Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Tubagus Ardi Ferdiansyah; Asep Ridwan; Widi Hartono
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 1 Maret 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (587.842 KB)

Abstract

PT. ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengangkutan barang, baik barang curah kering maupun barang curah cair sehingga tidak terlepas dari kegiatan logistik. Penelitian ini difokuskan pada jenis barang curah yaitu pupuk. Permasalahan yang dihadapi perusahaan saat ini adalah terjadinya inefesiensi di aliran Supply Chain pada proses Load dan Unload pupuk yang disebabkan adanya waste(pemborosan) dan Non Value Added (NVA) yang dapat merugikan perusahaan. Tujuan penelitian ini yang adalah mengetahui jenis waste apa saja yang ada pada aliran Supply Chain pada produk pupuk dan bagaimana rekomendasi perbaikan yang dilakukanuntuk mengurangi waste tersebut. Dengan menggunakan pendekatan Plan Do Check Action (PDCA) dan metode Value Stream Analysis Tools (VALSAT) diharapkan dapat mengurangi waste dan membuat perusahaan lebih produktif lagi. Usulan perbaikan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan conveyor untuk proses pembongkaran dari dermaga ke gudang packaging,mendekatkan timbangan dengan gudang penyimpanan, penyuluhan tentang pentingnya K3 secara kontinyu setiap dua bulan kepada operator dan karyawan lainya sehingga bisa menghindari kecelakaan di tempat kerja, mendesign grab dengan ukuran yang lebih besar yaitu 13,37 m , menambah jumlah truck, pelatihan pada operator dan supir. pengaturan truk yang lalu lalang di dermaga dan penempatan parkir lebih teratur dan rapih. Dengan usulan perbaikan yang tersebut untuk nilai NVA yang semula 405,78 menit atau 39,88% turun sebesar 7,40% menjadi 294,42 menit atau 32,48% , waktu siklus menjadi berkurang yang semula sebesar 1017,46 menit turun sebesar 110,94 menit menjadi 906,52 menit dan untuk Process Cycle Efficiency (PCE) yang semula 39,03% naik sebesar 4,77% menjadi 43,80%. . 2
Penerapan Lean Supply Chain Dengan Usulan Perbaikan Menggunakan Metode DMAIC Erry Riyadi Prabowo; Asep Ridwan; Achmad Bahauddin
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol. 1 No. 1 Maret 2013
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.034 KB)

Abstract

Penerapan  supply chain  pada bongkar muat produk slab steel dan iron ore di PT.XYZ  masih  banyak ditemukan  pemborosan, sehinggasehingga leadtime menjadi panjang.  Lean supply chain adalah metode yang dapat dilakukan untuk mengindentifikasi adanya pemborosan dan  menemukan penyebab–penyebab terjadinya pemborosan sepanjang aliran supply chain biji besi (iron ore) dan slab steel.maka digunakan pendekatan Define, Measure,Analyze, Improve Control (DMAIC) dan Value Stream Analysis Tools (VALSAT) sebagai langkah terstruktur untuk mengeliminasi segala bentuk pemborosan.usulan perbaikan. Pada aktivitas Slab Steel  rencana perbaikan untuk menghilangkan waste agar dapat memperpendek lead time dengan menghilangkan aktivitas non value added, seperti aktivitas delay yaitu menunggu loading, dan  juga menghilangkan aktivitas storage di PT.XYZ,selain itu memberikan training kepada seluruh supir untuk mematuhi standar operasional prosedur sehingga pengiriman ke stockpile PT.ABC dengan waktu 65 menit .Sedangkan pada aktivitas iron ore rencana perbaikan adalah menghilangkan aktivitas  briefing chief officer dengan operator kapal selama 30 menit. Kemudian  pada proses unloading  dengan menggunakan grab perusahaan sudah menetapkan waktu standar yaitu selama 2 menit untuk 1 kali grab dengan kapasitas 12 ton/grab. Dengan usulan perbaikan Slab pada kondisi awal VA sebesar 11,08menit menjadi 10,58 menit, NNVA 169,02 menit berubah menjadi 120,4 , NVA dari 91,34 menit mampu dihilangkan, dan process cycle time dari 4,08 % menjadi 8,08 %. Sehingga lead time menjadi 130,98 menit. Sedangkan proses iron ore VA sebesar  9869,533 menit berubah menjadi 8002,34, NNVA dari 1451.851 menit berubah menjadi 1421,851, NVA dari 3.5 menit menjadi 1 menit, dan process cycle time dari 87,15  %menjadi 84,903  %. Sehingga lead time pada kondisi awal 11324,884 menit(7,87days) menjadi 9425,191 menit (6,55 days).  
Usulan Prevention Cost Untuk Mengurangi Waktu Delay Pada Proses Bongkar Kargo Pupuk dengan Pendekatan Sistem Dinamis (Studi Kasus: Dermaga PT. XYZ) Fajar Zatnika; Putro Ferro Ferdinant; Achmad Bahauddin; Asep Ridwan
Jurnal Teknik Industri Untirta Vol.5 No.3 November 2017
Publisher : Jurnal Teknik Industri Untirta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.318 KB)

