Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Developing Research Base Learning in Urban Sociology Class Arofah, Lumban
KOMUNITAS: INTERNATIONAL JOURNAL OF INDONESIAN SOCIETY AND CULTURE Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v7i1.3665

Abstract

This article aims to describe an introduction research base learning in the urban sociology class. The idea came after evaluating answer sheet from previous year students. Although the student had an ability to demonstrate their understanding on the subject, but they could not be able to relate and describe the subject into the local urban case. The lecture developed the lesson plan that enable student to do a small research and will be presented in the class. The research report and participation of presentation will be counted in for final score. The project divided into 5 steps; preparation - research – presentation – discussion – summarizing. Reflecting the lesson process, there are several important points as a lesson learned; student have an ability to reflect the theories and perspective in urban sociology, understand the differences of formal migrant and informal migrant, describe the behavior of inhabitant in public sphere, analyzing survival mechanism of informal trader, and understand how urban sub culture maintain their culture and develop their group as a place of fellowships for other sub culture members.Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan digunakannya metode pembelajaran berbasis riset pada mata kuliah Sosiologi Perkotaan. Hal tersebut merupakan hasil dari evaluasi lembar jawaban Mahasiswa pada tes final semester pada tahun sebelumnya. Hasil tes final menunjukkan bahwa Mahasiswa mampu menjelaskan materi yang diajarkan dalam pembelajaran namun kesulitan ketika harus mengkaitkannya terhadap permasalahan lokal perkotaan. Pengajar kemudian membuat rencana pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan penelitian sederhana yang nantinya dipresentasikan di depan kelas. Laporan penelitian dan partisipasi dalam pembelajaran diperhitungkan sebagai komponen penilaian dalam skor akhir. Proyek tersebut dibagi kedalam lima tahapan; persiapan – penelitian lapangan – presentasi – diskusi – simpulan.  Berpijak dari pembelajaran yang telah dilakukan, didapat beberapa hal yang penting sebagai hasil refleksi belajar; Mahasiswa memiliki kemampuan dalam menjelaskan teori dan pendekatan dalam Sosiologi Perkotaan, memahami proses migrasi antara migran formal dan informa, menjelaskan perilaku penduduk kota di ruang publik, melakukan analisa terhadap mekanisme survival pedagang Usaha Kecil dan Menengah (UKM), memahami bagaimana masyarakat perkotaan membentuk organisasi berbasis primordial dan bagaimana mereka mengambil manfaat dari organisasi tersebut.
IMPLEMENTING CHARACTER EDUCATION THROUGH PROBLEM-BASED LEARNING IN SOCIOLOGY SUBJECTS FOR THE DEVELOPMENT OF SOCIAL CAPITAL Arofah, Lumban
Vidya Karya Jurnal Kependidikan Vol 30, No 1 (2015): April 2015
Publisher : Vidya Karya Jurnal Kependidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The era of globalization is supported by education as a major pillar in various aspects. Therefore, especially for developing countries, improving the quality of education is one way to equip its citizens in an effort to face the globalization era. However, it should be made aware that improving the quality of education should be aligned with a character that is owned by the nation, considering the character is part of the identity and culture of the nation. This article seeks to contribute in providing idea in the form of character education through problem-based learning model in sociology subjects for the creation of social capital started from school.
Developing Research Base Learning in Urban Sociology Class Arofah, Lumban
KOMUNITAS: International Journal of Indonesian Society and Culture Vol 7, No 1 (2015): Komunitas, March 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v7i1.3665

