Sayati Mandia
Laboratorium Struktur Perkembangan Hewan, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat 25163

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

INDIKATOR HISTOPATOLOGI PENCEMARAN AIR PADA INSANG IKAN NILA (Oreochormis niloticus L) Mandia, Sayati; Susanti, Silvi; Maharani, Ade Dewi
Jurnal Bioconcetta Vol 6, No 2 (2020): Sinta 4
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/bc.2020.v6i2.4147

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek pencemaran perairan terhadap ikan melalui observasi preparat histologis insang ikan nila (Oreochormis niloticus L). Penelitian dilakukan pada Bulan Januari 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode observasi langsung terhadap struktur insang ikan nila. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling pada 3 lokasi di Danau Maninjau. Pembuatan preparat menggunakan metode paraffin dan pewarnaan Haematoxylin-Eosin di Laboratorium Balai Veteriner, Bukittinggi. Hasil pengamatan struktur histologi insang menunjukkan adanya perubahan struktur histologi berupa hipertropi, fusi lamella, kerusakan struktur lamella hingga hilangnya struktur lamella. Dapat disimpulkan bahwa efek pencemaran perairan dapat mengakibatkan perubahan terhadap struktur histologi insang ikan nila.
Analisis Kasus Penyebab Pending Klaim BPJS di Klinik Utama Ringan-Ringan Medical Centre (RMC) Pakandangan, Padang Pariaman Mandia, Sayati
JIK-JURNAL ILMU KESEHATAN Vol 7, No 2 (2023): JIK-Oktober Volume 7 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : UNIVERSITAS ALIFAH PADANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33757/jik.v7i2.952

Abstract

Pengajuan Klaim BPJS secara prospektif menggunakan sistem INA-CBGs dan pembayaran klaim dilakukan berdasarkan kelompok penyakit yang diderita pasien. Proses pengajuan klaim sering mengalami pending yang merupakan problematika utama dalam proses verifikasi klaim BPJS. Kasus pending klaim disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidaklengkapan berkas rekam medis, ketidaktepatan penulisan kode diagnosis penyakit dan tindakan serta permintaan revisi terhadap eksistensi diagnosis dan kodefikasi sesuai yang ditegakkan oleh BPJS Kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kasus penyebab pending klaim BPJS di Klinik Utama Ringan-Ringan Medical Centre (RMC) Pakandangan, Padang Pariaman. Jenis Penelitian deskriptif. Metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Desain penelitian cross sectional. Penelitian dilakukan di unit casemix Klinik Utama RMC Pakandangan, Padang Pariaman. Penelitian di lakukan pada  bulan  Februari-April 2023. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua berkas rekam medis yang pending pada pasien rawat inap tahun 2022. Besaran sampel untuk kasus pending klaim rawat inap yang digunakan peneliti adalah total sampel. Sumber data yang digunakan berupa data primer observasi langsung pada dokumen rekam medis pasien dan data pending klaim BPJS. Analisis data bersifat kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan kasus pending klaim paling banyak terjadi pada bulan September sebanyak 7 kasus dari 17 kasus. Kategori kasus pending klaim terjadi pada kelompok pending pengodean sebanyak 13 kasus.
Analysis of the Completeness of Integrated Patient Progress Notes (CPPT) in Mental Health Care Medical Records at Prof. HB. Sa'anin Mental Hospital, Padang: - Nasution, Nurhasanah; Mandia, Sayati
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 9 No. 2 (2024): Health Information and Management
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jmis.v9i2.590

Abstract

Good healthcare services are not only provided to patients; they also require documentation containing patient information, known as medical records. Medical records are a comprehensive record of all information and services provided at a healthcare facility, from admission to discharge. These records are crucial and must be properly maintained and managed. One such record is the patient progress note, known as CPPT. Based on a preliminary study conducted through surveys and interviews at Prof. HB. Sa'anin Mental Hospital, incompleteness in the CPPT was still found. Therefore, the authors were interested in conducting research on the completeness of the CPPT, both quantitatively and qualitatively, in the mental health care medical records at Prof. HB. Sa'anin Mental Hospital, Padang City. The study was conducted in March 2024, using a quantitative descriptive method. The study results showed the highest score for identification review was 99% complete, and the lowest score for authentication review was 53% incomplete. The researchers recommended that the head of medical records immediately disseminate medical record guidelines and standard operating procedures (SOPs) for filling out medical records.
Coding Accuracy in Medical Records of Mental Health Patients at Prof. Hb. Saanin Mental Hospital, Padang Mandia, Sayati; Nasution, Nurhasanah
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan (Health Information Management) Vol. 9 No. 2 (2024): Health Information and Management
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sapta Bakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51851/jmis.v9i2.633

