Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEMAMPUAN LEMNA (LEMNA PERPUSILLA TORR.) SEBAGAI FITOREMEDIATOR UNTUK MENYERAP LIMBAH NITROGEN DALAM BUDIDAYA IKAN LELE (CLARIAS GARIEPINUS) DI SISTEM RESIRKULASI Amalia, Febrina; Nirmala, Kukuh; Harris, Enang; Widiyanto, Tri
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan lemna (Lemna perpusilla Torr.) sebagai fitoremediator dalam menyerap limbah nitrogen dalam budidaya ikan lele (Clarias gariepinus). Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Perlakuan berupa luas tutupan lemna sebesar 14,7%, 29,4%, dan 44,1% dari kolam filter. Padat tebar ikan lele adalah 200 ekor m-3 dengan bobot rata-rata awal 9,67±1,01 g. Hasil penelitian setelah 30 hari menunjukkan bahwa perlakuan luas tutupan lemna 44,1% dapat menyerap limbah N sebesar 4,48±0,04 g N, sedangkan untuk perlakuan luas tutupan lemna 29,4% dan 14,7% dapat menyerap limbah N masing-masing sebesar 4,03±0,02 g N dan 3,50±0,07 g N. Jumlah N dalam biomassa lemna tertinggi juga dicapai oleh perlakuan luas tutupan lemna 44,1% sebesar 28,13±0,74 g N. Sintasan tertinggi 76,33±4,04% juga diperoleh pada perlakuan luas tutupan 44,1%.
PEMANFAATAN Lemna perpusilla SEBAGAI PAKAN KOMBINASI UNTUK IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA SISTEM RESIRKULASI Ilyas, Anita Prihatini; Nirmala, Kukuh; Harris, Enang; Widiyanto, Tri
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lemna perpusilla adalah suatu makrofit yang hidup terapung di air, terdapat di seluruh dunia dan banyak ditemukan di air tawar yang kaya nutrien. Tumbuhan ini lebih dikenal sebagai gulma yang cenderung sulit untuk dikendalikan karena memiliki produktivitas yang sangat tinggi. Penelitian untuk menganalisis kemampuan ikan nila (Oreochromis niloticus) dalam memanfaatkan L. perpusilla sebagai pakan kombinasi telah dilakukan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat taraf perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan konsentrasi pakan 100% L. perpusilla + 0% pelet, 25% L. perpusilla + 75% pelet, 50% L. perpusilla + 50% pelet, 0% L. perpusilla + 100% pelet. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila (O. niloticus). Padat tebar ikan 20 individu per waring dengan bobot rata-rata 20±0,01 g per individu. Ikan diberi pakan sebanyak dua kali per hari selama 50 hari. Setiap tujuh hari sekali dilakukan penimbangan bobot tubuh ikan nila. Hasil penelitian menunjukkan bahwa L. perpusilla dapat menggantikan pelet sebagai pakan sebesar 25%. Lemna tidak dapat menggantikan pakan secara keseluruhan karena terkait dengan tingginya serat yang terkandung di dalamnya yang dapat mempersingkat waktu tubuh untuk melakukan proses pencernaan dan penyerapan nutrisi.
KUALITAS MIKROBIOLOGIS AIR SUNGAI DAN PIPA DISTRIBUSI DI KABUPATEN ACEH BESAR DAN KOTA BANDA ACEH Sutapa, Ignasius; Widiyanto, Tri
LIMNOTEK - Perairan Darat Tropis di Indonesia Vol 21, No 2 (2014)
Publisher : Research Center for Limnology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan.Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kondisi sumber daya air dan sistem penyediaan air bersih di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh. Sumber daya air berupa sungai dan danau mengalami kerusakan pasca bencana tsunami. Salah satu parameter penting kualitas air adalah kondisi mikrobiologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat Coliform di semua titik pengambilan air sungai. Jumlah populasi bakteri Coliform yang paling tinggi terdapat pada Sungai Krueng Raya Muara sebanyak 3100 koloni/100mL. Bakteri fekal Coliform tertinggi terdapat pada Sungai Simpang Surabaya sebanyak 1600 koloni/ 100mL dan bakteri fekal Streptococcus tertinggi terdapat pada Sungai Krueng Raya I sebanyak 420 koloni/100mL. Pipa distribusi daerah Lampaseh tercemar oleh total Coliform sebanyak 140 koloni/100 mLdan fekal Streptococcus sebanyak 80 koloni/100 mL. Sumur dangkal daerah Lampaseh tercemar bakteri total Coliform sebanyak 850 koloni/100 mLdan fekal Streptococcus sebanyak 190 koloni/100 mL.  Kondisi perairan sungai di Banda Aceh hampir seluruhnya perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk dapat digunakan sebagai sumber air baku untuk air bersih, termasuk pipa distribusi dan sumber air sumur daerah Lampaseh.
Diversity of Indigenous Bacteria from Mangrove Sediments in the Waters of Ambon Bay, Maluku Tuasalamony, Mutia Musdalifah; Widiyanto, Tri; Rusmana, Iman
HAYATI Journal of Biosciences Vol. 32 No. 2 (2025): March 2025
Publisher : Bogor Agricultural University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.4308/hjb.32.2.395-404