Abstract

This article aims to describe an introduction research base learning in the urban sociology class. The idea came after evaluating answer sheet from previous year students. Although the student had an ability to demonstrate their understanding on the subject, but they could not be able to relate and describe the subject into the local urban case. The lecture developed the lesson plan that enable student to do a small research and will be presented in the class. The research report and participation of presentation will be counted in for final score. The project divided into 5 steps; preparation - research – presentation – discussion – summarizing. Reflecting the lesson process, there are several important points as a lesson learned; student have an ability to reflect the theories and perspective in urban sociology, understand the differences of formal migrant and informal migrant, describe the behavior of inhabitant in public sphere, analyzing survival mechanism of informal trader, and understand how urban sub culture maintain their culture and develop their group as a place of fellowships for other sub culture members.Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan digunakannya metode pembelajaran berbasis riset pada mata kuliah Sosiologi Perkotaan. Hal tersebut merupakan hasil dari evaluasi lembar jawaban Mahasiswa pada tes final semester pada tahun sebelumnya. Hasil tes final menunjukkan bahwa Mahasiswa mampu menjelaskan materi yang diajarkan dalam pembelajaran namun kesulitan ketika harus mengkaitkannya terhadap permasalahan lokal perkotaan. Pengajar kemudian membuat rencana pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan penelitian sederhana yang nantinya dipresentasikan di depan kelas. Laporan penelitian dan partisipasi dalam pembelajaran diperhitungkan sebagai komponen penilaian dalam skor akhir. Proyek tersebut dibagi kedalam lima tahapan; persiapan – penelitian lapangan – presentasi – diskusi – simpulan.  Berpijak dari pembelajaran yang telah dilakukan, didapat beberapa hal yang penting sebagai hasil refleksi belajar; Mahasiswa memiliki kemampuan dalam menjelaskan teori dan pendekatan dalam Sosiologi Perkotaan, memahami proses migrasi antara migran formal dan informa, menjelaskan perilaku penduduk kota di ruang publik, melakukan analisa terhadap mekanisme survival pedagang Usaha Kecil dan Menengah (UKM), memahami bagaimana masyarakat perkotaan membentuk organisasi berbasis primordial dan bagaimana mereka mengambil manfaat dari organisasi tersebut.
IMPLEMENTING CHARACTER EDUCATION THROUGH PROBLEM-BASED LEARNING IN SOCIOLOGY SUBJECTS FOR THE DEVELOPMENT OF SOCIAL CAPITAL Lumban Arofah
Vidya Karya Vol 30, No 1 (2015)
Publisher : FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.369 KB) | DOI: 10.20527/jvk.v30i1.1211

Abstract

The era of globalization is supported by education as a major pillar in various aspects. Therefore, especially for developing countries, improving the quality of education is one way to equip its citizens in an effort to face the globalization era. However, it should be made aware that improving the quality of education should be aligned with a character that is owned by the nation, considering the character is part of the identity and culture of the nation. This article seeks to contribute in providing idea in the form of character education through problem-based learning model in sociology subjects for the creation of social capital started from school.
Civic Education Di Pesantren Sebagai Basis Pembentukan Kesadaran Kebangsaan Alfisyah Alfisyah; Sapriya Sapriya; Lumban Arofah
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 4 (2021): August Pages 1101-2382
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v3i4.602

Abstract

Civic education merupakan pendidikan yang mencita-citakan terbentuknya warga Negara yang baik sehingga ia menjadi sebuah keharusan bagi setiap warga Negara tak terkecuali bagi lembaga pendidikan pesantren. Meskipun di pesantren tradisional tidak memiliki mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan secara khusus namun pesantren memiliki mekanisme tersendiri dalam menanamkan etika kebangsaan untuk menciptakan santri yang berakhlakul karimah sekaligus sebagai warga Negara yang baik. Artikel ini bertujuan untuk menelaah pendidikan kewarganegaraan di pesantren Darussalam Martapura. Data dikumpulkan dengan melakukan wawancara pada beberapa pengajar dan santri dari pesantren Darussalam untuk mendapatkan data tentang pengetahuan kewarganegaraan dan kebangsaan mereka. Studi literatur dengan memanfaatkan mesin pencarian melalui google scholar, pdf drive, dan e-perpusnas dilakukan untuk memaparkan pendidikan kewarganegaraan yang dijalankan pesantren tradisional. Berdasarkan paparan dari artikel naskah konseptual, pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk menciptakan warga Negara yang baik. Sementara pendidikan pesantren melalui berbagai tradisi yang dijalani telah menciptakan manusia dan masyarakat yang memiliki perilaku dan moral yang baik. Hal tersebut dibentuk diantaranya melalui tradisi yang dibangun di pesantren seperti pembelajaran dengan menggunakan kitab-kitab klasik serta metode bandongan yang telah membentuk santri menjadi warga Negara yang baik, mandiri, peduli, peka, toleran dan tanggung jawab
Wacana Kesetaraan Gender Studi Pada Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Lumban Arofah
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 1, No 1 (2019): (Januari)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.986 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v1i1.3021