Abstract

PT. XYZ adalah perusahaan yang beroperasi di bidang pelayanan pelabuhan laut khusus untuk bongkar muat barang curah (bulk cargo). Proses bongkar muat di PT. XYZ belum sepenuhnya dapat dikatakan baik. Pada tahun 2013 waktu delay yang terjadi pada proses pembongkaran kargo pupuk adalah sekitar 89 jam dimana mengakibatkan terjadinya antrian kapal (congesty) dan perusahaan harus mengeluarkan biaya penalty. Salah satu cara untuk mengurangi waktu delay adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan pencegahan yang tentu saja akan mengeluarkan biaya yang disebut prevention cost. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai prevention cost paling minimal yang berdampak pada pengurangan waktu delay yang terjadi dengan menggunakan simulasi sistem dinamis. Metode penyelesaian masalah pada penelitian ini menggunakan simulasi sistem dinamis yang diawali dengan melakukan identifikasi masalah, konseptualisasi sistem dengan causal loop diagram (CLD), merancang stock flow diagram sebagai model simulasi dengan perangkat powersim, verifikasi model, validasi model, melakukan eksperimen dan pemilihan alternatif skenario. Terdapat 3 skenario alternatif perbaikan simulasi terhadap prevention cost untuk mengurangi waktu delay. Skenario 1 adalah dengan melakukan peningkatan preventive maintenance transporter menjadi 57 maintenance per bulan. Skenario 2 adalah dengan melakukan peningkatan preventive maintenance equipment menjadi 1241 maintenance per bulan. Skenario 3 melakukan kombinasi preventive maintenance transporter dan equipment yang ditingkatkan hingga dua kali lipat. Bedasarkan hasil simulasi skenario 1 menjadi skenario alternatif perbaikan terpilih karena memiliki prevention cost paling minimal yaitu Rp 57.362.128.
PENGUKURAN KECEPATAN KENDARAAN BERBASIS MIKROKONTROLER GUNA MENUNJANG KESELAMATAN DALAM BERKENDARAN I Gede Indra Perdana; Helmi Wibowo; Asep Ridwan
Jurnal Penelitian 237-246
Publisher : Politeknik Penerbangan Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46491/jp.v6i4.813

Abstract

Tingkat kecelakaan di Indonesia masih tergolong sangat tinggi sampai saat ini, Berdasarkan sumber dari Kepolisian tingkat kecelakaan lalu lintas dari tahun 2018 sampai 2019 paling banyak disebabkan oleh faktor kendaraan terkait dengan pemenuhan persyaratan teknis dan laik jalan hingga mencapai 61%. Setelah dilakukan analisa untuk kendaraan yang beroperasi di jalan ternyata banyak terdapat kegagalan atau malfungsi pada skala speedometer yang terdapat di kendaraan. Metode analisis yang digunakan pada penelitian yaitu teknik analisis t-tes deskriptif. Peneltian ini juga menggunakan 3 (tiga) kendaraan sampel dengan masing-masing kendaraan di uji putaran roda dan propeller shaft dengan kecepatan konstan 10 km/jam. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa Alat Uji Speedometer ini menggunakan bahan-bahan seperti infrared sensor, LCD, baterai 9 V, jumper serta mikrokontroler kemudian dikemas ke dalam bentuk akrilik yang sudah dibuat agar lebih menarik, Dari 6 percobaan yang dilakukann, didpatkan hasil bahwa alat uji pengukur kecepatan belum bekerja secara optimal kelebihan dari alat ini yaitu Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan Rancang Bangun Alat Uji Speedometer ini tergolong murah serta Alat ini bisa digunakan untuk pengujian speedometer di UPT PKB dan untuk kelemahannya sendiri yaitu Sensor infrared yang digunakan pada alat uji speedometer ini sangat rentan terhadap cahaya, sehingga mempengaruhi hasil pembacaan putaran, Diameter roda maupun propeller shaft sangat berpengaruh pada hasil kecepatan serta Posisi letak penanda untuk pembacaan sensor juga mempengaruhi kecepatan yang dihasilkan.
Controlling Risks Through Ergonomics Participatory In Industry Of Processed Meat Products Certified Halal Wahyu Susihono; Asep Ridwan; A. Ali Alhamidi
International Journal of Supply Chain Management Vol 10, No 1 (2021): International Journal of Supply Chain Management (IJSCM)
Publisher : International Journal of Supply Chain Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The halal certified processed meat industry in Banten province reaches 147 industries spread across eight districts / cities in Banten Province. Evaluation of the HAS-2300 implementation has been carried out periodically, but there are still various weaknesses that result in the company's performance being not optimal. Risk control has also been implemented to anticipate various contaminants and activities that may harm employees, but there are still errors in implementing work procedures. Risk control through participatory ergonomics is needed to find the most critical point in the halal meat processing industry. Respondents in this study were determined based on purposive sampling technique. The results showed that the greatest risk comes from social-technical factors, namely that humans are the main factor at the critical point of materials. Although the process of slaughter has been assisted by the adoption of technology, the existence of humans is not replaced by machines. Animal slaughter techniques are the key to meeting the critical point of meat products