Abstract

Hospitals, in providing medical record services to support healthcare delivery, must maintain the quality of medical records. This requires completeness of medical information related to the patient's medical history, from the beginning of treatment to discharge. Diagnosis coding in medical records must be complete and accurate in accordance with ICD-10 guidelines. The accuracy of diagnosis and treatment codes significantly impacts the quality of statistical data and healthcare payment using a case-mix system. Inaccurate diagnosis codes will result in inaccurate data. Incorrect codes will result in incorrect rates. This study, analyzing the accuracy of coding in the medical records of mental health patients at Prof. Hb. Saanin Mental Hospital, Padang, aims to examine the accuracy of coding mental health diagnoses. This study employed descriptive research with quantitative methods and direct observation of medical records. This study was conducted in the Medical Records Unit of Prof. Hb. The study was conducted between February and April 2024. The population was the medical records of inpatients with mental health issues at Prof. HB. Saanin Mental Hospital, Padang, in 2022. The sample size for this study was 99 medical records, using simple random sampling. Data collection involved observation, checking the accuracy of the patient's medical records and using a checklist to categorize the medical records, with a value of 1 representing accurate and 0 representing inaccurate. Data analysis employed descriptive methods. The results showed that coding accuracy for mental illness cases was 90% accurate and 10% inaccurate. The most common inaccurate diagnosis was mixed-type schizophrenia.
ANALISIS PENGELOLAAN REKAM MEDIS BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN LAM-KPRS MRMIK 9 DI RSIA MUTIARA BUNDA PADANG Mandia, Sayati; Oktavia, Dewi; Trie Utami, Anggie
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 8, No 2 (2025): November 2025
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v8i2.30590

Abstract

Akreditasi rumah sakit sebagai sistem penilaian independen untuk menjamin mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Pada standar LAM-KPRS, elemen MRMIK 9 menekankan kepatuhan terhadap penggunaan kode diagnosis, kode prosedur, serta singkatan dan simbol baku terstandarisasi sebagai bagian penting dari tata kelola rekam medis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi elemen tersebut di RSIA Mutiara Bunda Padang. Penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan observasi langsung terhadap 80 dokumen rekam medis pasien rawat inap, yang dipilih melalui teknik simple random sampling. Hasil menunjukkan bahwa pengodean diagnosis telah dilakukan pada 85% dokumen, sedangkan 15% belum dikodekan. Pada pengodean prosedur 78,75% telah dikodekan, 18,75% tidak dikode, dan 2,5% tidak terdapat prosedur. Penggunaan singkatan dan simbol belum terdapat pedoman atau SOP tertulis. Evaluasi penggunaan kode, singkatan, dan simbol memang dilaksanakan secara rutin, tetapi belum terdokumentasi dengan baik serta tidak diikuti tindak lanjut yang konsisten. Penelitian ini menegaskan perlunya penguatan regulasi internal melalui SOP dan pedoman resmi agar pengelolaan rekam medis lebih terstandar, akurat, dan berdaya guna. Penerapan standar tersebut esensial tidak hanya untuk pemenuhan akreditasi, tetapi juga bagi peningkatan mutu data kesehatan serta efektivitas pengambilan keputusan klinis.
Sosialisasi Akreditasi Rumah Sakit Berdasarkan Elemen Penilaian MRMIK 9 di RSIA Mutiara Bunda Mandia, Sayati; Oktavia, Dewi; Handayani, Rafika
Jurnal Vokasi Vol 9, No 3 (2025): November
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/vokasi.v9i3.8108

Abstract

Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu instrumen penting dalam menjamin mutu pelayanan, keselamatan pasien, serta peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap fasilitas kesehatan. RSIA Mutiara Bunda Padang sebagai rumah sakit ibu dan anak telah menjalani proses akreditasi namun masih membutuhkan tindak lanjut berupa evaluasi dan perbaikan. Permasalahan yang ditemukan antara lain kurangnya pemahaman petugas terhadap instrumen akreditasi, belum adanya kebijakan tertulis mengenai penggunaan kode diagnosis dan prosedur, serta tidak tersedianya panduan resmi singkatan dan simbol medis. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini menggunakan metode sosialisasi dan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan tenaga kesehatan dan manajemen rumah sakit, dengan tahapan penyampaian materi, diskusi interaktif terkait penerapan elemen penilaian MRMIK 9. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pemahaman peserta terhadap standar akreditasi, khususnya dalam aspek pengodean diagnosis, prosedur, serta konsistensi penggunaan singkatan baku.