Abstract

Dalam dekade terakhir ini, upaya pengarus utamaan gender menjadi diskursus di berbagai kalangan aktivis perempuan, keluarga-keluarga, wartawan, dunia pendidikan maupun kalangan politisi. Begitupun strategi-strategi telah ditawarkan dengan tujuan agar kesetaraan gender tercapai terutama dalam pendidikan yang dianggap dimensi kunci. Mengingat pentingnya kaitan antara gender dan pendidikan, penelitian ini akan berusaha untuk mendapatkan gambaran persepektif gender menurut Mahasiswa FKIP mengingat mereka disiapkan untuk menjadi guru pelajaran. Sehingga, perspektif mereka tentang gender nantinya akan diturunkan kepada anak-anak didik dimana mereka mengajar. Penelitian ini juga berusaha untuk menginvestigasi darimana wacana gender itu berasal dan bagaimana operasionalisasi konsep gender bagi mahasiswa.
Developing Research Base Learning in Urban Sociology Class Arofah, Lumban
Komunitas Vol 7, No 1 (2015): March 2015
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/komunitas.v7i1.3665

Abstract

This article aims to describe an introduction research base learning in the urban sociology class. The idea came after evaluating answer sheet from previous year students. Although the student had an ability to demonstrate their understanding on the subject, but they could not be able to relate and describe the subject into the local urban case. The lecture developed the lesson plan that enable student to do a small research and will be presented in the class. The research report and participation of presentation will be counted in for final score. The project divided into 5 steps; preparation - research – presentation – discussion – summarizing. Reflecting the lesson process, there are several important points as a lesson learned; student have an ability to reflect the theories and perspective in urban sociology, understand the differences of formal migrant and informal migrant, describe the behavior of inhabitant in public sphere, analyzing survival mechanism of informal trader, and understand how urban sub culture maintain their culture and develop their group as a place of fellowships for other sub culture members.Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan digunakannya metode pembelajaran berbasis riset pada mata kuliah Sosiologi Perkotaan. Hal tersebut merupakan hasil dari evaluasi lembar jawaban Mahasiswa pada tes final semester pada tahun sebelumnya. Hasil tes final menunjukkan bahwa Mahasiswa mampu menjelaskan materi yang diajarkan dalam pembelajaran namun kesulitan ketika harus mengkaitkannya terhadap permasalahan lokal perkotaan. Pengajar kemudian membuat rencana pembelajaran yang memungkinkan siswa melakukan penelitian sederhana yang nantinya dipresentasikan di depan kelas. Laporan penelitian dan partisipasi dalam pembelajaran diperhitungkan sebagai komponen penilaian dalam skor akhir. Proyek tersebut dibagi kedalam lima tahapan; persiapan – penelitian lapangan – presentasi – diskusi – simpulan.  Berpijak dari pembelajaran yang telah dilakukan, didapat beberapa hal yang penting sebagai hasil refleksi belajar; Mahasiswa memiliki kemampuan dalam menjelaskan teori dan pendekatan dalam Sosiologi Perkotaan, memahami proses migrasi antara migran formal dan informa, menjelaskan perilaku penduduk kota di ruang publik, melakukan analisa terhadap mekanisme survival pedagang Usaha Kecil dan Menengah (UKM), memahami bagaimana masyarakat perkotaan membentuk organisasi berbasis primordial dan bagaimana mereka mengambil manfaat dari organisasi tersebut.
Pelestarian Motif Kain Sasirangan oleh Pengrajin Sasirangan di Kampung Sasirangan Kelurahan Seberang Mesjid Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin Weny Wahyuni; Alfisyah Alfisyah; Lumban Arofah
Jurnal Tugas Akhir Mahasiswa Pendidikan Sosiologi Vol 1, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.395 KB) | DOI: 10.20527/jtamps.v1i2.4190