Abstract

This study aimed to analyze the diversity of indigenous bacteria by comparing culture and non-culture methods and to analyze the physicochemical effects on bacterial diversity in polluted and natural mangrove sediments. The environmental parameter values of mangrove sediments for bacterial growth can change owing to differences in adaptation and tolerance to fluctuations in physicochemical conditions. The number of colonies in natural and polluted areas using the culture method was 6.2 × 104 CFU/g and 5.5 × 104 CFU/g, respectively. A total of 33 isolates were identified, with 17 and 16 isolates from the natural and polluted areas, respectively. The most common isolates found in both areas were Acinetobacter haemolyticus strain FBC636 and Exiguobacterium acetylicum strain IAE17. Using the nanopore sequencing method, the total number of colonies in the natural and polluted areas was 69,761 and 58,412 colonies, respectively. A total of 12,954 bacterial species were identified, with 6,837 species in the natural area and 6,117 in the polluted area. The most common isolate found was Sulfurovum aggregans. Physicochemical conditions influenced the differences in bacterial diversity between the natural and polluted areas in the mangrove areas of Ambon Bay.
Profile in various organic soil depth shrimp pond, Tambak Inti Rakyat, Karawang Hastuti, Yuni Puji; Novita, Lena; Widiyanto, Tri; Rusmana, Iman
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 10 No. 2 (2011): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.583 KB) | DOI: 10.19027/jai.10.183-191

Abstract

ABSTRACTOrganic material in the bottom of the pond is part of the land is a complex and dynamic system, which is sourced from the rest of the feed, plants, and or animals found in the soil that continuously change shape, because it is influenced by biology, physics, and chemistry. This study was aimed to see the profile of organic material consisting of C, N, and C/N ratio and phosphate in different depths of pond with different culture systems. Observation were conducted at Tambak Inti Rakyat, Karawang in traditional, semi-intensive and intensive culture systems. Observation at mangrove area was also observed as control. Sediment samples at the inlet and outlet at three different depths (0‒5 cm, 5‒10 cm, and 10‒15 cm) was taken every 30 days to measure the content of C, N, C/N ratio, and total phosphate. During the 120 day maintenance period could be known that in all pond systems were used (traditional, semi-intensive, and intensive) the concentration of C-organic and organic-N on average was located in the bottom layer which is a layer of 10‒15 cm. The lack of human intervention from ground pond system, the more diverse the type and amount of organic material contained therein.Keywords: organic materials, subgrade, depth, aquaculture systems, long maintenanceABSTRAKBahan organik di dasar tambak merupakan bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang bersumber dari sisa pakan, tanaman, dan atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor biologi, fisika, dan kimia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil bahan organik yang terdiri dari C, N, dan C/N rasio serta fosfat pada kedalaman tambak yang berbeda dengan sistem budidaya yang berbeda pula. Pengamatan dilakukan di Tambak Inti Rakyat Karawang pada sistem budidaya tradisional, semi intensif, dan intensif. Pengamatan di daerah mangrove diamati pula sebagai kontrol. Sampel sedimen di inlet dan outlet pada tiga kedalaman yang berbeda (0‒5 cm, 5‒10 cm, dan 10‒15 cm) diambil setiap 30 hari sekali untuk diukur kandungan C, N, C/N rasio, dan total fosfatnya. Selama 120 hari masa pemeliharaan dapat diketahui bahwa pada semua sistem tambak yang digunakan (tradisional, semi intensif, dan intensif) nilai konsentrasi C-organik dan N-organik rata-rata terletak pada lapisan paling bawah yaitu lapisan 10‒15 cm. Minimnya campur tangan manusia dari tanah sistem tambak maka semakin beragam jenis dan jumlah dari bahan organik yang terkandung di dalamnya.Kata kunci: bahan organik, tanah dasar, kedalaman, sistem budidaya, lama pemeliharaan
Analisis Tindak Tutur Representatif dalam Unggahan Video Edukasi Sains pada Saluran Media Sosial Youtube Fajrul Fx Ajeng Ayuningdyas; Laksmana Pujiatmoko; Mega Wahyu Ningrum; M. Farell Rachmadhani Zidan Saputra; Tri Widiyanto; Asep Purwo Yudi Utomo; Haris Kurnianto; Eko Ahmad Riyanto
Student Research Journal Vol. 3 No. 1 (2025): Student Research Journal
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Yappi Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/srj-yappi.v3i1.1775

Abstract

This study aims to analyze representative speech acts in science education videos on the Fajrul Fx YouTube channel. This video was chosen due to its delivery characteristics that combine elements of science and entertainment, which are considered engaging by viewers. The method used in this study is descriptive qualitative with a pragmatic approach. The research data consists of transcripts from six science education videos, which were analyzed to identify the types of representative speech acts used. The results show that there are 461 representative speech acts in the videos, with the types of speech acts found including stating, acknowledging, reporting, claiming, suggesting, mentioning, complaining, informing, indicating, and speculating. This analysis provides insights into the communication strategies used to convey science material and can contribute to content creators in designing more effective educational videos. The researchers hope that with a deeper understanding of proper language use, students can improve their communication skills and develop knowledge of representative speech acts in the future.