pengendali hayati penyakit pustul bakteri pada tanaman kedelai.
PEMANFAATAN BIODIVERSITAS BAKTERI SERASAH KOPI SEBAGAI SOLUSI PENGENDALI PENYAKIT MOLER PADA BAWANG MERAH Gallyndra Fatkhu Dinata; Nurul Ariani; Andik Purnomo; Luqman Qurata Aini
Jurnal HPT (Hama Penyakit Tumbuhan) Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jurnalhpt.2021.009.1.5

Abstract

Penyakit busuk pangkal batang/moler (Fusarium oxysporum f.sp. cepae/FOC) merupakan salah satu faktor biotik dalam produksi bawang merah yang menyebabkan kerusakan hingga 50 %. Pengendalian biologi menawarkan strategi potensial pada perlindungan tanaman yang berfokus pada peran musuh alami dalam menekan hama dan penyakit tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui jenis bakteri yang berpotensi sebagai agens hayati terhadap penyakit moler pada bawang merah. Penelitian dilaksanakan di kondisi laboratorium dan lapang menggunakan rancangan acak kelompok untuk membandingkan setiap isolat dalam mengendalikan patogen. Sebanyak 5 dari 21 isolat bakteri menunjukkan sifat antagonisme yang tinggi terhadap FOC. Kelima isolat teridentifikasi sebagai Bacillus mycoides (K1), Clostridium sp. (K2), Pseudomonas sp. (K11), Erwinia sp. (K13), dan Pseudomonas sp. (K29). Pseudomonas sp menujukkan aktivitas penghambatan jamur sebesar 61,01 % dan 73,05 % di laboratorium, sedangkan Bacillus mycoides memberikan hasil terbaik pada kondisi lapang. K2 dan K29 menunjukkan hasil terbaik dalam meningkatkan tinggi tanaman dibandingkan dengan kontrol. Sementara itu, K29 juga berpotensi  meningkatkan jumlah daun dan berat basah tanaman.
The Effectiveness o f Entomopathogenic Fungi Beauveria bassiana with the Addition of Insect Growth Regulator Lufenuron f or Controlling Bactrocera carambolae Mochammad Syamsul Hadi; Toto Himawan; Luqman Qurata Aini
Journal of Tropical Life Science Vol. 3 No. 3 (2013)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The study of the effectiveness of entomopathogenic fungus Beauveria bassiana (Bals) Vuill. with the addition of an insect growth regulator (IGR) lufenuron to control the fruit fly Bactrocera carambolae (Drew and Hancock) (Diptera: Tephritidae) was conducted at the Laboratory of Toxicology and Laboratory of Entomology, Department of Plant Pests and Diseases, Faculty of Agriculture, University of Brawijaya Malang from March 2012 until December 2012. This study examined the effect of lufe-nuron to the development and sporulation of B. bassiana and the effectiveness of the fungus B. bassiana in combination with several concentrations of lufenuron (0.5, 1, 1.5 mL/L) on the mortality of fruit fly larvaB. carambolae. The results showed that the addition of lufenuron at the concentration of 1 mL/L could significantly increase the sporulation of B. bassiana. The addition of B. bassiana at 108 spores/mL combined with lufenuron at the concentration of 1 mL/L applied to compost pupation medium of larva of B. carambolae is significantly able to suppress the formation of the fruit fly pupa and imago of B. carambolae
PENGARUH FUNGISIDA TERHADAP KEANEKARAGAMAN BAKTERI TANAH DI KOTA BATU Indah Nur Khulillah; Abdul Latief Abadi; Luqman Qurata Aini
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan Vol. 6 No. 2 (2019)
Publisher : Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.334 KB) | DOI: 10.21776/ub.jtsl.2019.006.2.1

Abstract

Environmentally friendly and conventional cultivation systems that are selected and used by farmers can directly or indirectly affect microbes in the soil. Microbial population diversity can be used as a sensitive parameter to soil quality. Bacterial populations are a determining factor in ecosystems that are important because of biological and biogeochemical cycles, and heterotrophic activities. This study suggests looking at environmentally friendly (O1) and conventional (K1, K2, K3) soil bacteria on soil planted with sweet maize and function of bacteria in ecosystems. The results of this study that diversity on environmentally friendly was higher than conventional soil. The value was 1,775; while those of the conventional lands 1, 2 and 3 were 1,587; 1,245 and 1,320. In O1 soil, the most common genus was Agrobacterium and bacteria which were only found in environmentally friendly soils were Bacillus and Clostridium. Bacteria found such as O1F and O1G which were related to B. paramycoides could be used as biological agents against Cercospora leaf spot disease, B. megaterium could bind nitrate to the rhizosphere and dissolve phosphate in the soil, and B. aryabhattai which was potential as biological fertilizers and bioremediation