Abstract

Pelestarian kain tradisional peninggalan masa lampau yang masih dikembangkan pada saat ini ialah kain sasirangan. Kain sasirangan merupakan hasil karya cipta masyarakat Banjar yang banyak diminati oleh masyarakat lokal, domestik maupun mancanegara. Kain sasirangan menjadi ikon khas Kalimantan Selatan yang sudah dikenal luas karena motif dan keunikannya. Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk menjabarkan cara mempelajari pembuatan motif kain (2) Untuk mengetahui upaya pengrajin untuk mempertahankan motif kain sasirangan. (3) Dapat menjelaskan proses sosialisasi motif sasirangan yang dilakukan oleh pengrajin kain sasirangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Sumber data diperoleh secara Purposive Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara. Analisis hasil penelitian yang dipakai adalah reduksi data, display data, dan Verifikasi. Hasil penelitian ini menunjukkan, (1) cara pengrajin mempelajari motif-motif pada kain sasirangan adalah diajarkan secara turun temurun, faktor lingkungan, keinginan untuk memproduksi (2) cara pengrajin mempertahankan motif-motif pada kain sasirangan di Kampung Sasirangan adalah meningkatkan kualitas motif, memproduksi secara efektif, mengkreasikan motif, mempromosikan motif tradisional (3) proses sosialisasi berupa interaksi sesama pengrajin, ada komunitas pengrajin serta adanya kegiatan-kegiatan seperti pelatihan atau workshop yang diadakan oleh pengrajin serta pemerintah.
Pelatihan Corel Draw Untuk Pemuda Karang Taruna Di Kelurahan Banua Anyar Kota Banjarmasin Putra, Muhammad Adhitya Hidayat; Nur, Rahmat; Mattiro, Syahlan; Nasrullah, Nasrullah; Arofah, Lumban; Sumiati, Sumiati; Apriati, Yuli; Ruswinarsih, Sigit; Alfisyah, Alfisyah; Widaty, Cucu; Rochgiyanti, Rochgiyanti
Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2024): Pengabdian Masyarakat (DIMASY)
Publisher : Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/94d6g020

Abstract

Keterampilan desain grafis menjadi semakin penting dalam berbagai sektor usaha, termasuk percetakan, periklanan, multimedia, fashion, dan industri kreatif lainnya. Satu diantara aplikasi yang banyak digunakan adalah Corel Draw, yang terkenal karena kemudahan penggunaannya serta beragam fitur yang ditawarkannya, sehingga sangat cocok untuk pemula. Dalam rangka meningkatkan kemampuan desain grafis di kalangan pemuda di Karang Taruna Kelurahan Banua Anyar Kota Banjarmasin, diadakan pelatihan desain grafis menggunakan Corel Draw. Tahap persiapan dimulai dengan penentuan tema dan survei untuk mengevaluasi kondisi awal keahlian peserta, yang menunjukkan bahwa hanya 3 dari 13 pemuda yang sudah menguasai aplikasi ini. Pelatihan yang dilaksanakan berhasil menarik minat peserta, dengan 87% menyatakan sangat puas dan 13% puas terhadap materi yang disampaikan. Evaluasi juga mengindikasikan perlunya penambahan waktu pelaksanaan serta adanya permintaan untuk pelatihan lanjutan dengan aplikasi desain grafis lainnya, seperti Canva. Pelatihan ini diharapkan dapat memperkuat keterampilan desain grafis dan mendukung pengembangan potensi kreatif pemuda di desa tersebut.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN TATA RIAS WAJAH BAGI IBU RUMAH TANGGA Alfisyah, Alfisyah; Arofah, Lumban
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 5 (2024): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i5.1539-1547

Abstract

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis dan keterampilan merias wajah menggunakan alat-alat tata rias untuk kegiatan sehari-hari dan kegiatan informal seperti pesta perkawinan atau untuk lomba-lomba fashion show anak-anak dan lain-lain. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, demontrasi, praktek, diskusi dan tanya jawab. Metode ceramah digunakan untuk menjelaskan jenis-jenis alat tata rias dan penggunaannya. Sementara metode demontrasi digunakan untuk mendemonstrasikan secara praktis dan langsung tentang cara-cara mengaplikasikan make up sederhana. Metode diskusi dan tanya jawab digunakan untuk memberi kesempatan para peserta bertanya dalam mengatasi kendala dalam persoalan yang terkait dengan tata rias wajah. Berdasarkan hasil pelatihan yang dilaksanakan menunjukkan peningkatan kemampuan para peserta dan besarnya antusias peserta terhadap kegiatan ini. Adapun kendala yang dihadapi adalah beberapa peserta memilki usia yang cukup tua sehingga kemampuan dan minat untuk mempraktekkan keterampilan ini agak kurang.